Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT IDEOLOGI DAN

IDENTITAS NASIONAL

Nama :

NIM :

Kelas :

PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman, tentu keadaan suatu negara akan semakin berkembang.
Perubahan akan terjadi di segala aspek kehidupan baik di bidang politik, ekonomi, mau pun
sosial budaya. Salah satu fenomena yang tidak dapat dihindari adalah globalisasi. Globalisasi
merupakan proses penyebaran komponen-komponen baru dapat berupa kebudayaan,
informasi, serta teknologi. Globalisasi membuat sebuah negara mau tidak mau harus dengan
sigap menyaring segala arus informasi dan kebudayaan dari luar yang tersebar dengan cepat
karena dalam era globalisasi sendiri segala hal dapat diakses dengan mudah. Hal ini bisa
menjadi boomerang atau keuntungan bagi suatau negara, bahkan mungkin keduanya
sekaligus. Jika seluruh masyarakat di suatu negara mampu mengidentifikasi dan menyeleksi
berbagai efek buruk atau baik dari globalisasi, tentu globalisasi akan menjadi hal yang
menguntungkan dan mampu menciptakan kemajuan progresif suatu negara di berbagai
bidang (Zulfa. 2022 : 66)

Pancasila sebagai sistem filsafat pada dasarnya merupakan sebuah sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan (Sutono. 2019 : 67)

Pancasila sebagai sistem filsafat, dimana nilai nilai pancasila yang terkandung
didalamnya adalah hasil dari pemikiran-pemikiran para pejuang kemerdekaan bangsa kita
terdahulu. Dalam penerapannya Pancasila digunakan sebagai paradigma pembangunan tata
hukum nasional. Pancasila merupakan inti dari pembangun tata hukum nasional dan
kesuksesan pembangunan tata hukum sendiri juga dilihat dari seberapa besar akan kesadaran
hukum bagi masyarakat itu sendiri. Keterkaitan aspek dalam membangun tata hukum
bernegara yang harus dijiwai dan diterapkan nilai-nilainya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena Pancasila merupakan aturan atau norma-norma yang tidak bisa dipisahkan
dalam berbagai kegiatan penegakkan hukum agar sesuai nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Cerminan dari Pancasila itu sendiri telah tertuang dalam lima sila dan sebagai
bangsa yang taat hukum Negara kita sudah sepatutnya menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari (Junaedi. 2018 : 98)
PERMASALAHAN

Nasionalisme bangsa Indonesia di daerah perbatasan sering memiliki isu-isu atau


konflik sosial. Penguatan sumber daya manusia, pembangunan atau karakter penting dalam
implementasi nilai-nilai nasionalisme agar relevan dengan yang dicita-citakan bangsa
Indonesia. Lemahnya perilaku masyarakat terhadap nilai nasionalisme akan menciptakan
masyarakat menjadi apatis akibat pudarnya sifat nasionalisme karena kurang efektifnya
dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme bagi masyarakat. Contohnya yang terjadi pada
Wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yaitu pada daerah Kalimantan Barat dengan wilayah
negara tetangga (Sarawak) Malaysia Timur, dimana pada daerah ini terjadi penyimpangan
yaitu adanya identitas ganda. Masyarakat daerah perbatasan cenderung akan pergi ke daerah
negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini dikarenakan akses untuk pergi
ke daerah negara tetangga lebih mudah dan dekat daripada ke daerah negara sendiri.
Sehingga terjadilah identitas ganda, mereka menggunakan mata uang negara tetangga untuk
transaksi jual beli, bahkan ada yang menggunakan identitas negara tetangga. Dari kebiasan
kebiasaan ini nantinya akan menimbulkan lunturnya jiwa kewarganegaraan bagi masyarakat
perbatasan.

Kajian mengenai relevansi masyarakat perbatasan terhadap nilai-nilai nasionalisme


diperlukan sebagai pembentuk karakter bagi masyarakat perbatasan yang berhubungan
dengan nasionalisme. Perjalanan bangsa sering dihadapkan dengan berbagai fenomena
kemunculan ideologi-idelogi lain maka peran masyarakat dan pemerintah melestarikan nilai
nasionalisme sebagai sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan cita-cita negara.
Perkembangan nilai nasionalisme tergantung bagaimana penerapan cara berpikir nasional
warganya, sebab tidak akan berhasil tanpa adanya semangat nasionalisme dari masyarakat
sendiri. Nilai nasionalisme memiliki tujuan mengajarkan rasa mencintai bangsa dan negara
serta kesadaran masyarakat dalam mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa (Feka. 2022 : 32)
PEMBAHASAN

Menurut Febriansyah (2017), Pancasila sebagai ideologi bangsa yang artinya


Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata dan
mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia
secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat
tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan. Pada hakekatnya, Pancasila
tidak lain adalah hasil olah pikir dan nilai-nilai asli bangsa Indonesia berkat kemampuannya
dalam menghadapi kemajuan dan tantangan jaman.

Menurut Tyas (2020), Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea dan logos. Idea
mengandung arti mengetahui pikiran, melihat dengan budi. Adapun kata logos mengandung
arti gagasan, pengertian, kata, dan ilmu. Jadi, ideologi berarti kumpulan ide atau gagasan,
pema- haman-pemahaman, pendapat-pendapat, atau pengalaman- pengalaman. Istilah
ideologi dicetuskan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754-1836), seorang ahli filsafat
Perancis. Menurutnya, ideologi merupakan cabang filsafat yang disebut science de ideas
(sains tentang ide). Pada tahun 1796, ia mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran
manusia, yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. Dengan begitu,
pada awal kemunculannya, ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan, dan
buah pikiran.

Menurut pandangan saya mengenai ideologi dan pancasila adalah sarana pemersatu
masyarakat dan pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita. Dan Pancasila sebagai
ideologi negara secara lebih luas adalah visi atau arah kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Visi tersebut adalah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan,
nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Menurut Tomalili (2019), Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran


tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama,
dengan masyarakat bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,
sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem
filsafat lain yang ada di dunia, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme,
komunisme dan lain sebagainya. Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila
berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas
kerohanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai
filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa
maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri (Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan
integritas serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.

Sedangkan pancasila sebagai sistem filsafat menurut pandangan saya adalah suatu
kesatuan yang saling berkaitan, bahkan saling berhubungan antara satu sila dengan sila
lainnya sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu. Pancasila
sebagai sistem filsafat adalah suatu dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik
Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Menurut Ainnurrohman (2021), Pancasila sebagai ideologi negara juga


memiliki fungsi yaitu : Berfungsi untuk memberikan kepada masyarakat Indonesia agar
bisa mengembangkan sekaligus memelihara identitas bangsa Indoensia, Memberikan
pengawasan terhadap setiap perilaku masyarakat serta bersikap kritis terhadap berbagai
macam usaha agar cita-cita bangsa yang ada di dalam Pancasila dapat terwujud,
Mengarahkan seluruh bangsa Indonesia supaya bisa mencapai tujuannya terutama yang
berkaitan dengan cita-cita bangsa dannegara Indonesia, Memelihara, memperkuat, serta
menyatukan semua bangsa Indonesia agar menjadi satu kesatuan, sehingga persatuan
bangsa Indonesia tetap terus terjaga dan mengurangi terjadinya konflik antar anggota
masyarakat, Berfungsi untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi bangsa Indonesia, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat dijalani denga
harmonis. Dari beberapa fungsi Pancasila sebagai ideologi negara di atas dapat dikatakan
bahwa Pancasila memiliki fungsi utama berupa menjaga persatuandan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.

Menurut Ishaq (2021), Istilah Pancasila sekarang telah menjadi istilah resmi sebagai
nama Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia, mempunyai proses perkembangan sendiri,
baik ditinjau dari segi bahasa, maupun sudut sejarahnya. Perkataan istilah Pancasila dapat
dijelaskan se- cara etimologis maupun secara terminologis. Secara etimologis istilah
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dari India (bahasa kasta Brahmana)
Menurut saya adapun upaya dalam pancasila sebagai identitas nasional untuk
mencapai tujuan negara yaitu salah satunya dengan meningkatkan pemahaman dan
pengamalan pancasila di kalangan masyarakat khususnya generasi muda melalui dunia
pendidikan, sosialisasi, dan budaya. Menegakkan sinergi dan kerjasama antar pemerintah,
masyarakat, dan elemen-elemen bangsa lainnya dalam mewujudkan cita-cita nasional.
Adanya lambang negara, bendera, lagu kebangsaan, mata uang rupiah, dan bahasa
menjadikan Indonesia memiliki ciri khas yang bisa dikenal, dihargai dan dihormati oleh
bangsa lain. Suatu kebanggaan tersendiri bagi saya selaku warga negara Indonesia yang
memiliki identitas yang tidak hanya semata mata untuk dikenal dunia tetapi identitas itu
sendiri memiliki makna yang mencerminkan bangsa Indonesia.
PENUTUP

Untuk mencapai tujuan nasional, Pancasila harus dipahami, diterapkan, dan


diimplementasikan nilai nilainya secara konsisten dan konsekuen oleh seluruh masyarakat
dan pemerintah Indonesia. Pancasila bukan hanya menjadi tulisan maupun ucapan namun
perlu diresapi bahwa Pancasila harus dijadikan pondasi untuk mencapai tujuan dan
sebagai karakter bangsa. Jadikan Pancasila sebagai perekat yang kuat untuk
mempersatukan menyatukan bangsa. Karena hal ini merupakan bentuk investasi terbaik
dalam menciptakan generasi muda yang akan menghadapi tantangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Ainnurrohman, Lian Bagus., Martha, Dravensi. 2021. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Identitas
Bangsa. Jurnal Untag Banyuwangi. Vol. 1, No. 1

D. C. Tyas. 2020. Mengenai Ideologi Negara. Semarang : Alprin

Febriansyah, Ferry Irawan. 2017. Keadilan Berdasarkan Pancasila Sebagai Dasar Filosofis
Dan Ideologis Bangsa. Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 13, No. 25

Feka, Yanuarius Sani., F. Anin, Helidorus. 2023. Relevansi Nilai-Nilai Nasionalisme dan
Potret Masyarakat di Daerah Perbatasan Republik Indonesia-Republik Demokratik
Timor Leste (Studi Kasus Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur). Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan. Vol. 8, No. 1

Ishaq. 2021. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Kencana

Junaedi. 2018. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara Hukum
Indonesia. Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 13, No. 12

Sutono, Agus. 2019. Aksiologi Pancasila. Jurnal Ilmiah CIVIS. Vol. 8, No. 2

Tomalili, Rahmanuddin. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta :


CV Budi Utama

Zulfa, Aulia., Najicha, Fatma Ulfatun. 2022. Urgensi Penguatan Identitas Nasional Dalam
Menghadapi Society 5.0 Di Era Globalisasi. Jurnal Kalacakra. Vol. 3, No. 2

Anda mungkin juga menyukai