Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA (WN-611102)

Bagaimana Membentengi Generasi Muda Dengan Ideologi


Pancasila di era Globalisasi

Dosen : Amin Nurdin, ST., MT.

Nama : Selvi Hardiana


NIM : 2250241004

Universitas Jendral Achmad Yani


Bandung, 03 Januari 2023
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Bagaimana membentengi generasi muda dengan
ideologi pancasila di era globalisasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang ilmu geodesi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amin Nurdin, ST., MT. selaku dosen Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang dapat membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 03 Januari 2023

Penulis

i
BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi
sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan masyarakat. Baik di
bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, lingkungan, budaya, dan sebagainya. Hal ini disebabkan
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mengubah pola perilaku konsumsi
masyarakat. Globalisasi merupakan sebuah konsep kebudayaan yang menjadi wacana sentral
dalam disiplin ilmu-ilmu sosial saat ini. Globalisasi adalah proses kebudayaan yang ditandai
dengan adanya kecenderungan wilayah-wilayah di dunia, baik geografis maupun fisik, menjadi
seragam dalam format sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Di tengah situasi bangsa Indonesia
yang seperti saat ini, nasionalisme sangat di butuhkan untuk menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Widiyono S, 2019:7).

Remaja adalah generasi yang paling mudah terpengaruh oleh era globalisasi atau era modern
(Kunto, 1999: 87). Remaja dapat menjadi sasaran yang mudah terpengaruh dengan maraknya
konsumerisme, karena masih dalam masa pencarian jati diri. Dalam situasi yang senantiasa
tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif pemuda sebagai kekuatan
moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selain itu,
dalam Pembangunan Nasional pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam menjaga
Pancasila, keutuhan NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian
kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin meningkat. Dimana
mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap
perubahan penting dan mendasar di NKRI.

Penulis menerangkan bagaimana membentengi kaum generasi muda dengan ideologi pancasila
agar terhidar dari pengaruh pengaruh negatif yang dapat merusak generasi muda di era globalilasi
ini serta bagaimana langkah yang harus kita tentukan agar generasi muda memperkuat pemahaman
tentang ideologi pancasila.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Nasionalisme
Globalisasi telah mengubah segalanya, aktivitas bahkan karakter manusia
pun juga dapat dirubahnya, termasuk nasionalimse generasi muda. Semakin majunya arus
globalisasi membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya semakin berkurang,
sehingga semakin lama, rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa menghilang dan
menurunkan rasa memiliki terhadap bangsa sendiri. hal ini sangat berdampak negatif
bagi jiwa nasionalisme generasi muda asli indonesia. (Tirtaharja, Nur. 2001).
Karakteristik dari nasionalisme yang dimiliki seseorang digambarkan oleh beberapa ahli
dengan menunjukkan sikap-sikap tertentu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Kodiran (dalam Martaniah, 1990) menyebutkan bahwa hasrat-hasrat untuk berprestasi,
berencana, bertanggung jawab, keterbukaan, kemandirian, kehormatan, rasionalitas dan
keadilan merupakan sendi-sendi utama dalam kualitas berbangsa dan bernegara seorang
warga negara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:648), Nasionalisme
didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial
atau aktual bersama-sama untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran,dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan.
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan
mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.
Nasionalisme dalam arti semangat kebangsaan karena kesamaan kultur
artinya pada persamaan-persamaan kultur yang utama seperti kesamaan darah atau
keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan dan agama, bahasa
dankebudayaan. Pada pertumbuhan awal nasionalisme, dapat dikatakan sebagai sebuah
situasi kejiwaan berupa kesetiaan seseorang secara total diabdikan secara langsung
kepada negara. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya
mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu dan tidak beranjak dari ikatan nasionalisme.Saat itu, naluri
mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan

2
diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya,
tempatnya hidup dan menggantungkan diri.

B. Generasi Muda Bangsa


Generasi Muda merupakan terjemahan dari young generationyang mengandung
arti populasi yang sedang membentuk dirinya. Kata Generasi muda terdiri dari dua
kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan kelompok individu
itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita –cita dan
dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan–kegiatan
kemsyarakatan dan kegiatan sosial. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari
suatu bangsa merupakan young citizen. (Kristiono. 2017)
Pengertian Generasi muda erat hubunganya dengan arti generasi muda sebagai
generasi penerus. Yang dimaksud Generasi Muda secara pasti tidak terdapat satu
definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi banyak pandangan yang mengartikannya
tergantung dari sudut masyarakat melihatnya. Namun dalam rangka untuk
pelaksanaan suatu program pembinaan bahwa “Generasi Muda” ialah bagian suatu
generasi yang berusia 0 –30 tahun. (Kristiono. 2017). Dalam hal ini para generasi
muda masih sangat rentan untuk terpengaruh segala sesuatu yang kadang kurang baik bagi
diri mereka. Generasi muda memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Para generasi muda
bangsa Indonesia di era globalisasi ini harus mampu mengambil sisi positifnya dan sebisa
mungkin tidak terbawa ke dalam pengaruh negatif dari globalisasi.
Karakter sendiri adalah suatu hal yang membedakan antara satu dengan yang
lainnya atau bisa disebut dengan ciri khas yang identik dari sebuah individu. Kondisi
karakter generasi muda sangat berkaitan erat dengan situasi lingkungan mereka. Karena
lingkungan merupakan tempat belajar mereka secara langsung dalam kehidupan
bermasyarakat. Pembinaan karakter yang baik dan mulia harus dilakukan serta diterapkan
sejak usia muda agar dapat membentuk jati diri sebuah generasi bangsa yang maju dan
mulia. Indonesia merupakan negara dengan filosofi Pancasila sebagai pedoman dan
pandangan dalam hidup. Karakter generasi muda bangsa Indonesia jelas tidak boleh
melenceng dari filosofi Pancasila juga. Para generasi muda negeri ini harus memiliki
karakter yang menjunjung tinggi Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan,

3
serta Keadilan Sosial. Namun, karena pesatnya kemajuan globalisasi sekarang ini membuat
banyak generasi muda yang melupakan karakter Pancasila tersebut. Hilangnya filosofi
Pancasila pada generasi muda mengakibatkan krisis moral dan krisis karakter yang akan
menjadi tantangan besar bagi bangsa ini.

C. Penyebab menurunnya jiwa nasionalisme gnerasi muda bangsa


Penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan kebangsaan
dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang
mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan
kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin
dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun.
Berikut ini adalah penyebab memudarnya nasionalisme dikalangan generasi muda :
Faktor internal :
1. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda.
2. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa
nasionalisme dan patriotism.
3. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk
rasa.
4. Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek
kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
5. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-
suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau
sukunya daripada persatuan bangsa.
Faktor Eksternal:
1. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih
memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri.
2. Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang memberikan
dampak pada kehidupan bangsa.

4
3. Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah
semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa makanan, pakaian dan
sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia (Kansil. 2011).

Pengaruh-pengaruh di atas tidak secara langsung berdampak terhadap


nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu
membuka cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap
baik serta mampu memberi inspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara
kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

D. Upaya untuk membentengi generasi muda dengan ideologi pancasila


Sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme generasi
muda bangsa diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Upaya menumbuhkan
jiwa nasionalisme pada generasi muda bangsa ini tidak hanya tanggung jawab
pemerintah sebagai penyelenggara negara namun juga membutuhkan peran aktif
masyarakat.
1. Peran Keluarga
a. Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan
pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang
telah merebut kemerdekaan.
b. Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan
sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang baik.
c. Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam
menggunakannya.
d. Memberikan pemahaman tentang sejarah para pemuda dulu agar anak dapat
tumbuh dengan semangat juang para pemuda terhadulu untuk memberikan dampak
positif bagi keluarga.

5
2. Peran Pendidikan
a. Memberikan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan
juga bela Negara.
b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan
mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khidmat
c. Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap
hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional. Dengan cara
ini diharapkan para pemuda tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal
yang dapat menghancurkan bangsa.
d. Mengedukasi hal negatif tentang negara yang sudah memasuki era globalisasi yang
makin parah terhadap para pemuda.
3. Peran Pemerintah
a. Menggerakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme
seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari
Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli
Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan
rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa yakni


dengan menggalakkan program dan kegiatan pendidikan karakter pada seluruh
satuan dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun ekstra, merevitalisasi kembali
kelompok mata pelajaran kepribadian agar menjadi sumber progresif, dengan member dan
memperkuat value of character & value of orientation for the future, mengembangkan
program pendidikan karakter dan anekaragam pelatihan yang tepat dan
efektif.Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan memberikan
orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan negara
kedepan dengan mengintegrasikan semangat nasionalismedengan kebutuhan
kemajuan bangsa di masa depan.

6
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan dari
sekadar good menjadi greatyang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun peradaban
bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement for
the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri
bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan
bangsa ini di masadepan.

7
BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan
Globalisasi memang memberikan manfaat positif dan kemudahan bagi aktivitas manusia.
Namun, jika tidak diimbangi dengan pengetahuan dan dasar yang teguh maka akan ada banyak
sisi negatif yang bisa merusak pembangunan karakter generasi muda bangsa Indonesia. Karakter
dari generasi muda sendiri menjadi ciri khas dan keistimewaan dari sebuah bangsa yang penting
untuk mempertahankan bangsa tersebut. Dari segi budaya bangsa Indonesia globalisasi
memberikan dampak negatif berupa degradasi budaya lokal. Para generasi muda era globalisasi
ini kebanyakan lebih menyukai kebudayaan modern dari negara asing yang kurang sesuai dengan
budaya lokal bangsa Indonesia ini. Padahal, bangsa Indonesia sendiri memiliki keragaman budaya
yang tidak terhitung jumlahnya. Degradasi budaya tersebut dapat terjadi karena pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadikan budaya asing sebagai tren
saat ini. Tidak sedikit generasi muda yang merasa malas mempelajari budaya loka Indonesia
karena dianggap kuno dan susah untuk dipelajari.

Dari segi kehidupan era globalisasi ini memberikan perubahan besar terhadap perilaku atau
gaya hidup generasi muda Indonesia. Mulai dari gaya berpakaian mereka yang semakin lama lebih
mengikuti gaya negara barat, lalu penggunaan bahasa yang juga memunculkan bahasa-bahasa baru
hasil leburan bahasa luar. Semakin mudahnya kehidupan generasi muda di era globalisasi ini
menyebabkan perilaku konsumtif yang berlebihan, kesenjangan sosial, sikap individualis, dan
berbagai perilaku lain yang kurang sesuai dengan karakter persatuan dan gotong royong bangsa
Indnonesia. Semangat nasionalisme dibutuhkan tetap eksisnya bangsa dan negara Indonesia.
Nasionalisme yang tinggi dari generasi muda sehingga akan membuat perilaku positif dan
terbaik untuk bangsa dan negara. Dalam dekade terakhirnya, ada kecenderungan menipisnya jiwa
nasionalisme dikalangan generasi muda.

8
Daftar Pustaka

Anggraeni K & Faturochman, No.2 (2004). Buletin Psikologi

Jemadu,Aleksius. 2008. Citra Masyarakat Globalisasi. Jakarta: Sinar Harapan

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:Paradigma

Hibatullah Faishal A, (2022). Pengaruh globalisasi terhadap pembangunan karakter generasi


muda bangsa Indonesia, Jurnal Pesona Dasar vol.10(1) 1-9.

Anda mungkin juga menyukai