Anda di halaman 1dari 13

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MEMBANGUN KESADARAN KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS PENULIS

Abstract: The phenomenon at this time, we often find children no longer respect parents, anti-
social attitudes that appear from everyday life both at school and society. In global competition, a
nation needs to be an innovative nation to become a superior nation. Then the need for a strong
order of values and policies so that the crisis of culture and national disintegration does not occur
in Indonesia. Education in Indonesia must instill national character and spirit originating from
the nation's cultural roots and based on Pancasila as the basis of country, philosophy, and noble
values. Through, citizenship education learning is expected to be a solution in fostering citizens
who have social awareness.
Keywords: Citizenship Education Learning, Civic Conscience

Abstrak: Fenomena saat ini, sering kita jumpai anak tidak lagi hormat pada orang tua, sikap-sikap
anti sosial yang nampak dari kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun masyarakat. Dalam
persaingan global, suatu bangsa perlu menjadi bangsa yang inovatif agar menjadi bangsa yang
unggul. Maka perlu adanya tatanan nilai dan kebijakan yang kuat agar krisis kebudayaan dan
disintegrasi bangsa tidak terjadi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia haruslah menanamkan
karakter dan jiwa kebangsaan yang berasal dari akar budaya bangsa dan jelas berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara, filosofi dan nilai luhur bangsa. Melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan diharapkan dapat menjadi solusi dalam pembinaan warga negara yang memiliki
kesadaran sosial.
Kata kunci: Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Civic Conscience
PENDAHULUAN gerak) dikarenakan kita dibuaikan dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia segala kemudahan yang serba instan. Ruang
merupakan negara yang memiliki sejarah komunikasi akan semakin terbatas karena kita
yang berbeda dengan negara lainnya. Karena jarang bertemu dengan teman dan orang lain.
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah Setiap individu akan menjadi lebih individual
beberapa kali berada dalam masa penjajahan, dan kepekaan social akan semakin berkurang,
masa perjuangan melawan penjajah, karena banyaknya berita hoak yang
perjuangan menegakkan kemerdekaan, berkembang di era distrupsi data. Hal ini
perjuangan mengisi kemerdekaan (Orde menjadi pertimbangan penting untuk
lama,Orde baru, Reformasi). Pada masing- perlunya penguatan dan peranan
masing masa tersebut rakyat Indonesia pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan
memiliki perjuangan yang berbeda-beda dalam membangun civic conscience, agar
karena tingkat permasalahan yang dihadapi setiap individu yang ada di Indonesia
tidak selalu sama setiap masanya. Pada masa merupakan seorang individu yang tidak
kolonialisme ditandai dengan perampasan hanya cerdas namun mempunyai karakter dan
sumber daya baik sumber daya manusia social awareness yang baik.
maupun sumber daya alam untuk kepentingan Sejarah membuktikan bahwa
penjajah. Pada masa perjuangan melawan mahasiswa sebagai generasi muda memiliki
penjajah tumbuh jiwa patriotisme, rela peran yang besar terhadap perjalanan bangsa
berkorban yang luar biasa untuk menghadapi Indonesia dalam mencapai tujuan negaranya.
penjajah. Pada masa mengisi kemerdekaan Mahasiswa sebagai bagian dari kehidupan
merupakan masa membangun karakter kampus merupakan agent of change yang
bangsa melalui pendidikan untuk senantiasa melakukan perubahan-perubahan
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Oleh karena itu,
mewujudkan perdamaian abadi, kesejahteraan harus adanya usaha yang harus dilakukan
dan perlindungan masyarakat. Setiap masa Negara Kesatuan Republik Indonesia agar
akan melahirkan calon penerus bangsa yang tidak berada dalam masa penjajahan seperti
akan memperjuangkan eksistensi Negara dulu yaitu dengan memberikan pembelajaran
Kesatuan Republik Indonesia. Calon-calon Pendidikan Kewarganegaraan dalam
penerus tersebut tidak akan muncul secara membangun Citizenship Conscience kepada
tiba-tiba tetapi melalui proses yang sesuai mahasiswa program studi PPKn Universitas
dengan problem dan tantangannya. Pada Lampung, Berdasarkan penelitian yang
masa sekarang dengan sendirinya akan dilakukan oleh Fibriana (2018:5-6)
berbeda problem dan tantangannya jika Pelaksanaan pembelajaran pada Hakikatnya
dibanding dengan pada masa sebelumnya, merupakan implementasi dari perencanaana
sehingga proses dan metode yang digunakan pembelajaran yang telah ditetapkan. RPS
pun harus berbeda. yang merupakan perencanaan pembelajaran
Era Revolusi Industri 4.0, kita selama satu semester kemudian dijadikan
Bersama yang kita kenal dengan distruption sebagai acuan dalam mengembangkan
era. Selain itu, era revolusi industry 4.0 Kontrak pembelajaran untuk dilaksanakan
identik dengan big data, internet of things, dalam setiap kali pertemuan. Pembelajaran
3D printing, tehnologi AI, serta disruptive sebagai bentuk dari praktik pendidikan
science and technology innovation, yang merupakan proses dinamis yang teridiri dari
ditandai dengan banyak aplikasi yang beberapa komponen utama, yaitu pendidik,
memberikan kita kemudahan diantaranya, peserta didik (Mahasiswa), dan materi
grab, gojek, bukalapak, Airbnb, traveloka, pembelajaran Dalam upaya membina
Lazada, pegipegi.com, smart city dan masih kesadaran bela negara mahasiswa, kegiatan
banyak lagi inovasi-inovasi yang membuat pembelajaran yang dilakukan diarahkan pada
ruang gerak manusia semakin sedikit dan upaya bagaimana memotivasi mahasiswa
membuat kita sering sekali mager (malas agar memiliki motivasi dan antusiasme dalam
mengkaji berbagai masalah kebangsaan lingkup yang lebih luas yaitu dalam
dalam kaitannya dengan materi kebangsaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
yang dikaji. Kegiatan pembelajaran yang bernegara.
dimaksud meliputi kegiatan pendahuluan,
Pendidikan kewarganegaraan pada
inti, dan penutup. Berbagai tindakan atau
hakikatnya adalah sebuah bentuk pendidikan
strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu
untuk generasi penerus yang bertujuan agar
dilakukan dalam rangka membangun
mereka menjadi warga negara yang berpikir
motivasi belajar mahasiswa.
tajam dan sadar mengenai hak dan
Pelaksanaan pembelajaran kewajibannya dalam hidup bermasyarakat
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan bernegara, juga bertujuan untuk
(PKn) sangat penting dalam meningkatkan membangun kesiapan seluruh warga negara
kesadaran kewarganegaraan mahasiswa, agar menjadi warga dunia (global society)
karena jika didasarkan pada tujuannya, PKn yang cerdas. Sehingga dengan hak dan
atau dalam istilah lain lebih dikenal sebagai kewajiban yang sama setiap warga Indonesia
civic education mempunyai fungsi dan peran tanpa harus dikomando atau diperintah harus
sebagai pendidikan kewarganegaraan. ikut berperan aktif dalam melaksanakan bela
Winataputra & Budimansyah (2012; Kariadi, negara. Berdasarkan penelitian yang
2017: 31), “Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan oleh Sulkipani (2017: 52)
(Civic Education) merupakan subjek mengungkapkan bahwa“Implementasi PKn di
pembelajaran yang mengemban misi untuk perguruan tinggi diwujudkan dalam bentuk
membentuk keperibadian bangsa, yakni pembelajaran, yang meliputi perencanaan,
sebagai upaya sadar dalam “nation and pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan
character building”. Dalam konteks ini peran tersebut didesain sedemikian rupa sehingga
PKn bagi keberlangsungan hidup berbangsa dapat menumbuh kembangkan kesadaran bela
dan bernegara sangat strategis. Suatu negara negara mahasiswa”. Tahap perencanaan
demokratis pada akhirnya harus bersandar merupakan tahap awal dalam aktivitas
pada pengetahuan, keterampilan dan pembelajaran yang sangat penting sebagai
kebajikan dari warga negaranya dan orang- rambu- rambu dalam pelaksanaan
orang yang mereka pilih untuk menduduki pembelajaran itu sendiri. Diperlukan analisis
jabatan publik. PKn bertujuan untuk yang mendalam untuk merancang
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi perencanaan pembelajaran. Sehingga
warga negara yang baik (to be good and diperoleh perencanaan pembelajaran yang
smart citizens) yang memiliki komitmen yang mengakomodir ketiga kompetensi yang
kuat dalam mempertahankan kebhinekaan di diharapkan yaitu aspek kognitif, afektif, dan
Indonesia dan mempertahankan integritas psikomotorik.
nasional. Selanjutnya menurut Budimansyah
Sosok kewarganegaraan yang baik
& Suryadi (Kariadi, 2017: 31) “PKn
yang ingin dihasilkan oleh Pendidikan
merupakan salah satu bidang kajian yang
Kewarganegaraan adalah warga negara yang
mengemban misi nasional untuk
sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam
bagian dari NKRI serta merdeka yang tidak
kurikulum PKn materi-materi yang terdapat
jadi beban bagi siapapun, yang melibatkan
didalamnya diharapkan akan memberikan
diri dalam kegiatan belajar, memahami garis
pemahaman kepada mahasiswa mengenai
besar sejarah, cita-cita dan tujuan bernegara,
informasi mengenai kewarganegaraan, yang
dan produktif dengan turut memajukan
pada akhirnya dapat meningkatkan
ketertiban, keamanan, perekonomian, dan
kesadaran kewarganegaraan mahasiswa dan
kesejahteraan umum. Menurut Isep (2013:
lebih jauhnya akan dapat mendorong
15) “fungsi dan tujuan Pendidikan
mahasiswa untuk ikut berperan serta dalam
Kewarganegaraan adalah untuk membentuk
kegiatan kewarganegaraan dalam lingkup
atau mempersiapkan peserta didik menjadi
kecil seperti di kampus maupun dalam
warga negara yang baik”. Warga negara yang Mahasiswa tentang implementasi
baik adalah warga negara yang mengetahui pelaksanaan, perencanaan, dan evaluasi
dan memahami hak-hak dan kewajiban- Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kewajibannya sebagai warga negara. Hak-hak dalam Membangun Citizenship Conscience
dan kewajiban-kewajiban warga negara pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
biasanya terumuskan dalam berbagai Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas
peraturan perundang-undangan yang Lampung.
ditetapkan oleh negara. Hal tersebut sesuai Dalam penelitian ini alat yang
dengan kesadaran berbangsa dan bernegara digunakan dalam mengumpulkan data adalah:
dengan indikatornya yang sesuai dengan 1) Angket, alat ini digunakan untuk
nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara mengumpulkan atau memperoleh data
widodo (2011: 19) yaitu a) ikut aktif dalam persepsi guru dan tenaga kependidikan
organisasi kemasyarakat, profesi maupun tentang implementasi prinsip-prinsip
politik; b) menjalankan hak dan kewajiban MBS di SMK swasta di Kota
sebagai warga negara sesuai dengan BandarLampung tempat bertugas,
peraturan perundangundangan yang berlaku; 2) Wawancara, alat ini digunakan untuk
c) ikut serta dalam pemilihan umum; e) menggali informasi dari Ketua Program
berpartisipasi dalam menjaga kedautan Studi PPKn tentang implementasi
bangsa dan negara. Sehingga mahasiswa akan Pembelajaran Pendidikan
sadar mengenai hak dan kewajibannya Kewarganegaraan dalam Membangun
sebagai warga negara memiliki rasa Citizenship Conscience pada mahasiswa
tanggungjawab untuk mempertahankan Program Studi Pendidikan Pancasila dan
kesatuan Republik Indonesia. Kewarganegaraan Universitas Lampung,
3)Dokumentasi, alat ini digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengumpulkan atau memperoleh data
yang sifatnya tertulis dan terdokumentasi,
Penelitian ini menggunakan metode
seperti profil sekolah. Analisis data pada
penelitian deskripsi dengan jenis penelitian
penelitian ini dilakukan secara kuantitatif,
atau metode survey. Dasar pertimbangan
statistik yang digunakan statistik
adalah 1) penelitian ini berusaha
deskriptif yaitu sebatas mencari persentil
mendeskripsikan atau menggambarkan secara
dan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
sistematis dan akurat mengenai Perencanaan
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam Membangun Citizenship Conscience
pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Setelah penulis melaksanakan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas penelitian, selanjutnya penulis menganalisis
Lampung; 2) Menjelaskan dan data yang telah diperoleh. Kemudian, penulis
mendeskripsikan pelaksanaan Pembelajaran akan mencoba menguraikan dan menjelaskan
Pendidikan Kewarganegaraan dalam keadaan sebenarnya sesuai dengan data yang
Membangun Citizenship Conscience pada diperoleh mengenai implementasi
mahasiswa Program Studi Pendidikan pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas dalam membentuk citizenship conscience:
Lampung; 3) Penelitian ini tidak sekedar
a. Pembelajaran Pendidikan
mendeskripsikan atau menggambarkan saja, Kewarganegaraan
melainkan juga mengevaluasi tentang
implementasi Pembelajaran Pendidikan Pendidikan kewarganegaraan
Kewarganegaraan dalam Membangun pada hakikatnya adalah sebuah bentuk
Citizenship Conscience pada mahasiswa pendidikan untuk generasi penerus yang
Program Studi Pendidikan Pancasila dan bertujuan agar mereka menjadi warga
Kewarganegaraan Universitas Lampung. Unit negara yang berpikir tajam dan sadar
analisisnya adalah persepsi Dosen dan mengenai hak dan kewajibannya dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara, juga pengembangan karakter publik. Quigley,
bertujuan untuk membangun kesiapan Buchanan, dan Bachmuller (1991:11) “…
seluruh warga negara agar menjadi warga those attitudes and habits of mind of the
dunia (global society) yang cerdas. citizen that are conductive to the the
Pendidikan Kewarganegaraan penting healty functioning and common good of
diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi the democratic system”. Maka, mahasiswa
yang paham tentang hak dan akan lebih memahami lagi betapa besar
kewajibannya sebagai Warga Negara perannya dalam kehidupan berbangsa dan
Indonesia, berpikir kritis, bertoleransi bernegara.
tinggi, pribadi yang cinta damai, menjadi Adapun indikator pembelajaran
sosok yang mengenal dan berpartisipasi pendidikan kewarganegaraan dalam
dalam kehidupan politik lokal, nasional, penelitian ini memiliki tiga indikator,
dan internasional. Hal ini sesuai dengan yaitu:
hakikat tujuan pembelajaran Pendidikan 1) Perencanaan Pembelajaran
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pendidikan Kewarganegaraan
yaitu mengembangkan siswa menjadi Perencanaan adalah suatu
warga negara yang baik yang memiliki proses mempersiapkan keperluan
rasa kebanggaan terhadap Negara suatu kegiatan guna mencapai tujuan
Indonesia, cinta tanah air, jujur, disiplin, yang telah ditetapkan untuk
tanggung jawab, santun, peduli, dan menyusun langkah-langkah yang
percaya diri dalam berinteraksi di akan dilaksanakan untuk mencapai
lingkungan rumah, sekolah, dan tujuan yang telah ditentukan,
sekitarnya serta berbangsa dan bernegara perencanaan tersebut dapat disusun
(Supriyanto, 2018: 116).. berdasarkan kebutuhan dalam jangka
Pendidikan Kewarganegaraan waktu tertentu sesuai dengan
mengajarkan bagaimana warga negara itu keinginan pembuat perencana.
tidak hanya tunduk dan patuh terhadap Tjokroamidjojo (Agustrian, 2017: 8)
negara, tetapi juga mengajarkan mempertegas bahwa, “Perencanaan
bagaimana sesungguhnya warga negara adalah proses mempersiapkan
itu harus toleran dan mandiri. David Kerr kegiatan-kegiatan secara sistematik
(1999:2),“Citizenship or civics education yang akan dilakukan untuk mencapai
is construed broadly to encompass the tujuan tertentu”. Pada pembelajaran
preparation of young people for their pendidikan kewarganegaraan tentang
roles and responsibilities as citizens and, perencanaan pembelajaran PKn
in particular, the role of education dijelaskan bahwa, terdapat tujuan
(trough schooling, teaching, and pembelajaran yang akan dicapai oleh
learning) in that preparatory process”. mahasiswa, kompetensi yang harus
Hal ini bermakna bahwa pendidikan dicapai, garis besar materi yang akan
kewarganegaraan dirumuskan secara luas dipelajari, bagaimana keterkaitan
mencakup proses penyiapan generasi materi yang dipelajari dengan materi
mencakup proses penyiapan generasi lainnya, dan juga manfaat dari materi
muda untuk mengambil peran dan yang dipelajari bagi kehidupan
tanggung jawabnya sebagai warga negara, sehari-hari. Hal ini tentu harus
dan secara khusus, peran pendidikan dipahami oleh mahasiswa, karena
termasuk didalamnya persekolahan, dengan pemahaman tersebut,
pengajaran, dan belajar dalam proses mahasiswa dapat melaksanakan
penyiapan warga negara tersebut. pembelajaran dengan baik serta
Pendidikan ini membuat setiap generasi mampu mengimplementasikan
masa depan memiliki ilmu pengetahuan, pembelajaran PKn dengan baik.
pengembangan keahlian, dan juga Berdasarkan hasil pengolahan data
diketahui bahwa, sebagian besar Dari hasil analisis data
mahasiswa yang mengikuti diperoleh sebanyak 7 responden
pembelajaran kewarganegaraan (35%) menyatakan kategori kurang
mampu memahami perencanaan setuju terhadap perencanaan
pembelajaran PKn mengenai tujuan pembelajaran PKn. Beberapa
pembelajaran yang akan dicapai oleh mahasiswa kurang memahami secara
mahasiswa, kompetensi yang harus utuh dan baik mengenai perencanaan
dicapai, garis besar materi yang akan pembelajaran PKn, hal ini
dipelajari, keterkaitan materi yang dikarenakan tenaga pendidik atau
dipelajari dengan materi lainnya, dan dosen kurang menyampaikan
juga manfaat dari materi yang informasi serta kurang memberikan
dipelajari bagi kehidupan sehari- penjelasan mengenai tujuan
hari, namun hal ini tidak semua pembelajaran yang akan dicapai oleh
mahasiswa dapatkan dari tenaga mahasiswa, kompetensi yang harus
pendidikan atau dosen, terdapat dicapai, garis besar materi yang akan
beberapa mahasiswa yang dipelajari, keterkaitan materi yang
mengetahui hal tersebut melalui dipelajari dengan materi lainnya, dan
membaca buku, atau melalui sumber juga manfaat dari materi yang
lain seperti internet. Hal ini perlu dipelajari bagi kehidupan sehari-hari.
diperhatikan oleh tenaga pendidik Namun, dalam hal ini, terdapat upaya
atau dosen agar nantinya dapat mahasiswa untuk untuk mencari
menjadi lebih baik lagi. taumelalui buku dan sumber lainnya
seperti internet, mahasiswa sedikit
Pada penelitian ini indikator
tahu adanya perencanaan
perencanaan pembelajaran PKn
pembelajaran dalam pendidikan
terdiri dari tiga kategori yakni setuju,
kewarganegaraan tetapi dalam hal ini
kurang setuju, dan tidak setuju.
masih sangat dibutuhkan pemahaman
Selanjutnya diperoleh data sebanyak
yang utuh oleh mahasiswa, sehingga
5 responden (25%) menyatakan
diperlukannya upaya tenaga pendidik
kategori tidak setuju. Beberapa
atau dosen untuk menyampaikan
mahasiswa tidak memahami
dengan menyeluruh mengenai
perencanaan pembelajaran PKn, hal
perencanaan pembelajaran PKn agar
ini dikarenakan tenaga pendidik atau
mahasiswa memiliki pemahaman
dosen kurang menyampaikan
yang utuh.
informasi serta kurang memberikan
penjelasan mengenai tujuan Diperoleh data sebanyak 8
pembelajaran yang akan dicapai oleh responden (40%) menyataan setuju
mahasiswa, kompetensi yang harus dengan perencanaan pembelajaran
dicapai, garis besar materi yang akan PKn, dikarenakan sebagian besar
dipelajari, keterkaitan materi yang mahasiswa telah memahami dengan
dipelajari dengan materi lainnya, dan baik mengenai tujuan pembelajaran
juga manfaat dari materi yang yang akan dicapai oleh mahasiswa,
dipelajari bagi kehidupan sehari-hari. kompetensi yang harus dicapai, garis
Selain itu, disebabkan oleh besar materi yang akan dipelajari,
kurangnya inisiatif dari mahasiswa keterkaitan materi yang dipelajari
untuk mencari tau dan kurangnya dengan materi lainnya, dan juga
budaya literasi dari diri mahasiswa, manfaat dari materi yang dipelajari
sehingga mahasiswa tidak bagi kehidupan sehari-hari. Dalam
memahami dengan baik akan hal ini, tenaga pendidik atau dosen
perencanaan pembelajaran yang ada telah menyampaikan informasi serta
dalam Pendidikan Kewarganegaraan. memberikan penjelasan dengan
sangat baik dan lengkap mengenai Pembelajaran sebagai bentuk
perencanaan pembelajaran yang ada dari praktik pendidikan merupakan
dalam pembelajaran PKn, sehingga proses dinamis yang terdiri dari
telah diimplementasikan dengan baik beberapa komponen utama, yaitu
oleh dosen maupun oleh mahasiswa. pendidik, peserta didik (Mahasiswa),
dan materi pembelajaran.Pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian
kegiatan pembelajaran yang
dan perhitungan tersebut, maka
dimaksud meliputi kegiatan
perencanaan pembelajaran PKn telah
pendahuluan, inti, dan penutup.
diimplementasikan dengan baik oleh
Berbagai tindakan atau strategi dalam
tenaga pendidik. Hal ini dikarenakan
kegiatan pembelajaran perlu
mahasiswa telah menyatakan bahwa,
dilakukan dalam rangka membangun
sudah memahami apa saja tujuan
motivasi belajar mahasiswa,
pembelajaran yang akan dicapai oleh
kemudian dalam setiap pembelajaran
mahasiswa, kompetensi yang harus
diperlukannya sebuah contoh yang
dicapai, garis besar materi yang akan
relevan dengan materi yang diajarkan
dipelajari, keterkaitan materi yang
agar mahasiswa mudah dalam
dipelajari dengan materi lainnya, dan
memahaminya, tenaga pendidik juga
juga manfaat dari materi yang
harus bisa memilih model
dipelajari bagi kehidupan sehari-
pembelajaran yang sesuai dan
hari.
inovatif, selanjutnya tenaga pendidik
2) Pelaksanaan Pembelajaran PKn juga sebaiknya menyediakan media
pembelajaran yang menarik dan
Segala sesuatu termasuk
bervariasi bagi mahasiswa serta
pembelajaran PKn, tentu tidak cukup
tenaga pendidik dapat juga
hanya baik secara perencanaan saja,
memanfaatkan hasil penelitian untuk
tetapi pembelajaran yang baik ketika
mendukung kegiatan pembelajaran
perencanaan yang baik dapat
tersebut. Dalam hal ini untuk dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran
memastikan pembelajaran berjalan
secara baik pula. Goerge R. Terry
dengan baik sesuai dengan
(1986; Agustrian, 2017: 8)
perencanaan yang sudah dibuat
menjelaskan bahwa, “Pelaksanaan
sebelumnya, tidak boleh melenceng
merupakan usaha menggerakan
dari tujuan pembelajaran yang akan
angora kelompok sedemikian rupa
dicapai.
hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran Beberapa mahasiswa
perusahaan dan sasaran angora program studi pendidikan PKn
perusahan tersebut, oleh karena itu merasa bahwa pelaksanaaan
juga ingin mencapai sasaran-sasaran pembelajaran yang telah berlangsung
tersebut”. Tercapainya pelaksanaan belum sepenuhnya terlaksana dengan
pembelajaran yang baik merupakan baik. Pada pelaksanaan pembelajaran
tolak ukur dari sistem pembelajaran PKn diperoleh data sebanyak 4
yang baik. Adapun pelaksanaan responden (20%) menyatakan
pembelajaran PKn yakni kategori tidak setuju. Hal ini
menjalankan apa yang telah dikarenakan dalam pelaksanaan
direncanakan sebelumnya, melalui pembelajaran PKn, strategi
pengarahan dan permotivasian agar pembelajaran yang digunakan oleh
kegaiatan dapat berjalan secara dosen, tidak dapat mendorong rasa
optimal dan sesuai tujuan yang telah ingin tahu mahasiswa terhadap
ditetapkan. materi pembelajaran, pemberian
contoh dalam setiap materi yang
relevan dengan materi yang diajarakn mahasiswa telah menyatakan bahwa,
tidak diberikan secara konsisten oleh pembelajaran telah dilaksanakan
dosen, kemudian model dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran yang dapat mendorong
pembelajaran cenderung monoton rasa ingin tahu mahasiswa,
serta media pembelajaran kurang mahasiswa mampu memahami
variatif dan kurang menarik bagi mengenai contoh yang relevan
mahasiswa. dengan materi yang diajarkan, dosen
telah menerapkan model secara
Dari hasil analisis data
inovatif dan media pembelajaran
diperoleh sebanyak 6 responden
yang telah mampu menarik perhatian
(30%) manyatakan kategori kurang
mahasiswa dan cukup bervariasi,
setuju. Hal ini dikarenakan dalam
sehingga mahasiswa mampu
pelaksanaan pembelajaran PKn,
mengikuti pembelajaran dengan baik.
strategi pembelajaran yang
digunakan oleh dosen, kurang dapat 3) Evaluasi Pembelajaran PKn
mendorong rasa ingin tahu Evaluasi merupakan suatu
mahasiswa terhadap materi kegiatan menilai yang dilakukan
pembelajaran, pemberian contoh secara sistematik dan terencana untuk
dalam setiap materi yang relevan mendapatkan informasi guna
dengan materi yang diajarakn kurang pengambilan dan sebagai salah satu
diberikan secara konsisten oleh kegiatan utama yang harus dilakukan
dosen, kemudian model oleh seseorang dalam kegiatan
pembelajaran yang diterapkan dalam apapun termasuk dalam kegiatan
pembelajaran kurang inovatif serta pembelajaran. Baharudin (2014:251;
media pembelajaran kurang variatif Agustrian, 2017: 9) mengemukakan
dan kurang menarik bagi mahasiswa. bahwa, “Evaluasi bukan sekedar
Dari hasil analisis data menilai suatu aktivitas secara spontan
diperoleh sebanyak 10 responden dan incidental melaikan merupakan
(50%) manyatakan kategori setuju. kegiatan untuk menilai sesuatu secara
Hal ini dikarenakan dalam sistematik terencana, dan terarah
pelaksanaan pembelajaran PKn, berdasarkan turunan yang jelas”.
strategi pembelajaran yang Dalam hal ini, evaluasi pembelajaran
digunakan oleh dosen, mampu PKn dapat diukur dengan sejauh
mendorong rasa ingin tahu mana pembelajaran tersebut
mahasiswa terhadap materi memberikan efek atau dampak
pembelajaran, pemberian contoh terhadap perubahan yang nyata bagi
dalam setiap materi yang relevan mahasiswa, baik secara kognitif,
dengan materi yang diajarakn telah afektif maupun psikomotor.
diberikan secara konsisten oleh Pada penelitian ini indikator
dosen, kemudian model pembelajaran evaluasi pembelajaran PKn,
telah diterapkan secara inovatif serta diperoleh data sebanyak 5 responden
media pembelajaran variatif, (25%) menyatakan kategori tidak
sehingga tampak menarik dan disukai setuju. Hal ini dikarenakan menurut
bagi mahasiswa. beberapa mahasiswa menyatakan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dosen kurang menggunakan
dan perhitungan tersebut, maka intrumen yang bervariasi untuk
pelaksanaan pembelajaran PKn telah menilai hasil belajar mahasiswa,
diimplementasikan dengan baik oleh ketika melakukan penilaian dosen
tenaga pendidik. Hal ini dikarenakan tidak melakukan secara adil tetapi
masih cenderung subyektif yang Pada kategori setuju
dipengaruhi oleh perasaan individu. diperoleh data sebanyak 9 responden
Kemudian, dosen tidak memberikan (45%) dalam evaluasi pembelajaran
informasi terkait waktu pelaksanaan PKn. Hal ini dikarenakan menurut
ujian, hal tersebut menyebabkan beberapa mahasiswa menyatakan
kurangnya penguasaan materi oleh bahwa, dosen telah menggunakan
mahasiswa karena tidak intrumen yang bervariasi untuk
mempersiapkan diri dalam menilai hasil belajar mahasiswa,
menghadapi segala situasi, dan salah ketika melakukan penilaian
satunya ujian/ test dadakan yang dilakukan secara adil obyektif.
menjadikan nilai yang dicapai juga Kemudian, dosen selalu memberikan
sangat tidak maksimal. Selanjutnya, informasi terkait waktu pelaksanaan
beberapa tenaga pendidik atau dosen ujian, hal tersebut sangat membantu
memberikan penilaian berdasarkan dalam mempersiapkan diri dalam
pada capaian nilai secara akademik untuk menghadapi ujian serta
saja, dalam aspek sikap dan juga mahasiswa mampu mencapai nilai
keterampilan tidak dijadikan sebagai yang maksimal. Selanjutnya
penilaian. beberapa tenaga pendidik atau dosen
mampu memberikan penilaian secara
Pada kategori kurang setuju
seimbang, antara penilaian akademik,
diperoleh data sebanyak 6 responden
sikap dan juga keterampilan pada
(30%) dalam evaluasi pembelajaran
mahasiswa diberikan persentase yang
PKn. Hal ini dikarenakan menurut
proporsional.
beberapa mahasiswa menyatakan
bahwa, dosen kurang menggunakan Berdasarkan hasil penelitian
intrumen yang bervariasi untuk dan perhitungan tersebut, maka
menilai hasil belajar mahasiswa, evaluasi pembelajaran PKn telah
ketika melakukan penilaian kurang diimplementasikan dengan baik oleh
bisa dilakukan secara adil tetapi tenaga pendidik. Hal ini dikarenakan
masih cenderung subyektif yang mahasiswa telah menyatakan bahwa,
dipengaruhi oleh perasaan individu. instrumen penilaian telah dibuat
Kemudian, dosen memberikan dengan bervariasi untuk menilai hasil
informasi secara mendadak terkait belajar mahasiswa, baik penilaian
waktu pelaksanaan ujian, hal tersebut secara akademik, sikap maupun
menyebabkan kurangnya penguasaan keterampilan. Kemudian, mahasiswa
materi oleh mahasiswa karena kurang dinilai secara adil dan objektif,
mempersiapkan diri dalam terdapat jadwal yang tersusun rapi
menghadapi segala situasi, dan salah yang memudahkan mahasiswa untuk
satunya ujian/ test dadakan yang mengetahui jadwal secara rinci
menjadikan nilai yang dicapai juga termasuk didalamnya pelaksanaan
kurang maksimal. Selanjutnya ujian.
beberapa tenaga pendidik atau dosen
kurang bisa seimbang dalam b. Citizenship Conscience (kesadaran
memberikan penilaian, pada capaian kewarganegaraan)
nilai secara akademik menjadi Sosok kewarganegaraan yang
prioritas utama dan pokok, ingin dihasilkan oleh Pendidikan
sedangkan pada aspek sikap dan juga Kewarganegaraan adalah warga negara
keterampilan hanya diberikan nilai yang sadar akan hak dan kewajibannya
tambahan dalam persentase yang sebagai bagian dari NKRI serta merdeka
sangat kecil. yang tidak jadi beban bagi siapapun, yang
melibatkan diri dalam kegiatan belajar,
memahami garis besar sejarah, cita- cita memberikan hak dan kewajiban yang
dan tujuan bernegara, dan produktif sama antar semua warga negaranya, tanpa
dengan turut memajukan ketertiban, adanya kesadaran untuk saling menjaga
keamanan, perekonomian, dan antara hak dan kewajiban yang dimiliki
kesejahteraan umum. Lickona (1992:51) sesama warga negara dapat menimbulkan
menegaskan bahwa “character as a suatu perpecahan, dengan demikian
reliable inner disposition to respond to membangun karakter tersebut sangatlah
situations in a morally good way. penting.
Character conceived has three
Pada penelitian indikator
interrelated parts: moral knowing, moral
Citizenship Conscience, diperoleh data
feeling, and moral behavior”. Karakter
sebanyak 4 responden (20%) menyatakan
tidak hanya mengandung unsur
kategori tidak setuju. Hal ini dikarenakan
pengetahuan moral, akan tetapi juga
beberapa mahasiswa belum mampu
perasaan serta perilaku moral. Oleh
menjalankan hak dan kewajiban sebagai
karena itu, karakter yang baik
warga negara yang baik sebagaimana
mengandung tiga komponen yaitu
yang ada dalam peraturan, dalam kegiatan
mengetahui hal yang baik (knowing the
kemasyarakatan, profesi, dan politik
good), ada keinginan terhadap hal yang
mahasiswa belum mampu berperan aktif.
baik (desiring the good), dan melakukan
Kemudian, ketika terdapat
hal yang baik (doing the good). Karakter
penyelenggaraan pemilihan umum merasa
yang baik akan membangun kesadaran
enggan untuk menggunakan hak pilih,
dalam diri setiap warga negara baik dalam
serta enggan dalam berpartisipasi dalam
melaksanakan hak dan menjalankan
menjaga kedaulatan bangsa, dalam
kewajibannya.
beberapa keadaan belum mampu
Hak-hak dan kewajiban- mematuhi perturan hukum yang berlaku,
kewajiban warga negara biasanya belum memiliki rasa cinta terhadap
terumuskan dalam berbagai peraturan negara, belum mampu memperlakukan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh semua warga negara dengan sama, serta
negara. Hal tersebut sesuai dengan belum memahami adanya kaitan bahwa
kesadaran berbangsa dan bernegara dengan memiliki warga negara yang
dengan indikatornya yang sesuai dengan kondusif dapat mendorong kemajuan
nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara Indonesia.
negara Widodo (2011: 19) yaitu :
Diperoleh data sebanyak 5
1) Ikut aktif dalam organisasi
responden (25%) menyatakan kategori
kemasyarakat, profesi maupun politik.
kurang setuju. Hal ini dikarenakan
2) Menjalankan hak dan kewajiban
beberapa mahasiswa kurang mampu
sebagai warga negara sesuai dengan
menjalankan hak dan kewajiban sebagai
peraturan perundang- undangan yang
warga negara yang baik sebagaimana
berlaku.
yang ada dalam peraturan secara
3) Ikut serta dalam pemilihan umum.
konsisten, dalam kegiatan
4) Berpikir, bersikap, dan berbuat yang
kemasyarakatan, profesi, dan politik
terbaik bagi bangsa dan Negara
mahasiswa kurang mampu berperan aktif.
5) Berpartisipasi dalam menjaga kedautan
Kemudian, ketika terdapat
bangsa dan negara
penyelenggaraan pemilihan umum merasa
Citizenship Conscience tidak antusiasdalam menggunakan hak
(Kesadaran kewarganegaraan) merupakan pilih, serta kurang berpartisipasi dalam
sebuah karakter yang perlu untuk menjaga kedaulatan bangsa, dalam
dibentuk dan dimiliki oleh setiap manusia, beberapa keadaan masih melanggar
mengingat bahwa negara Indonesia peraturan hukum yang berlaku, kurang
memiliki rasa cinta dan bangga terhadap dipelajari tanpa menempuh Pendidikan
negara, kurang mampu memperlakukan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika
semua warga negara dengan sama, serta Pendidikan ini di manfaatkan untuk
kurang memahami adanya kaitan bahwa pengembangan diri seluas-luasnya. Rasa
dengan memiliki warga negara yang kewarganegaraan yang tinggi, akan
kondusif dapat mendorong kemajuan membuat kita tidak akan mudah goyah
negara Indonesia. dengan iming-iming kejayaan yang
sifatnya hanya sementara. Selain itu, kita
Diperoleh data sebanyak 11
tidak akan mudah terpengaruh secara
responden (55%) menyatakan kategori
langsung budaya yang bukan berasal dari
setuju. Hal ini dikarenakan beberapa
Indonesia dan juga menghargai segala
mahasiswa telah menjalankan hak dan
budaya serta nilai-nilai yang berlaku di
kewajiban sebagai warga negara yang
negara kita. Pendidikan kewarganegaraan
baik sebagaimana yang ada dalam
pada hakikatnya adalah sebuah bentuk
peraturan secara konsisten, dalam
pendidikan untuk generasi penerus yang
kegiatan kemasyarakatan, profesi, dan
bertujuan agar mereka menjadi warga
politik mahasiswa turut berperan aktif.
negara yang berpikir tajam dan sadar
Kemudian, ketika terdapat
mengenai hak dan kewajibannya dalam
penyelenggaraan pemilihan umum
hidup bermasyarakat dan bernegara, juga
mahasiswa sangat antusias dalam
bertujuan untuk membangun kesiapan
menggunakan hak pilih dan mengawal
seluruh warga negara agar menjadi warga
hasil pemilu, serta mampu berpartisipasi
dunia (global society).Pembelajaran
dalam menjaga kedaulatan bangsa, taat
pendidikan kewarganegaraan yang
pada peraturan hukum yang berlaku,
diimplementasikan dengan baik melalui
memiliki rasa cinta dan bangga terhadap
perencanaan yang baik, pelaksanaan
negara, mampu memperlakukan semua
pembelajaran yang berlandaskan pada
warga negara dengan sama, serta
tujuan pendidikan serta pemantauan
memahami adanya kaitan bahwa dengan
pembelajaran melalui evaluasi, maka
memiliki warga negara yang kondusif
tujuan dari pembelajaran PKn dapat
dapat mendorong kemajuan negara
dicapai dengan baik serta mampu
Indonesia.
membentuk warga negara yang sadar akan
c. Peran dan Implementasi Pembelajaran hak dan kewajibannya sebagai bagian dari
Pendidikan Kewarganegaraan dalam NKRI serta merdeka yang tidak jadi
membentuk Citizenship Conscience beban bagi siapapun, yang melibatkan diri
mahasiswa Pendidikan Pancasila dan dalam kegiatan belajar, memahami garis
Kewarganegaraan besar sejarah, cita- cita dan tujuan
bernegara, dan produktif dengan turut
Pendidikan Kewarganegaraan
memajukan ketertiban, keamanan,
mengajarkan bagaimana warga negara itu
perekonomian, dan kesejahteraan umum.
tidak hanya tunduk dan patuh terhadap
Sehingga, semakin berkualitas
negara, tetapi juga mengajarkan
implementasi pembelajaran PKn maka
bagaimana sesungguhnya warga negara
akan semakin baik kesadaran mahasiswa
itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan
sebagai bagian dari warga negara
ini membuat setiap generasi masa depan
Indonesia yang memegang peranan
memiliki ilmu pengetahuan,
penerus bangsa Indonesia.
pengembangan keahlian, dan juga
pengembangan karakter publik. SIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan komunikasi dengan
lingkungan yang lebih luas juga tecakup Berdasarkan hasil penelitian yang
dalam Pendidikan Kewarganegaraan. telah dilakukan oleh peneliti mengenai
Meskipun pengembangan tersebut bisa implmentasi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam membentuk Kewarganegaraan.
Citizenship Conscience, dengan melihat hasil Jakarta: Balai Pustaka.
persentase pengukuran pada 3 indikator untuk Lickona. (1992). Educating From Character
mengukur implementasi pembelajaran yaitu How Our School Can Teach Respect and
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka Responsibility.
New York-Toronto-London-Sidney-
dapat disimpulkan bahwa: menurut peserta
Auckland: Bantan Books.
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
diperoleh persentase tertinggi 45% dalam Nurizka, Rian., dan Abdul Rahim. (2019).
kategori setuju, hal ini menjadi hal yang Pembentukan Karakter Siswa Melalui
harus diperhatikan agar kedepannya dapat Pengelolaan Kelas. Jurnal Bhineka
meningkat implementasinya. Menurut hasil Tunggal Ika: Kajian Teori dan
penelitian maka pembelajaran PKn dapat Praktik PKn. Volume 6, No.2 ,
membentuk Citizenship Conscience pada November 2019, pp. 189-198.
mahasiswa program studi PPKn , dan dalam Pemerintah Republik Indonesia. (2002).
pelaksanaannya perlu ditingkatkan kembali Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
agar pembelajaran yang sudah berjalan
Pertahanan Negara.
dengan baik, dapat menjadi lebih baik lagi
Pemerintah Republik Indonesia. (1945).
kedepannya. Undang-Undang Republik Indonesia
Pasal 30 Ayat 1 & 2 Tahun
REFERENSI 1945.Tentang Bela Negara Bagi
Agustrian, Nyimas Lisa. (2017). Manajemen Seluruh Rakyat Indonesia.
Program Life Skill Di Rumah Quigley, C.N., Buchanan, Jr. J.H.,
Singgah Al-Hafidz Kota Bengkulu. Bachmueller, C.F. (1991). Civitas: A
Jurnal Pengembangan Masyarakat. Framework for Civic Education.
Volume 1. Nomor 1. Calabasas: CCE.
Fibriana, Rosania Mega. (2018). Pendidikan Suwarno W. (2011). Implementasi Bela
Kewarganegaraan Sebagai Wahana Negara Untuk Mewujudkan Nasionalisme.
Pembelajaran Bela Negara Pada Jurnal Ilmiah Civis.
Mahasiswa Universitas Kahuripan Volume 1. Nomor 1.
Kediri. Jurnal Koulutus: Jurnal Sulkipani. (2017). Perencanaan Pembelajaran
Pendidikan Kahuripan. Volume 1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Nomor 1. Untuk Mengembangkan Kesadaran
Isep. (2013). Peranan Pendidikan Bela Negara Mahasiswa. Jurnal
Kewarganegaraan Sebagai Civics. Volume 14. Nomor 1.
Pendidikan Hukum Dalam Supriyanto, Anton. (2018). Upaya Untuk
Mengupayakan Internalisasi Hukum Meningkatkan Keberanian
Di Kalangan Peserta Didik. Jurnal Berpendapat Dan Prestasi Belajar
Penelitian Pendidikan. Volume 13. Melalui Penerapan Model Dilema
Nomor 1. Moral Mata Pelajaran PPKn. Jurnal
Kariadi, Dodik. (2017). Generasi Yang Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori
Berwawasan Global Berkarakter dan Praktik PKn. Volume 5, No.2 ,
Lokal Melalui Harmonisasi Nilai November 2018, pp. 116-122.
Kosmopolitan Dan Nasionalisme Widodo Bali. (2018). Membangun
Dalam Pembelajaran Pkn. Jurnal Kedewasaan Berpolitik Warga
Pancasila dan Masyarakat Akademis Melalui
Kewarganegaraan.Volume 1. Nomor Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal
2. Pancasila dan Kewarganegaraan.
Keer, David. (1999). Citizenship Education: Volume 3. No.1.
An Internasional Comparison. Winataputra, Udin. & Dasim Budimansyah.
England: National Foundation for 2012. Pendidikan
Educational Research-NFER. Kewarganegaraan: Dalam Perspektif
Kosasih, Djahiri. dkk. 1997. Panduan Internasional (Konteks, Teori, dan
Pengajaran Pendidikan Pancasila dan Profil Pembelajaran). Bandung:
Widya Aksara Press.

Anda mungkin juga menyukai