Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL
“KECERDASAN EMOSIONAL”

Dosen Pengampu:
Frischa Meivilona Yendi ,S.Pd., M.Pd., Kons

OLEH:

Kelompok 4

Amaliah Ratu Z 18006078


Arzanah Putri 18006087
Atiqul Ilmi El Faisal 18006088
Cici Adelia Azmi 18006079
Dwi Fitrizal 18006094
Eka Fajri Anugrah 18006095

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kecerdasan Emosional”. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam melengkapi makalah
dengan berbagai referensi, sehingga kami dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kesehatan Mental.

Pembahasan yang ada di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, sehingga segala bentuk saran dan kritikan yang membangun sangat dibutuhkan untuk
dijadikan sebagai pembelajaran yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 6 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II KECERDASAN EMOSIONAL...................................................................................2

A. Konsep EI.....................................................................................................................2
B. Aspek/Dimensi EI........................................................................................................3
C. Pengembangan EI.........................................................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................5

A. Kesimpulan...................................................................................................................5
B. Saran.............................................................................................................................5

KEPUSTAKAAN........................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan emosional merupakan konsep baru yang dikembangkan oleh Daniel
Goleman dalam karyanya pada tahun 1995 berjudul “Emotional Intelligence”. Ia
mengambil konsep kecerdasan emosional dari psikolog Peter Salovey dari Harvard
University dan John Mayer dari University of New Hampshire.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, banyak orang berpendapat bahwa untuk
meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
(IQ) yang tinggi. Kenyataannya dalam proses belajar mengajar jelaslah bahwa taraf
intelegensi bukan satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena
ada factor lain yang mempengaruhinya, yaitu Kecerdasan Emosional.
Kecerdasan emosional merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh
individu dan bisa berkembang jika dilakukan beberapa latihan yang sifatnya terus
menerus. Kecerdasan ini akan memberikan motivasi pada individu untuk menjadikan
orang lain dapat dipengaruhi oleh perilakunya. Kecerdasan emosional memberikan andil
yang cukup berarti dalam membina moralitas peserta didik, karena individu yang
memiliki kecerdasan emosional akan sangat peka dengan keadaan sekitar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Emotional Intelligence?
2. Bagaimana aspek atau dimensi Emotional Intelligence?
3. Bagaimana pengembangan Emotional Intelligence?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Emotional Intelligence.
2. Mengetahui bagaimana aspek atau dimensi Emotional Intelligence.
3. Mengetahui bagaimana pengembangan Emotional Intelligence.

1
BAB II

KECERDASAN EMOSIONAL

A. Konsep EI
Kata emosi bisa secara sederhana didefinisikan sebagai menerapkan “gerakan”
baik secara metafora maupun harfiah, untuk mengeluarkan perasaan. Emosi bukanlah
sesuatu yang bersifat positif atau negatif tetapi emosi berlaku sebagai sumebr energi,
autentisitas, semangat manusia yang paling kuat dan dapat memberikan kita sumber
kebijakan intuitif (Cooper, Sawaf, 2002). Emosi menurut Goleman (2003: 411) adalah
setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat dan meluap-luap.
Berangkat dari pemikiran emosi diatas, menurut Daniel Goleman kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir;
berempati dan berdoa (Goleman, 2003).
Kecerdasan Emosional menurut Goleman dalam The Development of a Concept
and Test of Psychologikal well-being, sebagai “serangkaian kemampuan pribadi, emosi
dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi
tuntutan dan tekanan lingkungan”. Dan selama beberapa tahun belakangan beberapa
pakar telah mengajukan teori masing-masing dengan gagasan yang kurang lebih sama.
Cooper, Ayman (2002) menerjemahkan kecerdasan Emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Sedangkan Ginanjar
(2004) mendefiniskan kecerdasan emosional sebagai kecerdasan yang bisa memotivasi
kondisi psikologis menjadi pribadi-pribadi yang matang, yang berbentuk kemampuan
merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia, yang berpusat pada
rekonstruksi hubungan yang bersifat sosial.
Dengan demikian istilah kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengenal, menguasai, dan mengendalikan emosi yang ada di dalam diri manusia

2
(kecerdasan emosional). Revven dalam Sten dan Howard (2004) merangkum kecerdasan
emosional dengan membagi EQ dalam lima area: 1) ranah intra pribadi, terkait dengan
kemampuan mengenal dan mengendalikan diri sendiri. 2) ranah antar pribadi, berkaitan
dengan keterampilan bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. 3) ranah penyesuaian
iri, berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis dalam memecahkan
masalah yang muncul. 4) ranah pengendalian stress, sebagai kemampuan untuk tahan
menghadapi stress dan mengendalikan impuls. 5) ranah suasana hati optimism, yaitu
kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistis, terutama dalam
menghadapi masa-masa sulit.
B. Aspek/Dimensi EI
Cooper dan Ayman (2002) memetakan kecerdasan emosional meliputi lima faktor
dengan 21 aspek atau indikator, yaitu:
1. Situasi saat ini terdiri atas tiga aspek, yaitu (1) peristiwa dalam hidup, (2) tekanan
pekerjaan, (3) tekanan masalah pribadi. Tiap peristiwa yang dialami dalam pekerjaan
atau dalam kehidupan pribadi antara lain : pernah menjadi korban kejahatan,
diberhentikan atau dipecat, pensiun, berpisah dan bercerai, dan kematian seorang
teman atau anggota keluarga, sakit atau cedera.
2. Keterampilan emosi.
Komponen ini terdiri atas tiga aspek, yaitu : (1) kesadaran diri emosi, (2) ekspresi
emosi, (3) kesadaran emosi terhadap orang lain. Komponen ini memuat pernyataan-
pernyataan yang mengambarkan seberapa baik pikiran dan perasaan tentang diri
sendiri, seperti kapan bisa marah, jika sedih tahu alasannya, cenderung menghakimi
diri sendiri, mengungkapkan emosi meskipun emosi tersebut negatif, membiarkan
orang lain tahu bila ada perasaan yang tidak enak, dalam berinteraksi dapat
merasakan perasaan orang lain.
3. Kecakapan emosi.
Komponen ini terdiri dari lima aspek yaitu : (1) intensionalitas, (2) kreatifitas, (3)
ketangguhan, (4) hubungan antar pribadi, dan (5) ketidakpuasan konstruktif. Tiap
indikator hendak mengungkapkan seberapa baik pekerjaan itu menggambarkan
perilaku atau tujuan seperti mudah mengabaikan gangguan-gangguan, tahu cara
mengatakan tidak, dapat menyingkirkan imbalan-imbalan jangka pendek dari sasaran

3
jangka panjang, dapat memusatkan perhatian pada satu tugas sampai selesai, dapat
menunda kepuasan pribadi demi sasaran yang lebih luas, marah apabila dikritik,
sering tidak mengetahui penyebab kemarahan.
4. Nilai-nilai emosi dan keyakinan.
Komponen ini terdiri dari enam aspek, yaitu : (1) belas kasihan, (2) sudut
pandang, (3) intuisi, (4) radius kepercayaan, (5) daya pribadi, dan (6) integritas.
indikator-indikatornya tersusun untuk memberi nilai seberapa baik pernyataan itu
menggambarkan perilaku atau hubungan, seperti dapat melihat rasa sakit pada orang
lain, meskipun mereka tidak membicarakannya, tidak ragu menimbulkan kesibukan
guna menolong orang lain yang kesulitan, dapat menemukan solusi atas masalah-
masalah yang sulit, menyukai diri apa adanya, mengikuti kata hati ketika dihadapkan
masalah yang sulit, dan bersedia melakukan kesalahan yang dilakukan.
5. Hasil-hasil emosi.
Komponen ini terdiri atas empat aspek yaitu : (1) kesehatan secara umum, (2)
kualitas hidup, (3) kecakapan berelasi, dan (4) kinerja optimal. Indikatornya
menunjukkan seberapa sering (jika pernah) mengalami gejala-gejala seperti sakit
kepala karena tegang, sakit dan nyeri yang sulit dijelaskan, merasa menjadi korban
atau dimanfaatkan orang lain, menyalahkan atau melecehkan orang lain, merasa
kelebihan beban pekerjaan, pikiran kosong, kesal dan putus asa.
Martin (2008) juga menyatakan ada beberapa aspek dalam kecerdasan emosional
antara lain: penyadaran diri, manajemen emosi, motivasi diri, empati, mengelola
hubungan dan komunikasi interpersonal
C. Pengembangan EI
Salovey (Goleman, 2003) menjelaskan lima faktor yang dapat dipelajari untuk
mengembangkan kecerdasan emosional, faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengenali emosi diri.
Mengenali perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdasan
emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan
hal penting bagi pemahaman diri.
2. Mengelola emosi.

4
Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang
tergantung pada kesaadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan
kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan, merupakan hal-hal yang terkait
dengan keterampilan emosional ini.
3. Memotivasi diri sendiri.
Penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam keterkaitan memberi perhatian untuk ,memotivasi diri sendiri dan
menguasai diri serta mampu melakukan kreasi secara bebas. Pengendalian emosi
seperti menahan diri terhadap suatu kepuasan dan pengendalian dorongan hati
merupakan keberhasilan dalam berbagai bidang.
4. Memahami emosi orang lain.
Empati adalah kemampuan yang juga tergantung pada kesadaran diri emosional
dan merupakan keterampilan bergaul berinteraksi dengan orang lain. Jika seseorang
diberikan kemampuan empati yang tinggi, situasi demikian dapat mengarahkan
pekerjaan yang cocok untuk individu tersebut, seperti keperawatan, pendidikan,
penjualan dan manajemen.
5. Membina hubungan.
Setelah melakukan identifikasi, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat
mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dorongan memelihara hubungan dan
membina hubungan tersebut. Keterampilan memberikan hubungan merupakan bagian
dari keterampilan sosisal dan dapat menunjang dalam mengembangkan pergaulan.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal, menguasai, dan
mengendalikan emosi yang ada di dalam diri manusia (kecerdasan emosional). Emosi
sendiri menurut Goleman (2003: 411) adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Kecerdasan
emosional dengan membagi EQ dalam lima area: 1) ranah intra pribadi, 2) ranah antar
pribadi, 3) ranah penyesuaian iri, 4) ranah pengendalian stress, dan 5) ranah suasana hati
optimism
Beberapa aspek dalam kecerdasan emosional antara lain: penyadaran diri,
manajemen emosi, motivasi diri, empati, mengelola hubungan dan komunikasi
interpersonal. Salovey (Goleman, 2003) menjelaskan lima faktor yang dapat dipelajari
untuk mengembangkan kecerdasan emosional, faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Mengenali emosi diri; 2) Mengelola emosi; 3) Memotivasi diri sendiri; 4) Memahami
emosi orang lain; dan 5) Membina hubungan.
B. Saran
Dalam pembahasan makalah yang telah dijelaskan tersebut penyaji tidak luput
dari kesalahan ataupun kekurangan baik dari dalam penulisan, materi atau pembahasan,
dan ataupun dalam penyusunan rangkaian kata. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun semoga dalam penulisan berikutnya dapat
lebih baik dari makalah ini

6
KEPUSTAKAAN

Cooper, Robert K. dan Ayman Sawaf. 2002. Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan
Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ginanjar, A., Ary. 2004. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
(Emosional Spiritual Quotient) Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta.
Penerbit Arga.

Goleman, Daniel. 2003. Emotional Intellegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Martin. 2008. Emotional Quality Management. Jakarta: HR Exellency

Sten, Steven J. dan Howard E. Book. 2004. Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.

Anda mungkin juga menyukai