NIM : 202210160311287
KELAS MANAGEMENT 2 E
Volume. 2 Nomor.1 Tahun.2017
Abstrak
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian utuh dari sistem pendidikan
nasional.Oleh karena itu proses pendidikan kewarganegaraan perlu diwujukan dalam kurikulum
dan pembelajaran pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Fungsi dan peran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan dirancang,
dikembangkan, dilaksanakan, dan dievaluasi dalam konteks pengejawantahan tujuan pendidikan
nasional. Ketiga hal tersebut merupakan landasan dan kerangka pikir untuk memahami serta
menerapkan Pendidikan kewarganegaraan.Pendidikan kewarganegaraan merupakan kebutuhan
yang sangat mendesak bagi bangsa dalam membangun kehidupan yang aman, nyaman, damai,
sejahtera. Dalam membangun demokrasi berkeadaban dibutuhkan generasi bangsa yang
cerdas, berkarakter kokoh. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat
dibutuhkan, pertama, meningkatnya gejala dan kecenderungan tidak political literacy atau tidak
“melek” politik dan tidak mengetahui cara kerja demokrasidan lembaga-lembaganya; kedua,
meningkatnya politichal apatishm yang ditunjukkan dengan sedikitnya keterlibatan warga
negara dalam proses-proses politik. Pembentukan warga negara yang cerdas secara intelektual,
emosional, sosial, serta spiritual benar-benar merupakan tuntutan dan keniscayaan. Disinilah
eksistensi pendidikan kewarganegaraan menjadi sarana yang sangat pentingbagi negara-negara
demokrasi termasuk negara Indonesia agar dapat melahirkan generasi bangsa yang mengetahui
nilai-nilai kebangsaan berdasarkan Pancasila dan memiliki keterampilan yang diperlukan
dalam mentransformasikan, mengaktualisasikan, dan melestarikan segala hal yang dimiliki oleh
NKRI.
Abstract:
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan unsur semata tetapi juga mengandung makna
terpenting suatu negara yang harus dijadikan pengetahuan dan pijakan dalam
diperhatikan. Sistem pendidikan yang tepat berfikir dan bertindak bangsa Indonesia.
maka akan membawa kemajuan bagi suatu Fenomena maraknya KKN, tingginya
negara dan begitupun sebaliknya disaat angka pengangguran, transaksi jual beli gelar
sistem pendidikan tidak tepat maka kemajuan dan rendahnya mutu pendidikan, serta
negara di pertaruhkan. Kehidupan berbangsa diperparah lagi dengan adanya tawuran,
dan bernegara Indonesia mengalami suatu demontrasi anarkis, penyalahgunaan narkoba,
perubahan dan perkembangan yang sangat perdagangan manusia, kejahatan seksual,
besar terutama berkaitan dengan kondisi kriminalitas meningkat, budaya lulusan
pendidikan kewarganegaraan yang tumbuh sekolah yang memilukan sangat mudah
dalam diri bangsa Indonesia. Di era reformasi ditemui dikehidupan bangsa Indonesia saat
dan globalisasi, kondisi Pancasila seakan- ini. Murid-murid sekolah dari tingkat SD
akan “hilang dari jiwa dan raga sebagian sampai dengan perguruan tinggi sudah
besar generasi bangsa” dan bahkan hanya mengenal, bahkan mempraktikan beberapa
cenderung dijadikan slogan semata. Padahal hal tersebut. Memang tidak semua para
Pendidikan Kewarganegaraan sesungguhnya pelajar kita bertindak seperti itu tetapi
tidak hanya dibutuhkan bangsa Indonesia semakin lama fenomena ini. menjadi. Murid-
murid SMP, SMA, bahkan mahasiswa sering
kedapatan membawa
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 67
senjatatajam mulai dari samurai, golok Isu-isu global seperti demokrasi, hak asasi
sampai ikat pinggang bergerigi di dalam tas manusia dan lingkungan hidup turut pula
pada saatmereka masih menggenakan mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi
seragam sekolah, dan ini sungguh juga ditandai dengan pesatnya perkembangan
memperihatinkan. ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
Eksistensi sebuah bangsa dapat di bidang informasi, komunikasi, dan
diukur dari sejauh mana bangsa itu mampu transportasi membuat dunia menjadi
memberikan kontribusi yang nyata bagi transparan seolah-olah menjadi sebuah
kemajuan peradaban dunia. Peradaban yang kampung tanpa mengenal batas negara.
maju adalah produk dari bangsa yang maju, Kondisi ini akan mempengaruhi pola pikir,
yang didalamnya terdapat masyarakat yang pola sikap, dan tindakan masyarakat
memiliki pola pikir dan perilaku yang maju
Indonesia.2
pula. Setiap bangsa pasti memiliki adat
Pendidikan kewarganegaraan
istiadat, kebudayaan, bahasa, serta sistem
sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di
kepercayaan yang berbeda-beda antar satu
seluruh dunia, meskipun dengan berbagai
dan lainnya. Meskipun berbeda, nilai- nilai
macam istilah atau nama. Mata Kuliah
dasar yang dijadikan pedoman bagi setiap
tersebut sering disebut sebagai civic
bangsa pada umumnya adalah nilai- nilai
education, citizenship education dan bahkan
yang hampir sama, yaitu sebuah nilai luhur
ada yang menyebut sebagai democracy
yang berimplikasi positif bagi kemajuan
education. Mata kuliah ini memiliki peranan
ummat manusia. Tak ada satupun bangsa
yang strategis dalam mempersiapkan warga
didunia ini yang berpedoman pada sebuah
negara yang cerdas, bertanggung jawab dan
nilai yang bertentangan dengan
berkeadaban. Berdasarkan keberhasilan
nilai-nilai kemanusian
pengembangan dan pemeliharaan
(nilai Universal).1 pemerintahan demokrasi .
Pendidikan Kewarganegaraan (civic Berdasarkan Undang Undang
education) tidak bisa lepas dari konteks Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
ikhtiar kalangan perguruan tinggi untuk tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta
menemukan format baru pendidikan Surat Keputusan Direktur Jenderal
demokrasi di Indonesia sekaligus Pendidikan Tinggi Departemen
mengantisipasi tuntutan global. Globalisasi Pendidikan Nasional Nomor
ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga- 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu- rambu
lembaga kemasyarakatan internasional, pelaksanaan kelompok mata kuliah
negara- negara maju yang ikut mengatur pengembangan kepribadian di perguruan
perpolitikan, perekonomian, sosial budaya, tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan
dan pertahanan keamanan global. Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan
1
Farida Sekti Pahlevi, “REAKTUALISASI
PANCASILA SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS
2
Karuna Darani, accessed April 2, 2017,
PENDIDIKAN MORAL BANGSA http://www.kompasiana.com/karunadarani/pen
INDONESIA,” Al-Adabiya: Jurnal tingnya
Kebudayaan Dan Keagamaan 9, no. 1 -pendidikan kewarganegaraan-di-
(2014): 21–44. perguruan-tinggi- pada-era
globalisasi_54f76d8aa33311d6338b495d.
68 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
3
Ahmad Kaelan & Zubaidi,
“Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi,”
Yogyakarta: Paradigma, 2007.
4
“Pedoman Matakuliah Pendidikan 5
“Undang-Undang Republik Indonesia
Kewarganegaraan (Pkn) Sebagai Mata Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Kuliah Wajib Umum (MKWU)” (DIKTI- Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1),”
MKWU, 2014). n.d.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 69
kandungannya berbeda satu dari yang anak-anak, agar mereka baik sebagai manusia
lainnya.6 maupun sebagai anggota masyarakat
Batasan pendidikan yang berbeda dapatlah mencapai
berdasarkan fungsinya adalah (a) Pendidikan keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir
sebagai proses transformasi budaya, batin yang setinggi-tingginya.
pendidikan diartikan sebagai kegiatan Pendidikan menurut Deweyadalah
pewarisan budaya dari satu generasi ke proses pembentukan kecakapan
generasi yang lain; (b) Pendidikan sebagi fundamental secara intelektual dan emosional
proses pembentukan pribadi, pendidikan kearah alam dan sesama manusia.7
diartikan sebagai suatu kegiatan yang
Menurut Ki Supriyoko,
sistematis dan sistemik terarah kepada
pendidikan adalah strategi untuk
terbentuknya kepribadian peserta didik; (c)
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga meningkatkan kualitas manusia.8
negara, pendidikan diartikan sebagai suatu Dari pengertian diatas kemudian
kegiatan yang terencana untuk membekali dapat disimpulkan bahwa; (1) pendidikan
peserta didik agar menjadi warga negara adalah aktivitas manusia; (2) untuk
yang baik; (d) Pendidikan sebagai penyiapan memberikan tuntunan, bimbingan,
tenaga kerja, pendidikan diartikan sebagai pengajaran, dan latihan; 3) dilakukan dengan
kegiatan membimbing peserta didik sehingga sengaja, teratur, dan berencana; 4) perjanjian
memiliki bekal dasar untuk bekerja. mengubah tingkah laku anak didik ke arah
Pendidikan memegang peranan kedewasaan.
penting dalam kehidupan, baik individu Karakter berasal dari bahasa Yunani
maupun masyarakat, dan tidak dapat yang berarti to mark atau menandai dan
dipisahkan dari kehidupan masyarakat. memfokuskan bagai-mana mengaplikasikan
Kebutuhan akan pendidikan dari masyarakat nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
semakin hari semakin meningkat, sesuai tingkah laku, sehingga orang yang tidak
dengan perkembangan zaman. Pendidikan jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek
erat kaitannya dengan nilai-nilai yang ada lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
dalam masyarakat dan kebudayaan. Jadi Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
bagaimanapun dengan kaidah moral disebut dengan
sederhananya peradapan suatu berkarakter mulia.9
masyarakat, di dalamnya berlangsung suatu Karakter mulia berarti individu
proses pendidikan. Menurut Ki Hajar memiliki pengetahuan tentang potensi
Dewantara menyatakan bahwa pengertian dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai
pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis,
memberikan tuntunan pada segala kekuatan kritis, analitis, kreatif dan inovatif,
kodrat yang pada
7
Rahmi, “Kontribusi Matematika Dalam
Pembentukan Karakter Siswa,” Jurnal
6
Tirtaraharja Umar La Sulo and Umar Ekotrans 12 No. 1 (2013).
Tirtarahardja, “Pengantar Pendidikan,” 8
Ibid.
Jakarta: PT. Rineka, 2005. 9
Edi Saputra, “Eksistensi PKn Sebagai
Pendidikan Nilai Dalam Membangun
Karakter Bangsa,” TINGKAP 8, no. 2
(2012): 145–158.
70 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
10
Anik Ghufron, “Integrasi Nilai-Nilai 11
Rifki Afandi, “Integrasi Pendidikan
Karakter Bangsa Pada Kegiatan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di
Pembelajaran,” Cakrawala Pendidikan Sekolah Dasar,” PEDAGOGIA 1, no. 1
29 (2010): 13–24. (2016): 85–98.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 71
16
17
Ibid.
18
Ibid.
Ibid.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 75
serta budaya profesional guru, terkait dalam arti luas memiliki kedudukan, fungsi,
dimensi pengetahuan dan peranyang sangat penting. Pendidikan
kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan pada dasarnya merupakan
kewarganegaraan, keterampilan salahsatu bentuk pendidikan karakter yang
kewarganegaraan, keteguhan dikembangkan secara sistematis dan
kewarganegaraan, komitmen sistemik.Dalam konteks itu pendidikan
kewarganegaraan, dan kompetensi kewarganegaraan tidak bisa
kewarganegaraan. dipisahkandari
2. Penetapan adanya dua mata kuliah kerangkakebijakan nasional pembangunan
wajib umum di perguruan tinggi bangsa dan karakter.
memberi tantangan sekaligus Pendidikan kewarganegaraan
menimbulkan implikasi terhadap sangat penting untuk menanamkan nilai- nilai
penyegaran, pengadaan dosen cinta tanah air, moralitas, dan jiwa
Pendidikan Pancasila dan dosen kebangsaan yang menjadi identitas dan
Pendidikan Kewarganegaraan secara karakter bangsa dalam mencapai integritas
berkelanjutan. Dosen dituntut bangsa, sehingga dijadikan sebagai dasar
menguasai secara mendalam dan yang kuat dan kokoh untuk mengembangkan
komprehensif latar belakang dan yang dan membina
terkandung dalam visi, misi, substansi, kepribadian pada generasi muda bahkan
strategi, pembelajaran, dan penilaian
setiap warga negara Indonesia.19
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan
Kewarganegaraan. Penguatan
mengembangkan nilai-nilai dan
profesionalisme dosen ini juga
mendorong kesadaran terhadap hak dan
menuntut adanya perubahan pola pikir,
kewajiban warga negara serta
pola sikap dan pola tindak, serta
mengimplementasikannya dalam
budaya profesional guru, terkait
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
dimensi pengetahuan
bernegara. Konstitusi Negara Republik
kewarganegaraan, sikap
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
kewarganegaraan, keterampilan
komponen bangsa Indonesia, khususnya
kewarganegaraan, keteguhan
generasi muda sebagai generasi penerus.
kewarganegaraan, komitmen
Indonesia harus menghindari sistem
kewarganegaraan, dan kompetensi
pemerintahan otoriter yang memeasung hak-
kewarganegaraan yang seyogyanya
hak warga negara untuk menjalankan prinsip-
dimiliki oleh para dosen tersebut.
prinsip demokrasi dalam kehidupan
URGENSI PENDIDIKAN KEWARGA- bermasyarakat, berbangsa dan
NEGARAAN DALAM bernegara.20
MEMPERKOKOH KARAKTER
BANGSA
Dalam konteks pembangunan bangsa
dan karakter (nation and character building) 19
Arif Mansyuri, Kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraan (Sidoarjo: Masmadia Buana Pustaka,
2012), 17.
20
Ibid.
76 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
yang terdapat dalam falsafah Pancasila dilanggar itu harus ditegakkan. Dari uraian
diantaranya adalah sikap sopan santun, diatas penulis berharap tidak akan ada lagi
saling menghargai, saling menghormati, yang namanya penegakan hukum masih
menjunjung tinggi hak asasi manusia, diwarnai dengan kecurangan oleh aparat
bergotong royong, patriotisme dan hukum Indonesia diantaranya kepolisian,
nasionalisme, serta berkeadilan di semua kejaksaan, pengadilan serta lembaga
bidang kehidupan. Maka dari itu, dalam kemasyarakatan. Pandangan keadilan dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara hukum nasional bersumber pada dasar
senantiasa harus berpegang teguh kepada negara. Pancasila sebagai dasar negara atau
Pancasila di berbagai aspek kehidupan. falsafah negara (fiolosofische grondslag)
Senada dengan apa yang dikemukakan oleh sampai sekarang tetap dipertahankan dan
Teguh Prasetyo; “Dengan demikian masih tetap penting bagi negara Indonesia.
Pancasila merupakan norma tertinggi yang Secara aksiologis, bangsa Indonesia
kedudukannya lebih tinggidari konstitusi merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
atau UUD,”.23 Penempatan Pancasila (subcriber of values Pancasila). Bangsa
sebagai norma tertinggi harus dijadikan Indonesia yang berketuhanan, yang
sebagai pemandu bagi setiap berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
pembentukan norma hukum di Indonesia, berkerakyatan, dan yang berkeadilan
sehingga secara hierarki norma yang lebih sosial.24
rendah tidak boleh bertentangan dengan Upaya memperkokoh karakter bangsa
norma hukum yang lebih tinggi. Dengan Indonesia melalui implementasi pendidikan
demikian, sudah dapat dipastikan karakter kewarganegaraan maka bisa dilihat bahwa
bangsa Indonesia dapat kokoh, walaupun pendidikan karakter telah mengidentifikasi
diterpa tantangan yang datang silih 18 nilai yang bersumber dari agama,
berganti bangsa Indonesia tidak bisa Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
goyah. Kokoh disini mengandung makna
nasional, yaitu:25
kuat, tangguh, teguh pendirian, tidak
mudah terombang ambing, tidak mudah 1) Religius, perilaku yang didasarkan
putus asa, tegar, bisa mengatasi masalah pada upaya menjadikan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang sebagai orang yang selalu dapat
merupakan kepribadian bangsa Indonesia. dipercaya dalam perkataan, tindakan,
Setiap warga negara dalam dan pekerjaan.
pergaulan bermasyarakat harus 2) Jujur, perilaku yang didasarkan pada
memperhatikan dan melaksanakan upaya menjadikan dirinya sebagai
(mentaati) peraturan hukum, agar tercipta orang yang selalu dapat
kehidupan yang tertib dan tenteram. Kalau
terjadi pelanggaran terhadap peraturan
hukum yang berlaku, peraturan yang 24
Farida Sekti Pahlevi, “REVITALISASI
PANCASILA DALAM PENEGAKAN
Teguh Prasetyo, “Hukum Dan Sistem
23 HUKUM YANG BERKEADILAN DI
Hukum Berdasarkan Pancasila,” INDONESIA,” Justicia
Cetakan Pertama, Yogyakarta: Media Islamica 13, no. 2 (2016),
Perkasa, 2013, 70. http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/justic
ia/arti cle/view/585.
25
Afandi, “Integrasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di
Sekolah Dasar.”
78 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
26
Jazim Hamidi and Mustafa Lutfi, Civic
Education: Antara Realitas Politik Dan
Implementasi Hukumnya (PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010), 128–29.
27
Ibid.
80 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017