Anda di halaman 1dari 13

ESSAY

PENDIDIKAN PANCASILA

STRATEGI PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA PADA GENERASI


MUDA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Dosen Pengampu:

Adita Taufik Widianto M.Pd.

Disusun oleh :

Al Ful Laili Fahmi (62220916)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

Universitas 17Agustus 1945 Banyuwangi

Tahun 2022/2023
LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia merupakan salah satu dari berbagai bangsa di dunia yang
mempunyai sejarah serta prinsip atau ideologi dalam kehidupan yang berbeda dengan
bangsabangsa lainnya. Pancasila dipilih sebagai ideologi bangsa Indonesia karena
nilai-nilainya berasal dari kepribadian asli bangsa Indonesia sendiri. (Patimah,2021)
Pancasila adalah warisan jenius Nusantara yang telah menjadi genus ideologi
bagi Indonesia. Pancasila dihasilkan dari proses komukasi intersubjektif dan argumen
sosial, politik dan teologis para pendiri bangsa dalam upaya menemukan titik
konsensus dengan menghadirkan semua celah dan mengisinya demi kebaikan
bersama. Semua perdebatan mengenai kapitalisme-liberalisme versus marxisme atau
sosialisme, hak asasi manusia, demokrasi bahkan sampai negara islam pun mewarnai
perumusan ideologi Pancasila pada waktu itu. (Patimah,2021)
Bahkan sampai sekarang ketegangan ideologi tersebut masih terus
berkelanjutan, dan hanya Pancasila yang mampu mensistensiskan dan mengkromikan
ketegangan yang terjadi antara kapitalisme-liberalisme dengan marxisme-sosialisme
dan islamlisme-nasionalisme karena Pancasila merupakan ideologi yang bersifat
inklusif disatu sisi, sedangkan disisi lain berdasarkan Pancasila negara Indonesia
bukan negara agama dan negara sekuler. (Patimah,2021). Dengan demikian,
Pancasila adalah satu-satunya ideologi sekaligus falsafah serta dasar negara
Indonesia.
Ideologi pancasila merupakan aturan dasar yang menjadi kekuatan kehidupan
berbangsa yang melindungi warga negara nya dari berbagai adat, suku, bahasa,
budaya, agama, hingga afiliasi politik. Ideologi pancasila ini akan sangat berguna
bagi kalangan warga karena dapat mengatur kehidupan atau tindakan bagi warga dan
bisa juga dijadikan sebagai pandangan hidup dalam menjalankan kehidupan di era
saat ini. (Fadila,2019)
Namun saat ini muncul permasalahan terkait pancasila yakni mulai lunturnya
nilai – nilai pancasila di kalangan warga terutama pada remaja yang berdampak pada
kehidupan remajanya yang mana masih menepuh dunia pendidikan. Maka dari itu
ideologi pancasila ini harus dikuatkan agar kalangan remaja dapat tetap menjalani
kehidupannya dengan berpegang teguh kepada ideologi pancasila. (Fadila,2019)
Namun di era reformasi ini telah banyak melahirkan perubahan-perubahan
signifikan yang terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik bahkan termasuk
dalam dunia pendidikan. Pancasila mulai tergeser saat terjadi krisis yang
mengakibatkan keterpurukan di hampir semua bidang kehidupan. Nilai-nilai
pancasila yang perlu diestafetkan dari generasi ke generasi tersebut dapat melalui
pendidikan tentang pancasila di sekolah atau perguruan tinggi. (Kristiono,2017)
Sudah saatnya ideologi Pancasila benar-benar diaplikasikan secara nyata
dalam kehidupan di Indonesia. Karena Ideologi Pancasila begitu strategis
kedudukannya di Indonesia ini. Mengingat bahwa begitu strategisnya kedudukan
pancasila sebagai dasar pemersatu bangsa Indonesia, maka pancasila harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan dengan melalui revitalisasi dan aktualisasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar pancasila tetap vital dan
aktual sebagai pemersatu bangsa maka nilai-nilai pancasila perlu diestafetkan dari
generasi ke generasi melalui proses pendidikan. (Patimah,2021)
Pendidikan di era globalisasi seharusnya menekankan pada tumbuhnya
pribadi yang terikat kepada norma-norma etnisitas atau kearifan lokal yang

2
berkembang sesuai perkembangan zaman dan pribadi yang mempunyai identitas
sebagai kelompok bangsa tertentu. Untuk menumbuhkan pribadi yang memiliki
identitas budaya dalam menghadapi globalisasi tersebut dibutuhkan pendidikan yang
trasformatif, yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan kemampuan pribadi
dalam memilih secara personal berbagai pengaruh di era globalisasi saat ini.
(Marbawi,2018)
Dasar-dasar local wisdom yang utama tersebut adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila adalah ideology genuine bangsa yang digali dari sejarah panjang dan
budaya asli Indonesia. Pancasila seharusnya menjadi identitas bangsa Indonesia yang
bhinneka. Sebagai idologi, Pancasila digali dari khazanah kebudayaan, sejarah
kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, masih tetap aktual dan relevan dengan kehidupa saat ini dan yang
akan datang, termasuk dalam bidang pendidikan. (Marbawi,2018)
Fungsi dan kedudukan pancasila tersebut mulai terancam di era reformasi
yang ditandai dengan runtuhnya rezim Orde Baru dan adanya krisis ekonomi yang
mengakibatkan keterpurukan hampir di semua bidang kehidupan. Kepercayaan
terhadap pancasila mulai pudar. Era reformasi telah banyak melahirkan perubahan
signifikan yang terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik bahkan termasuk
dalam dunia pendidikan. Pancasila mulai tergeser saat terjadi krisis yang
mengakibatkan keterpurukan di hampir semua bidang kehidupan. (Patimah,2021)
Saat ini setelah reformasi terjadi selama 18 tahun kondisi bangsa Indonesia
belum sepenuhnya pulih dan stabil. Kondisi perekonomian warga Indonesia bisa
dikatakan masih di bawah standar. Angka pengangguran yang cukup tinggi penyebab
salah satunya. Selain itu sistem pendidikan yang selalu berganti-ganti setiap ada
pergantian Menteri Pendidikan semakin memperparah kondisi bangsa Indonesia.
Sehingga bangsa Indonesia masih termasuk negara berkembang. (Patimah,2021)
Di zaman yang penuh dengan persaingan ini, makna dan nilai-nilai Pancasila
harus tetap diamalkan dalam kehidupan kita, agar keberadaannya tidak hanya
dijadikan sebagai simbol semata. Pancasila dalam sejarah perumusannya melalui
proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan
sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. (Fadila,2019)
Pancasila diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi kehidupan
manusia, baik itu dalam lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga
dalam berprilaku dan bersosialisasi antar sesama manusia, baik dalam kenidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dilandasi oleh Pancasila yang
dijadikan landasan dalam berprilaku. (Fadila,2019)
Pancasila juga dijadikan sebagai pedoman dalam berbagai bidang kehidupan,
baik itu bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya. Sehingga segala
sesuatu yang dilakukan diharapkan tidak melenceng dari aturan yang telah ditetapkan
sesuai dengan Pancasila. Dengan demikian, apa yang diharapkan dan dicita-citakan
oleh bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik. (Fadila,2019). Dengan itu kita
memerlukan strategi penguatan ideologi pancasila untuk bertahan dalam gempuran
era globalisasi saat ini.

3
PEMBAHASAN

Bangsa Indonesia merupakan salah satu dari berbagai bangsa di dunia yang
mempunyai sejarah serta prinsip atau ideologi dalam kehidupan yang berbeda dengan
bangsabangsa lainnya. Pancasila dipilih sebagai ideologi bangsa Indonesia karena
nilai-nilainya berasal dari kepribadian asli bangsa Indonesia sendiri. Pancasila
memiliki fungsi dan kedudukan yang penting dalam negara Indonesia yaitu sebagai
jati diri bangsa Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, sebagai
dasar filsafat negara, serta sebagai asas persatuan bangsa Indonesia. (Patimah,2021)
Pancasila ialah dasar Negara Indonesia yang tersemat didalamnya lima sila,
kelima sila tersebut memiliki nilai-nilai penting dari setiap silanya.Berikut ini adalah
penjabaran nilai-nilai dari setiap sila pancasila.
1. Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Nilai yang terukir pada sila
pertama ini menyatakan masyarakat Indonesia diarahkan untuk dapat
beritikad dan beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada sila ini juga
memiliki nilai agar masyarakat Indonesia dapat memiliki sikap saling
menghormati atau sikap toleransi antar pemeluk agama lain. Selain itu, sila
ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara,
politik, pemerintahan, hukum serta peraturan perundang-undang Negara
dijalankan menurut nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Sila Kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” Sila ini menunjukan
agar Negara dapat mengangkat tinggi-tinggi derajat serta martabat seluruh
manusia. Nilai yang terkandung pada sila ini yakni nilai kemanusiaan,
yang dimana masyarakat Indonesia diharapkan dapat bersikap adil
terhadap orang lain tanpa harus membedabedakannya. Disini juga
masyarakat Indonesia ditekankan untuk memiliki sikap ramah dan saling
menyayangi diri sendiri, dengan lingkungan, dan menyayangi antar sesama
manusia.
3. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” Pada sila ini terkandung nilai untuk
dapat menunjukan rasa cinta tanah air atau nasionalismenya, serta dapat
hidup dengan damai atau akur tanpa harus meributkan masalah mengenai
beragam perbedaan yang ada seperti keragaman individu, suku, ras,
golongan, kelompok, maupun perbedaan agama atau keyakinan, dan
masyarakat Indonesia harus dapat meningkatkan diri dalam kesatuan dan
persatuan.
4. Sila Keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan” Nilai yang terkandunya adalah
masyarakat diharapkan dalam memecahkan suatu masalah dilakukan
dengan melaksanakan kegiatan berunding serta menunjukan perilaku
sama-sama menghormati pendapat. Pada sila ini, nilai kerakyatan mesti
dijalankan oleh semua orang saat melakukan aktivitas berbangsa dan
bernegara.
5. Sila Kelima “keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ini
mengandung makna agar masyarakat dapat memiliki sikap peduli terhadap
sesama, memiliki sikap empati, tidak hidup boros dan berlebihan, serta
dapat mewujudkan keadilan social dengan selalu berusaha menunjukan diri
melalui kerja keras. (Regiani,2021)

4
Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pondasi ideologi yang kokoh
demi mengikat kuat tali persaudaraan dalam suatu kemajemukan. Masyarakat
Indonesia didik untuk menolak berbagai perselisihan dan sikap yang tidak bisa
menerima suatu perbedaan. Hal tersebut sangatlah penting karena jikalau tidak
demikian maka bangsa ini akan sangat rentan dengan perpecahan. (Saingo,2022)
Salah satu sikap yang menjunjung tinggi ideologi Pancasila adalah dengan
sikap menghargai keberagaman hidup beragama yang ada. Seperti yang telah
diketahui bahwa di negara Indonesia telah menetapkan enam agama resmi di
antaranya, yaitu Konghucu, Kristen, Budha, Katolik, Islam, Hindu. Sekalipun warga
Indonesia memiliki keberagaman dalam memeluk suatu agama namun senantiasa
menjunjung tinggi ideologi Pancasila dengan tetap menghormati dan menghargai
satu dengan yang lainnya. (Saingo,2022)
Kedudukan jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman bagi
masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara. Oleh sebab
itu, dapat dikatakan bahwa Pancasila adalah petunjuk dalam kehidupan bernegara
bagi masyarakat. Layaknya arah yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas, demikian
juga negara akan tanpa arah bila tidak ada Pancasila.
Pancasila merupakan suatu konstruk budaya yang digali dari sejarah bangsa
ini yang multikultur. Keidealan Pancasila sebagai sebuah konstruk budaya sekaligus
identitas bangsa perlu dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Konstruk budaya
bangsa tersebut akan melahirkan basic personality bagi masyarakat suatu bangsa.
(Marbawi,2018)
Pancasila adalah warisan jenius Nusantara yang telah menjadi genus ideologi
bagi Indonesia. Pancasila dihasilkan dari proses komukasi intersubjektif dan argumen
sosial, politik dan teologis para pendiri bangsa dalam upaya menemukan titik
konsensus dengan menghadirkan semua celah dan mengisinya demi kebaikan
bersama. Semua perdebatan mengenai kapitalisme-liberalisme versus marxisme atau
sosialisme, hak asasi manusia, demokrasi bahkan sampai negara islam pun mewarnai
perumusan ideologi Pancasila pada waktu itu. (Patimah,2021)
Bahkan sampai sekarang ketegangan ideologi tersebut masih terus
berkelanjutan, dan hanya Pancasila yang mampu mensistensiskan dan mengkromikan
ketegangan yang terjadi antara kapitalisme-liberalisme dengan marxisme-sosialisme
dan islamlisme-nasionalisme karena Pancasila merupakan ideologi yang bersifat
inklusif disatu sisi, sedangkan disisi lain berdasarkan Pancasila negara Indonesia
bukan negara agama dan negara sekuler. (Patimah,2021). Dengan demikian,
Pancasila adalah satu-satunya ideologi sekaligus falsafah serta dasar negara
Indonesia.
Sudah saatnya ideologi Pancasila benar-benar diaplikasikan secara nyata
dalam kehidupan di Indonesia. Karena Ideologi Pancasila begitu strategis
kedudukannya di Indonesia ini. Mengingat bahwa begitu strategisnya kedudukan
pancasila sebagai dasar pemersatu bangsa Indonesia, maka pancasila harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan dengan melalui revitalisasi dan aktualisasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar pancasila tetap vital dan
aktual sebagai pemersatu bangsa maka nilai-nilai pancasila perlu diestafetkan dari
generasi ke generasi melalui proses pendidikan. (Patimah,2021)
Salah satu dimensi gerakan pembudayaan, yang juga berarti pengamalannya
dalam kehidupan nyata, adalah pengembangan pemikiran tentang nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 yang relevan dengan kebutuhan perkembangan masyarakat

5
dan tuntutan perubahan zaman, tetapi tetap berada dalam kerangka paradigma atau
kandungan hakekatnya yang sesungguhnya. Sejalan dengan itu pengembangan
pemikiran itu bukanlah dimaksudkan untuk merubah atau merevisi, apalagi
menggantinya. Justru yang ingin dicapai adalah untuk memperkuat, mempermantap
dan mengembangkan penghayatan, pembudayaan dan pengamalannya dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Fadila,2019)
Melalui pengembangan pemikiran tantang Pancasila dan UUD 1945 seperti
itu diharapkan bangsa kita akan dapat melahirkan dan mengembangkan gagasan,
konsep-konsep dan bahkan teori-teori baru dalam berbagai bidang kehidupannya
yang bersumber dari ideologi dan konstitusi bersama, serta pada waktu yang sama
berhasil pula menguatkan relevansinya dengan realita perkembangan masyarakat dan
tuntutan perubahan zaman. (Fadila,2019)
Keberagaman yang terkandung dalam eksistensi masyarakat Indonesia
merupakan ciri khas yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara lainnya. Terdapat
berbagai bentuk keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu adanya
kemajemukan suku, budaya, bahasa, etnis termasuk agama. (Saingo,2022)
Keberagaman tersebut telah terjalin dan terbina sejak dulu kala serta semakin
terjalin erat dalam sebuah keharmonisan pada NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia). Hal tersebut tercermin dari adanya perilaku masyarakat yang dengan
senang hati bersedia hidup berdampingan, tenggang rasa, serta saling menghargai
berbagai perbedaan yang terdapat di dalamnya. (Saingo,2022)
Generasi muda atau pemuda seperti sedang mengalami degradasi terhadap
nasionalisme dan pemahaman dan pengimplementasian dari nilai-nilai pancasila
yang sejatinya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ironisnya Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin merosot. (Afryand,2018)
Kemerosotan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin terlihat ketika tidak
berlakunya lagi TAP MPR No. II/MPR/1978 dengan dikeluarkanya TAP MPR No.
XVIII/MPR/1998. TAP MPR No. II/MPR/1978 berisi tentang pedoman bagaimana
mengamalkan nilai-nilai pancasila yang secara umum dikenal sebagai Pedoman,
Penghayatan dan Pengamalan, Pancasila (P4) yang merupakan pegangan hidup
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warganegara Indonesia.
(Afryand,2018)
Nilai-nilai Pancasila yang mengalami kemerosotan yang terjadi pada era
globalisasi saat ini. Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana seluruh masyarakat
dari belahan dunia manapun dapat terhubung satu dengan yang lainnya, misalnya
dalam bidang ekonomi, sosial budaya, orientasi, dan gaya hidup. (Suciani,2021)
Pancasila tentu bersifat terbuka dan menerima pengaruh baik yang timbul dari
globalisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi tersebut akan
menimbulkan sejumlah dampak negatif yang berkembang di kalangan generasi
muda. Generasi muda saat ini lebih berorientasi kepada pengaruh negatif yang
muncul seperti gaya hidup yang konsumtif, kebarat-baratan, individualisme, dan
sebagainya. (Suciani,2021)
Survey Komunitas Pancasila Muda tahun 2020 melalui media sosial mengurai
19,5% responden berusia 18-25 tahun merasa tidak yakin dengan relevansi Pancasila
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pancasila dipandang sudah tinggal nama di
atas kertas, tidak ada makna tersisa selain kenangan masa lalu. Fakta ini menyiratkan
bahwa generasi muda memiliki perspektif kritis sendiri tentang ideologi. Mereka

6
memanfaatkan arus informasi, mengolahnya lalu menarik kesimpulannya sendiri.
(Siagian,2021)
Nilai-nilai pancasila sangat penting bagi warga Negara Indonesia ketika
melakukan aktivitas sehari-hari. karena semua nilai yang tedapat pada Pancasila ialah
nilai-nilai luhur yang mencirikan jati diri bangsa Indonesia. Pembukaan Undang-
undang Dasar tahun 1945 menunjukan Pancasila yang kedudukannya sebagai
Ideologi Indonesia yang menjadi inti NKRI, dan semua itu harus dijalankan atau
diaplikasikan dengan tetap pada aktivitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(Regiani,2021)
Pancasila bersifat universal, dinamis, dan fleksibel sesuai dengan
perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila berubah
seiring dengan perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Arus globalisasi yang pesat menimbulkan sejumlah tantangan dan masalah
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Beberapa contoh permasalahan yang dialami oleh
generasi muda saat ini yakni menurunnya semangat belajar karena waktunya habis
untuk bermain gadget, games, dan sosial media, sikap individualisme dan acuh tak
acuh terhadap lingkungan sekitar, gaya hidup yang konsumtif dan gaya berpakaian
yang kebarat-baratan.
Menanggapi dampak negatif tersebut tentu generasi muda harus dibekali
dengan kesadaran bela negara. Kesadaran bahwa generasi muda adalah generasi
emas yang menentukan kualitas bangsanya di masa depan.
Pengaruh Globalisasi yang melanda bangsa Indonesia tentunya berdampak
pada adanya ”perubahan” paradigma dalam memahami pengamalan Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila harus beradaptasi cepat dan bermitra dengan perubahan.
Pancasila perlu dihayati secara rileks dan diimplementasikan seturut dengan
kontekstualitas zamannya. Kalau anak muda bisa belajar gaya hidup kebarat-baratan
melalui media sosial elektronik, maka mereka juga bisa belajar Pancasila dari sana.
Ini hanya urusan teknis, mengatasinya tentu memerlukan solusi teknis.
Namun tak hanya itu, esensi Pancasila perlu dielaborasi lebih dalam, di
antaranya dengan memperkuat solidaritas relasi ke dalam kelompok masing-masing,
sembari mengatasi sentimen primordial dengan membangun relasi antar kelompok,
sebagaimana nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jika dilakukan, kita bukan
hanya berhasil menjaga eksistensi Pancasila, namun mencegah Pancasila dipandang
sebagai pelengkap sejarah belaka.
Nilai-nilai Pancasila mesti ditumbuhkan sedari dini terhadap setiap
masyarakat, penanaman sedari dini ini dapat dilakukan melalui pendidikan di tingkat
dasar. Hal ini dilakukan karena, didalam nilai-nilai Pancasila ini tertera cita-cita
bangsa Indonesia yang wajib untuk diangkat serta diupayakan. Nilainilai Pancasila
harus ditanamkan sejak dini agar masyarakat Indonesia dapat menjalankan
kehidupnnya dalam bermasyarakat dengan baik, apalagi Indonesia memiliki
keanekaragaman suku, ras, agama, dan tingkat sosial.
Nilai-nilai Pancasila mulai luntur dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh
setiap warga negara, ditambah kini memasuki era globalisasi, yang mana pada era ini
ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang pesat. Perkembangan teknologi di era
globalisasi ini dapat mengikis nilai-nilai dari pancasila dalam bermasyarakat. Pada
era globalisasi semua budaya maupun ideologi yang bersumber dari negara luar bisa
masuk ke Indonesia dengan mudahnya.

7
Telah terlihat jelas bagaimana kacaunya bangsa Indonesia jika nilai-nilai
mulia yang tercantum pada Pancasila tidak kita implikasikan dalam kegiatan rutin
kita. Maka dari itu, pengembalian nilai-nilai pancasila ini mesti segera dilakukan
terhadap seluruh masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda Indonesia yang
merupakan penerus serta pilar bangsa Indonesia.
Dengan begitu nilai-nilai pancasila yang perlu diestafetkan dari generasi ke
generasi tersebut dapat melalui pendidikan tentang pancasila di sekolah maupaun
perguruan tinggi. Pendidikan tentang pancasila dalam kurikulum sekarang
merupakan mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang harus ada di sekolah maupun
perguruan tinggi.
Pendidikan pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi
yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, pendidikan pancasila perlu diberikan disetiap jenjang pendidikan mulai
dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi. (Kristiono,2017)
Pendidikan pancasila sebagai pendidikan kebangsaan berangkat dari
keyakinan bahwa pancasila sebagai dasar negara, falsafah negara Indonesia tetap
mengandung nilai dasar yang relevan dengan proses kehidupan dan perkembangan
dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila memiliki landasan eksistensial yang
kokoh, baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis. (Kristiono,2017)
Landasan-landasan tersebut seharusnya semakin memperkokoh keberadaan
Pancasila di Indonesia. Akan tetapi fakta justru berkata sebaliknya. Saat ini kekuatan
pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa mulai melemah, salah
satunya terjadi pada kelompok mahasiswa. Beberapa tahun terakhir menunjukkan
makin minimnya minat mahasiswa terhadap pancasila. (Kristiono,2017)
Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik atu
remaja masa kini merupakan salah satu upaya yang paling berdampak besar.
Pancasila memiliki kaitan yang erat dalam dunia pendidikan dibawah pelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Dengan mengikutsertakan langsung peserta didik
dalam melakukan kegiatan upacara hari besar seperti hari kemerdekaan, hari sumpah
pemuda, hari pahlawan dan sebagainya menjadi cara ampuh memupuk jiwa
nasionalisme peserta didik karna didalam kegiatannya mereka banyak
diperkenalkan lagu nasional, membaca UUD 1945, menyerukan isi pancasila, dan
lainnya.
Saat ini pendidikan di Indonesia menganut sistem fungsional dan matrialisme.
Di mana pendidikan dijalankan untuk memenuhi dunia kerja. Sehingga yang terjadi
adalah dunia pendidikan menjadi sebuah industri. Tengok saja bermunculan berbagai
sekolah-sekolah yang dikelola oleh swasta yang menawarkan berbagai kualitas
tertentu di mana konsumennya adalah kelas elit tertentu, dan kalangan professional
dengan penghasilan yang tinggi. (Marbawi,2018)
Jika Kemendikbud dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)
berorientasi menghasilkan masyarakat terdidik, maka salah satu foksunya adalah
bagaimana menguatkan peran Pancasila sebagai landasan filosofi dalam perencanaan
Pendidikan dan Kebudayaan. Saat ini kondisi kebudayaan kita seolah-oleh terpisah
dari pendidikan. Seperti yang pemisahan kebudayaan dari perguruan tinggi, hanya
akan menghasilkan intelektual yang nir budaya. (Marbawi,2018)
Pendidikan kita minus filosofi pendidikan. Tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa belum mendapatkan moment yang kuat dalam
kerangka melahirkan masyarakat terdidik. Cita-cita mewujdukan pendidikan yang

8
merata dan bermutu ini masih jauh. Salah satu buktinya adalah kenyataan bahwa
pendidikan di Indonesia menempati peringkat terendah dalam survey terkait sistem
pendidikan yang diadakan oleh lembaga di luar pemerintah. Sebagai contoh,
Indonesia juga menempati posisi rendah dalam hal budaya membaca buku/literasi
(terendah di kawasan Asia Timur). Melihat hal ini, mewujudkan masyarakat terdidik
kiranya masih jauh dari kenyataan (Survei OECD pada penelitian PISA tahun 2012).
(Marbawi,2018)
Erat keterkaitan pendidikan dan ideologi Pancasila yang secara garis besar
disebutkan bahwa Pendidikan semestinya menguatkan Pancasila sebagai ideologi
Negara dan Bangsa Indonesia. Pendidikan adalah menjadi alat Negara untuk
menguatkan identitas, dan alat mencerdaskan bangsa. Pendidikan adalah 162 Turast:
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol. 6, No. 2, Juni-Desember 2018 rekayasa sosial
bagi Negara untuk melanggengkan doktrin bernegara dan ideologi. (Marbawi,2018)
Perlu diketahui bahwa era globalisasi dan digitalisasi informasi adalah
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi. Tak heran teknologi sangat dekat
dengan generasi muda. Pada era ini, relasi sosial tidak melulu diikat secara
emosional, tapi juga rasional. Cara hidup pragmatis, konsumerisme, hedonisme,
sudah menjadi kehidupan sehari-hari yang memukul hampir seluruh tatanan norma
bangsa.
Oleh karena itu, Pancasila harus beradaptasi cepat dan bermitra dengan
perubahan. Pancasila perlu dihayati secara rileks dan diimplementasikan seturut
dengan kontekstualitas zamannya. Kalau anak muda bisa belajar gaya hidup kebarat-
baratan melalui media sosial elektronik, maka mereka juga bisa belajar Pancasila
dari sana. Ini hanya urusan teknis, mengatasinya tentu memerlukan solusi teknis.
Ada beberapa cara untuk melestarikan budaya Indonesia, agar tidak
terpengaruh oleh budaya asing yang negatif:
 Menumbuhkan jiwa nasionalis yang kuat, misalnya bangga dengan produk
dan budaya lokal.
 Mengkomunikasikan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila itu sebaik
mungkin.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan cara sebaik mungkin.
 Selektif untuk masuknya budaya asing ke Indonesia supaya tercegah dari
budaya yang tidak mencerminkan budaya indonesia.
 Memperkuat dan menjaga jati diri bangsa agar tidak merosot. Dengan
demikian, masyarakat dapat bertindak bijaksana dengan menentukan sikap
terhadapnya. Munculnya budaya asing tidak mengurangi jati diri dan
kepribadian bangsa terutama di Indonesia. (Dewi,2022)
Pancasila sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
karna pancasila merupakan ideologi dan pedoman hidup bangsa indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK yang berdampak dari
kencangnya arus globalisasi yang menyebabkan lunturnya jiwa nasionalisme dan
patriotisme dikalangan generasi muda. Masuknya budaya asing dengan mudah maka
masyarakat bangsa perlu menambah kewaspadaan diri, memegang erat nilai-nilai
Pancasila, dan juga tetap mencintai budaya dan segala yang mengenai tentang
negara Indonesia. (Aulia,2022)
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan filter dampak
negatif yang terbawa dari budaya asing. Peran keluarga, pendidikan, dan juga
pemerintah sangat penting dalam menjaga generasimu dan penerus bangsa terdoktrin
dan termakan oleh budaya asing yang akan berakibat semakin hilangnya jiwa

9
nasionalisme dan patriotisme dalam dirinya. (Aulia,2022)
Untuk menghindari dampak negatif era modern, terutama dalam
menghadapi generasi millenial atau generasi muda, bangsa Indonesia harus segera
melakukan berbagai terobosan baru, sehinnga nantinya generasi muda memiliki
pedoman atau benteng agar tidak mudah terprovokasi serta dapat mengahadapi
berbagai tantangan berupa pengaruh dari luar di era modern.
Salah satu terobasan baru yang dapat dilakukan adalah dengan
mengimplementasikan agama serta nilai- nilai pancasila pada peserta didik sejak dini,
dimulai dari pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi, agar peserta
didik kita faham benar apa itu Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancsila, sehingga peserta didik dapat terhindar dari pengaruh buruk yang muncul
di era modern, karena nilai- nilai Pancasila sudah terinternalisasi dalam dirinya.
Memberikan pembentukan etika yang mungkin sangat tepat dengan cara melakukan
pelatikan karakter anak.
Untuk membatasi diri dari pengkisisan jati diri bangsa akibat pesatnya
perkembangan teknologi dan upaya-upaya memecah bangsa, maka bangsa ini harus
kembali kepada Pancasila. Langkah antisipasi ini dapat dilakukan dengan cara :
 Pendidikan Agama yang harus menjadi peranan penting untuk membentuk
ketakwaan pada diri generasi muda Indonesia.
 pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi
pedoman dan landasan bagi generasi muda.
 menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk
membangkitkan semangat Pancasila.
 menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan
sebaik-baiknya.
 menumbuhkan semangat nasionalisme, contohnya mencintai produk dalam
negeri.
 lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi,
maupun budaya bangsa. (Dewi,2022)
Sosialisasi tentang nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan agar generasi
milenial yang akan menjadi penerus bangsa ini tidak lupa dan bisa terus menjaga jati
diri Bangsa Indonesia. Mengingat bahwa di era industri ini, para generasi millenial
akan dituntut untuk berlomba-lomba menciptakan inovasi dan juga berpikiran kreatif
sehingga dikhawatirkan banyak remaja akan mulai melupakan jati diri Bangsa
Indonesia. Berkembangnya ilmu teknologi menjadi pengaruh terbesar dalam
perubahan karakter dan juga tingkah laku generasi milenial. Akibat dari
perkembangan ilmu teknologi tersebut, pancasila kini sedikit demi sedikit mulai
tergerus oleh globalisasi.
Begitu pentingnya Pancasil bagi Negara Indonesia, karena jika tidak
berpedoman pada Pancasila Indonesia akan bubar. kita juga bisa memulai dari
mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan dan negara dan melaksanakan nilai-
nilai pancasila. Itu secara tidak langsung dapat mempertahankan keutuhan Pancasila.
Seperti yang diketahui globalisasi tidak bisa dihindari oleh seluruh dunia
terutama masyarakat Indonesia. Maka dari itu, upaya dalam rangka menumbuhkan
kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai terkikis oleh globalisasi perlu dilakukan.
Cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila bisa
diawali dengan melakukannya pada pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari
tingkat Pendidikan Sekolah Dasar, Pendidikan Sekolah Menengah Atas hingga pada
pendidikan tingkat Perguruan Tinggi. (Regiani,2021)
10
Penumbuhan kembali nilai-nilai Pancasila ini dimulai dari pendidikan karena,
Pancasila sendiri memiliki kaitan yang kuat dengan pendidikan terutama Pendidikan
Pancasila dan juga Kewarganegaraan PPKn. Cara penumbuhan kembali nilai
pancasila yang selanjutnya, dapat dilakukan dengan menanamkan rasa nasionalisme
dan patriotisme kepada setiap warga Negara. Rasa nasionalisme dan patriotisme
dapat dipupuk kembali dengan cara mengikuti atau berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan yang berbau nasional seperti ketika memperingatan hari kebangkitan
nasional, hari kemerdekaan Indonesia, hari lahirnya pancasila dan lain sebagainya.
(Dewi,2021)
Bagi pelajar, mereka bisa menumbuhkan rasa nasionalismenya dengan cara
belajar dengan serius, semangat dan gigih dengan tujuan untuk menjaga nama baik
bangsa Indonesia, mencintai dan senang dalam memakai produk-produk lokal
sehingga perekonomian Indonesiapun akan maju. Bukan hanya dengan cara sepeti itu
saja, namun juga dengan membuat sebuah karya seni seperti dalam bidang seni musik
baik itu berupa musiknya maupun seni vokalnya, lukisan, seni peran atau teater dan
karya-karya lainnya yang memiliki tema cinta tanah air juga merupakan suatu bentuk
dalam memupuk kembali rasa nasionalisme maupun patriotisme kita selaku bangsa
Indonesia. (Regiani,2021)

11
KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang dapat dari essay ini adalah Pancasila diresmikan
menjadi dasar Negara Indonesia yang berupa ideologi atau citacita, paham, serta
pegangan hidup yang wajib digunakan sebagai pandangan dalam bermasyarakat
oleh rakyat Indonesia. Nilai-nilai pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia,
karena dengan nilai-nilai pancasila inilah masyarakat Indonesia dapat bersikap
serta bertindak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia itu sendiri. Namun pada
era globalisasi ini, nilai-nilai pancasila sudah mulai pudar, sehingga menyebabkan
munculnya berbagai masalah. Untuk itu diperlukan sebuah usaha yang dilakukan
untuk menumbuhan kembali nilai-nilai luhur pancasila.
Ketahanan Ideologi adalah pekerjaan tiada akhir. Tak perlu gusar dengan
trend penurunan cinta Pancasila. Karena dengan pancasila lah jati diri kita sebagai
bangsa Indonesia tidak akan hilang. Hal yang dapat kita lakukan agar nilai-nilai
Pancasila yang sudah pudar ini tumbuh kembali dalam kehidupan kita yaitu
dengan cara, menanamkan serta menjalankan ajaran agamanya dengan baik, lalu
kita dapat menanamkan serta mewujudkan nilai pancasila dengan baik,
menegakkan supremasi hukum, serta selektif dalam pengaruh globalisasi baik itu
dari sektor politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa juga merupakan cara-
cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur
pancasila dalam kehidupan kita.
Bagi pelajar, mereka bisa menumbuhkan rasa nasionalismenya dengan
cara belajar dengan serius, semangat dan gigih dengan tujuan untuk menjaga
nama baik bangsa Indonesia, mencintai dan senang dalam memakai produk-
produk lokal sehingga perekonomian Indonesia pun akan maju.
Untuk menghindari dampak negatif era modern, terutama dalam
menghadapi generasi millenial atau generasi muda, bangsa Indonesia harus segera
melakukan berbagai terobosan baru, sehinnga nantinya generasi muda memiliki
pedoman atau benteng agar tidak mudah terprovokasi serta dapat mengahadapi
berbagai tantangan berupa pengaruh dari luar di era modern.
Begitu pentingnya Pancasil bagi Negara Indonesia, karena jika tidak
berpedoman pada Pancasila Indonesia akan bubar. kita juga bisa memulai dari
mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan dan negara dan melaksanakan nilai-
nilai pancasila. Itu secara tidak langsung dapat mempertahankan keutuhan
Pancasila.
SARAN

Peran Pancasila sangat dibutuhkan untuk tetap mempertahankan jati diri


bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus bisa sadar akan
pentingnya peran Pancasila untuk tetap mempertahankan eksistensi pancasila itu
sendiri. Dengan begitu kita mampu menghasilkan generasi yang bermutu dan
berkualitas untuk negara serta diri sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

AI, Afryand, S Sapriya. (2018) Internalisasi Nilai-nilai Pancasila Melalui Pusat


Studi Pancasila Sebagai Upaya Penguatan Ideologi Bangsa Bagi Generasi
Muda. Untirta Civic Education Journal, jurnal.untirta.ac.id, cited by 8
(1.60 per year)

Aulia, A., & Dewi, DA. (2022). Peran Pancasila dalam Menumbuhkan Kesadaran
Nasionalisme dan Patriotisme Generasi Muda di Era Globalisasi. Journal
on Education, 4(4), 1097-1102. https://doi.org/10.31004/joe.v

Dewi, DA., & K, Salwa Cantika. (2022) Penguatan Ideologi Pancasila di


Kalangan Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Tambusai, jptam.org

Fadilah, Nurul. (2019) Tantangan dan Penguatan Ideologi Pancasila dalam


Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Digital Education,
Communication, and …, jurnal.polibatam.ac.id, cited by 164 (41.00 per
year)

Kristiono, Natal. (2017). Penguatan Ideologi Pancasila di Kalangan Mahasiswa


Universitas Negeri Semarang. Journal.unnes.ac.id

M Marbawi. (2018) Penguatan ideologi Pancasila dalam pendidikan. Turast:


Jurnal Penelitian dan Pengabdian, ejournal.uinib.ac.id, cited by 6 (1.20 per
year)

Patimah,SA , AP Ramadhan, AS Bardury, ... (2021) Penguatan Ideologi Pancasila


di Kalangan Mahasiswa dan Masyarakat. … Journal of Civic …,
journal.ipm2kpe.or.id, cited by 2 (1.00 per year)

Regiani, Ega., & Dewi, DA. (2021). Pudarnya Nilai-nilai Pancasila dalam
Kehidupan Masyarakat di Era Globalisasi.

Saingo, YA. (2022). Penguatan Ideologi Pancasila Sebagai Penangkal


Radikalisme Agama. Jurnal Filsafat Indonesia, ejournal.undiksha.ac.id,
cited by 1 (1.00 per year)

Siagian, Martin H. (2021). Menjaga Eksistensi, Mempertajam Esensi


Pancasila.https://kemenag.go.id/read/menjaga-eksistensi-mempertajam-
esensi- pancasila-ze8vy

Suciani, Shera Agustina. (2021). Eksistensi Pancasila di Tengah Arus Globalisasi.


Universitas Brawijaya. https://kumparan.com/shera-agustina/eksistensi-
pancasila-di-tengah-arus-globalisasi-1wtEQjBwUYP/full

13

Anda mungkin juga menyukai