Anda di halaman 1dari 25

BHD

(BANTUN HIDUP DASAR)

Oleh :
Dr. Heinz F Tethool
 Bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang bertujuan mencegah
berhentinya respirasi (henti nafas) atau berhentinya sirkulasi (henti jantung)
melalui tindakan segera, yaitu Resusitasi Jantung Paru (Cardio-Pulmonary
Resuscitation =CPR).
 Bantuan hidup dasar  bantuan sirkulasi sistemik, ventilasi dan
oksigenasi tubuh secara efektif sampai kembali sirkulasi sistemik
spontan atau datang bantuan ahli dg peralatan yg lebih lengkap

 Bantuan hidup dasar segera dan efektif  meningkatkan


keberhasilan resusitasi serta mengurangi gangguan neurologis
 Jantung kehilangan fungsi secara mendadak, ditandai dengan
hilangnya pulsasi arteri perifer major (karotis, radialis, femoralis)
 Penyebab tersering Ventrikel Fibrilasi (gambaran lain Asistole,
Ventrikel takikardia, dan Pulseless electrical Activity/PEA)
 CPR dan DC 3-5 menit setelah henti jantung meningkatkan harapan
hidup 49-75%
 Setiap menit tanpa CPR menurunkan angka harapan hidup 7-10%
1. Pengenalan yang cepat dari kejadian henti
jantung (cardiac arrest)

2. Aktivasi dari sistem respon emergency,


tindakan dini resusitasi jantung paru (RJP)
dengan perhatian pada kompresi dada

3. Tindakan secara dini defibrilasi dengan


automated external defibrillator (AED).

4. Tindakan bantuan hidup lanjut (advance life


Support)

5. Penatalaksanaan post cardiac arrest secara


terpadu
PERUBAHAN A-B-C KE C-A-B

2005 (LAMA) 2010 (BARU)


Penekanan secara kuat dan berirama pada
setengah bawah sternum  Menciptakan
aliran darah melalui peningkatan tekanan
intratorakal dan penekanan langsung dinding
jantung

Frekuensi 100 - 120 x/menit

Kedalaman  Dewasa 5 – 6 cm

Beri kesempatan dada mengembang secara


sempurna setelah kompresi, tidak boleh
bertumpu diatas dada pasien

Batasi gangguan dalam kompresi dada menjadi


<10 detik
• PRINSIPNYA CPR/RJP: Push Hard and Push Fast
Posisi penolong
tegak lurus diatas dada pasien
dengan siku lengan lurus
menekan tengah2 dada, tekan
sedalam 5-6cm

100x per menit

5 cm • RJP 30 x disusul dg nafas 2 x

• Bila sudah di –intubasi atau


sudah dipasang LMA maka :
Pijat Jantung - Pijat jantung , kecepatan 100- 120x/menit
Beri kesempatan - Nafas buatan 8-10x/ menit dan antara
dinding toraks untuk “re-coil” pijat jantung dan nafas tidak usah sinkron
 Mengkaji respon penyintas
 Apa saja yang harus dikaji??
 A = ALERT
 V = VERBAL
 P = PAIN
 U = UNRESPONS

9
 Apa itu EMS?

 EMS = Emergency Medical Services

 Rumah Sakit = Code Blue System


 Segera Cari AED (Automatic External Defribilator)
 Apa saja yang harus dilaporkan?
 Kejadian berada dimana?
 Keadaan penyintas
 Pertolongan apa yang sudah dilakukan

10
 Yaitu memposisikan penyintas berada pada keadaan in line (segaris) lurus
sumbu tubuh.
 Penyintas diposisikan supine
 Semua komponen badan dibalik secara bersamaan dengan teknik Log roll
 Waspada terhadap trauma kepala dan spinal cord

 Support neck and spinal column

11
 Bila seseorang tiba2 kolaps / tidak sadar  cardiac arrest

 Pemeriksaan nadi carotid 10 detik


 Tidak ada nadi  mulai kompresi dada

12
 Memberikan kompresi dada (resusitasi jantung paru)

 Kecepatan 100 – 120 x/ menit


 Tempat kompresi = setengah bawah sternum
 Kedalaman = 5 - 6 cm
 Chest compression = chest recoil
 Perbandingan kompresi dengan breathing = 30 : 2
 Posisi tangan harus tegak lurus dengan dada
 Lakukan selama 2 menit (+- 5 siklus) dan lanjutkan evaluasi nadi dan nafas

13
14
15
 Pengelolaan jalan nafas
 Jika tidak ada trauma kepala / leher  head tilt– chin lift untuk membuka
airway.

 Jika ada cidera servikal  jaw thrust tanpa ekstensi kepala

16
 Jika sadar, heimligh maneuver
 Jika tidak, abdominal thrust
 Jika hamil, chest thrust
 Jika sumbatan kelihatan, pakai sapuan jari
 Untuk bayi, back blow & chest thrust

17
 Berikan 2 kali ventilasi setiap 30x kompresi
 1 kali ventilasi = 1 detik

 Tidak disarankan moth to mouth


 Gunakan BVM (Bag Valve Mask) atau Disposible Face
Shield, posket mask

18
 Penolong kelelahan

 Korban menunjukkan tanda kematian


 Korban sadar

 DNR (do not resuscitate)

19
 Nyalakan AED dan ikuti perintah
 Tempelkan elektrode pad
 Jangan sentuh korban ..!  AED melakukan analisis irama jantung
 Tekan tombol shock
 Lanjutkan RJP

20
21
22
23
Rangkuman Komponen Kunci BLS
[Dewasa, Anak & Bayi]
Rekomendasi
Komponen
Dewasa Anak Bayi
Nilai Kesadaran (untuk semua usia)
Tidak bernapas atau pernapasan
Pengenalan Tidak Bernapas atau Gasping
abnormal ( Gasping)
Tidak Teraba Nadi dalam 10 detik untuk semua usia (Khusus Petugas Terlatih)
Siklus RJP C-A-B
Kecepatan Kompresi Sekurang - Kurangnya 100 kali / menit
1/3 Diameter AP 1/3 Diameter AP
Kedalaman Kompresi 2 inchi (5 cm)
2 inchi (5 cm) 1,5 inchi (4 cm) inchi (5 cm)
Berikan kesempatan dinding dada mengembang kembali dengan sempurna diantara kompres dada.
Pengmbalian Dinding Dada
Petugas bergantian poisi setiap 2 menit
Jeda dalam Kompresi Minimalkan jeda dalam kompresi dada, Usahakan jeda < 10 detik
Jalan Napas Tengadah Kepala - Angkat Dagu (Petugas Terlatih : Susp Trauma ; Jaw Trust)
Rasio Kompresi - Ventilasi (sampai
Digunakan Alat Bantu Napas Paten ; 30 : 2 satu atau 2 Penolong 30 : 2 (sat penolong) 15 : 2 ( 2 orang Petugas terlatih)
ETT)
Ventilasi : Bila Resusitator tidak
Hanya Kompresi Dada
terlatih dan tidak Ahli

Ventilasi oleh Petugas terlatih & 1 Napas setiap 6 - 8 detik 8 - 10 Napas/menit) Tanpa Menselaraskan dengan Kompresi dada, (kira-kira 1 detik/1 kali
Jalan Napas paten (Terpasang ETT) pernapasan sampai terlihat diding dada terangkat)
Pergunakan AED segera jika tersedia. Minimalkan jeda kompresi dada sebelum dan setelah DC. Segera mulai kembali
Devibrilasi
Kompresi dada setiap kali setelah DC.
25

Anda mungkin juga menyukai