Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN MANAJEMEN PELAYANAN

SEDASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN


Jl.Raya Karangsari Karanganyar Pekalongan 51182
Telp. (0285)385230, 385231, Fax. 385229

2015
I. Definisi

1. Latar Belakang
Tindakananestesiadalahtindakan yang
kompleksdanterintegrasidengantindakanlain,
olehkarenanyaakanmemberikanresponpasienbaik yang
negatifmaupunpositif.
Informasisedasimerupakansaranauntukmemberikaninformasisejelasjel
asnyatentangtindakansedasiatauprosedurbedah.Sedasimerupakanfasili
tas yang
memberikankemudahandalamtindakanmedisbedahinvansifmaupun non
invansivekepadapasien,
sehinggapasiendankeluarganyaakanpuasdanpelayananbedahakanlanc
ar.

2. Definisi
Sedasi ringan adalah keadaan dimana pasien masih memiliki respon
normal terhadap stimulasi verbal dan tetap dapat mempertahankan
patensi jalan nafasnya, sedang fungsi ventilasi dan kardiovaskuler tidak
dipengaruhi.
Sedasi Moderat adalah keadaan penurunan kesadaran dimana pasien
masih memiliki respon terhadap perintah verbal, dapat diikuti atau tidak
oleh stimulasi tekan ringan, namun masih bisa menjaga patensi jalan
nafasnya sendiri.
Sedasi Dalam adalah suatu keadaan penurunan kesadaraan dimana
pasien tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon
terhadap stimulasi berulang atau nyeri. Respon ventilasi sudah mulai
terganggu. Nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak
dapat menjaga patensi jalan nafasnya.

II. Tujuan
1. Mengoptimalkan keadaan pasien pra, intra dan pasca sedasi.
2. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama tidakan
induksi.
3. Peningkatan kualitas pelayanan anestesi.

III. Ruang Lingkup


1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi harus melalui
proses kunjungan pra anestesi dan penilaian pra sedasi.
2. Harus terdapat proses komunikasi antara dokter, pasien dan keluarga
sedangkan pada keadaan darurat disesuaikan dengan kondisi saat itu.
3. Semua proses sedasi harus tercatat atau didokumentasikan secara
terpisah di dalam status anestesia dan dimasukan ke dalam rekam
medis pasien.
4. Proses sedasi dalam dan sedang dilakukan oleh DPJP anestesiologi.
5. Layanan sedasi ringan dapat dilakukan oleh dokter non anestetis yang
memenuhi persyaratan dan skill yang telah ditentukan.
IV. Tata Laksana
A. Persiapan alat.
1. Instrument IV line
a. IV kateter no 22, 20, 18.
b. Infus set
c. Sarung tangan
d. Tourniquet
e. Swab alkohol
f. Kasa steril
g. Spuit
h. Perekat /plester
2. Peralatan untuk manajemen jalan nafas.
a. Sumber O2
b. Intubasi set : stetoskop, laringoskope, ETT, Guedel, plester,
stilet / mandrain, konektor, spuit cuff, suction pump.
c. Ambu bag dan face mask
3. Bedset monior siap pakai

B. Persiapan obat
1. Obat – obat sedative – analgetik
a. Midazolam
b. Benzodiazepin
c. Propofol
d. Ketamin
e. Petidin / fentanyl

2. Obat reversal
a. Naloxon
b. Flumazenil

3. Obat emergency
a. Epineprin
b. Efedrin
c. Sulfas atropin
d. Lidokain
e. Vasopressor
f. Amiodaron
g. Nitrogliserin
h. Difen hidramin
i. Dexametason
j. Dextrose 10%,25 %.

C. Persiapan pasien
1. Persiapan bisa dilakukan di rumah berdasarkan instruksi dari
poliklinik preoperatif atau ruang rawat inap berdasarkan instruksi
saat kunjungan pra anestesi.
2. Pasien telah diinformed consent baik oleh dokter bedah / anestesi.
3. Puasa sesuai umur pasien.
4. Dilarang memakai perhiasan, kutek, soft lensa
5. Pasien diperiksa tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, BB dan di
catat dalam RM pasien.

D. Persiapan petugas
1. Dokter Anestesiologi
2. Dokter lain dengan sertifikasi life support
3. Penata Anestesi dengan sertifikasi life support

E. Pemberian sedative-analgesia
1. Evaluasi pra sedativ – analgetik
1) Dokter ( DPJP ) bersama perawat melakukan evaluasi ulang
kelengkapan rekam medis pasien, obat-obatan, peralatan
anestesi, monitoring pasien, troley emergency dan obat-obat
resusitasi.
2) Dokter ( DPJP ) bersama perawat melakukan proses sign in
3) Pemasangan IV line
4) Oksigenisasi dengan simple mask/nasal kanul 3 – 6 ltr / menit.
5) Apabila dilakukan pemeriksaan Radiodiagnostik maka tim harus
memakai apron.
6) Semua tim yang terlibat melakukan proses time out
2. Pemberian obat sedativ – analgetik sesuai dosis dan kebutuhan
tindakan.
a. Midazolam dosis : 0,05 – 0,1 mg / bb
b. Benzodiazepin dosis : 0,01 – 0,2 mg / bb
c. Propofol dosis : 1 – 2 mg / bb atau 25 - 100mcg/kgbb infus
kontinu
d. Ketamin dosis : 1 – 2 mg / bb
e. Petidin / fentanyl dosis : 1 – 2 mg / bb, 1 – 2 µg / bb
f. Perhatikan on set obat.
3. Monitoring airway ventilasi dan sirkulasi pasien setiap 5 menit atau
sesuai keadaan.
4. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam rekam medis
pasien.
5. Apabila dilakukan pemeriksaan Radiodiagnostik maka tim harus
memakai apron.
F. Pemulihan pasien pasca sedasi
a) Setelah pembedahan/prosedur invasif selesai kedalaman sedasi
harus tetap dipantau dan dicatat
b) Dokter anestesi atau perawat anestesi melakukan sign out.
c) Sebelum pasien masuk ke ruang pulih petugas menilai kembali
tanda-tanda vital pasien.
d) Setibanya diruang pulih dilakukan serah terima dari perawat
anestesi kepada petugas, mencatat jam waktu datang pasien.
e) Selama pasien berada di ruang pulih dilakukan pemantauan
sampai pasien pulih bugar dari sedasi.
f) Perawat anestesi/petugas ruang pulih mengidentifikasi keadaan
sedasi yang berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan
sedasi yang lambat. Bila terjadi demikian laporkan kepada dokter
anestesi untuk rencana keperawatan selanjutnya, bila diperluksn
pasien dapat langsung dipindahkan ke ICU.
g) Petugas ruang pulih/ perawat anestesi dapat menginformasikan
bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan ke ruang perawatan
atau dapat dipulangkan.Waktu pemindahan dicatat dalam RM
pasein.
h) Perawat anestesi/petugas ruang pulih harus menginformasikan
rencana perawatan pasca sedasi kepada pasien atau keluarganya
i) Sebelum meninggalkan ruang pulih dinilai kembali apakah pasien
dapat ditransfor ke ruang rawat inap. Bila perlu dipasang alat
monitoring selama transfortasi pasien jika kondisi tidak stabil.
j) Untuk pasien ODC:
 Observasi pasca sedasi di ruang pulih dilakukan dengan
penilaian secara periodik menggunakan skala Ramsay.
 Pasien pasca sedasi harus diberikan instruksi tertulis atau verbal
kepada keluarga atau pasien berupa anjuran, diet, nutrisi,
aktivitas, komplikasi yang mungkin terjadi serta tindakan yang
harus dilakukan bila terjadi komplikasi.
k) Selama pasien pasca sedasi harus terdokumentasi dsan
dimasukan dalam RM pasien.

V. Dokumentasi
RSUD
Kajenmemberikangambaranbahwapenulisansebagaidokumentasisedasiya
ngdilakukanpetugasdibukukandalamRekamMedis..

VI. Rujukan
1. Marshall S Chung F Assessment of ‘home readiness’ : discharge
criteria and post discharge complication. Current Opinion in
Anesthesiology 1997 ; 10 : 445 - 450
2. Aldrette JA. The Post anesthesia Recovery score revisited (Letter) J.
Clin. Anesth 1995 ; (7) 89-91.
3. PetunjukPraktisAnestesiologi FKUI 2001
LAMPIRAN I
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

1. KoordinatorpelayananAnestesiologidanTerapiIntensif
Koordinatorpelayananadalahdokterspesialisanestesiologi.Jikatidakadadokters
pesialisanestesiologimakakoordinatorpelayananditetapkanolehdirekturrumahs
akit yang diaturdalamperaturan internal rumahsakit.

a. Tugas:
1) Mengkoordinasikegiatanpelayanananestesiologidanterapiintensifsesuai
dengansumberdayamanusia, sarana, prasaranadanperalatan yang
tersedia.
2) Melakukankoordinasidenganbagian / SMF instalasiterkait.
3) Mengawasipelaksanaanpelayanananestesiasetiaphari
4) Mengatasipermasalahan yang berkaitandenganpelayanananestesia
5) Mengevaluasipelaksanaankegiatandanmembuatlaporankegiatanberkal
a.
b. Tanggungjawab :
1) Menjaminkompetensisumberdayamanusia yang
melaksanakanpelayanananestesiologidanterapiintensif.
2) Menjaminsarana, prasarana,
danperalatansesuaidengankebutuhanpelayanandanstandar.
3) Menjamindapatterlaksananyapelayanananestesiologidanterapiintensif
yang bermutudenganmengutamakankeselamatanpasien.
4) Menjaminterlaksananya program kendalimutudankendalibiaya.
5) Meningkatkandanmengembangkankompetensisumberdayamanusiapel
ayanananestesiologidanterapiintensifsecaraberkesinambungan.
6) Menjaminterlaksananyapelayanananestesiologidanterapiintensif yang
bermutudenganmengutamakankeselamatanpasien.
7) Pelaksanaanpencatatan ,evaluasidanpembuatanlaporankegiatan di
dalamrumahsakit.
8) Pelaksanaan program
menjagamutupelayanananestesiadankeselamatanpasien di
dalamrumahsakit.

2. Ketua Tim anestesia


Ketua tim pelayanan anestesi adalah perawat (penata) anestesi profesional
yang membantu terlaksananya pelayanan anestesi dengan baik
a. Tugas
1) Membuat jadwal pelayanantimanestesi
2) Memastikanbahwatugas yang
dibebankankepadaanggotatimanestesiberjalandenganbaik
3) Berkoordinasidengankepalaruangbedahsentral
b. Tanggungjawab
Secaraoperasionalbertanggungjawabkepadadokterspesialisanestesi.

3. PenataAnestesi
a. Tugas :
1) Melakukanasuhankeperawatanpraanestesia, yang meliputi :
a) Pengkajiankeperawatanpra- anestesia
b) Pemeriksaandanpenilaian status fisikpasien
c) Pemeriksaantand-tanda vital
d) Persiapanadministrasipasien
e) Analisishasilpengkajiandanmerumuskanmasalahpasien
f) Evaluasitindakankeperawatanpra-anestesia,
mengevaluasisecaramandirimaupunkolaboratif
g) Mendokumentasikanhasilanmnesis/ pengkajian
h) Persiapanmesinanestesiasecaramenyeluruhsetiap kali
akandigunakandanmemastikanbahwamesindan monitor
dalamkeadaaanbaikdansiappakai
i) Pengontrolanpersediaanobat-
obatandancairantiaphariuntukmemastikanbahwasemuaobat-
obatanbaikobatanestesiamaupunobatemergensitersediasesuaistan
darrumahsakit
j) Memastikantersedianyasarana,
prasaranaanestesiaberdasarkanjadwal
,waktudanjenisoperasitersebut.
2) Melakukankolaborasidengandokterspesialisanestesi, yang meliputi:
a) Menyiapkanperalatandanobat-
obatansesuaidenganperencanaanteknikanestesi
b) Membantupelaksanaananestesisesuaidenganinstruksidokterspesial
isanestesi
c) Membantupemasanganalat monitoring non invasif
d) Membantudoktermelakukanpemasanganalat monitoring invasif
e) Pemberianobatanestesi
f) Mengatasipenyulit yang timbul
g) Pemeliharaanjalannapas
h) Pemasanganalatventilasimekanik
i) Pemasanganalatnebulisasi
j) Pengakhirantindakananestesi
k) Pendokumentasiansemuatindakan yang dilakukan agar
seluruhtindakantercatatbaikdanbenar
3) Melakukanasuhankeperawatanpascaanestesi yang meliputi :
a) Merencanakantindakankeperawatanpascatindakananestesia
b) Pelaksanaaantindakandalammanjemennyeri
c) Pemantauankondisipasienpascapemasangankateter epidural
danpemberianobatanestetika regional
d) Evaluasihasilpemasangankateter epidural
danpengobatananestesia regional
e) Pelaksanaantindakandalammengatasikondisigawat
f) Pendokumentasianpemakaianobat-obatandanalatkesehatan yang
dipakai
g) Pemeliharaanperalatan agar
siapuntukdipakaipadatindakananestesiaselanjutnya
b. Tanggungjawab:
1) Perawatanestesibertanggungjawablangsungkepadadokterpenanggungj
awabpelayanananestesia
2) Menjaminterlaksananyapelayanan / asuhankeperawatananestesia di
rumahsakit
3) Pelaksanaaanasuhankeperawatananestesiasesuaistandar.

LAMPIRAN II

TATA CARA KONSULTASI SEDASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD KAJEN

KAB.
PEKALONGAN

Ditetapkan,

Tanggal Terbit Direktur RSUD Kajen


STANDAR
Kab. Pekalongan
PROSEDUR

OPERASIONAL
dr. DWI ARIE GUNAWAN

NIP. 19700429 199903 1 002

Pengertian Tata kerjakonsultasi yang


biasadilakukansebelumpasienmenjalanisedasipadatindakandiagn
ostik /terapidari SMF lain kepada SMF
anestesi,baikpasienpoliklinikataurawatinap.
Tujuan 1. Mempersiapkanpasiensebelumsedasiseoptimalmungkin.
2. Mengurangiresiko / penyulitsedasi.
3. Menunjangkeselamatanpasien
Kebijakan Kebijakan Direktur RSUD Kajen nomor :2015 tentang
pemberlakuan implementasi SPO anestesi.

Prosedur Ketentuan yang harus diperhatikan :


1. Konsultasidilakukan minimal 24 jam sebelumtindakansedasi.
2. SMF anestesidapatmenerima / memberi saran kepada SMF
lain.
3. SMF anestesiberkonsultasidengan SMF lain
hanyauntukmengetahuikelainan di
bidangnyabukanmemintapersetujuan( Acc ) anestesi.
4. SMF
anestesiberhakmenundapenjadwalansedasibilapasientidaklaya
kuntukdilakukan tindakan anestesi.
5. Alur konsultasi sedasi untuk pasien
Jadwal
DPJP sedasiSedang
/Dalam

Paien TIM
Sedasi

. Sedasi Pemrk.Ulang
Lab. tamb

jadwal
Langkah-langkah
1. Dokter DPJP menuliskan konsul kepada dokter anestesi /
Tim Sedasi di formulir konsultasi RM pasien.
2. Konfirmasikan hal konsul tersebut kepada dokter anestesi /
Tim sedasi
3. Siapkanpasiensebelum jam
kunjungandokteranestesitibaberikuthasilpemeriksaan :
 Laboratorium
 Rontgen thorakbila> 40 tahunataulainnyasesuaiindikasi.
 EKG bilapasienberumur> 35 tahunatausesuaiindikasi.
4. Untukpasienpoliklinik
 DPJP mengirim pasien kepada dokter anestesi ( poliklinik
anestesi ).
 Dokter anestesi memeriksa kembali kesiapan untuk sedasi,
dapat mengusulkan pemeriksaan lain atau konsultasi
dengan SMF lain bila diperlukan.
 Setelah dokter anestesi memutuskan kelayakan sedasi,
poliklinik pengirim info kepada unit dimana akan dilakukan
sedasi.
5. Untukpasienrawatinap
 DPJP menuliskan permohonan konsultasi sedasi
 Dokter anestesi memeriksa kembali kesiapan untuk sedasi,
dapat mengusulkan pemeriksaan lain atau konsultasi
dengan SMF lain bila diperlukan.
 Setelah dokter anestesi melakukan kunjungan pra anestesi
dan memutuskan kelayakan sedasi, rawat inap
memberitahu kepada unit dimana akan dilakukan sedasi
Unit Terkait Rawat Jalan, RawatInap, ICU, IGD, IBS, Anestesi
LAMPIRAN III
ALUR PELAYANAN SEDASI

Konsultasis Tim
Pasien DPJP
edasi Sedasi

Informasi Kunjungan
Sedasi PraSedasi
unit
sedasi

Anda mungkin juga menyukai