Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP


NASIONALISME BANGSA”

DOSEN :

Drs. Muchammad Wahyono, MS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


TAHUN AKADEMIK 2014
KELOMPOK : -Fitriana Dewi (1431402746)

-Martin Robbyanto (1431402776)

-Alam Hasan Fath (1431402661)

-M. Fatkhur Rokhman (1431402669)

-Yuga Dwi Suparnadi (1431402684)

-Doni Pebriyanto (1431402732)

-Ahmad Rifki Sobirin (611121001)

-Achmad Helmy Fauzi (1441402025)


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

snayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang pengaruh

globalisasi terhadap nasionalisme.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan

terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Pengaruh globalisasi terhadap

nasionalisme” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, Desember 2016


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori

2.2 . Faktor Nasionalisme

2.3. Cara memperbaiki Nasionalisme

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATARBELAKANG

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi pedoman bersama bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dalam prosesnya,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan waktu.

Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi


proses globalisasi ini. Globalisasi merambah segala aspek penting kehidupan. Globalisasi
merupakan suatu tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam
upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Sebagai istilah, globalisasi
begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai
sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Dalam kata globalisasi tersebut
mengandung suatu pengertian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang
dan jasa antar Negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan.
Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang
dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Nasionalisme pada saat sekarang ini menjadi sebuah dinamika di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Ketika aspek-aspek lokal menjadi komoditi utama dalam
perhelatan negara bangsa, justru globalisasi akan membawa aspek-aspek kelokalan itu ke
dalam arus global. Masuknya globalisasi menjadi ancaman bagi nasionalisme bangsa-bangsa
di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Nasionalisme akan berbicara tentang paham negara
bangsa. Lalu, apakah kondisi negara bangsa Indonesia juga mengalami permasalahan antara
nasionalisme dan globalisasi? Sudah tentu bahwa negara bangsa saat ini mengalami persoalan
dimana pengaruh globalisasi menjadi ancaman runtuhnya negara bangsa Indonesia.
Munculnya Gerakan Papua Merdeka, Gerakan Aceh Merdeka, Gerakan Maluku Merdeka,
dan Riau Merdeka menjadi bukti bahwa ini adalah persoalan serius yang menyangkut bangsa
Indonesia.

Nasionalisme berasal dari kata ‘nation’ (Inggris) yang berarti bangsa.


Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme.
 Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
 Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter
yang timbul karena perasaan senasib.
 Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National
Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan
rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran
nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
Untuk lebih jelas lagi perlu kita perhatikan beberapa definisi nasionalisme berikut ini!
 Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai
perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
 Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics
mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
Hasrat untuk mencapai kesatuan.
Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
Hasrat untuk mencapai keaslian
. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Dari definisi itu nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu
kesatuan
memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib
sepenanggungan;
memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat
pengalaman hidup bersama
menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan
teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka
terikat dalam suatu masyarakat hukum.
 Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik,
ekonomi, sosial, dan intelektual.Suatu negara kebangsaan akan menjadi kuat bila
timbul nafsu untuk mengembangkan negaranya.

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan


manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;mengembangkan sikap
tenggang rasatidak semena-mena terhadap orang lain;gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan;senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;berani membela kebenaran dan
keadilan;merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia;
danmenganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana ancaman global terhadap Nasionalisme ?


b. Bagaimana caranya mengantisipasi ancaman global ?

3. Tujuan dan Manfaat

a. Mengetahui ancaman globalisasi terhadap Nasionalisme


b. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif globalisasi
BAB II

1. Ancaman Globalisasi Terhadap Nasionalisme

Globalisasi yang menerapkan prinsip keterbukaan semakin memudahkan kapitalis asing


untuk menguasai kekayaan bumi dan alam Indonesia. Keterbukaan antar negara akibat dari
modernisasi membuat pihak asing mengetahui potensi-potensi alam Indonesia yang belum
diolah secara maksimal. Dengan dikuasainya sumber daya alam Indonesia oleh pihak swasta
asing semakin menegaskan bahwa peran negara menjadi minimal. Dalam konstitusi tertera
dengan jelas bahwa negara bertugas untuk mengolah sumber daya alam Indonesia demi
kepentingan rakyat. Pergeseran fungsi negara menjadi sebatas penjaga ketertiban dan
keamanan semakin memudarkan nasionalisme dan perlahan terganti dengan paham
globalisme. (Hendrastomo, 2007 : 2).

Nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi yang meletakkan kecintaan, kesetiaan


dan komitmen tertinggi pada negara kebangsaan (Kohn, 1991 : 11). Jika nasionalisme
diartikan secara sempit maka makna yang didapat adalah cinta tanah air. Pergeseran paham
nasionalisme disini berarti bahwa akibat dari hilangnya fungsi dan peran negara maka
semakin pudar juga “objek” dari nasionalisme itu sendiri. Objek dari nasionalisme tersebut
dapat berupa identitas politik. Semakin minimal peran negara maka semakin minimal pula
penyelenggaraan pendidikan untuk menanamkan identitas politik yang menumbuhkan
nasionalisme. Pendidikan untuk menanamkan nasionalisme akan secara otomatis terlaksana
jika negara secara penuh mengontrol dan mengelola sumber daya alam dengan baik dan
bermanfaat pada rakyat, sehingga ada hubungan timbal balik antara negara dan rakyat.
Negara melaksanakan tugasnya dengan baik dan selanjutnya rakyat akan dengan sendirinya
menanamkan nasionalisme.

Memudarnya peran negara juga disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya
masalah global yang berimbas pada negara. Masalah global yang rumit tersebut tidak dapat
dengan mudah diselesaikan oleh satu negara tapi harus diselesaikan oleh beberapa negara,
akan tetapi rakyat cenderung menuntut masalah global harus diselesaikan oleh negaranya
sendiri. Hal inilah yang mengakibatkan pudarnya tingkat kepercayaan publik terhadap negara
yang berakibat pada pudarnya nasionalisme. Contoh masalah global tersebut adalah masalah
lingkungan. Masalah lingkungan ini merupakan masalah global yang kompleks dan rumit,
akan tetapi rakyat Indonesia menuntut agar masalah ini diselesaikan oleh negara sehingga
yang terjadi rakyat cenderung tidak percaya kepada negara karena negara tidak dapat
menyelesaikan masalah lingkungan ini dengan mudah. Rakyat lebih percaya pada lembaga-
lembaga multinasional yang secara gencar melakukan kampanye untuk menyelesaikan
masalah lingkungan.

Derasnya arus globalisasi juga mengakibatkan masuknya berbagai budaya asing ke


Indonesia. Budaya-budaya asing ini berhasil dicitrakan sebagai budaya yang relevan dengan
kemajuan dan dianggap lebih inferior dibandingkan dengan budaya nasional. Budaya asing
yang telah mendunia akan lebih mudah digandrungi oleh masyarakat ketimbang budaya
nasional yang sering dicitrakan sebagai budaya yang membosankan. Budaya nasional
merupakan produk dari tatanan masyarakat nasional. Oleh karena itu, jika masyarakatnya
sendiri tidak mencintai budaya lokal dan cenderung mencintai budaya asing maka secara
tidak langsung mereka tidak mencintai bangsa dan negaranya dan lebih buruk lagi mereka
akan mencintai negara lain, dengan kata lain budaya asing dapat menggeser nasionalisme.
Masalah yang paling fundamental dari ancaman globalisasi terhadap nasionalisme
adalah keterbukaan informasi yang memudahkan berbagai macam ideologi asing masuk ke
Indonesia. Kebanyakan ideologi asing ini lahir dan dibentuk dalam sebuah negara yang
karakteristik dan keadaan politiknya sangat berbeda dari Indonesia. Ideologi asing ini
perlahan dijiwai oleh rakyat Indonesia dan menggeser ideologi Pancasila dan asas gotong
royong. Sejak lama ideologi Pancasila dianggap sebagai identitas politik bangsa Indonesia
yang menumbuhkan nasionalisme. Jika ideologi Pancasila ini mulai ditinggalkan, maka
nasionalisme dapat dikatakan akan memudar. Keseragaman ideologi dari berbagai negara
yang berbeda juga akan memudarkan nasionalisme. Pudarnya nasionalisme akan bergeser
menjadi supranasionalisme. Indonesia yang tadinya dianggap sebagai bangsa akan bergeser
manjadi sub-bangsa. Dalam supranasionalisme rakyat Indonesia akan lebih mencintai
identitas multinasional yang cenderung seragam daripada identitas nasional, identitas
multinasional tersebut dapat diartikan sebagai benua Asia atau bahkan dunia (global).

Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme

1. Dampak positif Globalisasi :


2. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
3. Mudah melakukan komunikasi
4. Cepat dalam bepergian ( mobilitas tinggi )
5. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
6. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
7. Mudah memenuhi kebutuhan
8. Dampak negatif Globalisasi:
9. Informasi yang tidak tersaring
10. Perilaku konsumtif
11. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
12. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
13. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat

Dampak negatif globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia mengakibatkan kurang atau


bahkan hilangnya rasa nasionalisme dalam diri generasi muda Indonesia. Globalisasi
menyebabkan generasi muda mulai kehilangan identitas bangsanya. Mereka lebih mencintai
budaya luar dan lebih bangga mengenakan identitas bangsa lain. Padahal, maju atau tidaknya
negara Indonesia ini ditentukan oleh generasi mudanya. Berikut adalah beberapa budaya
bangsa yang semakin pudar seiring dengan berkembangnya globalisasi pada generasi muda:

1. Lagu Nasional dan Lagu Daerah


2. Tarian Tradisional
3. Bahasa Daerah
4. Alat Musik Tradisional
5. Pemakaian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
6. Gaya Berpakaian
7. Gaya Hidup Konsumtif
8. Komunikasi

2. Antisipasi dan Mencegah Ancaman Globalisasi

Globalisasi dalam tataran kemajuan dan modernitas dikatakan sebagai solusi yang tepat
untuk saling bersinergi antar negara menciptakan kesejahteraan disetiap negara. Akan tetapi
ketika globalisasi dihadapkan dengan nasionalisme akan menjadi bumerang bagi setiap
negara yang melakukan interaksi global. Untuk menyiasatinya saat ini mulai digencarkan
kampanye untuk mencintai produk dalam negeri. Kampanye ini dilakukan oleh masyarakat
yang bersinergisasi dengan pemerintah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya
mencintai produk dalam negeri. Implikasi dari keberhasilan kampanye ini adalah melindungi
pengusaha dalam negeri dan juga karyawan dalam perusahaan tersebut akan terus bekerja,
serta dapat meminimalisir pengangguran. Dampak latennya adalah mencipatkan semangat
nasionalisme dalam bentuk mencintai produk dalam negeri agar terus dapat bertahan
menghadapi serangan produk global. Selain upaya kampanye, usaha lain untuk melindungi
budaya lokal Indonesia agar tetap bertahan ditengah serangan budaya global adalah
pendidikan Indonesia yang berorientasi pada pentingnya membangun sinergisasi pendidikan
yang berbasis kerifan lokal, dimana penanaman dan pemahaman mengenai pentingnya
menjaga dan melestarikan budaya lokal terus digalakkan. Bukan hanya di level pendidikan
formal saja, tetapi pendidikan non formal seperti sanggar entah sanggar tari atau sanggar
budaya yang mana di dalamnya ada upaya melestarikan budaya lokal dengan terus
mengajarkan budaya lokal Indonesia kepada generasi muda. Kedua hal tersebut adalah
sebagaian upaya yang dilakukan oleh sebagian warga Indonseia yang sadar bahwa ancaman
globalisasi datang dari berbagai aspek, entah produk, budaya atau yang lainnya.

Selain upaya yang berbasis tindakan kolektif upaya yang berbasis individu untuk dapat
bertahan menjaga nasionalisme perlu digalakan, seperti :

1. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya.


2. Menyadari bahwa kita adalah bangsa Indonesia dan sudah sepantasnya mencintai
negara Indonesia
3. Saling menjaga semangat nasionalisme yang kemudian diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Globalisasi mungkin tidak dapat kita hindari, akan tetapi ada baiknya kita bersama berupaya
untuk menjaga semangat nasionalisme untuk dapat bertahan ditengah serangan globalisasi.
Pentingnya menjaga nasionalisme bukan hanya untuk Negara Indonesia semata tetapi untuk
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.

Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :

1. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya


terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
3. Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku
yang benar dan salah.
4. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
6. Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
7. Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
8. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap
lingkungan dan pergaulan buruk.
9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.

BAB III

KESIMPULAN

Globalisasi yang masuk ke Indonesia dengan berbagai produknya memberikan dampak


dan ancaman serius bagi nasionalisme bangsa Indonesia. Saat ini, globalisasi tidak dapat kita
hindari, akan tetapi ada baiknya kita bersama berupaya untuk menjaga semangat
nasionalisme untuk dapat bertahan ditengah serangan globalisasi, serta mengambil dampak
positif dari arus globalisasi. Seperti dampak positif adanya sistem pemerintahan demokratis
dan terbuka, etos kerja, maupun teknologi yang memudahkan kita dalam beraktivitas seperti
berkomunikasi dan bermobilitas antar daerah kini menjadi mudah.

Selain dampak positif, globalisasi juga membawa banyak dampak negatif, terutama
bagi generasi muda Indonesia. Seperti meniru budaya barat dan meninggalkan budayanya
sendiri. Ini menyebabkan hilangnya regenerasi nilai-nilai budaya di Indonesia serta
menimbulkan krisis identitas bagi generasi muda. Ada baiknya kita baik itu generasi muda
atau generasi tua, terutama generasi muda umtuk dapat menerima globalisasi ini dengan baik.
Baik dalam arti mengambil segala manfaat yang diberikan dari arus globaliasi serta
meninggalkan segala sesuatu yang buruk akibat dari globalisasi. Generasi muda sebagai
penerus bangsa tetap semangat memperjuangkan serta mengamalkan nilai-nilai pancasila dan
menghargai budaya local sebagai salah satu benteng agar nasionalisme di generasi muda tetap
tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Kohn, Hans. 1961. Nasionalisme. Arti Dan Sejarahnya. Jakarta: Pustaka Sardjana.

Hutchinson, John dan Anthony D. Smith. 1994. Nationalism. Oxford: Oxford University
Press.

Anda mungkin juga menyukai