Anda di halaman 1dari 11

Seputar Wawasan Nasionalisme di Era Globalisasi Terhadap Generasi Muda

Regarding the Insights of Nationalism in the Era of Globalization to the Young


Generation
Muhammad Ilmiyanor
ilmynr1@gmail.com
ULM , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Prodi Pendidikan IPS
Abstract
Globalization on the other hand has a negative impact, including being influenced by
western culture and understanding which is contrary to the identity and identity of the
Indonesian nation. Globalization as a challenge is the main thing for nationalism,
especially regarding the factors that cause this decline. This article aims to describe the
value of nationalism as the younger generation in the midst of globalization. Through
Literature studies by utilizing the Search Engine through Google Scholar. Based on the
results of the discussion, globalization that is so fast affecting the community, especially
young people, is so powerful. The influence of globalization has made many young
people today lose their national identity as a country with Indonesian nationality,
thereby diminishing the value of nationalism.
Key word : Nationalism , Globalization , young generation

Pendahuluan
Di era Zaman sekarang yang serba-serbi modern ini, segala hal yang berkaitan dengan
informasi terkiat dari bidang pendidikan,politik, agama, ekonomi dan bidang-bidang
yang lainnya dapat diketahui dengan singkat dan lengkap, berkat adanya globalisasi ini
membuat dunia seakan menjadi sempit dalam artianya mudah dijangkau dan segala hal
yang berkaitan dengan pekerjaan manusia sudah semakin mudah dilakukan sehingga
tentunya bisa dikatakan bahwa globalisasi membawa dampak positif bagi kehidupan
masyarakat di seluruh dunia.
Globalisasi mempunyai dampak negatif satu diantaranya ialah terpengaruh oleh budaya
dan paham luar atau barat yang bertentangan dengan identitas maupun jati diri bangsa
indonesia. karena kemudahan-kemudahan kita dalam mengakses informasi dan
teknologi sehingga dalam artiannya globalisasi ini bersifat sangat terbuka, hal ini jelas
pengaruh-pengaruh dari luar mudah masuk yang mempengaruhi masyarakat terutama
warga negara indonesia. hal tersebut mengakibatkan hilangnya identitas dan nilai jati
diri bangsa indonesia sehingga rasa cinta tanah air sudah mulai terkikis dan
tersingkirkan oleh budaya-budaya asing yang sudah masuk yang berhubungan dengan
hal-hal yang yang bertentangan dengan ciri khas atau identitas suatu bangsa dapat
mudah masuk dan mengintimidasi satu dengan yang lainnya, pada akhirnya budaya
lokal maupun yang berhubungan dengan identitas jati diri bangsa terlupakan dan juga
tergesernya rasa nasionalisme terhadap bangsanya sendiri.
Selain daripada permasalahan tersebut dilain sisi dari globalisasi ialah meluas dan
berkembangnya kekuatan atau paham kapitalisme di berbagai negara penjuru dunia.
bahwa segala hal yang berkenaan dengan sumber daya alam di negara-negara perlahan-
perlahan dinikmati oleh paham kapitalisme ini terutama di indonesia. Kita tidak
menyadarinya bahwa hal ini memudarnya kesadaran warga negara akan paham
nasionalisme dan tergantikan oleh paham globalism hanya dikarekan uang yang
melimpah ruah dan kesenangannya ( Grendi H, 2007 : 1 ).
Globalisasi yang berkembang pesat sebagai satu diantara penyebabnya menurunnya
semangat nasionalisme, Bisa dikatakan bahwa Globalisasi sebagai tantangan hal utama
bagi nasionalisme terkhususnya mengenai hal yang berhubungan dengan faktor yang
menyebabkan kemerosotan tersebut. berdasarkan hal ini pentingnya menanamkan rasa
rasionalisme kepada setiap warga negara terutama warga negara indonesia di tengah
berkembangnya globalisasi ini agar terbentuknya warga negara yang paham akan
identitas dan jatidiri bangsa negara sendiri.
Setiap dari warga negara suatu bangsa tentunya mempunyai identitas politik yang
tertanam sejak lahir dan ketika menempuh pendidikan. Terutama di Indonesia mengenai
dari Identitas Politik di selenggarakan yang berkaitan dengan Jatidiri bangsa melalui
dari beberapa hari peringatan seperti Hari Sumpah Pemuda, Hari 17 Agustus sebagai
hari Kemerdekaan Indonesia, Hari Kebangkitan Nasional , penyelenggaran upacara
bendera dan lain-lainnya. dari hal-hal tersebut merupakan suatu perwujudan bangsa
Indonesia dalam Upaya menumbuhkan kesadaran dan memupuk akan rasa
Nasionalisme agar dapat mencetak pribadi bangsa indonesia akan cinta tanah airnya
sendiri ( Grendi H, 2007 : 2 ).

Metode
Dalam pembahasan yang dimaksud pada artikel ini bersifat deskriptif. dalam artikel itu
ditulis dengan menggunakan Studi Literatur dapat diartikan dalam memahami suatu
sistem aktivitas berhubungan dengan pengumpulan data-data yang digunakan
berpedoman pada sumber pustaka, mentatat, membaca, sampai membuat bahan yang
dikumpulkan dari sumber sekunder ( Snyder, 2019). dalam proses pencarian
sumbernya menggunakan beberapa sumber melalui Google dan
Google Schoolar, baik yang dalam dokumen jurnal Online, Prosiding
Seminar Online maupun E-Book).

Hasil dan Pembahasan


Nasionalisme
Mengikuti pendapat dari Anderson(2008), dalam Heri Susanto (2016 : 144),
menurutnya Nasionalisme asal mula dari kata Nation artinya Sekumpulan yang luas dari
orang-orang yang berhubungan antara satu dengan yang lain dengan rasa kebersamaan
serta saling ketergantungan baik dari warisan-warisan terdahulu atau untuk dimasa yang
akan datang. Secara umumnya dari pendapat ini kata nasionalisme dalam artiannya
menggungkapkan 2 gambaran hal, yaitu pertama, adanya sikap atau perilaku peduli
cinta terhadap bangsanya sendiri dari identitas bangsanya. kedua, adanya perilaku
ataupun tindakan suatu negara atau bangsa itu sendiri melalui berbagai cara agar dapat
mencapai tujuannya dan mempertahankan kondisi atau nasib bangsanya Menurut
Kellas,(1998).
Disini dapat diartikan juga bahwa nasionalisme ini sebagai suatu paham atau doktrin
yang dapat membentuk dan mempertahankan suatu kedaulatan negara diwujudkan
dalam satu pemahaman konsep atas kebersamaan kelompok-kelompok manusia yang
ada didalam negeri tersebut. Mengenai Nasionalisme dari berbagai bangsa dibelahan
dunia terbentuknya berbeda-beda karena proses yang dilalui pun juga berbeda , pada
akhirnya, nasionalisme ditiap negaranya menggambarkan ciri khas atau identitasnya
tersendiri.
Pada dasarnya Kumpulan bangsa-bangsa yang ada ada di wilayah Asia, Terutama Asia
Tenggara, melalui berbagai proses dalam pembentukkan ciri khas atau identitas
bangsanya setelah mengalami proses panjang dalam hal identitas politiknya pada sekitar
Abad 20-an. Terbentuk dan tumbuhnya nasionalisme tersebut dari berbagai belahan di
dunia sebagai suatu sebab akibatnya dari paham Kolonialisme yang ada di bangsa yang
didatanginya. Dalam hal ini Nasionalisme sebagai suatu paham yang menjadikan
landasan hubungan warganya agar saling terhubung kuat dalam menyatakan dari
warganya tersebut bersedia dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya, dari ikatan
yang kuat tersebut tentunya yang berhubungan dengan negara dan bangsa, terjalinnya
kesatuan, kesamaan nasib atau kondisi sehingga tentunya terbentuknya rasa nasionalis
agar dapat mempertahankan warga negara dalam mencapai suatu tujuan yang lebih baik,
Heri Susanto ( 2016 : 145 ).
Secara umumnya ada faktor internal dan eksternal penyebab terbentuknya nasionalisme
dalam suatu negara, yaitu pertama internalnya ialah faktor Renaisssance atau anggapan
ciri kepercayaan atau keyakinan dari kemampuannya dalam diri, dan kedua faktor
Eksternalnya ialah adanya pertumpahdarahkan perlawanan pribumi dalam perlawanan
terhadap suatu perang dan pemberontakan, Mengikuti dari pendapat Perdanayudha
(2010), dalam Heri Susanto.

Wawasan Nasionalisme Indonesia


Indonesia memiliki beragam budaya dan suku-sukunya, dalam hal ini kaitan dengan
berwarga dan bernegara, bahwa masyarakat indonesia menginginkan dan
mengedepankan yang berhubungan dengan wawasan kebangsaan yang didalamnya
terdapat suatu komponennya diantaranya ialah adalah kepahaman kebangsaan, rasa
kebangsaaan serta semangat dalam kebangsaan atau bisa disebut dengan nasionalisme
menurut dari Edi Sudrajat (1998).
dalam keadaan tersebut indonesia memerlukan dengan yang namanya Nasionalisme
yang bertoleran . Nasionalisme yang toleran mengikuti pendapat dari Diamond,(1998)
dalam Heri Susanto bahwa Nasionalisme yang berhubungan dengan identitas bangsanya
diharapkan agar mampu memaknai dan menerapkan bagi kehidupan individu dan
budayanya, bukan dipolitisasi serta dijadikan hak dasar hukum yang bersifat memaksa.
Pembelajaran Yang Berorientasi Nasionalisme
Kondisi perkembangan global pada saat ini mengharuskan adanya adaptasi dalam
pembelajaran sejarah, hal inidapatkan bahwa bila dalam pembelajaran sejarah ternyata
masih adanya konbersional yang belum beradtasi dengan menyesuaian dengan konteks
global pada kondisi dan situasi sekarang ini.dalam hal tetsebut bisa dikatakan bahwa
adanya suatu isu dan rujukan mengenai kemeresotan dalam pembelajaran sejarah yang
berkaitan tentunya dengan merosotnya pengetahuan lingkup sejarah, kesadaran akan
sejarah serta mulai lunturnya semangat nasionalisme para anak muda menurut dari
Suryo, (1989;19).
Pendidikan terkait dengan sejarah penting berkenaan didalamnya berbicara terkait
dengan berbagai isu sejarah seperti halnya patriotisme , nasionalisme dan yang lain-
lainnya. Maka dari itu,tentunya pendidikan atau pembelajaran sejarah menjadikan suatu
landasannya juga dalam pembentukun warga negara atau bangsa, tentu hal ini tidak
terkecuali dari pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah agar dapat menjelaskan
didalamnya terkait kepentingan sejarah, mengenai aspek nilai-nilai patriotisme dan
kewarganegaraan ternyata menjadi perkara yang begitu penting agar dapat diperjelaskan
dengan lebih baik lagi kepada kaum pelajar. dari kedua aspek tersebut sebagai suatu
pendongkrak semangat dalam memperkokohkan kemerdekaan dalam suatu bangsa dan
negaranya ( Ersis Warmansyah A, 2017:159).
Mengikuti dari pendandapatnya, Kohn (1955 : 11), Secara umumnya, Nasionalisme
ialah suatu gerakan paham yang beranggapan bahwa suatu kesetian atau pengorbanan
tinggi warganya dikorbankan untuk bangsa dan negara. dalam hal ini dapat dilihat dari
perasaan yang dalam akan hubungan yang kuat dengan tanah airnya, melalui dari tradisi
yang ada, sera para orang yang memegang jabatan dari kawasan atau wilayah kekuasaan
di daerahnya yang demikian tiap hal itu adanya di sepanjangan sejarah memiliki
kekuatannya masing-masing.
Secara umumnya di indonesia mengenai nasionalisme utamanya dirujukkan untuk hal
yang dapat membentuk karakter bangsa. Disini Nasionalisme di Indonesia tidak hanya
cukup dalam pembangunan berkonteks kebangsaan saja, tetapi akan memperlanjutkan
dalam warga negaranya atau Kemanusiannya. Umumnya, Nasionalisme Indonesia tidak
boleh ekpoitasi manusia kepada manusia – manusia yang lainnya, hal ini tidak
dibenarkan bangsa satu dalam mengekploitasi bangsa-bangsa.
Dalam hal ini tentunya watak atau ciri khas nasionalisme indonesia memiliki sebuah
tujuan agar dapat membentuk dan memperkuat bangsa dan membangun karakternya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa. selanjutnya, tentu diperlukannya suatu
strategi dalam sebuah pembelajaran yang sesuai. sesuai kaitannya dengan pembelajaran
sejarah sebagaimana hal tersebut dilakukan penelitian oleh Ersis Warmansyah Abbas
(2013, 235 ). Terkait seputar suatu pembelajaran atau pengajaran yang disampaikan
dengan tutur kata-kata sopan baik serta sopan santun , memberikan contoh tauladan
yang baik, pembelajaran yang menyenangkan dan tidak adanya Kontroversial. dalam
hal ini dapat kita telaah dari pengajaran yang baik dalam menerapkan pembelajaran dan
metode belajar dari Guru Sekumpul, dalam hal ini pembelajaran yang disampaikan
memberikan dampak positif untuk menerapannya kepada para guru sehingga
pembelajarannya menjadi bermakna ( Ersis Warmasyah A, 2017:324).
Di Indonesia Nasionalisme dibentuk atas kesadaran dan pemahaman sebagai
landasannya ialah menghormati adanyadan kemerdekaan mengenai negara dan bangsa
lainnya yang terdapat dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang berbunyi “
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Maka sebab itu dalam
artiannya di Indonesia terkandung di dalam nasionalisme yang mengartikan sebagai anti
penjajahan. semangat yang terbatas dengan sendirinya tentunya tidak membuahkan
keinginan bangsa Indonesia untuk dapat menjajah negara atau bangsa lain. Bahkan
malah sebaliknya,Indonesia mengingkan suatu hubungan kerja sama antar bangsa-
bangsa dalam membentuk suatu perdamaian dunia, Masyarakat modern, sejahtera dan
bijaksana dan adil untuk seluruh warga dunia. Hal lainnya yang terkandung dalam
Nasionalisme di indonesia memberikan suatu apreasiasi martabat da harkat manusia
sebagai makhluk individu yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa Menurut
( Utomo, 1995 : hl 30).
Oleh sebab itu, Nasionalisme di Indonesia Mengharuskan kepada warga negara
mempunyai sera menjadikannya nasionalisme Indonesia bukan haja sekedar dasar
kehidupan bernegara dan berbangsa, tetapi juga turut jiwa bangsa yang kuat ialah
menghormati bangsa dan negara yang lainnya juga. dalam hal ini suatu pemahaman
nasionalisme amat penting untuk di internalisasikan melalui nilai-nilai yang terdapat
dalam nasionalisme kebangsaan yang tentunya sebenarnya proses bernegara dan
pembangunan karakter ( Ersis Warmansyah A, 2017 : 310).

Nilai Nasionalisme dalam generasi anak muda


Nasionalisme mempunyai nilai yang bisa digambarkan dalam suatu kesemangatan dan
adanya rasa mempunyai suatu bangsa. mengenai nilai tersebut ialah rela dan bersedia
untuk berkoban dalam berdiri dan tegaknya suatu bangsa. dalam hal lainnya ada yang
berhubungan dengan nilai Patriotisme yang berarti semangat dan rela mengorbankan
materi, waktu , tenaga sampai mengorbankan nyawa agar dapat mempertahankan suatu
bangsa atau negara agar dapat meraih dan mempertahankan kemerdekaan. hal lainnya
yang berhubungan juga ialah nilai kewarganegaraan yang dapat diartikan bahwa setiap
individu atau warga negara mempunyai hak serta kewajiban mengenai suatu hal sebagai
bagian dari negaranya, dalam hal ini sebagai warga negara artinya memiliki hak yang
dalam ikut andil dalam pola berkehidupan sosial antara satu dengan yang lainnya.
Mengenai nilai-nilai perjuangan tentunya hal ini tidak hanya sebatas diketahui oleh
generasi muda bangsa tetapi sekaligus terus mempertahankannya ( Ersis Warmansyah
A, 2016 : 529).
Dalam setiap catatan perjuangan dalam periode dan kawasan-kawasan yang berbeda-
beda tentunya selalu melahirkan pahlawan dari wilayahnya tersebut. dalam hal ini
mengenai perjuangan tidak hanya tertuju pada suatu batasan kawasan dalam konteks
regional atau bangsa saja. bahkan dalam daerah tentunya juga melakukan hal-hal sama
atau serupa yang berhubungan dengan perjuangan, segala bentuk pengorbanan tentunya
hal ini menjadikan suatu gambaran dari setiap perjuangan yang dicapai oleh para
pahlawan. pada dasarnya kondisi atau situasi yang bersifat memaksanakan terjadinya
suatu hal yang berkenaan dengan tindakan kekerasan ialah sebagai bagian dari sisi
heroiknya dalam sebuah bangsa dan negara. dalam setiap bangsa dan negara tentunya
mempunyai catatan kisah yang menarik dan panjang sebelum meraih yang namanya
kemerdekaan. mengenai hal ini tentunya hendaknya ingatan atau momen-momen
tersebut tidak pernah hilang dalam benak ataupun pandangan dari kita. Mengingat dari
berbagai jasa para pahlawan, sebagai bentuk dari penghormataannya, dalam suatu
bangsa dan negara menyelenggarakan suatu perayaan baik secara konteks nasional dan
juga sebatas saja. misalnya dalam Upacara Bendera adalah sebagai suatu bagian dari
nyatanya suatu penghormatan dan penghargaan kepada para pahlawan yang telah
memperjuangkan. Tetapi dalam hal ini, belum tentu dilakukan dengan pemaknaannya
arti dari perayaan yang dilakukan yang berkenaan didalamnya dengan suatu nilai heroik
atau nilai kepahlawanan. Hal ini terjadi karena pengaruh yang begitu kuat dari
perkembangan globalisasi yang mengakibatkan mereka kurangnya pemahaman
mengenai suatu wawasan dan pengetahuan terkait kebangsaan bagi para pelajar.
sehingga tentunya hal ini menjadikan suatu pertanyaan yang mendasar dimana semangat
45 kalian yang telah kalian pelajari disekolah-sekolah. ( Ersis Warmansyah A , 2016 :
530 ).
Semangat lagi Pantang menyerah, Keberanian, Pengorbanan dan tanggung merupakan
suatu hal yang ada pada setiap jiwa para perjuangan pahlawan hal inilah yang tentunya
harus ditiru oleh kita. Era zaman sekarang para generasi muda dan kaum kekinian para
pelajar tidak lagi perlu menggenggam senjaranya dalam membela tanah air tercintanya.
Setelah berakhirnya suatu perang dalam memperebutkan kemerdekaan bukan bearti hal
ini dihilangkan dalam kehidupan kita. Sekarang kita dalam perubahan kondisi ini di
Indonesia mengharuskan kita untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
di negara indoensia agar kiya dapat mempertahankan dan memperkokoh persatuan
sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika.
Pergerakan globalisasi yang begitu cepat mempengaruhi warga negaranya terutama di
masyarkat dalam kalangan kaum muda yang merebak begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut membuat banyaknya anak muda zaman sekarang kehilangan jati diri bangsa
sebagai negara yang berkebangsaan Indonesia. Pada dasarnya hal ini dirasakan dan
digambarkan dari beberapa fenomena yang muncul dikehidupan para anak muda
sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari gaya ketika berpakaian yang cenderung
berpakaian yang mengikuti para artis atau tokoh figure yang merujuk pada budaya
kebarat-baratan. Bahkan mereka memakai pakaian seperti orang yang kekurangan bahan
pakaiannya sehingga bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi menjadi terlihat. dari
hal ini dapat ditelaah bahwa hal tersebut tidak mencerminkan atau menggambarkan
sesuai dengan budaya indonesia. ada hal yang lainnya, misalkan gaya rambut mereka
dirubah dalam bentuk beragam warnanya,Sekarag ini tidak seberapa banyak remaja
yang ingin melestarikan budayanya bangsanya seperti berpakaian sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa yang dimiliki indonesia.
Internet merupakan wujud dari kemajuan teknologi yang sekarang dapat digunakan oleh
siapapun dalam mengakses beragam hal didalamnya terutama terkait dengan informasi
yang begitu luas dan tanpa batas. bagi kalangann anak muda saat ini internet merupakan
sebagai kebutuhan sehari-harinya, Apabila internet ini digunakan sedemikian rupa
dalam mencari hal yang sesuai dengan kadarnya maka hal ini tentu memberikan dampak
positif, tetapi sebaliknya jika disalahkangunakan tentunya hal ini akan berdampak
negatif. dilihat dari kondisi sekarang ini anak muda kebanyakan mereka tidak
menerapkan dengan yang namanya sopan santun dan hilangnya kepeduliannya terhadap
lingkungannya. Secara umumnya globalisasi ini berkonteks bebas dan terbuka sehingga
mereka dapat melakukannya dimanapun berada. ( Ersis Warmansyah A , 2016 : hal
531).
Pada permasalahan di atas apabila terus dibiarkan maka tentunya berpengaruh kuat
kepada generasi muda indonesia. sehingga hal ini kemungkinan besarrnya akan merusak
moral generasi bangsa. munculnya berbagai tindakan anarkis antar anak muda. dalam
konteks ini berhubungan dengan nilai – nilai Nasionalisme menjadi berkurang, sebab
secara umumnya di lihat dari permasalahan tersebut tidak ada ungkapan atau perasaan
cinta kepada budaya-budaya bangsanya sendiri dan kepedulian dalam lingkungan
masyarakat. Berdasarkan pada permasalahan tersebut tentunya diperlukan suatu langkah
agar dapat mengantisipasi dari dampak negatifnya globalisasi yang berdampak pada
nilai-nilai Nasionalisme yang akan disebutkan dalam berikut ini, antara lain :
1. Menanamkan sikap dan semangat nasionalisme yang kuat, contohnya memiliki
kencintaian pada produk dalam negeri sendiri.
2. Menanamkan dan mengemplemntasikan nilai-nilai yang terdapat atau
terkandung dalam pancasila dengan baik.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran-ajaran agama sesuai dengan
ketentuannya dengan baik.
4. Mewujudkan, Menerapkan serta menegakkan suatu hukum dengan sesuai dan
seadil-adilnya.
5. Memilah-milih atau selektif dalam mengakses suatu hal yang berkenaan dengan
globalisasi diberbagai bidang, seperti bidang agama,politik, ekonomi,
pendidikan dan lain-lainnya.
Demikianlah beberapa langkah dalam mengantisipasi dari pengaruhnya dampak negatif
globalisasi agar tentunya diharapkan dapat menjadi sarana solusi mempertahankan nilai-
nilai Nasionalisme dalam arus globalisasi agar nantinya kepribadian bangsa terus dapat
dipertahankan ( Ersis Warmansyah A ,2016 : 532) dalam prosiding seminar.

Kesimpulan
Globalisasi mempunyai dampak negatif satu diantaranya ialah terpengaruh oleh budaya
dan paham luar atau barat yang bertentangan dengan identitas maupun jati diri bangsa
indonesia. sehingga rasa cinta tanah air sudah mulai terkikis dan tersingkirkan oleh
budaya-budaya asing yang sudah masuk yang berhubungan dengan hal-hal yang yang
bertentangan dengan ciri khas atau identitas suatu bangsa dapat mudah masuk dan
mengintimidasi satu dengan yang lainnya, pada akhirnya budaya lokal maupun yang
berhubungan dengan identitas jati diri bangsa terlupakan dan juga tergesernya rasa
nasionalisme terhadap bangsanya sendiri.
.Pergerakan globalisasi yang begitu cepat mempengaruhi warga negaranya terutama di
masyarkat dalam kalangan kaum muda yang merebak begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut membuat banyaknya anak muda zaman sekarang kehilangan jati diri bangsa
sebagai negara yang berkebangsaan Indonesia. Pada dasarnya hal ini dirasakan dan
digambarkan dari beberapa fenomena yang muncul dikehidupan para anak muda
sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari gaya ketika berpakaian yang cenderung
berpakaian yang mengikuti para artis atau tokoh figure yang merujuk pada budaya
kebarat-baratan.
Maka dari itu adanya suatu langkah-langkah dalam mengantisipasi pada permasalahan
tersebut agar nasionalisme indonesia tetap kuat dan kokoh, Secara umumnya di
indonesia mengenai nasionalisme utamanya dirujukkan untuk hal yang dapat
membentuk karakter bangsa. Disini Nasionalisme di Indonesia tidak hanya cukup dalam
pembangunan berkonteks kebangsaan saja, tetapi akan memperlanjutkan dalam warga
negaranya atau Kemanusiannya

Daftar Pustaka

Abbas, Ersis Warmansyah. (2013). Nilai-Nilai Budaya Banjar Sebagai Sumber


Pembelajaran IPS (Transformasi Nilai-Nilai Budaya Banjar Melalui
Ajaran dan Metode Guru Sekumpul). Bandung: Sekolah Pascasarjana
UPI Bandung.
Abbas, E. W. (2017). Pendidikan Sejarah, Patriotisme & Karakter Bangsa Malaysia-
Indonesia.
Abbas, E. W. (2016). Developing Education Based on Nationalism Values The
Proceeding of International Seminar: Building Education Based on Nationalism
Values. FKIP Unlam Press.
Hendrastomo, G. (2007). Nasionalisme vs Globalisasi ‘Hilangnya’Semangat
Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, 1(1).
Kohn, Hans. 1955. Nationalism, Its Meaning and History. Terjemahan Sumantri
Mertodipuro: Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Pembangunan.
Susanto, H. (2016). Kolonialisme dan Identitas Kebangsaan Negara-negara Asia
Tenggara. Jurnal Sejarah dan Budaya, 10(2), 144-155.
Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and
guidelines. Journal of Business Research, 104(July), 333–339.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039

Anda mungkin juga menyukai