Anda di halaman 1dari 3

GENERAL INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT
000/SPO/PAB/2023 01 1/2
UMUM
ST. MADYANG
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
25/8/2023

dr. H.A. Thamrin Jufri, M.Kes


Intubasi endotrakheal adalah tindakan memasukan pipa
PENGERTIAN
endotrakheal kedalam trakhea untuk menjamin pemberian gas
anestesi agar dapat dilakukan pembedahan / tindakan operasi.
 Menjamin ventilasi, oksigenasi dan pemberian gas
TUJUAN anestesi
 Menjamin pasien yang dilakukan pembedahan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum ST.MADYANG
KEBIJAKAN
NO : Tentang Pelayanan Anestesi dan Bedah.
1. Membaca basmalah
2. Cuci tangan
3. Gunakan handschon
4. Oksigenasi dengan nasal kanul 2 – 3 L/menit
5. Atur alat-alat:
a. Kiri pasien :laringoskop dalam posisi terbalik
b. Kanan pasien : AMBU Bag, ET (Endotrskheal Tube),
PROSEDUR
OPA (Orophatyngeal Airway), Spuit, Plester.
6. Lepaskan oksigen nasal kanul
7. WAJIB melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) O2
100% selama 2 (dua) menit dengan tujuan untuk mencegah
HIPOKSIA, caranya dengan :
a. 2 jari berada di atas sungkup muka, menekan sungkup
muka ke bawah
GENERAL INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT
UMUM 000/SPO/PAB/2023 01 2/2
ST. MADYANG
PROSEDUR b. 3 jari lain berada di Ramus Mandibula, mengangkat
mandibula keatas
c. Dengan gerakan yang lembut, kantung AMBU Bag
ditekan sampai dada terangkat
d. VTP dilakukan sampai pasien TIDAK HIPOKSIA lagi
yang bisa dilihat dari Saturasi O2 yang baik atau tidak
ada tanda sianosis di sentral maupun perifer
e. Apabila dada tidak terangkat maka dilakukan manuver
jalan nafas kembali untuk membuka nafas.
8. Gunakan laringoskop intubasi yakni Laringoskop
dinyalakan.
9. Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang
(ibu jari menekan mandibula kebawah, jari telunjuk menekan
maksila keatas)/ cross finger.
10. Pegang laryngoscope selalu dengan tangan kiri dengan posisi
tangan yang betul adalah memegang pada handle,
11. Angkat epiglotis dengan elevasi laringoskop keatas (jangan
menggunakan gigi seri atas sebagai tumpuan) sehingga
tampak aritenoid dan pita suara yang tampak keputihan
bentuk huruf V, (melihat plica vocalis)
12. Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten untuk melakukan
BURP Manuver (Back, Up, Right Pressure) pada cartilago
cricoid sampai terlihat plica vocalis
13. Masukkan ET dengan tangan kanan melalui sudut kanan
mulut sampai ujung proksimal cuff ET melewati plica
vocalis.
14. Keluarkan laringoscope dari rongga mulut dan Pasang OPA
supaya tidak tergigit oleh pasien, pertahankan ET dengan jari
tangan kiri padaperbatasan ET dan sudut bibir kanan

15. Kembangkan cuff ET dengan tekanan ≤ 20 mmhg (sampai


tidak ada kebocoran udara)
16. Ventilasi atau oksigenasi diberikan dengan tangan kanan
memompa balon dan tangan kiri memfiksasi.
17. Cek letak ET dengan cara memberikan VTP.
a. Pada pasien cek dengan auskultasi menggunakan
stetoskop, bandingkan suara nafas paru kanan sama
dengan paru kiri
b. Jika ada ventilasi ke dua sisi paru tidak sama maka pipa
ditarik sedikit sampai ventilasi kedua paru sama.
c. Sedangkan bila terjadi intubasi ke daerah esofagus maka
daerah epigastrum atau gaster akan mengembang,
terdengar suara saat ventilasi (dengan stetoskop), kadang-
kadang keluar cairan lambung, dan makin lama pasien
akan nampak semakin membiru. Untuk hal tersebut pipa
dicabut dan intubasi dilakukan kembali setelah diberikan
oksigenasi yang cukup.
18. Setelah pasti diletakkan di trakea, sambungkan pada
konektor curegate input ke mesin anestesi.
19. Pertahankan posisi OPA supaya tidak tergigit oleh pasien.
20. Fiksasi supaya tidak lepas : mulai dari sisi sebelah atas
kemudian memutar dan menyilang kesebelah bawah.
21. Atur posisi kepala pasien yang nyaman
22. Cuci blade laringoskop sampai bersih untuk persiapan
ekstubasi dan jika diperlukan
23. Cuci tangan.

Kamar operasi
UNIT KERJA

Anda mungkin juga menyukai