Anda di halaman 1dari 4

Vol. 6 – No.

1, year (2022), page 1079-1082


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter


Bangsa di Era Globalisasi

Asti Widiastuti1, Dinie Anggraeni Dewi2, Yayang Furi Furnamasari3


1,2,3
(Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Cibiru).

* Corresponding Author. E-mail: astiwidiastuti@upi.edu

Receive: 05/09/2021 Accepted: 21/02/2022 Published: 01/03/2022

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pendidikan kewarganegaran sebagai
pendidikan karakter bangsa di era globalisasi, apakah sudah diaplikasikan dengan baik atau belum dalam
kehidupan sehari-hari. Metode penelitian yang saya pakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode kualitatif berbasis studi literatur. Hasil dari penelitian ini yaitu, bahwa pendidikan karakter bangsa di
era globalisasi dapat dibentuk dengan melakukan pengaplikasian atau penerapan nilai yang terdapat pada
pendidikan kewarganegaraan. Meskipun dengan begitu, pendidikan karakter bangsa di era globalisasi ini tidak
akan mencapai tujuan yang diharapkan jika hanya berpacu pada lembaga pendidikan saja. Maka dari itu, perlu
adanya kesadaran pada diri sendiri dan juga perlu adanya dukungan dari lingkungan sekitar.
Kata Kunci: Karakter bangsa, Pendidikan, Pendidikan Kewarganegaraan

Abstract
The purpose of this study is to provide an overview of civic education as the development of national character
in the era of globalization, whether it has been applied properly or not in everyday life. The research method
that I use in this research is to use a qualitative method based on literature study. The results of this study are
that the development of national character in the era of globalization can be formed by applying or applying
the values contained in civic education. Even so, the development of national character in this era of
globalization will not achieve the expected goals if it is only based on educational institutions. Therefore, there
is a need for self-awareness and also the need for support from the surrounding environment.
Keywords: Character of the nation, Civics, Civics educations

Pendahuluan tanpa kita sadari, yang dapat mempengaruhi karakter


Minimnya karakter bangsa yang berkualitas bangsa Indonesia menjadi tidak sesuai dengan karakter
tinggi di Indonesia di era globalisasi ini membuat bangsa Indonesia semestinya terutama para generasi
bangsa Indonesia sendiri seolah-olah kehilangan jati muda. Itulah yang sedang terjadi dan di alami oleh
dirinya. Dikarenakan meluasnya kebiasaan atau budaya negara kita saat ini. Dalam hal ini pendidikan
dari luar yang banyak diikuti oleh generasi muda dan kewarganegaraan dapat menjadi salah satu solusi
juga beranggapan bahwa apa yang mereka terima itu untuk mengembangkan bahkan membentuk karakter
adalah benar. Contohnya seperti bullying yang bangsa Indonesia di era globalisasi. Pendidikan
dianggap keren oleh para pelaku yang melakukannya. kewarganegaraan memiliki peranan yang sangat
Bukan hanya para generasi muda yang minim akan penting dalam hal ini karena dengan pendidikan
karakter yang berkualitas tinggi, akan tetapi para kewarganegaraan dapat menciptakan perubahan
pejabat pun masih banyak yang mempunyai sikap tidak terhadap keadaan mental menjadi lebih stabil yang
layak untuk ditiru oleh para generasi muda dan tidak bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri. Pendidikan
bisa dijadikan sebagai teladan. kewarganegaraan dikenal sebagai pendidikan yang
Berkaitan dengan era globalisasi saat ini yang membentuk atau menumbuhkan karakter bangsa.
menjadi suatu ancaman terbesar yang dihadapi bangsa Menurut Rosyada, dkk (2000:7) “pendidikan
Indonesia. Karena pengaruh buruk dari dunia luar kewarganegaraan itu merupakan suatu cara yang
dengan mudahnya dapat masuk negara kita bahkan diselenggarakan oleh lembaga pendidikan mengenai

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 1080
(Asti Widiastuti, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari)

cara seseorang dalam memahami dan mempelajari langsung maupun secara langsung sehingga dapat
pengenalan sikap dan perilaku”. Sementara menurut diamati.
Merphin Panjaitan (Rosyada, dkk, 2007:8) Hasil dan Pembahasan
mendefinisikan bahwa pendidikan kewarganegaraan
Hasil dari penelitian yang saya lakukan yaitu:
merupakan pendidikan yang berkaitan dengan
a. Pendidikan Kewarganegaraan
demokrasi yang bertujuan untuk membimbing generasi
Pada hakikatnya, pendidikan kewarganegaraan
muda agar kelak menjadi warga negara yang
merupakan suatu wadah pendidikan bagi para generasi
demokratis dan partisipatif dengan melewati suatu
muda dengan tujuan agar para generasi muda menjadi
pendidikan yang efektif. Seperti yang tertera dalam
masyarakat bangsa yang berkarakter sesuai dengan
Undang-Undang RI, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
nilai-nilai ideologi kewarganegaraan dan juga nilai-nilai
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
pancasila sebagai ideologi negara. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
kewarganegaraan juga mendidik para generasi muda
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
agar kelak menjadi warga negara yang baik dan cerdas
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
(smart and good citizen). Soemantri (dikutip oleh
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
rosyada, 2000:8) memaparkan mengenai ciri-ciri
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
pendidikan kewarganegaraan diantaranya yaitu: 1)
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Pendidikan kewarganegaraan merupakan aktivitas yang
mulia, dan menjadi warga negara yang demokratis
mencakup seluruh program sekolah; 2) Pendidikan
serta bertanggung jawab.
kewarganegaraan mencakup bermacam-macam
Maka dari itu pentingnya pendidikan karakter
aktivitas mendidik yang dapat mewujudkan hidup dan
bangsa di era globalisasi ini untuk meningkatkan
prilaku yang lebih baik terhadap masyarakat
akreditas dari suatu nilai dan moral masyarakat bangsa
demokrasi; 3) Pendidikan kewarganegaraan berkaitan
Indonesia dan juga dapat menciptakan masyarakat
dengan hal-hal yang bersangkutan dengan
Indonesia yang memiliki karakter berkualitas tinggi
pengalaman, kepentingan kelompok masyarakat
serta berpendidikan. Seperti dalam slogan yang
maupun kepentingan pribadi dan juga berkaitan
terdapat dalam pidato Ir. Soekarno (1930) “jika bangsa
dengan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.
ini ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi bangsa
Menurut David Keer (1999:2) “Citizenship or
yang merdeka, maka seluruh komponen yang ada
civics education is construed broadly to encompass the
dalam bangsa ini harus memiliki karakter yang
preparation of young people for their roles and
mencerminkan nilai-nilai kemandirian”. (Sapriya dalam
responsibilities as citizens and, in particular, the role of
Budimansyah dan Komalasari, 2011) mengemukakan
education (trough schooling, teaching, and learning) in
bahwa “nilai kemandirian merupakan hal penting bagi
that preparatory process”. Hal ini berarti bahwa
bangsa Indonesia di era globalisasi saat ini. Karena
pendidikan kewarganegaraan dirancang dan disusun
pada hakikatnya, era globalisasi ini merupakan era
secara luas meliputi bagaimana cara mempersiapkan
persaingan meskipun tertutup dalam masyarakat
para generasi muda untuk berkontribusi dalam peran
dunia”. Maswardi Rauf (2008:88) memaparkan bahwa
dan tangggung jawabnya sebagai warga negara, dan
karakter bangsa dapat dilihat dari pemikiran dan
secara khusus, peran pendidikan itu mencakup
prilaku yang dimana menjadi suatu yang melekat bagi
persekolahan, pengajaran, dan belajar mengenai cara
bangsa dan budaya yang dianut oleh masyarakat
mempersiapkan warga negara tersebut.
biasanya menjadi acuan dalam berprilaku.
Seperti yang dikemukakan oleh Supriyanto,
Metode
bahwa hakikatnya tujuan dari pembelajaran pendidikan
Penelitian yang saya lakukan ini menggunakan kewarganegaraan yaitu untuk mengembangkan
penelitian kualitatif berbasis studi literatur. Penelitian karakter siswa menjadi warga negara yang baik yang
kualitatif berbasis studi literatur ini adalah penelitian memiliki rasa bangga kepada negara Indonesia,
yang dilakukan dengan menganalisis data yang memiliki rasa cinta tanah air, memiliki sikap yang jujur,
bersumber dari karya ilmiah, buku, dan artikel ilmiah. sopan, santun, disiplin, peduli terhadap sesama,
Dalam penelitian ini saya sebagai peneliti bertanggung jawab pada kewajibannya serta memiliki
mengidentifikasi, menghimpun, serta menganalisis rasa percaya diri dalam bersosialisasi baik di lingkungan
data yang dimana akan memberikan interpretasi rumah, sekolah, maupun di sekitarnya serta memiliki
terhadap kebijakan, konsep, peristiwa secara tidak sifat berbangsa dan bernegara (Supriyanto, 2018:116)

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 1081
(Asti Widiastuti, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari)

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan secara kewarganegaraan (values), yang meliputi sikap percaya
lebih luas, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan diri, sikap penguasaan materi mengenai nilai religious,
untuk memfasilitasi kemampuan sebagai berikut: a) norma serta moral luhur.
Pikirkan secara kritis, rasional dan kreatif tentang
masalah kewarganegaraan; b) Berkualitas tinggi, b. Pendidikan Karakter
berpartisipasi secara bertanggung jawab, dan berindak Pendidikan karakter yaitu sebuah bentuk
bijak dalam kegiatan kemasyarakatan, nasional dan kegiatan yang dilakukan manusia terhadap generasi
kenegaraan; c) Berkembang secara positif dan muda yang di dalamnya terdapat tindakan-tindakan
demokratis, membentuk diri dengan karakter bangsa yang dilakukan yang bernilai mendidik (Kusuma,
Indonesia, dan memungkinkan untuk hidup bersama 2007:3). Pendidikan karakter juga sebagai alat untuk
negara lain; d) Menggunakan teknologi informasi dan menyempurnakan diri seseorang dan juga untuk
komunikasi untuk berinteraksi langsung atau tidak melatih kemampuan diri agar menjadi lebih baik.
langsung dengan negara lain di dunia. Secara umum, karakter yaitu cara berpikir dan
Adapula tujuan pendidikan kewarganegaraan bertingkah laku yang menjadi suatu ciri khas tiap
menurut Rosyada, dkk (2000:10) yaitu: 1) Untuk manusia untuk hidup bermasyarakat baik di lingkungan
menciptakan kesiapan partisipatif yang berkualitas dan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Secara
bertanggung jawab berkaitan dengan kehidupan politik psikologis dan socio cultural, pendidikan karakter yaitu
dan masyarakat, baik ditingkat local, nasional, regional pembentuk karakter pada diri seseorang yang
maupun global; 2) Menciptakan warga masyarakat berfungsi dari seluruh potensi manusia seperti kognitif,
yang baik dan cerdas (smart and good citizen) juga afektif, dan psikomotorik dalam ruang lingkup interaksi
mampu mempertahankan kesatuan persatuan serta socio cultural baik dalam keluarga, satuan pendidikan
menjaga integritas bangsa guna untuk mewujudkan maupun masyarakat yang berlangsung sepanjang
Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis; 3) hayat. Menurut Purwito (1996) menjelaskan bahwa
Melahirkan generasi muda yang memiliki pemikiraan berhasil tidaknya proses pendidikan menjadi tanggung
yang konprehensif, analitis, kritis dan bertindak jawab Bersama antara orang tua, pemerintah/lembaga
demokratis; 4) Menumbuhkembangkan budaya pendidikan dan masyarakat.
demokrasi, seperti kebebasan, persamaan, Dengan adanya pendidikan karakter yang
kemerdekaan, toleransi, kemempuan menahan diri, dikatakan sebagai alat untuk menghidupkan spiritual
kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan yang ideal. Dalam hal ini dapat terbukti bahwa
untuk ikut serta dalam kegiatan politik pendidikan karakter dapat membentuk sikap dan
kemasyarakatan; 5) Menjadikan generasi muda prilaku yang mendorong kita kearah yang lebih baik
sebagai warga negara yang baik dan bertanggung juga dapat membawa kepada kemajuan bangsa tanpa
jawab (good and responsible citizen) dengan adanya pertentangan dengan norma-norma yang
menerapkan penanaman nilai moral dan keterampilan berlaku. Maka dari itu, pendidikan karakter dijadikan
(social skill) agar dimasa yang akan mendatang para sebagai wadah untuk bersosialisasi yang harus dimiliki
generasi muda dapat memahami serta menyelesaika oleh setiap manusia yang bertujuan untuk menjadikan
masalah mengenai persoalan toleransi, perbedaan manusia sebagai individu yang bermanfaat bagi sesama
pendapat, dll. dalam bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Maka dari itu, pendidikan kewarganegaraan di Menurut Sulistryarini (2015), di dalam lagu
Indonesia diharapkan mampu mempersiapkan pesera Indonesia Raya karya W.R.Supratman ‘…Bangunlah
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya’
yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan terdapat makna berkaitan dengan pentingnya
negara kesatuan Republik Indonesia (Fatma, 2014:13). membangun karakter bagi bangsa. Dalam lagu tersebut
Depdiknas (2003:4) mengatakan bahwa pendidikan terdapat lirik membangun ‘jiwa’ yang diutamakan
kewarganegaraan memiliki 3 karakteristik yaitu: 1) sebelum lirik membangun ‘badan’ yang berarti
dimensi mengenai pengetahuan kewarganegaraan membangun jiwa yang baik dan sehat itu diutamakan
(knowledge), yang meliputi moral juga meliputi sebelum membangun badan.
berbagai bidang seperti hukum dan politik; 2) dimensi
mengenai keterampilan kewarganegaraan (skill) yaitu c. Implementasi pendidikan kewarganegaraan
mencakup partisipasi terhadap kehidupan berbangsa sebagai pendidikan karakter
dan bernegara; 3) dimensi mengenai nilai-nilai

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022- 1082
(Asti Widiastuti, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari)

Pendidikan karakter sudah dilakukan dengan Globalisasi. Academy of Education Journal,


semaksimal mungkin akan tetapi sampai sekarang 215-226.
belum terlihat hasil yang memuaskan. Hal tersebut [2] Budimansyah, D. (2011). Pendidikan Karakter:
dapat dilihat dari adanya kesenjangan sosial, Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan Kepribadian
kesenjangan ekonomi, kesenjangan politik, supremasi Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
hukum yang tidak adil, pornografi, pergaulan bebas [3] Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan
pada remaja, kerusuhan, kekerasan, korupsi, kolusi, Nasional.www.depdiknas.go.id
nepotisme, dan lainnya. Dengan situasi dan kondisi [4] Dewi, D. & Ulfiah, Z. (2021). Peranan
mengenai mirisnya karter bangsa tersebut, pemerintah Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap
kita mengupayakan dengan mengambil inisiatif untuk Pembangunan Karakter Bangsa. Jurnal
mengutamakan pendidikan karakter melalui Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 499-
pendidikan kewarganegaraan. 506.
Berkaitan dengan pendidikan yang mengarah pada [5] Fatma. (2014). Teori Pembelajaran. Semarang:
tujuan pendidikan karakter yaitu pendidikan UPT MKK Unnes.
kewarganegaraan yang sudah menjadi bagian dari [6] Juliardi, B. (2015). Implementasi Pendidikan
struktur pendidikan nasional untuk mencerdaskan Karakter melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan Jurnal Bhineka Tunggal Ika, 119-126.
kewarganegaraan ini dapat mempersiapkan para [7] Keer, D. (1999). Citizenship Educations: An
generasi muda agar menjadi warga negara yang Internasional Comparison. England: National
berkarakter dalam artian yaitu memiliki akhlak mulia, Foundation for Educational Research-NFER.
cerdas, baik, partisipatif dan juga bertanggung jawab. [8] Kusuma A, D. (2007). Pendidikan Karakter.
Selain menciptakan generasi muda yang berkarakter, Jakarta: Grasindo.
pendidikan kewarganegaraan juga menciptakan [9] Maunah, B. (2015). Implementasi Pendidikan
generasi yang memiliki rasa nasionalisme tinggi. Karakter dalam Pembentukan Kepribadian
Simpulan Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 90-
101.
Dari penelitian yang saya lakukan, dapat
[10] Nasional, D. P. (2003). Undang-Undang RI
disimpulkan bahwa minimnya karakter bangsa yang
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
berkualitas tinggi di Indonesia di era globalisasi ini
Nasional.
membuat bangsa Indonesia sendiri seolah-olah
[11] Purwito. (1996). Sosiologi. Surakarta: Widya
kehilangan jati dirinya. Dikarenakan meluasnya
Duta.
kebiasaan atau budaya dari luar yang banyak diikuti
[12] Rauf, M. (2008). Refleksi Karakter Bangsa.
oleh generasi muda dan juga beranggapan bahwa apa
Jakarta: UI.
yang mereka terima itu adalah benar. Berkaitan dengan
[13] Rianto, H. (2016). Implementasi Pembelajaran
hal tersebut, pendidikan karakter sudah dilakukan
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis
dengan semaksimal mungkin akan tetapi sampai
Karakter bagi Pengembangan Kemandirian
sekarang belum terlihat hasil yang memuaskan. Hal
Peserta Didik di SMA. Jurnal Sosioreligi, 23-29.
tersebut dapat dilihat dari adanya kesenjangan sosial,
[14] Rosyada, D. (2003). Pendidikan
kesenjangan ekonomi, kesenjangan politik, supremasi
Kewarganegaraan: Civic Educations Demokrasi,
hukum yang tidak adil, pornografi, pergaulan bebas
Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani.
pada remaja, kerusuhan, kekerasan, korupsi, kolusi,
Jakarta: Prenada Media.
nepotisme, dan lainnya. Dengan situasi dan kondisi
[15] Sulistyarini. (2015). Pengembangan Karakter
mengenai mirisnya karter bangsa tersebut, pemerintah
Berbasis Pancasila Melalui Pendidikan
kita mengupayakan dengan mengambil inisiatif untuk
Kewarganegaraan. Jurnal Bhineka Tunggal Ika,
mengutamakan pendidikan karakter melalui
1-7.
pendidikan kewarganegaraan.
[16] Supriyanto, A. (2018). Upaya untuk
Daftar Pustaka
Meningkatkan Keberanian Berpendapat dan
[1] Ashifa, R. & Dewi, D. (2021). Implementasi Prestasi Belajar melalui Penerapan Model
Nilai-nilai Pancasila sebagai Strategi Dilema Moral Mata Pelajaran PPKn . Jurnal
Pembangunan Karakter Bangsa di Era Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik
PKn, 116-122.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai