Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Bagaimana membentengi generasi muda dengan
ideologi pancasila di era globalisasi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang ilmu geodesi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amin Nurdin, ST., MT. selaku dosen Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang dapat membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi
sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan masyarakat. Baik di
bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, lingkungan, budaya, dan sebagainya. Hal ini disebabkan
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mengubah pola perilaku konsumsi
masyarakat. Globalisasi merupakan sebuah konsep kebudayaan yang menjadi wacana sentral
dalam disiplin ilmu-ilmu sosial saat ini. Globalisasi adalah proses kebudayaan yang ditandai
dengan adanya kecenderungan wilayah-wilayah di dunia, baik geografis maupun fisik, menjadi
seragam dalam format sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Di tengah situasi bangsa Indonesia
yang seperti saat ini, nasionalisme sangat di butuhkan untuk menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Widiyono S, 2019:7).
Remaja adalah generasi yang paling mudah terpengaruh oleh era globalisasi atau era modern
(Kunto, 1999: 87). Remaja dapat menjadi sasaran yang mudah terpengaruh dengan maraknya
konsumerisme, karena masih dalam masa pencarian jati diri. Dalam situasi yang senantiasa
tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif pemuda sebagai kekuatan
moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selain itu,
dalam Pembangunan Nasional pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam menjaga
Pancasila, keutuhan NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian
kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin meningkat. Dimana
mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap
perubahan penting dan mendasar di NKRI.
Penulis menerangkan bagaimana membentengi kaum generasi muda dengan ideologi pancasila
agar terhidar dari pengaruh pengaruh negatif yang dapat merusak generasi muda di era globalilasi
ini serta bagaimana langkah yang harus kita tentukan agar generasi muda memperkuat pemahaman
tentang ideologi pancasila.
1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Nasionalisme
Globalisasi telah mengubah segalanya, aktivitas bahkan karakter manusia
pun juga dapat dirubahnya, termasuk nasionalimse generasi muda. Semakin majunya arus
globalisasi membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya semakin berkurang,
sehingga semakin lama, rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa menghilang dan
menurunkan rasa memiliki terhadap bangsa sendiri. hal ini sangat berdampak negatif
bagi jiwa nasionalisme generasi muda asli indonesia. (Tirtaharja, Nur. 2001).
Karakteristik dari nasionalisme yang dimiliki seseorang digambarkan oleh beberapa ahli
dengan menunjukkan sikap-sikap tertentu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Kodiran (dalam Martaniah, 1990) menyebutkan bahwa hasrat-hasrat untuk berprestasi,
berencana, bertanggung jawab, keterbukaan, kemandirian, kehormatan, rasionalitas dan
keadilan merupakan sendi-sendi utama dalam kualitas berbangsa dan bernegara seorang
warga negara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:648), Nasionalisme
didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial
atau aktual bersama-sama untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran,dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan.
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan
mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.
Nasionalisme dalam arti semangat kebangsaan karena kesamaan kultur
artinya pada persamaan-persamaan kultur yang utama seperti kesamaan darah atau
keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan dan agama, bahasa
dankebudayaan. Pada pertumbuhan awal nasionalisme, dapat dikatakan sebagai sebuah
situasi kejiwaan berupa kesetiaan seseorang secara total diabdikan secara langsung
kepada negara. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya
mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu dan tidak beranjak dari ikatan nasionalisme.Saat itu, naluri
mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
2
diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya,
tempatnya hidup dan menggantungkan diri.
3
serta Keadilan Sosial. Namun, karena pesatnya kemajuan globalisasi sekarang ini membuat
banyak generasi muda yang melupakan karakter Pancasila tersebut. Hilangnya filosofi
Pancasila pada generasi muda mengakibatkan krisis moral dan krisis karakter yang akan
menjadi tantangan besar bagi bangsa ini.
4
3. Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah
semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa makanan, pakaian dan
sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia (Kansil. 2011).
5
2. Peran Pendidikan
a. Memberikan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan
juga bela Negara.
b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan
mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khidmat
c. Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap
hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional. Dengan cara
ini diharapkan para pemuda tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal
yang dapat menghancurkan bangsa.
d. Mengedukasi hal negatif tentang negara yang sudah memasuki era globalisasi yang
makin parah terhadap para pemuda.
3. Peran Pemerintah
a. Menggerakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme
seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari
Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli
Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan
rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.
6
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan dari
sekadar good menjadi greatyang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun peradaban
bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement for
the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri
bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan
bangsa ini di masadepan.
7
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi memang memberikan manfaat positif dan kemudahan bagi aktivitas manusia.
Namun, jika tidak diimbangi dengan pengetahuan dan dasar yang teguh maka akan ada banyak
sisi negatif yang bisa merusak pembangunan karakter generasi muda bangsa Indonesia. Karakter
dari generasi muda sendiri menjadi ciri khas dan keistimewaan dari sebuah bangsa yang penting
untuk mempertahankan bangsa tersebut. Dari segi budaya bangsa Indonesia globalisasi
memberikan dampak negatif berupa degradasi budaya lokal. Para generasi muda era globalisasi
ini kebanyakan lebih menyukai kebudayaan modern dari negara asing yang kurang sesuai dengan
budaya lokal bangsa Indonesia ini. Padahal, bangsa Indonesia sendiri memiliki keragaman budaya
yang tidak terhitung jumlahnya. Degradasi budaya tersebut dapat terjadi karena pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadikan budaya asing sebagai tren
saat ini. Tidak sedikit generasi muda yang merasa malas mempelajari budaya loka Indonesia
karena dianggap kuno dan susah untuk dipelajari.
Dari segi kehidupan era globalisasi ini memberikan perubahan besar terhadap perilaku atau
gaya hidup generasi muda Indonesia. Mulai dari gaya berpakaian mereka yang semakin lama lebih
mengikuti gaya negara barat, lalu penggunaan bahasa yang juga memunculkan bahasa-bahasa baru
hasil leburan bahasa luar. Semakin mudahnya kehidupan generasi muda di era globalisasi ini
menyebabkan perilaku konsumtif yang berlebihan, kesenjangan sosial, sikap individualis, dan
berbagai perilaku lain yang kurang sesuai dengan karakter persatuan dan gotong royong bangsa
Indnonesia. Semangat nasionalisme dibutuhkan tetap eksisnya bangsa dan negara Indonesia.
Nasionalisme yang tinggi dari generasi muda sehingga akan membuat perilaku positif dan
terbaik untuk bangsa dan negara. Dalam dekade terakhirnya, ada kecenderungan menipisnya jiwa
nasionalisme dikalangan generasi muda.
8
Daftar Pustaka