Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL I

MATA KULIAH : PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD


1. Bagaimanakah menerapkan Pendidikan humanistic untuk SD/MI?
Pendidikan humanistik adalah pendidikan yang memberikan apresiasi yang tinggi
kepada setiap siswa, menempatkan manusia sebagai makhluk yang potensi-potensi yang
bisa dikembangkan dan diaktualisasikan Model pembelajaran yang humanis memiliki
beberapa indikator sebagai berikut : (1) Student centered learning (2) Humanizing of the
classroom (3) Active learning (4) Quantum learning, (5) Quantum teaching, dan (6)
Accelerated learning.
Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pendidikan
humanistik, salah satunya adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
siswa. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tak selalu berarti mengajak
anak untuk bermain-main, akan tetapi guru perlu menciptakan suasana menyenangkan
dalam setiap kegiatan belajar. Salah satu caranya adalah dengan mengetengahkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran, menjadikan mereka berkontribusi aktif dalam mencari dan
mandiri mengolah informasi yang diperoleh.
Guru perlu berkeyakinan bahwa setiap anak adalah berbeda dan istimewa, dengan
cara ini guru akan menghargai setiap potensi yang dimiliki siswa dan tidak
memperlakukan secara sama. Setiap siswa juga memiliki kecerdasan dominan yang tak
selalu sama, yang juga berdampak pada gaya belajar siswa. Pendidikan yang humanis
perlu untuk memfasilitasi perpedaan tersebut, yang salah satu caranya adalah dengan
meragamkan teknik, strategi dan media belajar. Selian itu pemberian kepercayaan,
apresiasi, dan tanggung jawab akan menjadikan siswa memiliki rasa kepercayaan diri
untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang nyaman.
Siswa perlu belajar tanpa ancaman ataupun paksaan, karena setiap manusia adalah
mahluk merdeka yang perlu dihargai setiap haknya. Dengan suasana belajar yang
nyaman bahkan menyenangkan, motivasi belajar siswa akan meningkat. Materi pelajaran
tidak seharusnya berisi kumpulan teori dan hal-hal abstrak, karena pada kenyataanya
siswa akan lebih cepat paham jika materi pelajaran berupa hal-hal kongkret dan memiliki
keterkaitan dengan dirinya di kehidupan sehari-hari.
Selain itu diperlukan sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam proses
pemdampingan tumbuh-kembang anak. Ketiga elemen tersebut perlu untuk bekerjasama
untuk membantu anak mencari dan menemukan potensinya, mengembangkan dan
mengaktualisasikannya. Dengan cara seperti ini generasi masa depan yang lebih baik
bukanlah hal yang tidak mungkin. Pendekatan yang humanis dalam kegiatan
pembelajaran menjadikan peserta didik memiliki keberanian serta rasa percaya diri yang
tinggi, hal ini karena peserta didik akan tumbuh jika dilibatkan dalam proses pencariaan
pengetahuan dan makna. Peserta didik juga diberikan kepercayaan dan tanggung jawab
untuk melakukan hal-hal tertentu, dengan cara itu siswa akan terdorong untuk
mengaktualisasikan dirinya, mendayagunakan apa yang dimilikinya untuk membantu
orang lain.
Pendidikan yang humanis yang tidak menjadikan nilai-nilai tinggi di lembaran
ijazah atau rapot sebagai prioritas utama, menjadikan peserta didik merasa nyaman
mengikuti semua kegiatan pembelajaran. Pendidikan humanis lebih fokus pada upaya
menyiapkan generasi masa depan yang unggul, agar mampu menghadapi tantangan
zamannya, serta memiliki kepedulian sosial.
2. Jelaskan makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional!
Tujuan Pendidikan Nasional ditulis dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 1 ayat 2 yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Arti pendidikan sendiri menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya
upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakat. Arti pendidikan juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
yang menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang tertuang dalam UUD 1945 alinea
ke-4 yang merupakan tujuan utama nasional, menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia
untuk mendidik dan menyamaratakan pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia agar
tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat
2 menyebutkan mengenai arti dari pendidikan nasional yang berbunyi, “Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”
Kemudian Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

3. Jelaskan berbagai kebijakan strategis tentang pendidikan SD pada era reformasi!


Dalam era reformasi terdapat pengembangan kebijakan pendidikan yang tampak
demokratis. Misalnya, antara lain tampak dengan dikembangkannya Kurikulum 2004
(Kurikukulum Berbasis Kompetensi), MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Komite
Sekolah. Hal ini merupakan upaya penerapan secara konkrit otonomi pendidikan. Tetapi
dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan. Kebijakan pelaksanaan UAN (Ujian
Akhir Nasional) sebagai dasar untuk menentukan kelulusan dinilai tidak sinkron dengan
otonomi daerah. Di berbagai daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota masih enggan
untuk melaksanakan ketentuan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBD. Oleh
karena itu dewasa ini biaya pendidikan dirasakan oleh masyarakat semakin relatif mahal.
Dasar-dasar kebijakan yang ingin dicapai melalui Konsensus Nasional tersebut,
pertama, reformasi yang dilakukan hendaknya dilihat sebagai proses pembaharuan yang
sambung-menyambung mulai dari Orde Lama ke Orde Baru selanjutnya ke Reformasi.
Orde lama yang membentang dari 17 Agustus 1945 hingga 1967, dan Orde Baru yang
berlangsung dari tahun 1967 hingga 1998 serta Reformasi yang dimulai 22 Mei 1998,
masing-masing memiliki misinya sendiri yang perlu bagi kemajuan kehidupan berbangsa
dan bernegara serta untuk menegakkan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kedua, dengan dicapainya Konsensus Nasional, maka stabilitas nasional akan lebih
mudah untuk diwujudkan, sehingga kita dapat melaksanakan reformasi dengan tertib dan
teratur. Ketiga, reformasi hanya akan dapat berjalan lancar dan membawa hasil yang
positif, apabila dalam pelaksanaannya Hak Asasi Manusia dijunjung tinggi. Hak asasi
manusia hanya mungkin berkembang dengan subur dalam masyarakat yang
demokratis.Karena itu reformasi harus dilakukan secara demokratis. Kenyataan selama
ini memang menunjukkan bahwa dalam Negara dengan system diktator, ataupun bentuk-
bentuk otoriter lainnya Hak Asasi Manusia selalu diabaikan.
Hanya dalam Negara yang menganut sistim demokrasi Hak Asasi Manusia
dijunjung tinggi. Keempat, menempatkan manusia sebagai titik sentral reformasi.
Reformasi harus secara konsisten diarahkan pada pembangunan manusia dan
pemberdayaan masyarakat, agar mampu menjadi kekuatan yang mandiri. Manusia
Indonesia diberi dukungan pemberdayaan yang diperlukan agar menjadi kekuatan
pembangunan yang mampu mengembangkan prakarsa, memiliki vitalitas yang tinggi,
dan siap bekerja. Kelima, agar reformasi berjalan dengan tertib dan teratur, masyarakat
Indonesia harus didorong untuk menjadi masyarakat yang tertib, teratur, dinamis,
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Untuk itu, supremasi
hukum perlu ditegakkan. Hal ini juga perlu guna menghindari terjadinya penindasan dan
pengabaian atas hak asasi manusia yang membuat manusia Indonesia tidak bisa menjadi
perhatian utama dalam proses pembangunan.
Keenam, kewibawaan hukum dan lembaga-lembaga penegak hukum yang
cenderung merosot dewasa ini, perlu segera dibenahi dan ditingkatkan perannya sebagai
institusi yang dapat benar-benar dapat menjamin kelangsungan pembangunan yang akan
dijalankan. Apabila hukum dan lembaga-lembaga penegak hukum dapat berperan secara
baik dengan menjunjung tinggi keadilan, maka diharapkan akan dapat mendorong
timbulnya rasa kepercayaan dan keamanan masyarakat.
Kebijakan di bidang sosial budaya, yang pertama terkait dengan pemberdayaan
Sumber Daya Manusia. Program kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia akan diwujudkan sebagai program prioritas. Tujuan program ini adalah
agar setiap penduduk Indonesia mendapat dukungan pemberdayaan yang sesuai dengan
aspriasi dan ketersediaan lapangan kerja. Diharapkan program ini dapat memberikan
peluang kesempatan kerja secara adil, yang pada gilirannya bisa mengentaskan
kemiskinan. Segala upaya tersebut akan didukung dengan memberikan kesempatan
pendidikan dan pelayanan kesehatan dasar yang memadai. Pertumbuhan penduduk yang
rendah memungkinkan penduduk untuk menikmati hasil-hasil pembangunan.
Disamping itu yang kedua, perlu dibarengi oleh pemberian kesempatan yang lebih
luas pada masyarakat dan peningkatan mutu pendidikan. Program “wajib Belajar
Sembilan Tahun” dituntaskan menjadi program “Wajib Belajar Dua Belas Tahun”.
Untuk mencapai itu, maka diperlukan kebijakan pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi setiap lapisan masyarakat untuk dapat menikmati pendidikan hingga
tingkat sekolah menengah atas. Lebih lanjut, kebijakan pendidikan juga harus
memperhatikan pada kemampuan masyarakat luas untuk menikmati pendidikan. Biaya
pendidikan yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan situasi ekonomi yang ada justru
dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang tajam, antara masyarakat yang mampu dan
tidak mampu.
4. Jelaskan tahapan motivasi berteman pada anak sekolah dasar!
Motivasi berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap,
yaitu: tahap pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab.
a. Tahap Pemenuhan Kebutuhan
Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu bukan karena status sosial
ekonomi atau yang lainnya, tetapi mereka lebih tertarik kepada anak lain yang mau
bermain bersama, sehingga terjalin persahabatan. Sebab, anak mengaggap bahwa
berteman dan bersahabat merupakan salah cara untuk memenuhi satu kebutuhannya.
b. Tahap Balas Jasa
Pada tahap ini, anak mendapatkan teman karena adanya suatu kepentingan rasa
keadilan.
c. Teman Akrab
Pada tahap ini, anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab. Mereka
saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa, bercerita, dan
kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bercanda lagi, sehingga
akan terbentuk ikatan emosional yang mendalam. Perkembangan sosial anak usia SD
merupakan suatu tahapan yang dapat menentukan kkualitas sosial mereka setelah
dewasa. Guru memegang peran untuk membangun kehidupan sosial siswanya. Untuk
mengetahui hubungan antar siswa dalam satu kelas, guru dapat mempergunakan
teknik sosiometri. Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik sosiometri untuk
mengetahui hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik untuk
menggambarkan struktur hubungan yang ada dalam bentuk sosiogram. Adapun
kegunaan sosiometri bagi guru atau konselor adalah dengan sosiometri tersebut dapat
diidentifikasi siswa mana yang memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya
terhadap kelompok.

Anda mungkin juga menyukai