Anda di halaman 1dari 13

ESSAY

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

STRATEGI PENGUATAN NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Dosen Pengampu:

Adita Taufik Widianto M.Pd.

Disusun oleh :

Al Ful Laili Fahmi (62220916)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

Universitas 17Agustus 1945 Banyuwangi

Tahun 2022/2023

1
LATAR BELAKANG

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan semacam rasa


nasionalisme dan nilai-nilai moral kebangsaan bagi para generasi muda. Pendidikan
ini menjadi tolak ukur dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak warga
negara, guna menjaga kejayaan dan kemuliaan bangsa. Penanaman nilai nilai
pancasila untuk generasi penerus sebagai pegangan untuk menghindari problema
problema bangsa yang telah ada di indonesia tersebut, salah satunya adalah
pendidikan kewarganegaraan bagi Generasi Milenial Indonesia. (Wulandari,2022)
Permasalah yang sedang dialami bangsa Indonesia adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda.
Hal ini banyak disebabkan dari masuknya budaya asing yang dengan mudahnya
masuk ke Indonesia dan mampu menarik perhatian generasi muda hinggamereka
secara sadar dan tidak telah mulai melupakan budayanya sendiri yang dianggap
ketinggalan zaman dan tidak modern dibandingkan budaya negara
asing lainnya. (Aulia,2022). Dengan adanya peristiwa tersebut dapat menyebabkan
lunturnya rasa cinta tanah air dan bangga terhadap negara sendiri.
Mengikuti cepatnya arus globalisasi, maka tandanya semakin tidak
terbatas kita untuk menelusuri berbagai macam informasi dengan mudah yang
bersifat nasional hingga internasional. Mereka lebih senang dalam mengenal,
mempelajari, dan mencari tahu tentang budaya negara lain yang dianggap lebih
modern dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri. Hal tersebut berakibat
lunturnya nilai-nilai dan moral yang sejak dahulu sudah diterapkan. (Dewi,2022)
Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini
semakin modern yang menuntut moralitas dan tingkat nasionalisme yang tinggi,
karena ilmu tidak memiliki tingkat nasionalisme dan moralitas yang tinggi, yang
membawanya pada pendidikan khususnya PKn telah kehilangan keutamaannya
sebagai wadah humanistik. Beberapa orang memiliki pengetahuan yang baik tentang
kewarganegaraan dan prestasi yang baik, tetapi tidak memberikan manfaat di
lingkungan komunitas bahkan telah menjadi penyakit komunitas itu sendiri.
(Wulandari,2022)
Hal itu membahayakan eksistensi budaya dan nilai-nilai kemanusiaan karena
ruh Nasionalisme dan moralitas rendah. Dampak negatif globalisasi yaitu perilaku
tidak etis yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Melalui siaran televisi dan media
massa, bagaimana anak itu membunuh ayahnya dan ibunya sendiri, pecandu
narkoba,mabuk-mabukan, bunuh diri dan masih banyak lagi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan selama ini belum menyentuh ranah kesadaran siswa.
(Wulandari,2022)
Globalisasi yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, baik dibidang informasi, komunikasi dan transportasi telah
menjadikan dunia semakin transparan, seolah-olah dunia telah menjadi struktur baru,
yaitu struktur global. Hal ini tentunya sangat berdampak bagi Indonesia pada struktur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Komala,2022)
Semua ini akan sangat mempengaruhi pemikiran, mental, dan sikap generasi
muda yang menjadi harapan generasi penerus bangsa. Terkait dengan hal tersebut,
seluruh warga negara Indonesia, khususnya generasi muda Indonesia, perlu dibekali
pendidikan kewarganegaraan dengan pemahaman kesadaran berbangsa dan
bernegara secara baik dan dinamis, guna menumbuhkan sikap rela berkorban demi

2
bangsa dan negaranya, serta menumbuhkan jiwa patriotisme yang luhur terhadap
bangsa dan negara Indonesia. (Komala,2022)
Era globalisasi sekarang ini, salah satu permasalahan penting yang
sedang dihadapi bangsa ini adalah memudarnya semangat nasionalisme
dan patriotisme di kalangan generasi muda. Berbagai permasalahan yang
timbul akibat memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme banyak
terjadi belakangan ini, banyak generasi muda yang mengalami disorientasi
dan terlibat pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi
dan terkadang tidak peduli dan tidak mau tahu bagaimana para pejuang kita
dengan susah payah memperoleh kemerdekaan. (Widiyono,2019). Ditengah-tengah
situasi bangsa Indonesia yang seperti saat ini,nasionalisme sangat di butuhkan
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Beberapa pengaruh muncul diakibatkan oleh globalisasi, secara tidak
langsung akan berdampak pada nasionalisme suatu bangsa tentunya. Akan tetapi,
dilihat dari keseluruhan dampak yang ditimbulkan dari globalisasi ini
berpengaruh terhadap rasa nasionalisme yang berkurang bahkan hilang. menjadi
berkurang atau hilang. Oleh karena itu, Pancasila memiliki peran sebagai dasar
negara, pandangan hidup serta ideologi bangsa Indonesia. (Nafish,2021)
Generasi muda adalah suatu generasi yang tumbuh pada kecanggihan
suatu teknologi seperti di zaman sekarang. Dimana sudah banyak kemajuan seperti
dalam hal transportasi dan teknologi, bahkan pendidikan. Generasi muda ini tumbuh
serba kemudahan seperti adanya sosial media. Sehingga dari pengertian
tersebut generasi milenial muda mempunyai dampak untuk pendidikan di
Indonesia, karena pendidikan di Indonesia belum mendapatkan sesuatu hasil
yang baik terutama dalam hal pembentukan sebuah karakter. (Evi,2022)
Dapat kita lihat bahwa pembentukan karakter dalam semangat
nasionalisme saat ini yang sudah mulai hilang dalam masyarakat. Hal ini diakibatkan
karena banyak terpengaruh budaya dari luar yang masuk ke negara Indonesia
yang mengakibatkan banyak generasi terpengaruh budaya luar karena menganggap
budaya luar lebih modern. Sehingga dampak pada budaya negara sendiri yang
mulai dilupakan. Akibatnya berdampak pada nilai nilai luhur Bangsa yang mulai
diabaikan oleh generasi muda. (Prabowo,2022)
Maka dari itu penanaman karakter dari generasi mudaini dapat
dilakukan melalui pendidikan karakter yang ditanamnkan sedini mungkin.
Pendidikan ini dapat diperoleh melalui sekolah dimana didalam
pembelajarannya terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan tentang pendidikan yang
wajib dipelajari yaitu bidang bahasa, bidangagama, dan pendidikankewarganegaraan.
(Evi,2022)
Pendidikan sendiri sangat penting untuk mengembangkankepribadian
yang merupakan usaha negara untuk membangun dan membentuk jiwa
nasionalisme. Mahasiswa menjadi generasi muda bangsa yang hidup dalam era
globalisasi harus ditanamkan pendidikan karakteristik yang terarah agar
menyadari pentingnya data bangsa dan bisa melindungi integrasi bangsa indonesia
sebagai langkah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia agar supaya utuh
dan aman.Generasi muda yang mempunyai kepribadian baik mampu menyikapi
dan melakoni kehidupan dan tantangan dimasa yang akan datang.
(Prabowo,2022)

3
Di sekolah, peserta didik selalu dilibatkan langsung untuk berperilaku
dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan yang pasti dilakukan dan
dapat menjadi usaha dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme
yaitu Upacara Bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu-lagu nasional. Hal
itu memberikan gambaran kepada generasi muda pentingnya rasa nasionalisme
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Peran pancasila sangat penting pada
era globalisasi saat ini. (Dewi,2022)
Pancasila sebagai dasar negara, juga sebagai dasar nilai-nilai kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang menjadi pondasi dalam menjalankan hidup.
Dengan berlandaskan pancasila diharapkan mampu menyaring budaya asing yang
tidak sesuai dengan nilai dan moral yang terkandung dalam pancasil. Untuk itu,
artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana peran pancasila sebagai upaya
untuk generasi muda agar tetap membanggakan budaya sendiri dan juga dan
juga filter dalam mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi ini agar tetap
memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme. (Dewi,2022)
Selain itu pendidikan karakter juga menjadi kunci utama untuk dapat
melahirkan kembali generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi,
ataupun untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada generasi muda di era
globalisasi ini. Adapun tujuan utama dari pendidikan karakter adalah untuk
membentuk dan menyempurnakan individu generasi muda dengan cara
melatih kemampuan diri mereka sehingga mereka mengerti dan
memahami jati diri mereka masing-masing. Ketika jati diri telah diperoleh
maka dengan mudah rasa nasionalisme akan tumbuh dalam diri mereka, dan
era globalisasi tidak lagi akan mampu mengubah pola pikir generasi muda
Indonesia. (Widiyono,2022)

4
PEMBAHASAN

1.1 Nasionaslisme di Era Globalisasi


Nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat
yang menunjukkan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa
dan negaranya. Rasa ini sangat berhubungan dengan rasa patriotisme atau biasa
disebut dengan rela berkorban. Rasa nasionalisme yang tidak diimbangi dengan rasa
patriotisme berarti di dalam diri seseorang tidak sepenuhnya memiliki rasa
nasionalisme.(Susanti,2019)
Sekarang nasionalisme sangat menjadi polemik di masyarakat Indonesia yang
mulai kahilangan atau luntur rasa nasionalismenya. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor misal arus globalisasi yang mulai merambah luas dikalangan masyrakat.
Peristiwa ini harus dicegah dengan sungguh-sungguh, salah satu solusi tersebut
adalah melalui sosialisasi.(Susanti,2019)
Sosialisasi ini merupakan suatu proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari generasi ke generasi lainnya daloam sebuah kelompok atau
masyarakat. Jika tidak hal ini akan berakibat pada rasa nasionalisme atau cinta tanah
air pada kalangan masyarakat Indonesia akan semakin menjadi. Ada beberapa
langkah atau cara untuk mengatasi hal negatif ini, misal menyadarkan masyarakat
untuk mencintai produk dalam negeri, menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
masyarakat dengan cara yang sebaik-baiknya, dan masih banyak lagi hal-hal yang
dapat dilakukan. (Susanti,2019)
Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik
merupakan salah satu upaya yang paling berdampak besar. Pancasila memiliki
kaitan yang erat dalam dunia pendidikan dibawah pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Dengan mengikutsertakan langsung peserta didik dalam
melakukan kegiatan upacara hari besar seperti hari kemerdekaan, hari sumpah
pemuda, hari pahlawan dan sebagainya menjadi cara ampuh memupuk jiwa
nasionalisme peserta didik karna didalam kegiatannya mereka banyak
diperkenalkan lagu nasional, membaca UUD 1945, menyerukan isi pancasila,
danlainnya. Ada beberapa cara untuk melestarikan budaya Indonesia, agar tidak
terpengaruh oleh budaya asing yang negatif:
1. Menumbuhkan jiwa nasionalis yang kuat, misalnya bangga dengan Produk
dan budaya lokal.
2. Mengkomunikasikan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila itu sebaik
mungkin.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan cara sebaik
mungkin.
4. Selektif untuk masuknya budaya asing ke Indonesia supaya tercegah dari
budaya yang tidak mencerminkan budaya indonesia.
5. Memperkuat dan menjaga jati diri bangsa agar tidak merosot. (Dewi,2022)
Dengan demikian, masyarakat dapat bertindak bijaksana dengan menentukan
sikap terhadapnya. Munculnya budaya asing tidak mengurangi jati diri dan
kepribadian bangsa terutama di Indonesia.
Globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari, globalisasi memiliki
dampak positif dan pengaruh negatif terhadap nilai-nilai dan nasionalisme bagsa
Indonesia. Dampak positif yang dapat kita rasakan saat ini adalah dengan semakin
pesatnya pertumbuhan dan perkembangsan sehingga memudahkan dalam hal

5
informasi dan komunikasi, namun dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi itu juga dapat mengancam kepada nilai-nilai nasionalisme atau rasa
cinta terhadap negara Indonesia itu sendiri. Pancasila sebagai filter atau penyaring
dari sebuah arus globalisasi agar globalisasi dapat di kendalikan jika dilandasi
dengan nilai-nilai dan norma yang terdapat didalam pancasila. (Adhari,2021)
Proses perkembangan globalisasi ini sendiri, awalnya terkenal dengan
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, dimana teknologi tersebut adalah
peloporglobalisasi. Kehadiran globalisasi ini pastinya mempunyai otoritaspada
kehidupan sebuah negara salah satunya Indonesia. Pengaruh globalisasi ini
terdiri dari dua bagian yaitu pengaruh negatif dan pengaruh positif di dalam
kehidupan, diantaranya: kehidupan ekonomi,politik, sosial budaya, ideologi, dan lain
sebagainya. (Nafish,2021)
Globalisasi ini memiliki dampak yaitu positif dan negatif. Dampak positif
globalisasi sendiri yakni: adanya transformasi tatanan nilai dan sikap yang
awalnya irasional menjadi rasional, bertumbuhnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta meningkatkan taraf hidup manusia menjadi lebih baik dengan adanya
usahayang menghasilkan alat komunikasi dan transportasi yang moderndan masih
banyak yang lainnya. Sedangkan dampak negatinya seperti: sikap menjadi
individualis, pola hidup berlebihandan gaya kebarat-baratan. (Dewi,2021)
Selain permasalahan yang sudah disebutkan tadi, ada juga kejadian yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu meredupnya semangat nasionalisme
dan patriotisme. Penyebab hal ini yaitu karena dominasibudaya asing
yangcukupbanyak masuk dinegara ini, hal ini berakibat kepada generasi mudayang
melupakan budayanya sendiri karena budaya luar. Generasi muda saat ini
menganggap bahwa budaya luar jauh lebih modern dibanding budayanya
sendiri. Akibatnya nilai luhur bangsa Indonesia banyak terabaikan. (Dewi,2021)
Pada saat ini, disadari atau tidak arus globalisasi telah memasuki negara
Indonesia, yg mengakibatkan perlahan-lahan lunturnya rasa nasionalisme warga
negara Indonesia khususnya remaja serta anak-anak generasi milenial ataujuga
dianggap generasi z. Rasa cinta terhadap tanah air, rasa nasionalisme mulai terkikis
serta mulai tergantikan menggunakan rasa cinta terhadap budaya luar.
(Furnamasari,2021)
Kenyataan kondisi ini diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan globalisasi.
Kondisi ini didukung oleh kemajuan teknologi dengan dunia internet yang
memunculkan media sosial dan dunia maya. masyarakat secara bebas dapat
mengakses kapanpun dan dimanapun, hal ini berakibat kepada lunturnya rasa
nasionalisme masyrakat Indonesia. Nasionalisme merupakan hal yang wajib dimiliki
oleh setiap manusia yang ada pada suatu negara, khususnya Indonesia. (Furnamasari,
2021)
Menjunjung tinggi rasa nasionalisme sangat penting untuk keberlangsungan
kehidupan pada pada suatu negara sebab nasionalisme merupakan jati diri yg wajib
terdapat dan diterapkan didalam kehidupan. Akibat yang saat ini dirasakan adalah
kurangnya kecintaan teradap budaya Indonesia itu sendiri. Pada kenyataannya,
budaya kita mengalami keterasingan di posisinya dalam dinamika kehidupan yg
bersifat dunia.Globalisasi ini membuat rakyat Indonesia jauh lebih memilih budaya
luar. Menggunakan jaman serba digital, seluruh orang bebas mengakses apapun pada
hitungan detik saja, menjelajahi budaya serta adat tata cara orang luar yang

6
mengakibatkan rasa nasionalisme luntur didalam kehidupan bermasyarakat.
(Adhari,2021)

1.2 Pengaruh Globalisasi terhadap Jiwa Nasionalisme Generasi Muda


Dizaman globalisasi di mulai keterbukaan dengan ketergantungan
setiapnegara yang berdampak tidak mengenal batasan. Zaman globalisasi padajiwa
nasionalisme yang menjadikan tatanan baru masyarakat global yang tiada hentinya.
Globalisasi juga memiliki pengaruh negatif dan positif bagi suatu perkembangan
generasi muda yang ada di Indonesia. Arus globalisasi yang berkembang
menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Indonesia khususnya generasi muda.
(Evi,2022)
Salah satu pengaruh positif globalisasi di Indonesia yaitu dilihat dari segi
politik, globalisasi sangat berperan terhadap sektor pemerintah dan bisnis, yang
dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. (Evi,2022)
Dampak negatif globalisasi mungkin saja menghantuin masyarakat Indonesia,
namun dampak neatif globalisasi dapat diantisipasi dengan beberapa cara seperti
dengan rasa cinta dan rasa nasionalisme yang kuat, serta penerapan nilai-nilai
panasila didalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengantisipasi dampak negatif
globalisasi terhadap nilai-nilai nasinalisme dibutuhkan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menanamkan semangat nasionalisme dengan tangguh, contohnya seperti
mencintai produk-produk pada negri atau dalam negara serta tidak
menyayangi dan mencintai atau mengambil produk asal luar negara.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai pancasila menggunakan sebaik-
baiknya serta seadil-adilnya.
3. Menanamkan serta melaksanakan ajaran-ajaran yang sudah dipengaruhi
oleh kepercayaan menggunakan sebaik-baiknya.
4. Mewujudkan supremasi aturan, menerapkan dan menegakan hukum
dimana didalamnya mengandung arti sebenar-benarnya serta seadil-
adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi pada bidang apapun mirip pada
bidang politik, idiologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. (Adhari,2021)
Apabila sistem pemerintah dilaksanakan dengan jujur dan demokratis akan
berpengaruh baik terhadap perkembangan suatu negara, sedangkan jika sebaliknya
akan memunculkan suatu permasalah yang timbul di kehidupan berbangsa dan
bernegara. Selain dampak perkembangan yang baik, globalisasi juga bisa berdampak
buruk, seperti ketidakpedulian terhadap sesama manusia. Akibatnya krisis moral
di generasi muda menjadi berdampak pada anarkisme yang akan terjadi di masa
mendatang. Dalam meningkatkan jiwa nasionalisme pada generasi muda Indonesia
di antaranya dengan cara membangun karakter pendidikan melalui pengajaran
pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. (Prabowo,2022)
Penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan
kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang
salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang
cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada
mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan
contoh sikap disiplin dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun.
(Widiyono,2019)
Berikut ini adalah penyebab memudarnya nasionalisme dikalangan generasi
muda faktor internal :
7
1. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para
pemuda,
2. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa
nasionalisme dan patriotisme,
3. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya
unjuk rasa,
4. Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala
aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi
bangsa Indonesia.
5. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik
dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih
mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Ada juga penyebab memudarnya nasionalisme dikalangan generasi muda
yang berasal dari faktor Eksternal:
1. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda.
Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan
kebudayaanya sendiri,
2. Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang
memberikan dampak pada kehidupan bangsa.
3. Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab,
sudah semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa makanan,
pakaian dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia.
(Widiyono,2019)
Pengaruh-pengaruh di atas tidak secara langsung berdampak terhadap
nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu
membuka cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri
dianggap baik serta mampu memberi inspirasi kepada masyarakat kita untuk
diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh
negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,
diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap
nilai nasionalisme. (Widiyono,2019)

1.3 Upaya-Upaya untuk Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda


Bangsa.
Berada di negara yang sangat menjunjung toleransi dan kebhinekaan, orang
tua masa kini perlu menumbuhkan jiwa nasionalisme pada anak agar lebih mengenal
negaranya. Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengenalkan anak pada
kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa adanya penekanan dan paksaan di
dalamnya. Dibutuhkan tindakan dimana jiwa nasionalisme pada generasi muda bisa
tertanam di hati sehingga nilai-nilai kebangsaan menjadi salah satu pedoman bagi
kehidupan sehari-hari.
Berikut merupakan upaya-upaya apa saja untuk menumbuhkan jika
nasionalisme generasi muda bangsa agar tidak terjadinya keruntuhan rasa
nasionalisme di era globalisasi ini:
1. Membaca Buku Sejarah
Membaca buku sejarah akan memberikan kesempatan kepada anak untuk
bisa memahami situasi dan kondisi para pahlawan di masa lalu. Hal ini akan
membuat mereka berpikir tentang perjuangan dan rasa nasionalis para
pahlawan yang terbentuk karena adanya faktor dari luar seperti penjajahan.

8
Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang nasionalisme pada
anak, maka mereka akan melihat hal tersebut dari perspektif yang berbeda.
Jika ditelateni dalam jangka panjang, hal ini pun akan memancing rasa
nasionalisme dalam diri mereka.
2. Memperkenalkan keberagaman budaya dengan  study tour.
Study tour, bukan hanya acara berkunjung ke sebuah daerah yang disana
kita menguggah foto kita dan menghambur-hamburkan uang untuk berbelanja
produk khas daerah tersebut. Lebih dari itu study tour dimaksudkan untuk
mengenal budaya dan ciri khas daerah tersebut. 
Memperkenalkan keragaman budaya serta kekayaan bangsa lain akan
membuat para generasi muda merasa beruntung tinggal di Indonesia. Jika
para generasi muda merasa nyaman tinggal di Indonesia, diharapkan akan
muncul rasa ingin menjaga keutuhan negara ini. 
3. Pelajaran Pendidikan Kewarganeraan yang menggairahkan.
Pendidikan Kewarganeraan ditujukan agar para generasi muda bisa
menjadi warga negara yang baik, taat kepada aturan negara dan juga untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme. 
Membuat pelajaran Pendidikan Kewarganeraan menjadi salah satu
pelajaran yang mengasyikan memang menjadi tantangan di sekolah. Karena
dengan penyampaian pelajaran yang menyenangkan, pesan dapat dengan
mudah diterima oleh anak didik.
4. Berkunjung ke Museum
Datang ke museum juga memantik rasa ingin tahu mereka pada sejarah.
Misalkan datang ke Monas, anak-anak akan melihat banyak peninggalan
sejarah Indonesia yang bisa diteladani dan diambil intisarinya bahwa
kemerdekaan Indonesia hari ini tergantung pada perjuangan para pahlawan di
masa lampau.
Museum menjadi lokasi yang sangat tepat untuk menaikkan harga diri dan
keterlibatan perasaan nasionalisme pada anak agar termotivasi melanjutkan
perjuangan. Dengan demikian, anak-anak akan punya gambaran nyata bahwa
para pahlawan di masa lalu berkorban hingga tetes darah penghabisan.
5. Menggunakan produk-produk dalam negeri.
Produk-produk yang dibuat oleh anak negeri  saat ini tidak kalah dengan
produk-produk buatan luar negeri. Bahkan kualitas dari produk-produk dalam
negeri bisa lebih bagus daripada produk luar negeri. 
Generasi muda bisa menjadi sasaran yang tepat dalam kampanye
menggunakan produk-produk dalam negeri. Jika produk dalam negeri yang
dipasarkan sangat bagus kualitasnya, para generasi muda bisa akan berpikir
untuk membeli barang buatan luar negeri yang sudah pasti mahal.
6. Mempelajarai Bahasa dan Kebudayaan Daerah
Jika datang ke festival budaya masih belum cukup, maka keluarga bisa
mengagendakan untuk liburan ke desa wisata di kota tertentu untuk melihat
perbedaan kebudayaan di sana. Misalkan untuk keluarga di Semarang, datang
ke Bali untuk melihat budaya di Pulau Dewata yang sebagian besar penganut
hindu.
Dengan cara ini, kita telah memberikan pengalaman berharga untuk
meningkatkan jiwa nasionalisme pada anak bahwa betapa keberagaman di
Indonesia sangat luas. Dengan demikian, anak-anak akan bisa mengambil

9
hikmah dari perjalanan dan pengalaman mereka mengenai hal-hal di luar
kebiasaan yang ada di dalam keseharian mereka selama ini.
7. Melihat Pameran Budaya
Meluncur ke sebuah pameran budaya juga bisa jadi salah satu sarana
meningkatkan rasa nasionalisme anak. Biasanya, pameran budaya akan
dibuka ketika peringatan hari tertentu seperti HarKitNas, Hari Kemerdekaan,
Hari Pahlawan, dan sejenisnya. Maka, Anda bisa mengajak seluruh anggota
keluarga untuk menelisik lebih dalam budaya di daerah masing-masing
sebagai wujud kepekaan pada kebudayaan dan nasionalisme.
8. Upacara Bendera
Setiap hari Senin di sekolah selalu dilakukan upacara bendera begitu juga
dengan hari-hari nasional seperti 17 Agustus dan Sumpah Pemuda.
Melaksanakan upacara bendera merupakan salah satu cara untuk
menumbuhkan dan memupuk rasa nasionalisme di kalangan para siswa. Di
masa pandemi ini saat sekolah dilakukan secara online maka upacara juga
dilaksanakan dengan daring dari rumah. Tujuannya agar siswa tetap memiliki
rasa nasionalisme melalui upacara.
9. Menonton Film Tema Sejarah dan Perjuangan
Selain membaca, menonton film yang bertema sejarah dan perjuangan
akan memotivasi anak-anak untuk bisa menaikkan perasaan nasionalisme
pada negara mereka dengan lebih baik. Menonton juga kerap jadi salah satu
cara untuk bisa menghabiskan waktu yang bermanfaat dengan keluarga.
Maka, mengagendakan untuk menonton kisah perjuangan dan memetik
sejarah tentu akan sangat menyenangkan.
10. Belajar Lagu-Lagu Nasional
Di sekolah juga diajarkan tentang lagu-lagu nasional. Selain lagu
kebangsaan di negara kita ini juga terdapat banyak lagu-lagu nasional yang
hendaknya selalu diingat dan dihafalkan oleh para siswa. Di tengah
globalisasi dan teknologi internet seperti ini keberadaan lagu-lagu dari luar
negeri menjadi konsumsi anak-anak remaja tiap hari. Agar mereka tidak
melupakan lagu-lagu nasional yang merupakan bagian dari identitas bangsa
maka sekolah perlu memberikan pelajaran mengenai lagu-lagu tersebut.

10
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan diatas yaitu, bahwa
sebagai bangsa dan negara ditengah bangsa lain di dunia membutuhkan
intentitas kebangsaan (nasionalisme) yang tinggi dari generasi muda
Indonesia, seperti: memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya, memiliki kemampuan untuk
mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya, dan memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah
dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
Untuk menghadapi globalisasi ini masyarakat atau warga negara
memerlukan sebuah benteng yaitu dengan menanamkan nilai-nilai dan norma
pancasila dalam kehidupan seharihari agar menumbuhkan rasa nasionalisme yang
kuat, yang tidaka mudah goyah oleh arus perkembangan globalisasi. Kita harus
membentengi diri serta menjadikan rasa nasionalisme diatas segalanya, itupun
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang terapat didalam pancasila.
Globalisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif, dampak
positifnya yaitu masyarakat Indonesia mampu menguasasi teknologi dan
informasi serta teknolgi dan informasi dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dannjuga dapat membantu pendidikan di Indonesia.Namun adapun
dampak negatifnya yaitu lunturnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta
masyarakat Indonesia.
Semangat nasionalisme dibutuhkan tetap eksisnya bangsa dan negara
Indonesia. Nasionalisme yang tinggi dari generasi muda sehingga akan
membuat perilaku positif dan terbaik untuk bangsa dan negara. Dalam
dekade terakhirnya, ada kecenderungan menipisnya jiwa nasionalisme dikalangan
generasi muda.
SARAN

Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis


memberikan saran kepada semua pihak, khususnya generasi muda untuk lebih
meningkatkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia, karena mereka
adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan
datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan
pemerintah untuk saling bersinergi dalam mengupayakan peningkatan
nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Adhari,PA,. Dewi, DA,. & Furnamasari,YF. (2021) Dampak Globalisasi


Terhadap Nilai-nilai Nasionalisme Masyarakat Indonesia.
Aulia ,Azzah'ra Syafitri,. & Dinie Anggraeni Dewi (2022) Peran Pancasila dalam
Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme dan Patriotisme Generasi Muda
di Era Globalisasi. Journal on Education 4(4), pp. 1097-1102, Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai, ISSN 2654-5497, doi:10.31004/joe.v4i4.514
Evi, Margaretha,. & Abu Prabowo. (2022). Membangun Karakter Nasionalisme
Pada Generasi Milenial Di Era Globalisasi. Jurnal Penelitian Dan
Pengkajian Ilmiah Sosial Budaya 1(2), pp. 449-453, Universitas Dharma
Andalas, ISSN 2809-9508, doi:10.47233/jppisb.v1i2.564
Ghina Fauziah Hazimah, Nabila Ratri Widya Astuti, Dinie Anggraeni Dewi,
Yayang Furi Furnamasari (2021) Peran Guru dalam Meningkatkan Jiwa
Nasionalisme Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Pkn di Era
Globalisasi. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 3(6), pp. 4827-
4835, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, ISSN 2656-8071,
doi:10.31004/edukatif.v3i6.1566
Komala, Riska. (2022). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI
GENERASI MILENIAL DALAM MENANAMKAN JIWA
NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI., Center for Open Science,
doi:10.31219/osf.io/z5642
Nafish, Syifaun,. & Dewi, DA. (2021). Nilai-nilai Pancasila untuk Meningkatkan
Nasionalisme di Era Global.
Prayitno, Rahadi Budi. (2017). Nasionalisme dan Radikalisme di Era Globalisasi.
Jurnal Politik Pemerintahan, Majalah Ilmiah Program Studi Ilmu Politik
2(1), pp. 53-64, Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara, ISSN
2528-3316, doi:10.55745/jpp.v2i1.14
Ratri,Elisa Puspita,. & Fatma Ulfatun Najicha (2022) URGENSI PANCASILA
DALAM MENANAMKAN JIWA NASIONALISME PADA GENERASI
MUDA DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah
Kajian Pendidikan Kewarganegaraan 11(1), pp. 25-33, Universitas Slamet
Riyadi, ISSN 2548-1673, doi:10.33061/jgz.v11i1.7455
S,Widiyono. (2019). Pengembangan Nasionalisme Generasi Muda di Era
Globalisasi. POPULIKA 7(1), pp. 12-21, Universitas Widya Mataram,
ISSN 2775-9989, doi:10.37631/populika.v7i1.24
Susanti, Ira Dewi. (2019). Memudarnya Nasionalisme di Kalangan Masyarakat
Indonesia.
Wulandari, Ayu. (2022). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAGI GENERASI MUDA DALAM MENANAMKAN JIWA
NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI., Center for Open Science,
doi:10.31219/osf.io/qh9wr

12
13

Anda mungkin juga menyukai