Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERAN GENERASI MUDA DALAM PENGAMALAN


PANCASILA

Guru Pengampu:
Dra. Christiana Megawati

Oleh Kelompok 2 :
Siska Natalia
Sherly Julianti
Novia Laila Ramadhanty
Siti Aulia Ramadani
Putri Alvira Pramana
Salsabila Anastasya Ayu Dewayani

JURUSAN AKUNTANSI KEUANGAN LEMBAGA 2


SMK NEGERI 2 KARAWANG
TAHUN AJARAN 2020/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufiq serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat
melakasanakan aktivitas sehari-hari dengan lancar tanpa adanya halangan
apapun, mudah-mudahan kegiatan pembelajaran ini dapat menjadikan
sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, yang pada akhirnya
menjadikan sebab turunnya Ridho sang Khalik.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi


Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
hari kiamat nanti.

Yang terhormat Ibu Dra. Christiana Megawati selaku Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di SMK NEGERI 2 KARAWANG. Tidak
ketinggalan juga seluruh rekan Siswa-siswi kelas 12 AKL 2, sehingga
nantinya bisa memetik hasil dari apa yang kita sampaikan pada materi ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………….………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………….………….. 1
1.2 Tujuan……………………………………...………….. 2

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH


2.1 Perumusan Masalah……………………....................... 3

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………….. 4
3.2 Saran……………………………………........................ 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia.
Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme.
Nasionalisme merupakan bagian penting bagi kehidupan bangsa dan
negara. Secara detail, penyebab merosotnya sikap nasionalisme pada diri
anak karena berkembangnya zaman globalisasi, yaitu rasa nasionalisme
dikalangan generasi muda semakin memudar.
Hal ini dapat dibuktikan banyak generasi muda yang lebih memilih
kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaan Indonesia.
Sebagai contoh generasi muda selalu menganggap produk luar negeri lebih
baik dari pada produk nasional, lebih senang memakai pakaian minim (tidak
sopan) dari pada memakai pakaian batik yang mencerminkan budaya
Indonesia. Sehingga karakter nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini
dalam diri anak agar dapat menjadi manusia yang dapat mencintai bangsa
dan negaranya sendiri.
Negara Indonesia berlandaskan pada Pancasila. Sikap nasionalisme juga
harus dibarengi dengan usaha untuk memahami Pancasila yang
mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar
dan pedoman hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai nasionalisme
yang harus ditanamkan pada diri anak sebagai generasi penerus bangsa.
Dengan memahami Pancasila tersebut maka dapat tumbuh karakter
nasionalisme. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri, untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan
karakter kepada diri setiap individu khususnya para generasi muda.
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan, maka diperlukan kepedulian dari pemerintah,
masyarakat, dan keluarga. Pendidikan karakter sendiri dapat diajarkan
melalui lingkungan sekolah, masyarakat maupun di lingkungan keluarga.

1.2 Tujuan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Menyimak dari pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi membentuk
watak menuju peradaban bangsa yang bermartabat dan bermoral. Melalui
pendidikan peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, memiliki
karakter yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab, dan kuat dalam
menghadapi tantangan zaman ke depan.
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Djumali dkk.
(2013:3), pendidikan adalah suatu kegiatan seseorang atau sekelompok
orang atau lembaga dalam memantau individu atau sekelompok orang
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam dunia
pendidikan formal untuk membina sikap dan moral peserta didik dapat
ditempuh antara lain melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan jati diri atau
karakter setiap pendidik yang beragam, baik dipandang dari segi agama,
sosial kultur, bahasa, usia, ras, dan suku bangsa untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No.22 dan No.23 tahun 2006 tentang Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Menengah
SMA- MA/SMK- MAK adalah menciptakan manusia yang mampu:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (Badan Standar Nasional Pendidikan:110).
4.

Berdasarkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


dapat dilihat bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang
baik, maka dibutuhkan karakter nasionalisme untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Nasionalisme merupakan merupakan salah satu pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di SMK dengan standar kompetensi menunjukkan
semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diharapakan generasi muda menjadi manusia yang berkualitas
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat mewujudkan cita-
cita bangsa Indonesia.
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas maka dipandang cukup penting
untuk mengadakan pembuatan makalah tentang “Peran Generasi Muda dalam
Pengamalan Pancasila di Tengah Kehidupan Masyarakat”
BAB II. PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Perumusan Masalah
Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat penting di
kehidupan kebangsaan Indonesia dalam pengamalan pancasila. Hal ini didasarkan
pada peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang
Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral,
kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.
Peran pemuda menjadi salah satu kunci terlahirnya negara Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia.
Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa peristiwa sejarah Indonesia yang
memberikan gambaran tentang peran pemuda yaitu peristiwa sejarah Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi kunci terbentuknya
kekuatan pemuda untuk bersatu melawan penjajahan kolonial Belanda. Peristiwa
lain diantaranya yaitu perjuangan pemuda pada era orde lama dan akhir orde
baru. Presiden RI pertama, Soekarno, pernah berkata “Berikan aku sepuluh
pemuda niscaya akan ku goncangkan dunia” menjadi sebuah pecut bahwa
pemuda menjadi kunci utama dalam perjuangan ke arah perbaikan negara
Indonesia yang sejatera. Hal ini didasari atas karakteristik pemuda seperti pada
UU RI No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 6 yaitu “memiliki semangat
kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan ksatria, serta memiliki sifat kritis,
idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik”. Pemuda dengan
karakteristik seperti demikian menjadikannya memiliki peran penting dalam
dinamika sosial Indonesia ditengah arus perubahan sosial yang terus mendera
Indonesia.

Hal ini mendorong perlunya suatu agenda pemberdayaan pemuda sehingga


pemuda dengan karakteristik demikian mampu menjalankan perannya sebagai
kekuatan moral, kekuatan sosial, dan agen perubahan. Desakan globalisasi
memberi dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan negara baik dengan
segala aspeknya baik ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lain sebagainya.
Dampak positif dan negatif menjadi bonus yang tidak bisa dilepaskan dari
globalisasi ini. Indonesia sebagai negara berkembang sangat terpengaruhi oleh
arus globalisasi ini. Sebagai negara berkembang, globalisasi menjadi pendorong
untuk meningkatkan taraf hidup kenegaraan. Namun begitu pula dampak
negative globalisasi ini menjadi ujian untuk terus dihadapi dan dicarikan solusinya.
Dampak globalisasi ini pula dirasakan sangat berpengaruh besar terhadap
generasi muda Indonesia baik jika dipandang dari sisi positif maupun negatifnya.
Jika dilihat dari sisi positifnya, globalisasi menjadi faktor pendorong untuk
menjadikan generasi muda sebagai tonggak pemeran utama dalam menciptakan
kemajuan Indonesia.

Pesatnya teknologi informasi menjadi sarana bagi generasi muda untuk mampu
mengembangkan diri dalam upaya menciptakan generasi muda sebagai pemeran
utamanya. Begitu pula kerasnya persaingan dalam era globalisasi ini mendorong
pemuda untuk memiliki kompetensi yang mampu membawa generasi muda
menjadi kompetitor. Namun, tidak bisa dilepaskan pula dampak negatif dari
globalisasi ini terhadap generasi muda. Menyimpangnya perilaku generasi muda
yang cenderung dan bahkan jelas bertentangan dengan budaya dan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Perilaku seks bebas, narkoba, dan sikap acuh pemuda
yang hanya mementingkan nafsu belaka menjadi ancaman tersendiri bagi
kelangsungan generasi muda yang disiapkan menjadi penerus perjuangan bangsa
Indonesia. Permasalahan selanjutnya terletak pada lunturnya sifat atau karekter
kepemimpinan pada generasi muda. Generasi muda sebagai aset untuk persiapan
kesejahteraan masa depan dituntut untuk menjadi pemimpin yang mampu
menjalankan kehidupan kebangsaan Indonesia yang berdasar pada Pancasila.
Namun dalam perjalanan Indonesia saat ini, karakter kepemimpinan menjadi
permasalahan yang masih perlu untuk dipecahkan. Nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang tercermin dalam Pancasila menjadi suatu hiasan yang dibingkai
dalam kesedihan para pendiri bangsa. Hal tersebut dikarenakan generasi muda
telah melupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan lebih mengagungkan
nilainilai budaya asing yang berseberangan dengan budaya Indonesia. Bangsa
akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme.
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar Negara republic Indonesia sebagaimana


menjadi pedoman bagi segala kehidupan masyarakat/sehari-hari, Pancasila terdiri
dar lima sila yang mana didalamnnya dapat nilai-nilai yang tinggi.

Seiring dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kian memudar


ditengah-tengah masyarakat, sehingga Pancasila tidak mampu lagi menjadi
pandangan bagi masyarakat Indonesia, terutama pada para generasi muda
Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan
membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada
Pancasila, akan tetapi para pemuda saat ini kian jauh dari nilai-nilai Pancasila.

3.2 Saran

1. kepada pemuda Pancasila harus meningkatkan kesadaran terhadap nilai- nilai


Pancasila agar sikap yang dilakukan para anggota pemuda Pancasila dapat sesuai
dengan visi dan misi dari organisasi, yaitu menciptakan manusia yang berjiwa
Pancasila dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa dan
negara Indonesia.

2. Kepada masyarakat di sarankan untuk memperhatikan lingkungan sekitar, akan


organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik dan buruk bagi
kehidupan masyarakat agar tidak berpengaruh kepada para generasi penerus
bangsa yang menjadi harapan di masa yang akan mendatang.

Anda mungkin juga menyukai