Oleh :
Dr. Heinz F Tethool
Bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang bertujuan mencegah
berhentinya respirasi (henti nafas) atau berhentinya sirkulasi (henti jantung)
melalui tindakan segera, yaitu Resusitasi Jantung Paru (Cardio-Pulmonary
Resuscitation =CPR).
Bantuan hidup dasar bantuan sirkulasi sistemik, ventilasi dan
oksigenasi tubuh secara efektif sampai kembali sirkulasi sistemik
spontan atau datang bantuan ahli dg peralatan yg lebih lengkap
Kedalaman Dewasa 5 – 6 cm
9
Apa itu EMS?
10
Yaitu memposisikan penyintas berada pada keadaan in line (segaris) lurus
sumbu tubuh.
Penyintas diposisikan supine
Semua komponen badan dibalik secara bersamaan dengan teknik Log roll
Waspada terhadap trauma kepala dan spinal cord
11
Bila seseorang tiba2 kolaps / tidak sadar cardiac arrest
12
Memberikan kompresi dada (resusitasi jantung paru)
13
14
15
Pengelolaan jalan nafas
Jika tidak ada trauma kepala / leher head tilt– chin lift untuk membuka
airway.
16
Jika sadar, heimligh maneuver
Jika tidak, abdominal thrust
Jika hamil, chest thrust
Jika sumbatan kelihatan, pakai sapuan jari
Untuk bayi, back blow & chest thrust
17
Berikan 2 kali ventilasi setiap 30x kompresi
1 kali ventilasi = 1 detik
18
Penolong kelelahan
19
Nyalakan AED dan ikuti perintah
Tempelkan elektrode pad
Jangan sentuh korban ..! AED melakukan analisis irama jantung
Tekan tombol shock
Lanjutkan RJP
20
21
22
23
Rangkuman Komponen Kunci BLS
[Dewasa, Anak & Bayi]
Rekomendasi
Komponen
Dewasa Anak Bayi
Nilai Kesadaran (untuk semua usia)
Tidak bernapas atau pernapasan
Pengenalan Tidak Bernapas atau Gasping
abnormal ( Gasping)
Tidak Teraba Nadi dalam 10 detik untuk semua usia (Khusus Petugas Terlatih)
Siklus RJP C-A-B
Kecepatan Kompresi Sekurang - Kurangnya 100 kali / menit
1/3 Diameter AP 1/3 Diameter AP
Kedalaman Kompresi 2 inchi (5 cm)
2 inchi (5 cm) 1,5 inchi (4 cm) inchi (5 cm)
Berikan kesempatan dinding dada mengembang kembali dengan sempurna diantara kompres dada.
Pengmbalian Dinding Dada
Petugas bergantian poisi setiap 2 menit
Jeda dalam Kompresi Minimalkan jeda dalam kompresi dada, Usahakan jeda < 10 detik
Jalan Napas Tengadah Kepala - Angkat Dagu (Petugas Terlatih : Susp Trauma ; Jaw Trust)
Rasio Kompresi - Ventilasi (sampai
Digunakan Alat Bantu Napas Paten ; 30 : 2 satu atau 2 Penolong 30 : 2 (sat penolong) 15 : 2 ( 2 orang Petugas terlatih)
ETT)
Ventilasi : Bila Resusitator tidak
Hanya Kompresi Dada
terlatih dan tidak Ahli
Ventilasi oleh Petugas terlatih & 1 Napas setiap 6 - 8 detik 8 - 10 Napas/menit) Tanpa Menselaraskan dengan Kompresi dada, (kira-kira 1 detik/1 kali
Jalan Napas paten (Terpasang ETT) pernapasan sampai terlihat diding dada terangkat)
Pergunakan AED segera jika tersedia. Minimalkan jeda kompresi dada sebelum dan setelah DC. Segera mulai kembali
Devibrilasi
Kompresi dada setiap kali setelah DC.
25