Anda di halaman 1dari 17

Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisasi

PENANAMAN NASIONALISME PADA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1


BOJONEGORO DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
Suhila Nihayah
10040254007 (PPKn, FIS, UNESA) suhila.nihayah@yahoo.com
Agus Satmoko Adi
0016087208 (PPKn, FIS, UNESA) aggussa_adi@yahoo.com

Abstrak
Globalisasi dikenal sebagai suatu proses penyatuan masyarakat dari belahan dunia untuk menjadi satu
kesatuan. Nasionalisme dibutuhkan untuk pedoman warga negara dalam menjalani kehidupan bernegara
di tengah arus globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara Madrasah Aliyah Negeri 1
Bojonegoro sebagai sekolah berbasis agama Islam dalam menanamkan nasionalisme di tengah arus
globalisasi pada siswa sebagai penerus bangsa dan untuk mengetahui hasil penanaman nasionalisme.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian guru PKn
(Pendidikan Kewarganegaraan), sejarah, bahasa Indonesia, olahraga, seni budaya, koordinator
ekstrakulikuler, dan siswa. Data diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. Teknik analisis data yang
digunakan melalui mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini adalah ada dua cara dalam penanaman nasionalisme di MAN 1 Bojonegoro. Pertama
dengan menumbuhkan kembali identitas nasional pada siswa sebagai pedoman pelaksanaan hak dan
kewajiban warga negara. Kedua dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif di luar jam sekolah
mengenai nasionalisme. Hasil penanaman nasionalisme pada siswa MAN 1 Bojonegoro telah berhasil
namun kurang maksimal, ditinjau berdasarkan perubahan nilai karakter siswa.
Kata kunci: Penanaman Nasionalisme, Nasionalisme.

Abstract
Globalization is a process to make citizen in the country in entire world become united. Nationalism is
needed by citizen to guide them life in globalization. The aims of this research is to determine how
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro as an islamic based school implant nationalism value to the
student and to know the result of nationalism implantation. This research used qualitative approach with
descriptive methods. The location of this research was in MAN 1 Bojonegoro. The subject of the
research were the principal, civic teacher, history teacher, Indonesian teacher, sport teacher, art teacher,
extracurricular coordinator, and student of MAN 1 Bojonegoro. The data obtained through observation
and interviews. The data analysis techniques used by reducing the data, present the data, and concluded
the data. From the research, the conclusions are drawn two ways to implant nationalism value in MAN 1
Bojonegoro. First, by regrowing the national identity as guidance for the students to implement citizen
rights and responsibilities. Second, by holding positive activities about nationalism in extracurricular. The
results of nationalism implantation to students MAN 1 Bojonegoro has been successfully, but still not
maximum yet based on the changes of students‟ character.
Key word: Nationalism implantation, Nationalism.

PENDAHULUAN seolah-olah menyempit. Sehingga globalisasi sangat


Globalisasi merupakan era perubahan yang perlahan mempengaruhi kehidupan manusia.
tanpa mengenal batasan, waktu dan wilayah. Globalisasi Globalisasi memiliki pengaruh yang sangat kuat dan
berlangsung di semua kehidupan seperti bidang ideologi, memunculkan keberagaman baru. Globalisasi yang
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Seluruh aspek memunculkan keberagaman baru bagi bangsa Indonesia,
kehidupan tersebut mengalami perubahan seiring akan mempengaruhi nasionalisme bangsa Indonesia.
berjalannya waktu seperti keterkaitan antar bangsa, Pengaruh negatif globalisasi terhadap nasionalisme salah
ketergantungan antar bangsa dalam segala bentuk satunya ialah masyarakat Indonesia khususnya kaum
membuat batasan-batasan suatu negara menjadi sempit. muda banyak yang lupa terhadap identitas diri sebagai
Keohane dan Joseph S. Nye dalam (Ata, 2009: 7) melihat bangsa Indonesia (http//Internet.publicjurnal.com).
globalisasi sebagai suatu proses meningkatnya jejaring Kaum muda yang secara psikologis memiliki
interdependensi antar umat manusia pada tataran benua- ketertarikan terhadap hal-hal yang baru, namun
benua. Globalisasi merupakan suatu proses saling ketertarikan mengenai identitas bangsa yang harus
ketergantungan tingkat global yang membuat dunia diajarkan mengalami kekalahan di era globalisasi. Setiap

829
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

orang yang tersentuh sistem pengetahuannya oleh nilai- Upaya untuk mempertahankan nilai nasionalisme
nilai baru, akan mencoba memberi makna baru bagi perlu dibangkitkan oleh penerus bangsa diantaranya
tatanan yang ada sebelumnya tidak terkecuali hal-hal melalui pendidikan. Pendidikan formal menjadi salah
yang bersifat normatif seperti aturan adat dan tradisi satu modal utama dalam menumbuhkan jiwa
(Tuloli, 2003:7). Globalisasi membawa isu yang mampu nasionalisme. Sekolah melalui kurikulum pendidikan,
mengubah dunia secara keseluruhan, homogenisasi berupaya meningkatkan kembali jiwa nasionalisme
budaya khususnya pada budaya barat serta kapitalisme. bangsa Indonesia melalui pendidikan berkarakter.
Budaya barat sangat mempengaruhi globalisasi. Menurut Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai dan
Martono (2012:106) seluruh dunia akan menjadi jiplakan sikap, bukan hanya pengajaran, sehingga memerlukan
gaya hidup, pola konsumsi, nilai dan norma serta gagasan pembelajaran fungsional. Sedangkan menurut Koesoema
dan keyakinan masyarakat barat. Keunikan budaya lokal (2011: 136) pendidikan karakter adalah bantuan secara
secara perlahan akan tergeser bahkan lenyap karena sosial agar individu itu dapat tumbuh dalam menghayati
dominasi budaya barat. kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain.
Bangsa dan negara (state) tidak ada pilihan lagi untuk Nasionalisme menjadi salah satu aspek dalam pendidikan
menangkal pengaruh negatif, bangsa harus memiliki karakter di sekolah.
nasionalisme yang tinggi. Salah satunya ialah harus Sarana yang tepat untuk meningkatkan rasa
menjadi karakter yang berkualitas dalam pengertian nasionalisme ialah melalui peningkatan kesadaran akan
memiliki kepekaan budaya yang tinggi dan jati diri nilai-nilai budaya luhur pada sekolah. Sekolah menjadi
bangsa yang kukuh. filterisasi budaya yang masuk itu wadah yang penting untuk mendidik seorang siswa
sangat penting. Untuk mengangkat kembali nilai-nilai mampu hidup berdampingan di masyarakat. Hidup dalam
yang tumbuh dari pelaksanaan adat istidat masyarakat masyarakat tidak mudah, pada dasarnya setiap manusia
yang nyaris hilang. memiliki keberagaman dalam segala aspek. Aspek itu
Setiap orang perlu ditanamkan mengenai identitas meliputi, etnik, ras, bahasa, agama, ekonomi, gender dan
dalam kehidupannya. Identitas tentang negara dan bangsa lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini tak dapat
akan mencetak pribadi-pribadi yang cinta dan bangga dielakkan lagi. Dalam kehidupan sosial manusia
akan bangsanya. Seperti yang dijelaskan dalam suatu membutuhkan manusia lainnya. Maka prinsip dasar
artikel sebagai berikut, “saya adalah orang Indonesia, tentang kesetaraan, keadilan, keterbukaan, pengakuan
lahir dan hidup di Indonesia, maka saya harus mengabdi terhadap perbedaan adalah prinsip nilai yang dibutuhkan
kepada bangsa dan negara saya, apa yang bisa saya manusia di tengah himpitan budaya global (Iswanto,
lakukan untuk negara?”(Hendrastomo, 2007:2). Gelora 2009: 8).
nasionalisme dipanggil untuk tak lagi mengurung diri Dari pernyataan tersebut, secara praktik untuk
dari batas-batas geopolitik negara bangsa, tetapi berani memahami keberagaman aspek kehidupan yang timbul di
keluar dari batas-batas itu dimana yang menjadi titik masyarakat sangat sukar diterapkan. Terbukti dengan
tolak adalah prinsip-prinsip kemanusiaan yang sifatnya masih adanya perkelahian–perkelahian di kalangan siswa
universal (Tasa, 2009: 129). Nasionalisme perlu hadir SMA, banyak yang tidak menghargai pendapat dan
dengan wajah yang lebih manusiawi dan universal. Itulah perbedaan orang sekitar, pola pikir yang mau menang
bentuk kehadiran yang mengundang setiap warga dari sendiri, segala keinginan harus dicapai dengan
seluruh negara untuk bersama-sama berjuang demi mengorbankan hak orang lain, lebih mementingkan
terciptanya suatu tatanan kehidupan nasional dan kelompok sendiri, dan menganggap bahwa budaya
transnasional yang peka terhadap derita dan harapan mereka lebih baik sedangkan budaya orang lain jelek.
sesama, dimana pun berada. Selain itu masih banyak yang menganggap seluruh
Gelora Nasionalisme dipanggil untuk tak lagi budaya asing penting untuk ditiru, padahal tidak semua
mengurung diri dari batas-batas geopolitik negara bangsa, budaya asing itu baik dan perlu ada penyaringan.
tetapi berani keluar dari batas-batas itu dimana yang Penanaman nilai-nilai nasionalisme di sekolah
menjadi titik tolak adalah prinsip-prinsip kemanusiaan menjadi salah satu upaya untuk membentuk siswanya
yang sifatnya universal (Tasa, 2009: 129). Nasionalisme menjadi warga negara yang berkarakter. Pendidikan
perlu hadir dengan wajah yang lebih manusiawi dan menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan
universal. Itulah bentuk kehadiran yang mengundang untuk kehidupan bangsa di masa mendatang. Namun
setiap warga dari seluruh negara untuk bersama-sama kenyataannya di sekolah masih sering ditemukan siswa
berjuang demi terciptanya suatu tatanan kehidupan yang kurang memahami negara sendiri dan kurang
nasional dan transnasional yang peka terhadap derita dan disiplin. Fenomena yang terjadi di sekolah khususnya
harapan sesama, dimana pun berada. tingkat menegah masih banyak ditemukan siswa yang
membolos sekolah, terlambat mengikuti upacara, tidak

830
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

peduli dengan kondisi negara, serta tidak paham identitas arus globalisasi, diharapkan mampu menjadi fondasi jati
bangsanya sendiri. diri pada kaum muda (siswa) di masa globalisasi ini.
Observasi awal yang dilakukan Madrasah Aliyah Serta mampu menghasilkan lulusan sekolah yang
Negeri 1 Bojonegoro yang merupakan sekolah berbasis berbasis agama yang memiliki nasionalisme tinggi
agama yang terkenal karena kedisiplinannya. terhadap negara.
Berdasarkan pengamatan awal sekolah ini sering menjadi Penanaman nasionalisme oleh siswa Madrasah Aliyah
pemenang kedisiplinan upacara di tingkat kota. Siswa- Negeri 1 Bojonegoro di tengah arus globalisasi begitu
siswi MAN 1 Bojonegoro jika mengikuti upacara di penting melihat dari apa yang dijelaskan pada latar
tingkat kota selalu berusaha tidak ramai, datang tepat belakang di atas. Fokus masalah yang diambil ialah
waktu, khidmad, dan mau menjaga nama baik sekolah di penanaman pada siswa sekolah sebagai penerus bangsa
hadapan masyarakat Bojonegoro. Hal inilah yang Indonesia di tengah arus globalisasi. Sehingga
menjadi menarik untuk di telusuri alasan siswa-siswi memunculkan rumusan masalah sebagai berikut:
MAN 1 Bojonegoro yang bisa disiplin. Bagaimana cara Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro
Madrasah Aliyah merupakan perwujudan sekolah sebagai sekolah berbasis agama islam menanamkan
menengah atas yang berbasis agama islam dan IPTEK nasionalisme pada siswa di tengah arus globalisasi? dan
serta memiliki predikat model. Oleh karena itu kualitas Bagaimana hasil penanaman nasionalisme di Madrasah
kognitif, afektif, dan religiusnya harus seimbang. Sekolah Aliyah Negeri 1 pada siswa?.
berbasis agama islam ini memiliki predikat model. Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah
Berdasarkan SK Menteri Agama RI No.IV/PP diatas ialah untuk mengetahui cara Madrasah Aliyah
No.06/Kep/174/1998 pada tanggal 20 Pebruari 1998 Negeri 1 Bojonegoro sebagai sekolah berbasis agama
MAN 1 Bojonegoro ditetapkan sebagai madrasah model. Islam dalam menanamkan nasionalisme di tengah arus
Model merupakan sekolah yang di jadikan percontohan globalisasi. Untuk mengetahui hasil penanaman
untuk madrasah-madrasah lainnya dan sekolah Islam nasionalisme pada siswa Madrasah Aliyah Negeri 1
modern. Berdasarkan visi sekolah ini, seharusnya sekolah Bojonegoro.
ini memiliki kelebihan. Keunggulan dalam spiritual Nasionalisme memiliki definisi yang berbeda-beda
islami dan nasionalis yang berimbang. Madrasah bisa menurut para ahli. Nasionalisme merupakan suatu paham
menjadi alternatif menitipkan pendidikan formal bagi yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus
anak-anak warga muslim yang mayoritas hidup di diserahkan kepada negara dan bangsa (Kohn, 1984:1).
Indonesia. Kohn juga menjelaskan bahwa nasionalisme adalah suatu
Pada dasarnya madrasah lebih unggul dalam nilai paham yang tumbuh dalam masyarakat dan mempunyai
religius, akan tetapi harus diimbangi dengan kenegaraan empat ciri yaitu kesetiaan tertinggi individu diserahkan
sebagai wujud warga negara Indonesia yang baik. kepada negara kebangsaan, dengan perasaan yang
Seharusnya nilai-nilai religius diarahkan dalam perspektif mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah
multikulturalisme di masa globalisasi ini. Apabila tumpah darahnya, perasaan yang mendalam dengan
madrasah hanya mengarah pada nilai religius saja, maka tradisi-tradisi setempat, dan kesetiaan dengan pemerintah
akan terjadi kurang mampunya lulusan dalam menaggapi yang resmi. Nasionalisme adalah suatu perjuangan
gejolak yang sering terjadi di masyarakat. Keseimbangan ideologi untuk mencapai dan mempertahankan otonomi,
antara pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik pada kesatuan dan identitas penduduk yang membentuk suatu
setiap kaum muda akan menghasilkan kemajuan pada diri negara (Smith, 2003: 11).
dan bangsanya. Beberapa definisi nasionalisme di atas, nasionalisme
Berdasarkan observasi pendahuluan tersebut, maka dapat diklasifikasikan berdasarkan sejarah dan perjalanan
ada temuan yang menarik untuk diteliti. Bagaimana suatu negara. Indonesia dalam sejarahnya pernah dijajah
nasionalisme di terapkan di sekolah menengah atas oleh Belanda dengan memunculkan politik kolonial yang
berbasis agama Islam, khususnya di MAN 1 Bojonegoro. mementingkan subyek negara induk. Politik kolonial
Perlu ada pengalian lebih dalam mengenai bagaimana tersebut menyengsarakan rakyat Indonesia. Sehingga
cara sekolah berbasis agama dengan perdikat model pada rakyat Indonesia berjuang untuk mengusir penjajah dari
tingkat menengah menanamkan nasionalisme pada siswa- negaranya.
siswinya. Nasionalisme Indonesia adalah gejala historis yang
Oleh karena itu, memunculkan sebuah judul tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kekuasaan kolonial
penelitian penanaman nasionalisme pada siswa MAN 1 bangsa barat (Tasa, 2009: 6). Sejarah telah merekam,
Bojonegoro di tengah arus globalisasi. Penelitian ini para pemuda adalah aktor garda depan pengobor api
menjadi penting untuk diteliti karena melalui penanaman nasionalisme di tanah air Indonesia. Hal ini dapat dilihat
nasionalisme pada siswa MAN 1 Bojonegoro di tengah bahwa nasionalisme di Indonesia mampu mempersatukan

831
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

bangsa dari latarbelakang kesukuan, bahasa, budaya dan budaya dan sejarah nasional mereka. Mereka
agama melalui Sumpah Pemuda 1928, serta dikokohkan juga mengabdikan diri untuk menggali
dalam Pancasila sebagai ideologi persatuan. individualitas nasional mereka di dalam
bahasa, adat istiadat, seni, dan alam daerah
Berdasarkan letak geografis dan sejarah, Indonesia
mereka, melalui pendidikan institusi-institusi
dapat dikatakan pada nasionalisme yang kedaulatan nasional (Smith,2003:42).
politik. Sebagaimana dijelaskan di latarbelakang Nasionalisme yang perlu ditanamkan sejak masa
Indonesia terdiri dari beberapa kultur yang membentuk pendidikan menengah yaitu menyadarkan pada kaum
suatu negara merdeka. Hal ini dipertegas dengan gagasan muda akan identitas nasional serta mendidik kaum muda
teoritis tokoh nasionalisme, khususnya mengenai untuk sadar akan status kebangsaan dengan menjadi
Indonesia yaitu Benedict Anderson (dalam warga negara yang baik. Masyarakat Indonesia harus
Hendrastomo, 2007:3) mendefinisikan nation sebagai mampu melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga
“An Imagined political community” kata „imagined‟ negara.
disini lebih berarti „orang-orang yang mendefinisikan diri Secara historis nasionalisme bangsa Indonesia
mereka hidup sebagai anggota suatu nasion, meski memiliki cerita yang panjang. Menurut Ubaidillah
mereka tak pernah mengenal, bertemu, atau bahkan nasionalisme bangsa Indonesia tergolong dalam empat
mendengar tentang warga negara lain, namun dalam bagian. Pertama, nasionalisme yang berawal tumbuh atas
fikiran mereka hidup suatu citra (image) mengenai dasar perasaan kebangsaan dan persamaan nasib.
kesatuan komunion bersama. Nasionalisme adalah sebuah Meskipun secara kodrat, keberagaman budaya yang
komunitas politik berbayang yang dibanyangkan sebagai dimiliki masing-masing individu berbeda, akan tetapi
kesatuan yang terbatas dan kekuasaan tertinggi. jiwa kebangsaan yang tinggi untuk hidup bersama dalam
Dengan demikian, nasionalisme merupakan konsep suatu bangsa tetap diwujudkan.
bagaimana seorang menjalankan kehidupan sosial untuk Kedua, Nasionalisme yang revolusioner dalam masa
negaranya. Kehidupan bersama dalam suatu bangsa perjuangan kemerdekaan. Jiwa nasionalisme ini
mengharuskan setiap individunya untuk memiliki menunjuk pada terwujudnya kemerdekaan Republik
semangat cinta terhadap negara. Nasionalisme dewasa ini Indonesia. Pada dasarnya budaya-budaya daerah yang
harus tetap menunjukan relevansinya untuk mengisi ada di Indonesia dibangun melalui religius, nilai estetika
kemerdekaan, mewujudkan kemandirian, menghargai dan nilai solidaritas. Nilai religius menjadi pedoman
kesetaraan, dan mempertahankan identitas. masyarakat Indonesia pada umumnya, agama begitu
Kemerdekaan adalah tuntutan untuk bebas dari penting dalam kehidupan mereka. Jiwa solidaritas
jajahan pihak lain, baik itu dari luar negeri maupun dalam ditunjukkan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan
negeri. Kemandirian merupakan usaha nyata menghindar dari penjajah dengan gigih, meskipun para pahlawan
dari ketergantungan secara total namun masih mengakui memiliki latarbelakang suku, budaya dan kondisi alam
perlu ada kerjasama. Kesetaraan adalah tuntutan dan yang berbeda-beda. Semangat bergelora melalui
perlakuan terhadap setiap bangsa yang mandiri dan semboyan yang lebih kuat daripada energi nuklir yaitu
berdaulat. Nasionalisme akan mendorong setiap bangsa “merdeka” demi mengusir Belanda dari tanah air
mampu mengekspresikan bakat, kapasitas, serta Indonesia. Dengan bambu runcing menyerang mitralyur,
kompensasinya secara bebas dan kritis sesuai karakter dengan Molotov Cocktail menyerang dan berjuang
dan keunikan budayanya (Tasa, 2009: 144). malam dan siang hari, satu jatuh sepuluh bangkit dan
Berkembangnya zaman dapat mengubah kehidupan, mereka menang (Brouwer, 2004: 18).
sehingga pemeliharaan akan nasionalisme harus Kemenangan itu merupakan sebuah perjuangan
diperjuangkan. Arus globalisasi yang tak terelakkan persatuan dan kesatuan pahlawan untuk mengusir
menjadi penyebab mengikisnya rasa nasionalisme penjajah. Semangat nasionalisme para pahlawan dahulu
bangsa. Oleh karena itu, cara mempertahankan dan telah membentuk Indonesia menjadi negara yang
memelihara nasionalisme sangat berbeda dengan zaman merdeka. Kemerdekaan Republik Indonesia telah berdiri
kemerdekaan. hingga saat ini berkat perjuangan para pahlawan.
Seperti yang telah kita ketahui, nasionalisme Nasionalisme pada masa ini bagaimana merebut bangsa
menuntut penemuan kembali dan pemulihan Indonesia dari para penjajah, memerdekakan, hingga
identitas bangsa yang unik. Hal ini berarti
nasionalisme menuntut agar orang kembali membentuk menjadi sebuah negara kesatuan. Meskipun
pada akarnya yang otentik di dalam komunitas pada dasarnya berbeda, bentuk perjuangan yang
budaya historis yang menghuni tanah air dilakukan pada masa itu benar-benar bisa disebut sebagai
leluhurnya. Sebagai bentuk budaya, bangsa dari jiwa nasionalisme.
kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang
anggota-anggotanya sadar akan kesatuan

832
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

Ketiga, nasionalisme dalam mempertahankan sebagai lebar dan luasnya udara, yang
kesatuan dan persatuan negara Indonesia. Pada tahapan memberi tempat pada segenap sesuatu yang
ini para penerus bangsa diharapkan senantiasa perlu untuk hidupnya segala yang hidup.
Nasionalisme kita adalah nasionalisme ke-
memelihara kemerdekaan. Kemajemukan budaya dan
Timur-an dan sekali-kali bukanlah
beberapa suku bangsa mengandung kekuatan yang indah, nasionalisme ke-Barat-an” (Tasa, 2009:
kesatuan yang telah ada harus dibina, dipelihara dan 109).
dikembangkan sehingga eksistensi persatuan dan Paham nasionalisme yang dijelaskan oleh Soekarno
kesatuan masih tetap terjaga. Bercermin dari semangat bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit, namun
nasionalisme para pahlawan, para penerus bangsa harus yang dikembangkan secara toleran, bercorak ketimuran
lebih bersatu dengan perbedaan suku dan budaya agar dan tidak agresif seperti di bangsa Eropa. Kehidupan
mampu mempertahankan kemerdekaan. Sebuah dengan Nilai kemanusiaan, kebersamaan, taat hukum
pengalaman masa silam, para pahlawan yang berbeda serta keadilan yang dibutuhkan untuk nasionalisme di
secara suku ras dan budaya, akan tetapi dapat membentuk masa globalisasi.
cita-cita masa depan bangsa yang sama. Pada dasarnya Bentuk-bentuk nasionalisme menurut Lisyarti (dalam
para pahlawan memiliki persepsi, motivasi, orientasi, dan Dewi, 2013:15) terbagi dalam lima bentuk sebagai
visi yang sama. Dapat bekerjasama dalam kerangka berikut,
kesatuan Republik Indonesia. Nasionalisme kewarganegaraan adalah dimana
Keempat, ialah nasionalisme yang kosmopolitan, negara memperoleh kebenaran politik dari
yaitu secara global internasional. Perkembangan zaman penyertaan aktif rakyat dan perwakilan politik.
telah merubah keadaan, masyarakat tidak lagi sebagai Nasionalisme etnis adalah dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal
warga negara akan tetapi juga sebagai warga dunia. Dari
atau etnis sebuah masyarakat. Nasionalisme
waktu ke waktu berbagai “kebutuhan baru” muncul yang budaya adalah dimana negara memperoleh
dianggap sangat perlu. Kebutuhan baru tersebut kebenaran politik dari budaya bersama bukan
terkadang dapat mengikis budaya-budaya lama, karena berdasar pada keturunan, warna kulit, ras dan
dianggap kurang menarik dan rumit. Bahkan pasca sebagainya. Nasionalisme kenegaraan
kemerdekaan, semakin hari jiwa nasionalisme para merupakan pengabungan antara nasionalisme
penerus bangsa semakin menurun. Hingga munculnya kewarganegaraan dan nasionalisme etnis.
Nasionalisme agama adalah dimana negara
modernisasi dan globalisasi, dengan masuknya memperoleh legitimasi politik dari persamaan
bermacam-macam budaya dari luar negeri yang secara agama.
global dapat mengubah pola pikir penerimanya. Prinsip-prinsip nasionalisme yang perlu untuk
Nasionalisme yang perlu dikembangkan pada masa ditumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prinsip
ini ialah nasionalisme yang tidak sekedar mengurung diri kebersamaan, persatuan, kesatuan dan demokrasi. Prinsip
dari batas-batas geopolitik negara bangsa (Tasa, 2009: kebersamaan, dengan menunjukan keberadaan individu
129). Namun berani keluar dari batas-batas itu dimana lain yang saling membutuhkan maka untuk memenuhinya
yang menjadi tolok ukur adalah prinsip kemanusiaan perlu kebersamaan. Prinsip persatuan dan kesatuan,
yang bersifat universal, tanpa mengabaikan cinta pada terwujudnya negara yang maju ialah melalui masyarakat
tanah air Indonesia. yang memiliki kesetiaan dan loyalitas pada negara
Seperti yang dijelaskan Ir.Soekarno telah memberi dengan bersatu rukun, damai dan saling menghormati
uraian mengenai hal ini, dimuat dalam Suluh Indonesia orang lain. Prinsip demokrasi, bahwa kebebasan
dengan judul “Ke arah Persatuan”, diantaranya sebagai mengungkapkan hak, kedudukan yang sama dan
berikut. kewajiban yang sama merupakan prinsip terwujudnya
“……..Ia bukanlah nasionalisme yang nasionalisme setiap warga. (Budiyanto dalam Waluyo,
timbul dari kesombongan bangsa belaka, ia 2011: 18)
adalah nasionalisme yang lebar,
Penanaman nasionalisme merupakan upaya untuk
nasionalisme yang timbul dari pada
pengetahuan atas susunan dunia dan mendidik seseorang pada pengembangan perilaku cinta
riwayat. pada negara, makna suatu bangsa dan identitas suatu
…….Nasionalisme kita ialah suatu negara. Penanaman nasionalisme pada siswa merupakan
nasionalisme yang menerima ras hidupnya upaya konkrit untuk kemajuan suatu bangsanya.
sebagai suatu wahyu, dan menjalankan rasa Penanaman dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
hidupnya itu sebagai suatu bakti. nasionalisme. Prinsip-prinsip nasionalisme ialah
Nasionalisme kita adalah nasionalisme
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi.
yang dalam kelebaran dan keluasaannya
memberi tempat cinta pada lain-lain bangsa, Penerapan prinsip kebersamaan dalam
kehidupan sehari-hari menuntut setiap warga

833
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

negara agar memiliki sikap “pengendalian diri” Tujuan diselenggarakannya ekstrakulikuler di sekolah
untuk mengarahkan aktifitasnya menuju ialah memperluas, memperdalam pengetahuan dan
kehidupan selaras. Prinsip persatuan dan kemampuan/kompetensi yang relevan dengan program
kesatuan terwujud dalam bentuk kesetiaan atau
kurikuler. Memberikan pemahaman terhadap hubungan
loyalitas tinggi pada kepentingan negara.
Namun tidak harus mengesampingkan antar mata pelajaran. Menyalurkan minat dan bakat
kepentingan pribadi atau golongan. Untuk tetap siswa. Mendekatkan pengetahuan yang diperoleh dengan
tegaknya prinsip ini, setiap warga negara harus kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Melengkapi upaya
mampu mengedepankan sikap kesetiakawan pembinaan manusia seutuhnya (Hermawan:2011:16).
sosial. Prinsip demokrasi memandang bahwa Pada setiap sekolah menengah sangat di butuhkan
setiap warga negara memiliki kedudukan, hak, kegiatan ekstrakulikuler untuk membentuk sikap dan
dan kewajiban yang sama (Waluyo, 2011: 18).
perilaku siswa terhadap lingkungan sosial.
Penanaman nasionalisme yang dilakukan pada
Ekstrakulikuler dapat digunakan sebagai alat untuk
sekolah akan berbeda-beda. Namun dalam melaksanakan
menanamkan nasionalisme khususnya pada kegiatan
memiliki tujuan yang sama berdasarkan prinsip
dalam pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara.
nasionalisme. Penanaman nasionalisme diharapakan
Jenis kegiatan ekstrakulikuler salah satunya ialah
mampu meningkatkan kualitas karakter siswa untuk
pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti
menjalani kehidupan sosial di masyarakat.
melaksanakan upacara bendera, melaksanakan bakti
Penanaman nasionalisme pada siswa melalui unsur-
sosial, mengikuti pramuka.
unsur dalam pembelajaran di lingkungan sekolah, unsur-
Pramuka merupakan salah satu ekatrakulikuler yang
unsur tersebut meliputi berikut ini. Pertama
diharapkan mampu mengembangkan karakter siswa,
intrakulikuler, intrakulikuler merupakan kegiatan yang
maka kegiatan ini menjadi wajib diikuti oleh setiap
yang dilakukan sekolah yang sudah teratur, jelas, dan
siswa. Pramuka juga diwajibkan di MAN 1 Bojonegoro,
terjadwal dengan sitematik dalam proses pendidikan.
sehingga dapat mendorong kemampuan siswa terhadap
Kegiatan ini merupakan salah satu wujud
lingkungan sekitarnya. Kepramukaan adalah sistem
terselenggaranya proses transformasi pengetahuan yang
pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan,
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kurikulum.
kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa
Kegiatan intrakulikuler dapat menunjang penanaman
Indonesia.
nasionalisme, salah satunya melalui pejaran PPKn.
Ketiga budaya sekolah, budaya sekolah adalah nilai-
Pelajaran PPKn merupakan sarana pendidikan
nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah
nasionalisme di Indonesia yang berfungsi sebagai mata
yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur
pelajaran yang menanamkan sekaligus
dan komponen sekolah termasuk stakeholder pendidikan,
menumbuhsuburkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta
kepada generasi muda dengan target siswa merasa
asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil
memiliki Pancasila (Daryono: 1998:125).
sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sitem nilai,
Selain pelajaran PPKn, ada beberapa pelajaran yang
kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara
dapat menunjang penanaman nasionalisme seperti bahasa
bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran
Indonesia, sejarah, seni budaya, olahraga, dan bimbingan
sebagai perilaku alami yang dibentuk oleh lingkungan.
konseling. Kedua ekstrakulikuler, ekstrakulikukler
“Budaya sekolah sebagai karakteristik khas
merupakan kegiatan yang dilakukan pada siswa sekolah
sekolah yang dapat diidentifikasi melalui nilai
menengah di luar jam pembelajaran di dalam kelas. yang dianutnya, sikap yang dimilikinya,
Kegiatan yang dilaksanakan tersebut, fungsi utama ialah kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan
mengembangkan bakat, minat, memperluas pengetahuan, tindakan yang ditujukan oleh seluruh personil
belajar bersosialisasi, menambah keterampilan dan sekolah yang membentuk suatu kesatuan
mengisi waktu luang dengan hal positif. khusus dari sistem sekolah”(Komariah,
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 2008:102).
Salah satu prinsip budaya sekolah mengacu pada visi,
060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 (dalam Hernawan
misi, dan tujuan sekolah. Untuk melaksanakan visi, misi,
2011: 12) menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dan tujuan dibutuhkan kerjasama yang baik pada setiap
adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
personil sekolah. Peraturan tata tertib sekolah merupakan
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai
salah satu wujud pelaksanaan budaya sekolah. Budaya
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan
sekolah yang dikembangkan dan diharapkan mampu
ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan pengayaan dan
mendidik siswa untuk berperilaku baik. siswa juga
kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program
mampu mewujudkan kesadaran sebagai warga sekolah
kurikuler.
yang baik. Berawal dari menjadi warga sekolah yang

834
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

baik maka diharapkan akan menjadi warga negara yang Setiadi dan Kolip (2011) membagi tiga pandangan
baik pula. mengenai globalisasi. Pertama pihak yang bersikap
Globalisasi memiliki berbagai definisi, salah satunya optimis bahwa globalisasi membawa dampak baik.
globalisasi diartikan sebagai proses yang menghasilkan Dengan menyatunya dunia menjadi tunggal secara
dunia tunggal, masyarakat seluruh dunia menjadi saling bersama-sama akan melahirkan satu lembaga bagi
tergantung di semua aspek kehidupan, politik, ekonomi seluruh dunia. Batasan kultural antar negara berbagai
dan budaya (Setiadi, 2011: 686). Kini orang dapat belahan dunia akan melebur menjadi kultur baru yang
berbicara mengenai struktur global hubungan politik, mendunia. Teori ini memandang bahwa dengan adanya
ekonomi dan kultural, yang berkembang melampaui batas globalisasi, kehidupan di dunia ini menjadi homogen,
tradisional dan mengikat satuan masyarakat yang menjunjung kebersamaan, sehingga menimbulkan
sebelumnya terpisah ke dalam satu sistem yaitu sistem perdamaian di dunia ini.
global (Stompka, 2005:101). Kedua, ialah pihak yang memandang globalisasi
Gejala yang dimiliki globalisasi yaitu tidak ada satu fenomena negatif. Meskipun globalisasi membawa
negara manapun di dunia ini mampu mencukupi tatanan struktur dunia yang membawa homogenitas pada
kebutuhannya sendiri. Kebutuhan negara bisa terpenuhi budaya dunia, justru akan melahirkan dominasi negara
dengan bantuan negara lain. Sehingga dalam prosesnya adikuasa yang berperan seolah-olah polisi dunia yang
menyentuh keseluruh aspek kehidupan manusia di bumi. berhak menangkap dan menghakimi siapa saja yang tidak
Globalisasi juga dapat didefinisikan sebagai sejalan dengan ideologi liberalisme mereka.
penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang Selain itu fenomena negatif mengenai problem
mendunia, ekspansi hubungan yang melintas terhadap eksistensi negara dan bangsa. Globalisasi yang
benua, organisasi kehidupan sosial pada skala
menjadikan dunia menjadi tunggal dapat mengikis paham
global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran
global bersama (Martono, 2012: 96). nasionalisme (Setiadi, 2011: 694). Ketiga ialah kelompok
Perubahan pada masyarakat sangat besar, mulai cara yang tidak mempercayai akan adanya perubahan yang
orang memahami dunia, dunia lokal mereka sendiri dan sangat spektakuler ini. Menurut mereka globalisasi
dunia keseluruhan. Masyarakat mengalami kemajuan adalah sebuah mitos belaka, sebab gejala kapitalisme
yang seragam dalam aspek budaya. Informasi menjadi sebenarnya bukanlah barang baru, tetapi telah ada
hal yang sangat berpengaruh, seperti media masa. semenjak ratusan tahun lalu. Apa yang dihasilkan saat ini
Televisi dapat mengubah dunia menjadi sebuah dusun adalah lanjutan dari gejala sosiokultural pada masa
global. Segala bentuk informasi dan gambar peristiwa lampau. Teori atau pandangan ini berasal dari kelompok
yang terjadi di tempat dapat di ketahui oleh jutaan orang tradisionalis yang merespon globalisasi hanyalah sesuatu
dalam waktu bersamaan. Menurut Giddens (dalam yang dibesar-besarkan.
Martono, 2012: 97), globalisasi berkaitan dengan tesis Globalisasi budaya dan identitas nasional , salah
bahwa semua orang hidup dalam satu dunia. Pandangan satunya media masa. Media masa menjadi pengaruh
globalisasi menurut Giddens ada dua yaitu pertama kaum besar terhadap proses globalisasi. Maraknya media masa
skeptis, yang menggangap bahwa semua hal yang asing yang melanda ke berbagai kawasan dunia
dibicarakan mengenai globalisasi adalah omong kosong. menunjukkan betapa tingginya volume penyebaran
Kedua, kaum radikal yang berpendapat bahwa budaya antar bangsa. “…..Imperialisme media semakin
globalisasi tidak hanya sangat riil, melainkan juga lama semakin mengubah dunia menjadi dusun global”,
konsekuensinya dapat dirasakan dimana pun. Sehingga dimana lingkup pengalaman kultural dan produknya
globalisasi tidak berkembang secara adil dan tidak semua pada dasarnya adalah sama (Martono, 2012: 105).
konsekuensinya menguntungkan atau baik. Globalisasi Hanners (dalam Sztompka, 1994) mencetuskan satu
telah menimbulkan problem terhadap eksistensi negara teori yaitu ecumene culture, merupakan kawasan
dan bangsa (Hendrastomo, 2007: 5). Banyak bangsa interaksi, interpretasi dan pertukaran budaya yang
kehilangan sebagian kedaulatannya, dan para politisi juga berlangsung terus-menerus. Aliran budaya dalam
kehilangan sebagian besar kemampuannya untuk ecumene tidak timbal balik, akan tetapi hanya satu arah.
memegaruhi dunia. Dengan demikian, globalisasi Baik budaya tradisonal yang muncul dalam batas
merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan komunitas dan terpaku pada ruang dan waktu. Serta
peningkatan keterkaitan antar bangsa dan antar manusia budaya modern yang melintas jarak dan waktu melalui
di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, teknologi komunikasi dan transportasi.
perjalanan, budaya, popular, jaringan komunikasi dan Hanners menggambarkan adanya empat kemungkinan
bentuk-bentuk interaksi yang lain. yang akan terjadi sehubungan adanya penyatuan budaya
di masa mendatang. Pertama, homogenitas global,
budaya barat akan mendominasi di seluruh dunia. Karena

835
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

pesan budaya berasal dari negara maju (barat) sedangkan arus globalisasi, dan melihat hasil penanaman
negara pinggiran hanya sebagai penerima. Segala aspek nasionalisme. Nasionalisme yang dimaksud ialah
kehidupan masyarakat barat akan dijadikan bahan tiruan, kesadaran keanggotaan bangsa untuk mewujudkan diri
seperti gaya hidup, pola konsumsi, nilai dan norma, sebagai warga negara yang mampu melaksanakan hak
gagasan dan keyakinan. Oleh karena itu, nilai lokal dan dan kewajiban dengan baik. Penumbuhan nasionalisme
budaya lokal akan lenyap oleh dominasi budaya barat. ini dimulai dari sekolah melalui intrakulikuler,
Kedua, kejenuhan yang merupakan versi khusus dari ekstrakulikuler, dan budaya.
proses homogenisasi global. Dimensi waktu yang akan Lokasi penelitian berada di MAN 1 Bojonegoro.
mengubah secara perlahan. Waktu penelitian dimulai saat melakukan observasi awal
Secara perlahan masyarakat pinggiran sedikit demi yaitu pada bulan desember 2013 hingga akhir tahun
sedikit akan menyerap budaya barat, yang semakin pelajaran pada bulan juni 2014. Informan pada penelitian
menjenuhkan mereka. Dalam jangka panjang ini adalah kepala sekolah, guru (PKn, sejarah, bahasa
penghayatan tentang budaya lokal yang asli dari kalangan Indonesia,seni budaya, olahraga), coordinator
pinggiran memudar. Ketiga, kerusakan budaya pribumi ekstrakulikuler pramuka dan PMR (Palang Merah
dan kerusakan budaya barat yang diterima. Bentrokan Remaja), dan siswa..
antara budaya pribumi dan budaya barat, semakin Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
merusak nilai budaya barat yang diterima. Budaya penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi
penerima akan menyaring produk budaya barat yang awal di MAN 1 dilakukakan pada desember 2013,
canggih dan hanya menerima yang bernilai murahan. sedangkan observasi penelitian dilaksanakan pada akhir
Penyebabnya adalah masyarakat pribumi kurang siap bulan mei hingga minggu kedua juni. Selanjutnya
untuk menerima budaya barat yang canggih dan selera wawancara mulai dilakukan pada minggu awal bulan mei
mereka masih rendah. Di pihak penyalur, ada hingga minggu ketiga. Pedoman wawancara meliputi
kecenderungan menjual kelebihan produk kultural penanaman nasionalisme yang dilakukan guru dan
bermutu paling buruk ke daerah pinggiran. pembina ekstrakulikuler, serta mencari keberhasilan siswa
Selain itu, adanya penyalahgunaan nilai budaya yang melalui wawancara mendalam kepada siswa terpilih.
diterima, yang disesuaikan dengan cara hidup lokal yang Teknik analisis data melalui tahap empat tahap. Tahap
sudah mapan. Keempat, kedewasaan, yaitu penerimaan pertama meliputi pengumpulan data dengan observasi dan
budaya barat melalui dialog dan pertukaran yang lebih wawancara. Tahap kedua adalah reduksi data dari hasil
seimbang daripada penerimaan sepihak. Masyarakat observasi dan wawancara. Tahap ketiga adalah penyajian
pribumi menerima unsur budaya barat secara selektif, data yang telah direduksi dengan konsep nasionalisme dan
memperkaya dengan nilai lokal tertentu, dalam menerima globalisasi yang sudah ada. Tahap terakhir adalah
gagasan barat dan masyarakat pinggiran memberikan penarikan kesimpulan dari hasil penyajian data.
interpretasi lokal. Akibatnya akan terjadi peleburan
antara unsur budaya yang datang dan yang diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN
Budaya global berperan merangsang dan menantang Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro menurut
perkembangan nilai budaya lokal, sehingga akan terjadi keputusan menteri agama Republik Indonesia no.370
proses spesifikasi budaya lokal. Unsur lokal dan unsur tahun 1993 ialah satuan pendidikan dalam jenjang
impor dipertahankan dan perannya ditingkatkan oleh pendidikan menengah dalam bentuk sekolah menengah
pengaruh budaya barat. umum yang bercirikan agama islam. Sekolah ini
bertempat di di jalan Monginsidi 160 Bojonegoro.
METODE Berdasarkan SK Menteri Agama RI No.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif IV/PP.06/KEP/17.A/1998, tanggal 20 Pebruari 1998
dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah ditetapkan sebagai Madrasah Aliyah Negeri Model.
penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan madrasah ini memilliki sarana dan prasarana yang
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian- lengkap. Predikat sebagai madrasah model, atau sebagai
kejadian (Surbayaka, 2012: 76). Pendekatan ini madrasah percontohan bagi madrasah lain sehingga
digunakan sebab dalam penelitian bermaksud untuk sarana dan prasarana harus lengkap. Nilai keunggulan
menyelidiki sebuah informasi tentang jiwa nasionalisme MAN Model dalam melaksanakan kegiatan wajib
yang mulai berkurang pada kalangan anak muda di era menjunjung tinggi keimanan, ketaqwaan, kebenaran,
globalisasi. Sehingga diperlukan penjelasan mengenai kejujuran, kebaikan, kecerdasan, kebersamaan, dan
bentuk penanaman nasionalisme pada siswa di sekolah. keindahan.
Fokus penelitian mengungkap cara penanaman Secara operasional misi pendidikan Islam di
nasionalisme di sekolah berbasis agama Islam di tengah Madarasah Aliyah Negeri Model Bojonegoro dapat

836
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

dirumuskan dalam kalimat, “Membina Insan Akademis kesempatan untuk menghafal pasal UUD 1945 sesuai
Yang Religius, Jujur, Disiplin Dan Bersahabat Serta kesepatan kelas.
Memiliki Komitmen Mengamalkan Ajaran Islam Dalam Selanjutnya melakukan diskusi dengan mengkaitkan
Segala Aspek Kehidupan Untuk Mewujudkan Masa materi pembelajaran dengan identitas nasional. Seperti
Depan Yang Bermutu Dan Diridloi Allah”. memberi pertanyaan tentang dasar hukum dari materi
Visi MAN Model Bojonegoro ialah Unggul, tersebut di peraturan negara Indonesia. Serta mencari
Kompetitif, dan Islami. Salah satu indikator yang informasi identitas nasional melalui berbagai sumber
menunjukkan nasionalisme sekolah ini ialah menjadi seperti internet dan media sosial. Guru dalam
pelopor perubahan dan transformasi sosial serta menjadi pembelajaran menjadi model bagi siswa untuk
model penerapan nilai Islam dalam berbagai aspek menanamkan karakter nasionalisme .
kehidupan, sehingga tercipta masayarakat akademik yang Penanaman nasionalisme juga dilakukan melalui
berbudaya, bermartabat dan berperadaban Islami. pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa
Nasionalisme penting di sekolah ini. Siswa perlu Indonesia sebagai pembelajaran bahasa nasional. Bahasa
memiliki jiwa nasionalisme pada era globalisasi ini, Indonesia merupakan identitas nasional serta salah satu
terlebih pada siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 alat komunikasi lisan di Indonesia. Ermayuliati Ulfa
Bojonegoro. Hal ini sesuai dengan penuturan kepala sebagai guru bahasa Indonesia menjelaskan bahwa
MAN 1 Bojonegoro Mokh. Mas Ulin sebagai berikut: bahasa Indonesia menjadi salah satu identitas nasional
“Nasionalisme itu penting untuk ditanamkan Indonesia. Pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa
pada siswa, tak terkecuali pada siswa sekolah diharap bisa bangga dan mampu menggunakan bahasa
berbasis agama Islam. Secara harfiah Islam Indonesia dengan baik. Cara yang biasa digunakan di
tidak mengharuskan adanya nasionalisme,
pembejaran siswa dibiasakan selalu menggunakan bahasa
namun disisi lain Islam juga menganjurkan taat
pada ulil amri. Taat kepada ulil amri ialah taat Indonesia yang baik.
pada pemimpin negara. Untuk menunjukkan Pelajaran bahasa Indonesia sebagai sarana dalam
taat pada pemimpin, maka nasionalisme bisa menanamkan nasionalisme. Setiap orang perlu
digunakan sebagai alat pelaksanaannya. Oleh mempelajari bahasa persatuan ini berdasarkan sumpah
karena itu menanamkan nasionalisme pada pemuda. Cara yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia
siswa siswi MAN 1 Bojonegoro sangat penting ialah melalui pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia
untuk membuat anak-anak menjadi warga
yang baik dan benar pada siswa dalam pembelajaran dan
negara yang baik.”(Hasil wawancara tanggal
13 Mei 2014) di luar pembelajaran. Saling mengkoreksi antara guru dan
Penanaman nasionalisme itu penting untuk siswa saat ada kesalahan dengan membawa kamus setiap
menjadikan siswa kelak saat hidup di lingkungan pembelajaran. Selain itu, ada kegiatan yang dilakukan
masyarakat mampu melaksanakan hak dan kewajiban guru saat hari besar nasional dalam pembelajaran untuk
sebagai warga negara yang baik. Sekolah ini telah mengembangkan sikap bangga pada negara.
menganggap nasionalisme penting untuk ditanamkan Hari besar nasional yang diperingati setiap tahun
pada siswa, nasionalisme dengan tetap mengamalkan sebagai aksi sejarah pada masa lampau. Sejarah menjadi
ajaran Islam. awal terjadinya kehidupan masa kini, maka mata
Penanaman nasionalisme yang dilakukan MAN 1 pelajaran sejarah menjadi sarana menanamkan
Bojonegoro memiliki berbagai cara. Cara menanamkan nasionalisme. Silviana Rahmawati sebagai guru sejarah
nasionalisme dapat diamati dalam pembelajaran, menuturkan cara menanamkan nasionalisme kepada siwa
ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Pertama, cara melalui sejarah nasional menjelaskan bahwa pada
penanaman nasionalisme melalui Pembelajaran kurikulum mata pelajaran sejarah di SMA sudah tidak
(intrakulikuler). Sekolah ini memfokuskan penanaman lagi membahas tentang sejarah bangsa Indonesia. Namun
nasionalisme melalui intrakulikuler pada guru mata siswa perlu di ingatkan kembali dalam pembelajaran.
pelajaran PKn, bahasa Indonesia, sejarah, seni budaya, siswa diajak untuk mengigat kembali sejarah Sumpah
dan olahraga. Guru mata pelajaran PKn megembangkan Pemuda, Kemerdekaan RI, maupun sejarah Indonesia
pengetahuan siswa akan identitas nasional untuk lainnya. Terlebih pada hari-hari besar nasional, siswa
menanamkan nasionalisme. Identitas nasional Indonesia dites kembali kemampuan mengenai identitas nasional.
dipelajari lewat proses pembelajaran, dengan cara Selanjutnya Silviana Rahmawati menjelaskan Cara yang
membuat pembelajaran menyenangkan. Pembelajaran paling mudah untuk mengembangkan sikap siswa akan
menyenangkan yang dilakukan oleh guru PKn ini seperti nasionalisme ialah mengimplementasikan sejarah
mengajak menyanyi lagu daerah atau lagu nasional nasional Indonesia dalam kegiatan yang positif seperti
sebelum pelajaran berlangsung. Selain itu ketika memperinggati dan memelihara kesatuan dan kesatuan
pembelajaran ada yang gaduh maka siswa diberi masyarakat. Untuk mengembangkan sikap itu, maka guru

837
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

sering mengajak siswa untuk berpartisipasi pada setiap “Kegiatan olahraga wajib diikuti oleh siswa
kegiatan peringgatan hari besar nasional. siswi MAN 1 Bojonegoro. Saya selalu
Sejarah nasional Indonesia merupakan salah satu membimbing siswa siswi saya untuk selalu
menjaga almamater madrasah ini dengan
bentuk pemahaman akan identitas nasional. Mengulas
menjalankan olahraga dengan sportifitas serta
kembali materi identitas nasional Indonesia merupakan mengajak siswa lainnya untuk mendukung
hal penting untuk lebih memperdalam pengetahuan dan teman-temannya. Dengan mendukung
pemahaman siswa. Guru mengadakan tes pemahaman sekolah di kejuaraan olahraga juga termasuk
siswa mengenai sejarah nasional saat bertepatan dengan menjaga nama baik sekolah. Dengan begitu
hari besar nasional. Guru mengajak siswa untuk aktif dan siswa bisa menjadi warga sekolah yang baik.”
berpartisipasi dalam kegiatan positif yang dilakukan (Hasil wawancara tanggal 17 Mei 2014)
Selanjutnya Nurkawan menjelaskan:
sekolah saat memperinggati hari besar nasional.
“Penanaman nasionalisme di arahkan pada
Selanjutnya cara penanaman nasionalisme pada karakter siswa mengenai sikap sportifitas,
mata pelajaran seni budaya. Sunawan sebagai guru seni tanggung jawab, dan disiplin. Cara yang
budaya menjelaskan mengenai cara menanamkan biasa saya gunakan ialah pada saat
nasionalisme berikut: pembelajaran selalu disiplin dalam segala
“Nasionalisme dapat di wujudkan melalui hal, mulai berpakaian, ketepatan waktu, dan
membahas kembali tentang budaya bangsa kesungguhan siswa. berawal dari disiplin
akan memunculkan tanggung jawab dan
Indonesia itu perlu mbak, terutama mengenai sportifitas. Jika ada yang melanggar maka
lagu daerah, tarian daerah, serta kerajinan- aka nada hukuman, hukuman diberikan
kerajinan daerah di Indonesia. cara yang berdasarkan tingkat kesalahan yang
biasanya saya lakukan ialah kegiatan di luar dilakukan siswa.”
kelas dengan memberi tugas membuat hasil Cara yang dilakukan oleh guru olahraga ialah
karya yang di sangkutkan dengan budaya mendidik disiplin siswa saat pembelajaran. Kedisiplinan
khas Indonesia. entah itu karya berupa yang ditanamkan pada siswa pada pembelajaran
produk ataupun karya persembahan seperti diwujudkan untuk menjadikan siswa mampu menjaga
tari.” (hasil wawancara tanggal 17 Mei 2014) almamater sekolah, dan memiliki karakter tanggung
Selanjutnya Sunawan menjelaskan : jawab.
Di era globalisasi ini, budaya lokal Indonesia Cara menanamkan nasionalisme melalui
mulai terpinggirkan dengan budaya asing. intrakulikuler dilaksanakan oleh guru mata pelajaran
Maka cara yang saya gunakan ialah PKn, sejarah, bahasa Indonesia, seni budaya dan
mengkombinasikan budaya Indonesia dengan olahraga. Beberapa cara menanamkan nasionalisme
perkembangan zaman. Seperti dalam tarian melalui mata pelajaran tersebut terdapat dua hal, yaitu
dan kerajianan, namun tetap sesuai kaidah menumbuhkan kembali wawasan identitas nasional
islam. Untuk kebudayaan Indonesia yang lain Indonesia sebagai pedoman menjadi warga negara yang
yang belum sesuai dengan kaidah islam baik dan pengembangan karakter nasionalisme. Pada
hanya perlu diketahui untuk pengetahuan. setiap komponen memiliki cara masing-masing untuk
Budaya-budaya asli Indonesia memiliki menumbuhkan kesadaran siswa mengenai nasionalisme.
keberagaaman yang perlu untuk di pelihara, dengan Kedua, cara penanaman nasionalisme melalui
mengulas kembali budaya bangsa Indonesia di ekstrakulikuler. Sekolah ini memiliki dua ekstrakulikuler
pendidikan itu hal yang tepat. Guru mengkombinasikan yang substansinya mengenai nasionalisme, yaitu
tugas mengenai budaya Indonesia dan budaya lain atau Pramuka dan PMR (Palang Merah Remaja).
asing yang terkenal agar siswa tertarik mepelajari. Ekstrakulikuler pramuka memiliki cara untuk
Namun berdasarkan pengamatan, pelaksanaan kegiatan menanamkan nasionalisme, Suntoko sebagai pembina
luar kelas yang dilakukan ini tidak selalu dilakukan dan pramuka menjelaskan bahwa kegiatan pramuka memiliki
tidak semua budaya (tarian, kerajinan, dan lagu daerah) di dua hal utama, kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas.
terapkan di kegiatan ini (OP/MAN 1 BJN, diolah). Pada setiap kegiatan tersebut memiliki cara masing-
Selanjutnya pada mata pelajaran olahraga. Olahraga masing dalam menanamkan nasionalisme. Kegiatan
merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan mengenai materi dilakukan setelah dua kali di lapangan.
siswa untuk bersikap sportif. Nasionalisme yang Salah satu materi ialah mengenai identitas nasional
dibutuhkan saat ini ialah kemampuan individu yang Indonesia. Cara untuk meningkatkan pengetahuan akan
berkarakter salah satunya sikap disiplin. Guru olahraga identitas nasional maka diadakan sebuah kegiatan cerdas
Nurkawan menuturkan bahwa kegiatan olahraga harus cermat pada akhir pertemuan.
menjujung sportif dan disiplin:

838
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

Kegiatan pramuka selain di dalam kelas dengan berbeda. Cara ekstrakulikuler yang dilakukan tersebut
materi, namun juga memiliki kegiatan di luar atau menghasilkan dua kategori, menumbuhkan identitas
lapangan yang berhubungan dengan nasionalisme. Hal ini nasional yang dilakukan pramuka dan pengembangan
juga dijelaskan Suntoko selaku pembina pramuka bahwa karakter dari pramuka dan PMR.
Melalui kegiatan lapangan, pramuka memiliki cara Ketiga, cara penanaman nasionalisme melalui
menanamkan nasionalisme dengan membiasakan anggota budaya sekolah. Nasionalisme pada siswa dilatih saat
untuk menjadi petugas upacara dan peserta upacara yang sekolah dengan menjadikannya warga sekolah yang baik.
baik. Membiasakan untuk mampu melakukan PBB Warga sekolah yang baik ialah siswa mampu
(pasukan baris berbaris). Selain itu mengadakan melaksanakan kewajibannya untuk taat aturan sekolah
permainan yang menyenangkan dan mendidik anggota dan haknya sebagai siswa. Warga sekolah yang baik
untuk peka terhadap lingkungan. Serta mengadakan selalu membiasakan diri melalui budaya sekolah. Ike
kemah bakti untuk mendidik siswa agar memiliki Yusrini sebagai guru PKn menuturkan bahwa budaya
kemampuan yang mandiri, bertanggung jawab, rela sekolah mampu medorong siswa untuk menjadi warga
berkorban, dan cinta tanah air. sekolah yang baik.
Prinsip dasar pramuka salah satunya dilaksanakan Meskipun sekolah ini berbasis agama Islam namun
dalam bentuk menjaga, memelihara persaudaraan, serta sekolah ini masih melaksanakan upacara bendera.
mempertahankan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kondang Kostarto sebagai guru bahasa Indonesia selaku
kebhinekaan. Cara ekstrakulikuler pramuka dapat pembina upacara menjelaskan bahwa upacara bendera
disimpulkan bahwa cara penanaman nasionalisme dilaksanakan pada minggu pertama dan upacara apel pagi
dilakukan pada kegiatan di kelas dan kegiatan di minggu kedua. Upacara merupakan salah satu wujud
lapangan. Kegiatan dalam kelas memfokuskan pada nasionalisme, karena itu mengikuti upacara dengan baik
penumbuhan pemahaman akan identitas nasional, itu cermin warga negara yang baik. Namun di zaman
sedangkan di kegiatan lapangan terdapat pengembangan yang modern dan global ini seringkali orang bermalas-
karakter yang mengarah pada nasionalisme siswa. malasan untuk mengikuti upacara. Siswa sekolah ini
Upaya yang dilakukan untuk mendidik nilai masih harus dibimbing saat akan melakukan upacara
nasionalisme yaitu melalui ekstrakulikuler PMR. bendera. Maka sekolah memberi pujian dan predikat pada
Ekstrakulikuler yang mengarah untuk menjadi warga kelas yang mampu hadir tepat waktu dan mengikuti
negara yang baik ialah PMR yang mempunyai ciri upacara dengan khidmat di lapangan. Kebijakan sekolah
kemanusiaan. Nasionalisme masa kini ialah nasionalisme yang memberi predikat dan pujian pada kelas dapat
yang mengarah pada kemanusiaan. Pembina PMR yaitu membuat siswa hadir tepat waktu dan disiplin saat
Imam menjelaskan bahwa ekstrakulikuler Palang Merah upacara berlangsung.
Remaja merupakan organisasi yang dari PMI dengan Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan menjadi relawan yang baik. sekolah ini tetap melaksanakan upacara bendera namun
Cara penanaman nasioanlisme pada kegiatan PMR tidak setiap hari senin dilaksanakan. Upacara di hari
di MAN 1 Bojonegoro dibuat menyenangkan, seperti besar nasional dan Islam juga dilaksanakan. Sekolah
mempelajari kesehatan diri sendiri, mengadakan kegiatan membuat kebijakan memberi predikat baik dan pujian
bakti sosial setiap akhir semester. Selain itu di PMR kepada kelas yang mampu hadir tepat waktu, disiplin saat
siswa diajak peka terhadap lingkungan dengan upacara berlangsung dapat memberi semangat pada siswa
mewajibkan anggota untuk menjadi tim kesehatan saat untuk lebih disiplin dalam mengikuti upacara.
kegiatan-kegiatan besar sekolah. Ekstrakulikuler ini Sekolah ini memilliki beberapa kegiatan rutin untuk
membina peserta atau anggotanya untuk memiliki sikap menunjang jiwa nasionalisme siswa. Kegiatan itu
dengan berpedoman pada Tri Bhakti PMR dan prinsip meliputi perayaan hari besar nasional, keikutsertaan
kepalangmerahan. Dengan begitu anggota PMR mampu lomba wawasan kebangsaan, dan studi orientasi
menjadi relawan dan rela berkorban demi dirinya maupun masyarakat. Sekolah menanamkan nasionalisme dengan
negaranya. Ekstrakulikuler PMR melakukan penanaman membuat suatu kebiasaan yang akan membuat siswa
nasionalisme dengan mengembangkan karakter berpartisipasi. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi aturan
kemandirian, rela berkorban, tanggung jawab, dan sekolah yang tak tertulis namun sering dilakukan.
kemanusiaan. Partisipasi siswa dan warga sekolah lainnya akan
Ekstarkulikuler PMR dan Pramuka dapat memberi menumbuhkan karakter nasionalisme. Siswa diharapkan
masukan baik untuk siswa siswi dalam berperilaku, maka mampu mengimplementasi apa yang telah diperoleh dari
ekstrakulikuler mampu mempengaruhi nasionalisme yang pembelajaran dan ekstrakulikuler mengenai nasionalisme
peka terhadap lingkungan sekitar. Kedua ekstrakulikuler melalui berbagai kegiatan positif ini.
ini memiliki cara menanamkan nasionalisme yang

839
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

Perayaan hari besar nasional, seperti kebangkitan orientasi masyarakat dan perayaan hari besar nasional
nasional, kartini, kemerdekaan Republik Indonesia selalu (kemerdekaan RI, kartini, kebangkitan nasional).
di jadwal pada setiap awal pembelajaran. Sekolah telah Siswa siswi MAN 1 Bojonegoro telah
membagi panitia pada seluruh warga, mulai guru, siswa, melaksanakan beberapa kegiatan yang dibuat khusus
dan karyawan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut untuk penanaman nasionalisme. Tujuan dari penanaman
tentu juga dibantu oleh OSIS dengan adanya perekrutan nasionalisme pada siswa ialah untuk mengembangkan
siswa lain yang ingin berpartisipasi, sehingga nilai nasionalisme pada setiap individu agar mampu
memunculkan keterkaitan antara guru dan siswa dalam menjadi warga negara yang baik. Untuk melihat hal ini
menjalankan mandate dari kepala sekolah. Rahmat Alif maka dilakukan pengamatan perilaku siswa yang telah
Yudha Pratama selaku ketua osis menjelaskan bahwa ditanamkan nasionalisme di sekolah. Indikator
OSIS selalu diberi mandat untuk mengadakan kegiatan keberhasilan dari penanaman nasionalisme ditentukan
agustusan dengan tujuan menyemarakkan hari berdasarkan perubahan sikap siswa ditentukan oleh
kemerdekaan RI. Setelah itu OSIS mengajak siswa lain konsistensi perilaku dengan apa yang telah ditanamkan
untuk berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Dengan oleh sekolah melalui intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan
mengadakan acara semacam itu akan meningkatkan rasa budaya sekolah.
kebanggaan kita terhadap Indonesia dan tanggung jawab Terdapat dua informan yang diamati dalam
terhadap apa yang diamanatkan. Tentunya kegiatan ini mengetahui hasil penanaman nasionalisme di MAN 1
sangat didukung oleh sekolah. Bojonegoro. Informan tersebut ialah Zhumrotin dan
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar nasional Amiruddin. Pertama, yaitu informan yang bernama
yang telah dibiasakan tersebut mengajak pada semua Zhumrotin. Zhumrotin berumur 16 tahun yang
warga untuk berpatisipasi, menumbuhkan tanggung merupakan siswi MAN 1 Bojonegoro kelas sepuluh,
jawab, dan kebersamaan warga sekolah. Hal ini alasan menjadikan Zhumrotin informan ialah siswi ini
menunjukkan sekolah ini menarik karena sebagai sekolah merupakan siswi yang pandai di dalam pelajaran, aktif
berbasis islam namun dalam mengadakan perayaan hari dalam organisasi dan sering sekali melakukan
besar nasional sangat bersungguh-sungguh. pelanggaran peraturan sekolah. Selain itu siswi ini yang
Kegiatan yang selanjutnya ialah SOMAS (studi diamati dari awal masuk hingga pengambilan data dan
orientasi masyarakat), sebuah kegiatan pelayanan telah terjadi perubahan sikap.
masyarakat dengan terjun langsung di lapangan. Kegiatan Berdasarkan pengamatan sementara di lapangan
ini memiliki tujuan bahwa siswa diharapkan memiliki menunjukkan bahwa Zhumrotin ini merupakan siswa
kepekaan terhadap lingkungan sekitar, menunjukkan yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan namun
pembelajaran langsung di hadapan masyarakat. Kegiatan kurang disiplin. Namun setelah beberapa bulan Zhumrotin
ini menunjukkan bahwa sekolah ini memiliki cara untuk mengalami perubahan mampu mengurangi kebiasaan
menanamkan nasionalisme dengan melakukan acara yang kurang disiplin menjadi lebih baik. (OP/MAN 1 BJN,
terjun langsung di lapangan. Pengembangan karakter diolah)
yang dimunculkan untuk siswa khususnya kelas Perubahan yang terjadi, pada Zhumrotin dapat
akselerasi diantaranya ialah peka terhadap lingkungan membentuk kemampuan sikap siswa untuk menjadi
sekitar, tanggung jawab, kemandirian, dan kebersamaan. warga negara yang baik melalui penanaman
Siswa diharapkan memiliki karakter tersebut setelah nasionalisme. Karakter yang dikembangkan untuk
melakukan, sehingga kelak saat menjadi warga negara menjadi warga negara yang baik berdasarkan cara
terbiasa dengan kebersamaan dan berbagai keadaan di penanaman nasionalisme ialah disiplin, cinta tanah air
lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan (bangga terhadap negara), taat aturan, tanggung jawab,
seharusnya kegiatan ini dilakukan pada seluruh siswa sportifitas, kebersamaan, rela berkorban (kemanusiaan),
MAN 1 Bojonegoro, sehingga penumbuhan karakter dan menghormati. Pengembangan sikap disiplin,
yang langsung terjun di lapangan tercapai juga pada Zhumrotin telah mengalami banyak perubahan perilaku
siswa lainnya. yang lebih baik. Zhumrotin mampu mengurangi tingkat
Cara penanaman nasionalisme melalui budaya keterlambatan saat masuk sekolah. Berikut penuturan
sekolah dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah ini Silviana selaku wali kelas Zhumrotin:
memfokuskan upacara dan kegiatan positif di luar jam “Sesuai pemantauan yang saya lakukan,
sekolah sebagai upaya untuk mengembangkan kesadaran Zhumrotin telah banyak berubah. Dia sudah
untuk menjadi warga negara yang baik wujud tidak telat masuk sekolah dan saat upacara.
Dia semakin disiplin dalam sekolah. Saya
nasionalisme. Kegiatan positif itu seperti upacara bendera
selalu mengkhawatirkan anak-anak didik
dan hari nasional maupun hari besar Islam, swadesi, studi saya yang melanggar aturan sekolah,

840
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

sehingga saya sering menegur dia untuk mau mampu membagi waktu dan tenaga bagi kegiatan yang
berubah. Alhamdulillah sekarang dia bisa diikutinya.
berubah, meskipun secara perlahan- Dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa
lahan.”(hasil wawancara tanggal 6 juni 2014)
Zhumrotin memang memiliki sikap tanggung jawab.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dibenarkan
Kedisiplinan yang dilakukan menyadarkan bahwa tepat
oleh Zhumrotin yang telah terjadi perubahan dalam
waktu itu aturan, sehingga Zhumrotin sadar kalau
dirinya. Bahwa mentaati aturan itu merupakan
kewajiban dirinya mentaati aturan. Kegiatan yang sangat
kewajibannya sebagai siswa. Zhumrotin menjelaskan
banyak menuntut Zhumrotin untuk mampu melaksanakan
bahwa disiplin itu penting. Kedisiplinan membawanya
tugasnya dengan baik. Ketika upcara bendera hari Senin,
lebih fokus, tidak tergesa-gesa, dan mampu bertanggung
Zhumrotin memiliki tanggung jawab mempersiapkan
jawab terhadap apa yang dilakukan. perubahan
terselenggaranya upacara, namun Zhumrotin tetap
inidipengaruhi oleh wali kelas, guru Pkn dan budaya
mengkoordinasi teman-teman kelasnya untuk segera
sekolah.
merapat ke lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan
Zhumrotin mampu bertanggung jawab sebagai OSIS dan
kebenaran bahwa Zhumrotin telah disiplin diantaranya
sebagai ketua kelas. Keberhasilan Zhumrotin ditunjukkan
saat masuk sekolah dan saat upacara. Zhumrotin selalu
dalam menjalankan tugas atau kegiatan, mampu membagi
berusaha untuk datang selolah tepat waktu. Setelah di
waktu dan tenaga untuk menyelasikan amanat. (OP/MAN
tegur, dinasehati, dan dihukum oleh beberapa guru,
1 BJN, diolah)
Zhumrotin mau berubah menjadi siswa yang taat aturan.
Keikutsertaan dan partisipasi Zhumrotin dalam
Zhumrotin bertanggung jawab pada saat upacara, karena
perlombaan dan kegiatan positif yang dilakukan sekolah
Zhumrotin sebagai anggota OSIS yang memiliki
juga dapat membangun sikap bangga terhadap sekolah
tanggung jawab untuk mempersiapkan pelaksanaan
dengan membawa dan menjaga nama baik. Sikap ini
upacara. (OP/MAN 1 BJN, diolah)
kelak diharapkan akan membiasakan diri untuk bangga
Perkembangan sikap disiplin Zhumrotin membawa
terhadap negara. Hal ini juga memiliki manfaat
dampak pada sikap yang lain. Sikap tersebut diantaranya
perkembangan sikap yang lain, berikut ini penjelasan
tanggung jawab. Keikutsertaan Zhumrotin dalam
Zhumrotin terkait manfaat dari partisipasi dalam
organisasi dan kegiatan rutin sekolah membawanya untuk
perlombaan dan kegiatan positif dari sekolah:
mengembangkan sikap tanggung jawab. Guru PKn
“Saya sangat bangga jika saya mampu
menuturkan bahwa kesadaran Zhumrotin dalam disiplin ikutserta mewakili sekolah dalam
membawa pengaruh terhadap sikap tanggung jawab pada perlombaan maupun acara lainnya.
dirinya sebagai berikut: Perlombaan dan kegiatan saya ikuti justru
“Kedisiplinan Zhumrotin mempengaruhi sangat membuat saya semakin cinta dan
aktifitas lainnya. Dia membiasakan diri bangga pada sekolah ini. Karena saya diberi
untuk menyadari apa yang dilakukannya baik kewajiban untuk menjaga nama baik sekolah.
atau tidak. Selain itu, Zhumrotin memang Saya masih ingat saat pembelajaran olahraga,
sejak awal masuk telah memiliki kelebihan guru olahraga selalu menanamkan pada
akademik yang baik dalam bidang ilmu siswa untuk selalu menjaga nama baik
sosial. Sehingga saya mengajak Zhumrotin sekolah. Seperti saat lomba kita kalah maka
untuk mengikuti lomba cerdas cermat jangan berbuat yang buruk yang membawa
wawasan kebangsaan. saya menilai sekolah.”(hasil wawancara tanggal 7 juni
Zhumrotin ini memang mempunyai tanggung 2014)
jawab yang tinggi terhadap apa yang Berdasarkan penelitian di lapangan Zhumrotin
diamanatkan. Meskipun banyak tugas yang memang menunjukkan sikap bangga terhadap sekolah dan
harus diembannya karena mengikuti osis dan menjaga nama baik sekolah. Hal ini dibuktikan, saat
pramuka, namun saat berpartisipasi dalam lomba wawasan kebangsaan tingkat kabupaten Zhumrotin
perlombaan dia menunjukkan tanggung menjadi salah satu peserta yang ikut serta dalam
jawab yang besar.”(hasil wawancara tanggal perlombaan. Zhumrotin dan teman-temannya yang ikut
9 agustus 2014) lomba mau belajar dengan tekun, namun saat pelaksanaan
Selain itu keikutsertaan Zhumrotin menjadi anggota sekolah ini mengalami kekalahan. Zhumrotin dalam
OSIS memiliki tugas salah satunya mempersiapkan pengamatan merupakan siswa yang paling lapang dada
upacara. Dari beberapa pernyataan di atas dapat menghadapi kekalahan. Justru Zhumrotin membantu
guru-guru menjadi siswa yang bisa meredam emosi
disimpulkan bahwa Zhumrotin juga memiliki sikap
teman-temannya yang juga sebagai peserta
tanggung jawab. Sikap tanggung jawab ditunjukkan lomba.(OP/MAN 1 BJN, diolah)
dalam kegiatan OSIS, partisipasi dalam lomba, kegiatan Selanjutnya mengenai perkembangan sikap bangga
rutin sekolah lainnya dan kegiatan pramuka. Zhumrotin terhadap negara. Zhumrotin sebagai salah satu pemuda

841
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

Indonesia wajib menghargai bangsanya sendiri dan disiplin, peduli, tanggung jawab, bangga terhadap negara,
bangga terhadap negaranya. Keaktifan dan kepandaian dan jujur. Disiplin Amiruddin terlihat mulai saat
Zhumrotin mengantarkannya sering mengikuti lomba dan pembelajaran, ekstrakulikuler, dan budaya sekolah.
berpartisipasi dalam kegiatan peringatan nasional. Ibu Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan
Silviana selaku guru Sejarah dan wali kelas Zhumrotin bahwa Amirrudin ini memang siswa yang tepat waktu
menuturkan mengenai hal tersebut berikut ini: saat pembelajaran, ekstrakulikuker, dan budaya sekolah.
“Anak ini memiliki rasa bangga terhadap Disiplin yang ditunjukkan oleh Amirrudin saat
negaranya, karena anak ini sangat pembelajaran diperlihatkan ketika masuk jam pelajaran
bersemangat ketika ada tes mengenai apapun. Amirrudin juga tepat waktu saat mengikuti
identitas saat pembelajaran saya, zhumrotin
upacara, serta mempersiapkan anggota kelasnya agar
juga selalu bersemangat ketika mengikuti
kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh menjadi disiplin juga. Pada saat ekstrakulikuler PMR dia
sekolah. Seperti saat peringatan hari besar juga sangat disiplin. (OP/MAN 1 BJN, diolah)
nasional. Sejak pertama kali masuk sekolah
ini, dia sudah menunjukkan sikap yang PEMBAHASAN
bangga terhadap negara, dia menyukai hal- Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama
hal tentang Indonesia. Seperti sejarahnya, mengenai cara Madrasah Aliyah Negeri 1 menanaman
budayanya, dan bahasanya.” (hasil
nasionalisme pada siswa, berikut ini penjabaran berserta
wawancara tanggal 22 mei 2014)
Pernyataan ini sesuai dengan hasil temuan di analisisnya. Berdasarkan temuan sementara di lapangan,
lapangan, yang menunjukkan rasa bangga terhadap cara menanamkan nasionalisme kepada siswa
negara oleh Zhumrotin. Hal ini ditunjukkan dari dilaksanakan melalui ketiga kegiatan di atas.
semangat Zhumrotin ketika mengikuti pelajaran tersebut. Cara yang dilakukan melalui pembelajaran di dalam
Zhumrotin juga selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kelas, dengan mata pelajaran PKn, sejarah, seni budaya,
yang mengarah pada kenegaraan. Zhumrotin menjadi olahraga, dan bahasa Indonesia. Guru mata pelajaran
orang penting dalam penyelenggaraannya, seperti PKn mempunyai cara dalam menanamkan nasionalisme,
menjadi ketua pelaksana, sekertaris, bendahara, maupun yaitu menggunakan pembelajaran diskusi dalam
panitia yang lain. (OP/MAN 1 BJN, diolah) menumbuhkan identitas nasional, memberi muatan
Informan kedua yang menjadi pengamatan hasil pembelajaran melalui beberapa sumber belajar, dan
penanaman nasionalisme pada siswa MAN 1 Bojonegoro media pembelajaran yang menyenang siswa.
ialah Amiruddin. Amiruddin salah satu siswa kelas Guru PKn juga mendidik karakter siswa, guru
sebelas dengan umur 16,5 tahun. Alasan memilih memposisikan sebagai model bagi siswa. guru
Amiruddin menjadi informan ialah siswa yang aktif membiasakan diri untuk selalu bangga dengan negara,
dalam pembelajaran dalam kelas. Sejak kelas sepuluh membiasakan disiplin dalam keadaan apapun, dan
Amirrudin memang siswa yang aktif dalam kelas, membiasakan mentaati peraturan baik sekolah maupun
kemapuan akademiknya sangat bagus. Berdasarkan masyarakat. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang
penuturan beberapa guru menjelaskan bahwa Amirrudin menjadi salah satu mata pelajaran yang substansinya
itu siswa pandai secara akademik namun pada awal mengenai nasionalisme. Guru bahasa Indonesia
masuk MAN 1 Bojonegoro merupakan siswa yang malu menanamkan nasionalisme dengan cara pembiasaan
dan tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Berikut ini penuturan Ike Yusrini selaku guru PKn: dalam pembelajaran, mengajak siswa membuat karya
“Amiruddin itu siswa saya yang pandai ilmiah saat hari besar nasional.
dalam akademik, pada awalnya menjadi Selanjutnya ialah mata pelajaran sejarah, mata
siswa baru sekolah ini dia itu anak yang pelajaran ini sebagai sarana penanaman nasionalisme.
pendiam dan acuh terhadap lingkungan Guru sejarah menerapkan cara menanamkan
sekitar. Namun Alhamdulillah setelah nasionalisme menumbuhkan identitas nasional pada
beberapa bulan dia menjadi siswa yang tidak pembelajaran, terlebih pada saat hari besar nasional.
hanya aktif di akademik tapi juga kegiatan
sekolah lainnya. Di awali dengan mengikuti Guru sejarah memberi sebuah kuis atau tes mengenai
ekstrakulikuler PMR dan menjadi anggota pemahaman siswa akan identitas nasional. Guru
OSIS.”(hasil wawancara tanggal 9 agustus mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
2014) positif yang dilaksanakan sekolah, khususnya pada
Siswa ini menunjukkan siswa yang mampu peringatan hari besar nasional.
berimbang antara akademik dan kepedulian sekitar Seni budaya juga termasuk mata pelajaran yang
melalui partisipasi kegiatan sekolah. Perkembangan sikap menanamkan nasionalisme di MAN 1 Bojonegoro. Guru
Amiruddin yang terlihat saat pengamatan ialah sikap seni budaya yang ditanamkan pada siswa ialah memberi

842
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

tugas dengan mengkombinasikan tugas mengenai budaya perlombaan antar SMA. Selain itu, untuk
Indonesia dan budaya lain atau asing. Guru mengajak mengembangkan jiwa kemanusiaan dan kemandirian
siswa untuk menguraikan beberapa budaya Indonesia pada siswa khususnya kelas akselerasi dengan kegiatan
(tari, kerajinan, dan lagu daerah) dengan tugas kombinasi pelayanan pada masayarakat di luar sekolah (Studi
yang dibuat siswa. Orientasi Masyarakat). Sekolah ini berpartisipasi dalam
Pembelajaran mata pelajaran olahraga juga kegiatan untuk menunjang jiwa nasionalisme siswa
mempunyai cara menanamkan nasionalisme. siswinya.
Nasionalisme secara sikap yang menunjukkan warga Berkenaan dengan cara penanaman nasionalisme
negara yang baik. Olahraga tidak hanya pembelajaran yang menumbuhkan kembali identitas nasional dan
fisik namun juga pembelajaran pengembangan karakter. pengembangan karakter siswa melalui kegiatan diluar
Karakter yang ditonjolkan oleh olahraga ialah sportifitas, jam sekolah, hal ini sejalan dengan prinsip nasionalisme
tanggung jawab, dan disiplin. Guru olahraga sekolah ini yang dikemukakan oleh Budiyanto dalam (Waluyo 2011:
menggunakan cara pembelajaran yang disiplin untuk 18). Penanaman nasionalisme berdasarkan prinsip
mengembangkan sikap sportifitas dan tanggung jawab. nasionalisme.
Siswa harus terbiasa dengan pembelajaran yang disiplin Prinsip kebersamaan, Sekolah ini mengadakan
sejak kedatangan, berpakaian, dan kesungguhan dalam berbagai kegiatan positif diluar kelas sebagai kegiatan
belajar. rutin, tentu hal ini bertujuan untuk kebersamaan. Supaya
Berdasarkan beberapa cara yang dilakukan dalam siswa mampu mengembangkan sikap “pengendalian diri”
intrakulikuler dapat ditarik kesimpulan bahwa mata di lingkungannya. Siswa ditanamkan kembali identitas
pelajaran yang menanamkan nasionalisme dapat nasional yang sebenarnya telah diajarkan di masa sekolah
dikategorikan menjadi dua kategori. Pertama menegah pertama, menyadari akan keberadaan bangsa
menumbuhkan kembali pemahaman identitas nasional Indonesia sebagai bangsanya untuk dilindungi dan
siswa di dalam pembelajaran. Kedua penanaman nilai dipelihara secara bersama.
karakter yang dibutuhkan untuk mendidik siswa menjadi Prinsip Persatuan dan kesatuan Prinsip yang
warga negara yang baik. dibentuk untuk untuk terwujudnya kesetiaan dan loyalitas
Peyelenggaraan ekstrakulikuler untuk tinggi pada kepentingan negara. Partisipasi sekolah untuk
pengembangan kemandirian siswa khususnya mengenai mengajak siswa siswinya untuk mengikuti perlombaan
penanaman nasionalisme. Koordinator ekstrakulikuler wawasan kebangsaan dapat menumbuhkan perasaan
memberi arahan sesuai tuntunan organisasi bangga dan mau berkorban untuk sekolah serta menjaga
ekstrakulikuler tersebut. Ekstrakulikuler pramuka almamater. Perasaan loyalitas yang tinggi terhadap
menanamkan nasionalisme dengan menumbuhkan sekolah dapat tumbuh pula untuk loyal kepada
pemahaman identitas nasional dan nilai karakter pada kepentingan negara. Namun tidak harus
siswa. Identitas nasional dijadikan materi saat kegiatan di mengesampingkan kepentingan agama dan pribadi.
dalam kelas, untuk menumbuhkannya dilakukan Prinsip demokrasi berdasarkan prinsip kebersamaan
perlombaan cerdas cermat pada akhir kegiatan. Tujuan dan persatuan kesatuan akan tegak apabila setiap warga
dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan negara mampu mengedepankan sikap kesetiakawan
pengetahuan siswa akan identitas nasional Indonesia. sosial. Setiap warga negara memiliki kedudukan, hak,
Ekstarkulikuler PMR dan Pramuka dapat memberi dan kewajiban yang sama. Berdasarkan temuan di
masukan baik untuk siswa siswi dalam berperilaku, maka lapangan menunjukkan bahwa melalui kegiatan di luar
ekstrakulikuler mampu mempengaruhi nasionalisme yang jam sekolah seperti studi orientasi masyarakat dan palang
peka terhadap lingkungan sekitar. Kedua ekstrakulikuler merah memiliki maksud untuk menumbuhkan sikap
ini memiliki cara menanamkan nasionalisme yang kesetuakawan sosial di lingkungan sekitar.
berbeda. Cara ekstrakulikuler yang dilakukan tersebut Berdasarkan prinsip di atas bahwa cara yang telah
menghasilkan dua kategori, menumbuhkan identitas dilakukan oleh sekolah dalam menanamkan nasionalisme
nasional yang dilakukan pramuka dan pengembangan memang diperlukan untuk mendidik jiwa nasionalisme
karakter dari pramuka dan PMR. siswa ditengah arus globalisasi. Sekolah melakukan
Cara penanaman nasionalisme melalui budaya penumbuhan kembali identitas nasional. Hal ini sangat
sekolah, kegiatan-kegiatan diluar jam pelajaran mengenai membantu meningkatkan kembali nasionalisme di era
penanaman nasionalisme dilaksanakan sebagai kegiatan globalisasi. Nasionalisme yang dikembangkan oleh MAN
rutin. Kegiatan itu seperti upacara bendera, upacara hari 1 Bojonegoro ialah menumbuhkan pemahaman akan
besar nasional, perayaan hari nasional Indonesia identitas nasional dan mengadakan kegiatan kemanusiaan
(swadesi, HUT RI, Hari Kartini), mengadakan lomba serta kebersamaan di lingkungan sekitar dengan didasari
cerdas cermat wawasan kebangsaan dan mengikuti oleh nilai agama.

843
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 829-845

Untuk menjawab rumusan masalah nomor dua negara, dan jujur. Nilai-nilai ini dipengaruhi oleh
tentang hasil dari penanaman nasionalisme siswa MAN 1 intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan budaya sekolah.
Bojonegoro berikut penjabaran dan analisisnya. Untuk Perkembangan nilai ini diharapkan mampu
mengamati perubahan perilaku yang terjadi pada siswa menjadikannya warga negara yang baik.
setelah penanaman nasionalisme pada salah satu Tanggung jawab terhadap apa yang diembannya,
informan yang bernama Zhumrotin. Zhumrotin terpilih jujur terhadap apa yang dilakukan, bangga terhadap
menjadi contoh informan karena sejak penelitian awal negara dengan selalu berupaya bersungguh-sungguh
Zhumrotin menunjukkan sering melakukan pelanggaran terhadap kebaikan sekitar, peduli terhadap lingkungan.
terlambat masuk sekolah, namun setelah beberapa bulan Beberapa nilai tersebut mampu menjadikan siswa untuk
saat pengambilan data yang sebenarnya ternyata kelak menjadi warga negara. Dimata dunia setiap insan
mengalami perubahan. Indonesia mampu mengarahkan hidup yang lebih baik
Siswi ini secara input telah memiliki bakat pada dan mampu membela negaranya.
bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan kemampuan aktif Berdasarkan latarbelakang sebagai pengamatan
dalam organisasi, namun siswi ini pada mulanya ialah awal sebelum penelitian bahwa sekolah ini pada mulanya
siswi yang sering melakukan pelanggaran aturan sekolah. masih ditemui sikap siswa yang sering terlambat upacara,
Kedisiplinan yang bisa dilakukan Zhumrotin berawal dari acuh terhadap negara, serta kurang memahami identitas
hukuman, namun secara perlahan Zhumrotin telah sadar negara telah mengalami perubahan, namun masih pula
bahwa mentaati aturan itu kewajiban. Hal ini dapat ditemui siswa yang tidak mengalami perubahan dengan
dipengaruhi oleh beberapa cara penanaman nasionalisme berbagai alasan.
dari guru PKn, BK (Bimbingan Konseling), olahraga
serta budaya sekolah yang setiap pembelajaran selalu PENUTUP
memberi penguatan akan kedisiplinan dan langsung Kesimpulan
diterapkan dalam kehidupan. Penanaman nasionalisme pada siswa ditengah arus
Berdasarkan perubahan sikap disiplin yang dialami globalisasi di MAN 1 Bojonegoro dilakukan dengan duaa
oleh Zhumrotin membawa dampak pada perkembangan cara. Menumbuhkan kembali identitas nasional pada
sikap lain. Perkembangan terssebut ialah tanggung siswa sebagai pedoman pelaksanaan hak dan kewajiban
jawab. Zhumrotin juga mengikuti organisasi intra warga negara. Hal ini ditumbuhkan oleh guru PKn,
sekolah untuk mendukung kemauannya dalam Bahasa Indonesia, sejarah, seni budaya, olahraga dan
pengembangan diri. Ekstrakulikuler juga mempengaruhi ekstrakulikuler pramuka. Mengadakan kegiatan-kegiatan
perkembangan sikap dari Zhumrotin. Zhumrotin positif di luar jam sekolah untuk menunjang jiwa
mengikuti ekstrakulikuler pramuka karena kesadaran nasionalisme siswa. Hal ini di kembangkan melalui
sendiri tanpa ada paksaan. budaya sekolah, ekstrakulikuler pramuka, dan PMR.
Kesadaran Zhumrotin untuk menjadi warga sekolah Hasil penanaman nasionalisme pada siswa di MAN
yang baik mulai ditunjukan dengan mau mentaati segala 1 Bojonegoro melalui cara yang dilakukan sekolah telah
aturan dari sekolah, disiplin, tanggung jawab, bangga berhasil menanamkan nasionalisme meskipun tidak
dengan negara, dan kemanusiaan. Zhumrotin juga maksimal. Sekolah mampu mengubah perilaku yang
menjadi pelopor bagi teman-temannya untuk lebih lebih baik siswa untuk bekal menjadi warga negara yang
disiplin saat upacara bendera. Selain itu, upaya baik di kehidupan masyarakat. Salah satunya siswa yang
penumbuhan kembali identitas nasional yang dilakukan mampu merubah perilakunya bernama Zhumrotin.
oleh guru memunculkan kemampuannya di bakat IPS Keberhasilan Zhumrotin ini dilihat berdasarkan
(Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk berpartisipasi dalam perubahan perilaku Zhumrotin awal masuk sekolah ini
lomba cerdas cermat wawasan kebangsaan di tingkat hingga menjadi siswa yang aktif di sekolah ini.
kabupaten. Berdasarkan pengamatan di lapangan cara Zhumrotin telah memiliki kesadaran mengembangkan
yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan sikap displin, tanggung jawab, bangga dengan negara,
nasionalisme melalui intrakulikuler, ekstrakulikuler, dan rela berkorban (kemanusiaan), dan menjaga nama baik
budaya sekolah siswa siswinya memang benar-benar sekolah. Berdasarkan sikap-sikap tersebut akan
diarahkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi membawa pengaruh di lingkungan sekitar. Selain itu ada
lingkungan sekitar. Amirrudin sebagai siswa yang mengalami perubahan
Informan kedua Amirrudin berdasarkan hasil dalam karakter nasionalisme. Amirrudin yang awalnya
penelitian menunjukkan bahwa salah satu siswa pendiam dan acuh akhirnya mampu menjadi warga
mengalami perubahan setelah penanaman nasionalisme. sekolah yang aktif setelah mendapat penanaman
Nilai nasionalisme yang berkembang pada Amirrudin nasionalisme. Amirrudin memiliki sifat disiplin,
ialah disiplin, tanggung jawab, peduli, bangga terhadap

844
Penanaman Nasionalisme pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro di Tengah Arus Globalisas

tanggung jawab, bangga terhadap negara, dan peduli Meteray, Bernarda. 2012. Nasionalisme Ganda Orang
lingkungan. Papua. Jakarta: Kompas.
Sailan. 2003. Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan
Saran
Pengembangan Kebudayaan Bangsa. Jakarta:
Bagi MAN 1 Bojonegoro sebaiknya dalam kegiatan
Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
pengembangan diri untuk pembelajaran di lingkungan
Deputi Pelestarian dan Pengembangan Budaya.
masyarakat perlu untuk dilanjutkan dengan melaksanakan
pada seluruh siswa tanpa dibedakan. Sebaiknya sekolah Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar
memberi waktu yang lebih untuk pengadaan Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
ekastrakulikuler, sehingga siswa tidak hanya di berikan Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan
kognitif saja namun ada pengembangan diri melalui Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media
ekstrakulikuler. Group.
Bagi guru sebaiknya guru dalam menumbuhkan Smith, D Antohony. 2003. Nasionalisme Teori, Ideologi
kembali identitas nasional setiap materi juga dan Sejarah. Jakarta: Erlangga.
menumbuhkan melalui kebiasaan yang langsung dan
tidak hanya kognitif saja. Guru yang lain harus memberi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
contoh yang baik saat upacara bendera di sekolah Bagi dan R & D. Bandung: Alfabeta.
siswa diharapakan lebih meningkatkan pemahaman akan Surbayaka, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian.
identitas nasional dan tidak acuh terhadap lingkungan Jakarta: Rajawali Press.
sekitar. Diharapkan mampu menjadi siswa yang taat
aturan hingga kelak menjadi warga negara. Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial.
Jakarta: Prenada Media.

DAFTAR PUSTAKA Tasa, M, Ridwan. 2009. Pemuda dan Nasionalisme


Refleksi 101 Tahun Kebangkitan Nasional.
Ata Ujan, Andre. 2009. Multikulturalisme Belajar Hidup Yogyakarta: Pustaka Timur.
Bersama Dalam Perbedaan. Jakarta: Indeks.
Tuloli, Nani. 2003. Dialog Budaya Wahana Pelestarian
Brouwer, MAW. 2004. Post Festurm (Demokrasi dan dan Pengembangan Kebudayaan Bangsa. Jakarta:
Kesetaraan). Jakarta: Kompas. Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
Daryono, M. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Deputi Pelestarian dan Pengembangan Budaya.
Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta. Hendrastomo, Grendi. 2007. Nasionalisme vs Globalisasi
Iswanto, Agus. 2008. Pendidikan Agama Islam dalam „hilangnya‟ semangat Kebangsaan dalam
Perspektif Multikulturalisme “Integrasi PAI dan Peradaban Modern. Jurnal Sosial (Online), Vol. I,
PKN mengupayakan PAI yang berwawasan No.1, (http://eprints.undip.ac.id, diakses 3
Multikulturalisme”.Jakarta: Saadah Cipta Mandiri. Pebruari2014).

Koesuma A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Utuh dan Iriane Rawantina, Novitasari. 2013. Penanaman
Menyeluruh. Jakarta: Kanikus. Nasionalisme dan Patriotisme sebagai Wujud
Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran
2011. Pendidikan Karakter Strategi Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas X
Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: SMAN 4 Sidoarjo. Jurnal Kajian Moral dan
Grasindo. Kewarganegaraan (Online), Vol 1, No 1,
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. (http://ejournal.unesa.ac.id, diakses 6 Maret 2014).
Jakarta: Erlangga. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. 2008. Visionary Manusia di Negara Berkembang,
Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi (http://Internet.public jurnal, diakses Maret 2013).
Aksara. Waluyo, Teguh. 2011. Upaya Penanaman Nasionalisme
Lei, Anita. 2004. Pendidikan dalam Dinamika, dalam Pada Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Buku (online). (http://library.ikippgrismg.ac.id, diakses
Kompas. 25 maret 2014).

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

845

Anda mungkin juga menyukai