Anda di halaman 1dari 18

NAMA : THIA NUR LITA

NIM : 202210160311287
KELAS MANAGEMENT 2 E
Volume. 2 Nomor.1 Tahun.2017

Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Dalam Memperkokoh


karakter Bangsa Indonesia

Farida Sekti Pahlevi


Dosen IAIN Ponorogo
faridapo55@gmail.com

Abstrak
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian utuh dari sistem pendidikan
nasional.Oleh karena itu proses pendidikan kewarganegaraan perlu diwujukan dalam kurikulum
dan pembelajaran pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Fungsi dan peran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan dirancang,
dikembangkan, dilaksanakan, dan dievaluasi dalam konteks pengejawantahan tujuan pendidikan
nasional. Ketiga hal tersebut merupakan landasan dan kerangka pikir untuk memahami serta
menerapkan Pendidikan kewarganegaraan.Pendidikan kewarganegaraan merupakan kebutuhan
yang sangat mendesak bagi bangsa dalam membangun kehidupan yang aman, nyaman, damai,
sejahtera. Dalam membangun demokrasi berkeadaban dibutuhkan generasi bangsa yang
cerdas, berkarakter kokoh. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat
dibutuhkan, pertama, meningkatnya gejala dan kecenderungan tidak political literacy atau tidak
“melek” politik dan tidak mengetahui cara kerja demokrasidan lembaga-lembaganya; kedua,
meningkatnya politichal apatishm yang ditunjukkan dengan sedikitnya keterlibatan warga
negara dalam proses-proses politik. Pembentukan warga negara yang cerdas secara intelektual,
emosional, sosial, serta spiritual benar-benar merupakan tuntutan dan keniscayaan. Disinilah
eksistensi pendidikan kewarganegaraan menjadi sarana yang sangat pentingbagi negara-negara
demokrasi termasuk negara Indonesia agar dapat melahirkan generasi bangsa yang mengetahui
nilai-nilai kebangsaan berdasarkan Pancasila dan memiliki keterampilan yang diperlukan
dalam mentransformasikan, mengaktualisasikan, dan melestarikan segala hal yang dimiliki oleh
NKRI.

Kata kunci: Eksistensi, Pendidikan Kewarganegaraan, karakter, Kokoh


66 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Abstract:

Citizenship education is an integral part of the national education system.Therefore


the civic education process needs to be addressed in the curriculum and learning on all paths
and levels of education.Functions and roles in the context of achieving national educational
objectives, civic education are designed, developed, implemented and evaluated in the context of
the embodiment of national education objectives.They are the foundation and frame of mind for
understanding and applying civic education.Citizenship education is a very urgent need for the
nation in building a safe, comfortable, peaceful, prosperous life.In building a civilized
democracy, it needs a generation of intelligent, strong-minded nation.There are several reasons
why civic education is urgently needed, firstly, the rise in political literacy and not political
literacy and not knowing the workings of democracy and its institutions;Secondly, the increased
politichal apathism is demonstrated by the lack of citizen involvement in political processes.The
intellectual, emotional, social, and spiritual formation of intelligent citizens is really a demand
and necessity.This is where the existence of civic education becomes a very important tool for
democratic countries including the state of Indonesia in order to give birth to a generation of
nations who know the values of nationality based on Pancasila and have the necessary skills in
transforming, actualizing and preserving everything that is owned by NKRI.

Keywords: Existence, Civic Education, Character, Solid

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan unsur semata tetapi juga mengandung makna
terpenting suatu negara yang harus dijadikan pengetahuan dan pijakan dalam
diperhatikan. Sistem pendidikan yang tepat berfikir dan bertindak bangsa Indonesia.
maka akan membawa kemajuan bagi suatu Fenomena maraknya KKN, tingginya
negara dan begitupun sebaliknya disaat angka pengangguran, transaksi jual beli gelar
sistem pendidikan tidak tepat maka kemajuan dan rendahnya mutu pendidikan, serta
negara di pertaruhkan. Kehidupan berbangsa diperparah lagi dengan adanya tawuran,
dan bernegara Indonesia mengalami suatu demontrasi anarkis, penyalahgunaan narkoba,
perubahan dan perkembangan yang sangat perdagangan manusia, kejahatan seksual,
besar terutama berkaitan dengan kondisi kriminalitas meningkat, budaya lulusan
pendidikan kewarganegaraan yang tumbuh sekolah yang memilukan sangat mudah
dalam diri bangsa Indonesia. Di era reformasi ditemui dikehidupan bangsa Indonesia saat
dan globalisasi, kondisi Pancasila seakan- ini. Murid-murid sekolah dari tingkat SD
akan “hilang dari jiwa dan raga sebagian sampai dengan perguruan tinggi sudah
besar generasi bangsa” dan bahkan hanya mengenal, bahkan mempraktikan beberapa
cenderung dijadikan slogan semata. Padahal hal tersebut. Memang tidak semua para
Pendidikan Kewarganegaraan sesungguhnya pelajar kita bertindak seperti itu tetapi
tidak hanya dibutuhkan bangsa Indonesia semakin lama fenomena ini. menjadi. Murid-
murid SMP, SMA, bahkan mahasiswa sering
kedapatan membawa
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 67

senjatatajam mulai dari samurai, golok Isu-isu global seperti demokrasi, hak asasi
sampai ikat pinggang bergerigi di dalam tas manusia dan lingkungan hidup turut pula
pada saatmereka masih menggenakan mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi
seragam sekolah, dan ini sungguh juga ditandai dengan pesatnya perkembangan
memperihatinkan. ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
Eksistensi sebuah bangsa dapat di bidang informasi, komunikasi, dan
diukur dari sejauh mana bangsa itu mampu transportasi membuat dunia menjadi
memberikan kontribusi yang nyata bagi transparan seolah-olah menjadi sebuah
kemajuan peradaban dunia. Peradaban yang kampung tanpa mengenal batas negara.
maju adalah produk dari bangsa yang maju, Kondisi ini akan mempengaruhi pola pikir,
yang didalamnya terdapat masyarakat yang pola sikap, dan tindakan masyarakat
memiliki pola pikir dan perilaku yang maju
Indonesia.2
pula. Setiap bangsa pasti memiliki adat
Pendidikan kewarganegaraan
istiadat, kebudayaan, bahasa, serta sistem
sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di
kepercayaan yang berbeda-beda antar satu
seluruh dunia, meskipun dengan berbagai
dan lainnya. Meskipun berbeda, nilai- nilai
macam istilah atau nama. Mata Kuliah
dasar yang dijadikan pedoman bagi setiap
tersebut sering disebut sebagai civic
bangsa pada umumnya adalah nilai- nilai
education, citizenship education dan bahkan
yang hampir sama, yaitu sebuah nilai luhur
ada yang menyebut sebagai democracy
yang berimplikasi positif bagi kemajuan
education. Mata kuliah ini memiliki peranan
ummat manusia. Tak ada satupun bangsa
yang strategis dalam mempersiapkan warga
didunia ini yang berpedoman pada sebuah
negara yang cerdas, bertanggung jawab dan
nilai yang bertentangan dengan
berkeadaban. Berdasarkan keberhasilan
nilai-nilai kemanusian
pengembangan dan pemeliharaan
(nilai Universal).1 pemerintahan demokrasi .
Pendidikan Kewarganegaraan (civic Berdasarkan Undang Undang
education) tidak bisa lepas dari konteks Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
ikhtiar kalangan perguruan tinggi untuk tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta
menemukan format baru pendidikan Surat Keputusan Direktur Jenderal
demokrasi di Indonesia sekaligus Pendidikan Tinggi Departemen
mengantisipasi tuntutan global. Globalisasi Pendidikan Nasional Nomor
ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga- 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu- rambu
lembaga kemasyarakatan internasional, pelaksanaan kelompok mata kuliah
negara- negara maju yang ikut mengatur pengembangan kepribadian di perguruan
perpolitikan, perekonomian, sosial budaya, tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan
dan pertahanan keamanan global. Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan

1
Farida Sekti Pahlevi, “REAKTUALISASI
PANCASILA SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS
2
Karuna Darani, accessed April 2, 2017,
PENDIDIKAN MORAL BANGSA http://www.kompasiana.com/karunadarani/pen
INDONESIA,” Al-Adabiya: Jurnal tingnya
Kebudayaan Dan Keagamaan 9, no. 1 -pendidikan kewarganegaraan-di-
(2014): 21–44. perguruan-tinggi- pada-era
globalisasi_54f76d8aa33311d6338b495d.
68 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan nasionalisme dan patriotisme yang tidak


tersebut maka kelompok mata kuliah mudah goyah sangat diharapkan oleh negara
pengembangan kepribadian tersebut wajib Indonesia.
diberikan di semua fakultas dan jurusan di
seluruh perguruan tinggi di Indonesia.3 PENDIDIKAN KARAKTER
Selanjutnya dalam Pasal 56 Undang-Undang Pendidikan Kewarganegaraan
Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan dibentuk oleh dua kata, ialah kata
Tinggi kembali dikukuhkan wajib adanya “pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”.
mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan, Untuk mengerti istilah pendidikan, dapat
yang masing-masing merupakan entitas utuh melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia
psikopedagogis/andragogis.4 (KUBI) atau secara lengkap lihat definisi
Sebuah bangsa bisa disebut sebagai pendidikan dalam Undang-Undang Republik
bangsa yang maju dan kuat apabila nilai- Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
nilai dasar yang menjadi pedomannya benar- Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1),
benar termanifestasi dalam perilaku sehari- yang berbunyi;
hari. Sehingga dalam kehidupan berbangsa Pendidikan adalah usaha sadar dan
tidak ada lagi perilaku penyimpangan, terencana untuk mewujudkan suasana
penyelewengan, penjajahan, diskriminasi dan belajar dan proses pembelajaran agar
perilaku- perilaku negatif lainnya. Bangsa peserta didik secara aktif
Indonesia saat ini seolah sedang berada pada mengembangkan potensi dirinya
posisi yang rentan terhadap berbagai untuk memiliki kekuatan spiritual
pengaruh dan masalah. keagamaan, pengendalian diri,
Berbagai permasalahan terjadi di kepribadian, kecerdasan, akhlak
bangsa ini dan bermacam-macam wujudnya, mulia, serta keterampilan yang
bisa masuk ke aspek apa saja termasuk aspek diperlukan dirinya, masyarakat,
pendidikan. Hampir disetiap sektor bangsa dan negara.5
kehidupan tidak luput dari permasalahan Batasan tentang pendidikan,
yang tidak kunjung terselesaikan. Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu
Perguruan tinggi manusia, mengandung banyak aspek dan
merupakan wadah menempa generasi bangsa sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya
untuk menjadi tonggak utama kemajuan yang kompleks itu maka tidak sebuah
bangsa Indonesia. Mental generasi bangsa batasanpun yang cukup memadai untuk
yang kokoh, tidak mudah terpengaruh oleh menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.
faham radikal atau rasis, Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh
para ahli beranekaragam, dan

3
Ahmad Kaelan & Zubaidi,
“Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi,”
Yogyakarta: Paradigma, 2007.
4
“Pedoman Matakuliah Pendidikan 5
“Undang-Undang Republik Indonesia
Kewarganegaraan (Pkn) Sebagai Mata Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Kuliah Wajib Umum (MKWU)” (DIKTI- Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1),”
MKWU, 2014). n.d.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 69

kandungannya berbeda satu dari yang anak-anak, agar mereka baik sebagai manusia
lainnya.6 maupun sebagai anggota masyarakat
Batasan pendidikan yang berbeda dapatlah mencapai
berdasarkan fungsinya adalah (a) Pendidikan keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir
sebagai proses transformasi budaya, batin yang setinggi-tingginya.
pendidikan diartikan sebagai kegiatan Pendidikan menurut Deweyadalah
pewarisan budaya dari satu generasi ke proses pembentukan kecakapan
generasi yang lain; (b) Pendidikan sebagi fundamental secara intelektual dan emosional
proses pembentukan pribadi, pendidikan kearah alam dan sesama manusia.7
diartikan sebagai suatu kegiatan yang
Menurut Ki Supriyoko,
sistematis dan sistemik terarah kepada
pendidikan adalah strategi untuk
terbentuknya kepribadian peserta didik; (c)
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga meningkatkan kualitas manusia.8
negara, pendidikan diartikan sebagai suatu Dari pengertian diatas kemudian
kegiatan yang terencana untuk membekali dapat disimpulkan bahwa; (1) pendidikan
peserta didik agar menjadi warga negara adalah aktivitas manusia; (2) untuk
yang baik; (d) Pendidikan sebagai penyiapan memberikan tuntunan, bimbingan,
tenaga kerja, pendidikan diartikan sebagai pengajaran, dan latihan; 3) dilakukan dengan
kegiatan membimbing peserta didik sehingga sengaja, teratur, dan berencana; 4) perjanjian
memiliki bekal dasar untuk bekerja. mengubah tingkah laku anak didik ke arah
Pendidikan memegang peranan kedewasaan.
penting dalam kehidupan, baik individu Karakter berasal dari bahasa Yunani
maupun masyarakat, dan tidak dapat yang berarti to mark atau menandai dan
dipisahkan dari kehidupan masyarakat. memfokuskan bagai-mana mengaplikasikan
Kebutuhan akan pendidikan dari masyarakat nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
semakin hari semakin meningkat, sesuai tingkah laku, sehingga orang yang tidak
dengan perkembangan zaman. Pendidikan jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek
erat kaitannya dengan nilai-nilai yang ada lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
dalam masyarakat dan kebudayaan. Jadi Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
bagaimanapun dengan kaidah moral disebut dengan
sederhananya peradapan suatu berkarakter mulia.9
masyarakat, di dalamnya berlangsung suatu Karakter mulia berarti individu
proses pendidikan. Menurut Ki Hajar memiliki pengetahuan tentang potensi
Dewantara menyatakan bahwa pengertian dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai
pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis,
memberikan tuntunan pada segala kekuatan kritis, analitis, kreatif dan inovatif,
kodrat yang pada
7
Rahmi, “Kontribusi Matematika Dalam
Pembentukan Karakter Siswa,” Jurnal
6
Tirtaraharja Umar La Sulo and Umar Ekotrans 12 No. 1 (2013).
Tirtarahardja, “Pengantar Pendidikan,” 8
Ibid.
Jakarta: PT. Rineka, 2005. 9
Edi Saputra, “Eksistensi PKn Sebagai
Pendidikan Nilai Dalam Membangun
Karakter Bangsa,” TINGKAP 8, no. 2
(2012): 145–158.
70 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, Pendidikan karakter adalah suatu


cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, warga sekolah yang meliputi komponen
jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, tindakan untuk melaksankan nilai-nilai
bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
berinisiatif, berpikir positif, disiplin, Esa (TYME), diri sendiri, sesama
antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga
bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menjadi insan kamil. Pendidikan karakter
menghargai waktu, pengabdian/ dedikatif, dapat dimaknai sebagai budi pekerti yaitu
pengendalian diri, produktif, ramah, cinta yang melibatkan aspek pengetahuan
keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, (cognitive), sikap (affective) perasaan
tertib. Individu juga memiliki kesadaran (felling) dan tindakan. Menurut Thomas
untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan Likona tanpa ketiga aspek tersebut
individu jugamampu bertindak sesuai potensi
pendidikankarakter tidak akan efektif.11
dan kesadarannya tersebut. Karakteristik
Alur pikir pembangungan karakter
adalah realisasi perkembangan
menempatkanpendidikan menjadi salah satu
positif sebagai individu (intelektual,
strategi dasar daripembangunan karakter
emosional, sosial, etika, dan perilaku).
bangsa yang dalam
Individu yang berkarakter baik atau unggul
pelaksanaanyaharus dilakukan secara
adalah seseorang yang berusaha melakukan
koheren dengan beberapa strategiyang
hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang
mencakup sosialisasi atau
Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan,
penyadaran,pemberdayaan, pembudayaan
bangsa dan negara serta dunia internasional
dan kerjasama seluruhkomponen bangsa.
pada umumnya dengan
Pembangunan karakter dilakukandengan
mengoptimalkan potensi
pendekatan sistematik dan integratif
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
denganmelibatkan keluarga, satuan
kesadaran, emosi dan motivasinya
pendidikan, pemerintah,masyarakat sipil,
(perasaannya).
anggota legislatif, media massa, duniausaha
Menurut Ghufron karakter adalah jati
dan industri (Kemdiknas, 2011:6), seperti
diri, kepribadian dan watak yangmelekat ada
terlihatpada bagan berikut:
diri seseorang. Karakter selalu melekat
dengan dimensi fisik dan psikis individu.
Karakter bangsa yang merupakan jati diri
yang meruakan kumulasi dari karakter
karakter warga masyarakat suatu bangsa.10

10
Anik Ghufron, “Integrasi Nilai-Nilai 11
Rifki Afandi, “Integrasi Pendidikan
Karakter Bangsa Pada Kegiatan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di
Pembelajaran,” Cakrawala Pendidikan Sekolah Dasar,” PEDAGOGIA 1, no. 1
29 (2010): 13–24. (2016): 85–98.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 71

kepribadiannya sebagai manusia


seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang dihadapi, bahwa
mahasiswa adalah sebagai generasi
bangsa yang harus memiliki visi
intelektual, religius, berkeadaban,
berkemanusiaan dan cinta tanah air
dan bangsanya.
b. Misi, Pendidikan Kewarga- negaraan
di perguruan tinggi adalah
untuk membantu
Berdasarkan alur pikir bagan tersebut
mahasiswa memantabkan
diatas, pendidikan merupakan salah satu
kepribadiannya, agar secara konsisten
strategi dasar dari pembengunan
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
harus dilakukan secara koheren dengan
tanah air dalam menguasai,
beberapa strategi lain. Strategi tersebut
menerapkan dan mengembangkan
mencakup sosialisasi atau
ilmu
penyadaran,
pengetahuan, teknologi dan seni
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama
dengan rasa tanggung jawab dan
seluruh komponen bangsa. Pembangunan
bermoral.
karakter dilakukan dengan pendekatan
Oleh karena itu kompetensi yang
sistematik dan integratif dengan melibatkan
diharapkan mahasiswa adalah untuk menjadi
keluarga, satuan pendidikan, pemerintah,
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
masyarakat, dan dunia industri. (sumber:
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
buku induk pembangunan karakter, 2010)
berkeadaban. Selain itu kompetensi yang
diharapkan agar mahasiswa menjadi
TUJUAN PENDIDIKAN
KEWARGA- NEGARAAN warganegara yang memiliki daya saing,
Berdasarkan keputusan DIRJEN berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam
DIKTI NO 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan membangun kehidupan yang damai
Pendidikan Kewarganegaraan adalah berdasarkan sistem nilai Pancasila.12
dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi Ruang lingkup Pendidikan Kewarga-
sebagai berikut: negaraan di perguruan tinggi meliputi
a. Visi, pendidikan kewargane-garaan di substansi kajian sebagai berikut: 13
perguruan tinggi adalah merupakan 1) Hakikat pendidikan kewarga-
sumber nilai dan pedoman dalam negaran dalam pengembangan
pengembangan dan penyelenggaraan
program studi, guna
mengantarkan mahasiswa 12
Kaelan & Zubaidi, “Pendidikan
memantapkan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi.”
13
“Pedoman Matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (Pkn) Sebagai Mata
Kuliah Wajib Umum (MKWU).”
72 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

kemampuan utuh sarjana atau kebangsaan Indonesia dalam konteks


profesional. pergaulan dunia.
2) Esensi dan urgensi identitas 9) Urgensi dan tantangan
nasional sebagai salah satu ketahanan nasional bagi
determinan dalam pembangunan Indonesia dalam membangun
bangsa dan karakter yang bersumber komitmen kolektif yang kuat dari
dari nilai-nilai Pancasila seluruh komponen bangsa untuk
3) Urgensi integrasi nasional sebagai mengisi kemerdekaan Indonesia.
salah satu parameter persatuan dan Pendidikan Kewarganegaraan
kesatuan bangsa dalam wadah Negara bertujuan mengembangkan kompetensi
Kesatuan Republik Indonesia. warga negara dalam berpartisipasi secara
4) Nilai dan norma yang terkandung bertanggung jawab serta sesuai dengan
dalam konstitusi di Indonesia dan konstitusi (UUD 1945) yang
konstitusionalitas ketentuan di bawah dikembangkan di era reformasi ini
UUD dalam konteks kehidupan menduduki posisi strategis dalam karakter
bernegarakebangsaan Indonesia kebangsaan. Dengan kata lain nation and
5) Harmoni kewajiban dan hak character building merupakan visi
negara dan warga negara dalam mengIndonesiakan orang Indonesia. Sebab
tatanankehidupan demokrasi meskipun secara yuridis formal seseorang
Indonesia yang bersumbu pada berstatus sebagai WNI tetapi dikhawatirkan
kedaulatan rakyat dan musyawarah karakternya bukan sebagai bangsa Indonesia,
untuk mufakat. misalkan berkarakter liberalis, otoriter, dan
6) Hakikat, instrumentasi, dan anarkis. Pendidikan Kewarganegaraan
praksis demokrasi Indonesia yang bertujuan untuk mendidik kebangsaan warga
bersumber dari Pancasila dan negara dalam masyarakat pluralis untuk
Undang-Undang Dasar Negara menjamin integrasi bangsa dalam bingkai
Republik Indonesia Tahun 1945 kesatuan dalam keberagaman.
sebagai wahana penyelenggaran Pendidikan Kewarganegaraan
negara yang sejahtera dan termasuk pendidikan kebangsaan yang sangat
berkeadilan. progressif, sebab dalam pengembangan
7) Dinamika historis karakter kebangsaan tidak
konstitusional, sosiaL-politik, sebatas pada cultural nation tetapi juga pada
kultural, serta konteks political nation.
kontemporer penegakan hukum
dalam konteks pembangunan negara EKSISITENSI PENDIDIKAN KEWARGA-
hukumyang berkeadilan. NEGARAAN
8) Dinamika historis, dan urgensi Perjuangan bangsa Indonesia dimulai
Wawasan Nusantara sebagai dari masa sebelum dan selama penjajahan,
konsepsi dan pandangan kolektif dilanjutkan dengan merebut kemerdekaan
hingga mengisi
kemerdekaan. Setiap tahapan tersebut
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 73

melahirkan tantangan yang berbeda sesuai Eksistensi mata kuliah Pendidikan


dengan kondisi masa saat itu. Tantangan Kewarganegaraan di perguruan tinggi secara
jaman ditanggapi oleh bangsa Indonesia yuridis berpijak pada ketentuan perundang-
berdasarkan kesamaan nilai- nilai perjuangan
undangan sebagai berikut:15
bangsa, yang dilandasi dengan jiwa dan
1) Undang Undang Dasar Negara
tekad kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh
Republik Indonesia Tahun 1945;
dan berkembang menjadi kekuatan yang
mampu mendorong proses terwujudnya 2) Undang Undang Nomor 20 Tahun
NKRI. 2003 tentang Sistem Pendidikan
Eksistensi Pendidikan Nasional
Kewarganegaraan dalam memperkokoh 3) Undang Undang nomor 12 Tahun
karakter bangsa Indonesia di lingkup 2012 tentang Pendidikan Tinggi
perguruan tinggi bisa dilihat dari beberapa 4) Undang Undang nomor 17 Tahun
perspektif, diantaranya perspektif akademik, 2007 tentang Rencana
perspektif yuridis dan perspektif politis. Pembangunan JangkaPanjang
a. Perspektif Akademik, 2005-2025.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 5) Peraturan Pemerintah Republik
memiliki visi sebagai nation and character Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
building. Yakni membangun karakter sebagaimana telahdiubah dengan
manusia Indonesia yang Pancasilais, karena Peraturan Pemerintah RI Nomor 032
ideologi Pancasila merupakan identitas bagi Tahun 2013 tentang Standar Nasional
bangsa Indonesia.Selain berdimensi identitas, Pendidikan.
Pancasila juga berdimensi humanitas (sila 6) Peraturan Pemerintah Republik
kedua dankeempat) dan universalitas (sila Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang RencanaPembangunan Jangka
pertama dan keempat).14 Ketika Indonesia
Menengah Nasional 2010- 2014.
menjadi negara merdeka, proses menjadi
7) Permendikbud No 49 Tahun 2014
bangsaIndonesia terus berlangsung.
tentang Standar Nasional
Perjalanan sebagai negara merdeka, Negara
Pendidikan Tinggi
Indonesia sering dihadapkan pada konflik
8) Surat Keputusan Dirjen Dikti
sosial yang keras dan gerakan separatis yang
Depdiknas RI No. 43
sangat potensial menimbulkan disintegrasi
/Dikti/Kep/2006 Tentang Rambu-
bangsa. Dengan demikian Pendidikan
Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata
Kewarganegaraan sangat diperlukan demi
Kuliah Pengembangan Kepribadian
keberlangsungan dan kejayaan Bangsa
diPerguruan Tinggi.
Indonesia yang memiliki karakter
9) Surat Edaran Dirjen Dikti No
berdasarkan Pancasila.
914/E/T/2011 tentang
b. Perspektif Yuridis
Penyelenggaraan
14
Sartono Kartodirdjo, Pembangunan
Bangsa (Aditya Media, 1994). “Pedoman Matakuliah Pendidikan
15

Kewarganegaraan (Pkn) Sebagai Mata


Kuliah Wajib Umum (MKWU).”
74 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

PerkuliahanPendidikan Pancasila di perguruan tinggi dapat digambarkan sebagai


Perguruan Tinggi.
berikut:17
c. Perspektif Politis
1. Pancasila ditempatkan dan dimaknai
Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai entitas inti yang menjadi
secara akademis memiliki akar keilmuan
sumber rujukan dan ukuran
yang jelas yakni ilmu politik, artinya
keberhasilan dari keseluruhan ruang
Pendidikan Kewarganegaraan tidak akan
lingkup mata kuliah Pendidikan
rentan dari pengaruh baik dari dalam maupun
Pancasila dan Pendidikan
luar yang sekiranya dapat merongrong
Kewarganegaraan.
karakter bangsa Indonesia. Oleh karenanya
2. Undang Undang Dasar Negara
akar ilmu Pendidikan yang jelas serta
Republik Indonesia Tahun 1945,
pembahasan materi yang jelas akan
Bhinneka Tunggal Ika dan Negara
memperkokoh karakter dari generasi bangsa
Kesatuan Republik Indonesia
khususnya para pelajar dan mahasiswa.
ditempatkan sebagai bagian integral
Karena merekalah yang akan mengisi kursi
dari pembangunan kehidupan dan
kepemimpinan kedepannya untuk
penyelenggaraan negara yang
memperbaiki citra karakter pemimpin saat ini
berdasarkan atas Pancasila.
yang sebagian besar sangat mencederai
Dengan adanya perkembangan baru
bangsa Indonesia.
dalam pengorganisasian pendidikan
Untuk perguruan tinggi, sesuai
kewarganegaraan tersebut, terdapat
dengan amanat Undang-Undang Nomor 12
kebutuhan dan tantangan baru bagi semua
Tahun
dosen Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
2012, dikemas dan diwadahi dalam dua mata
kuliah yakni mata kuliah Pendidikan berikut:18
Pancasila yang lebih menekankan pada 1. Penguatan dan penyempurnaan PKn
pendekatan filosofis-ideologis dan secara komprehensif memberi
sosioandragogis dalam konteks nilai ideal tantangan sekaligus menimbulkan
dan istrumental Pancasila dan UUD implikasi terhadap peningkatan
NRI1945, dan mata kuliah Pendidikan kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, dan
Kewarganegaraan yang lebih menekankan kinerja dosen PKn secara
pada pendekatan psiko-andragogis dan sosio- berkelanjutan. Dosen
kultural dalam konteks nilai instrumental dan dituntutmenguasai secara mendalam
praksis Pancasila dan UUD NRI 1945, serta dan komprehensif latar belakang dan
nilai kontemporer kosmopolitanisme.16 semangat perubahan tersebut mulai dari
Secara paradigmatik kurikuler irisan nama, visi misi, substansi, strategi
pembelajaran,dan penilaian PKn.
antara pendidikan Pancasiladan Pendidikan
Kewarganegaraan di Penguatan kurikulum PKn ini juga
menuntut adanya perubahan pola pikir,
pola sikap dan pola tindak,

16
17
Ibid.
18
Ibid.
Ibid.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 75

serta budaya profesional guru, terkait dalam arti luas memiliki kedudukan, fungsi,
dimensi pengetahuan dan peranyang sangat penting. Pendidikan
kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan pada dasarnya merupakan
kewarganegaraan, keterampilan salahsatu bentuk pendidikan karakter yang
kewarganegaraan, keteguhan dikembangkan secara sistematis dan
kewarganegaraan, komitmen sistemik.Dalam konteks itu pendidikan
kewarganegaraan, dan kompetensi kewarganegaraan tidak bisa
kewarganegaraan. dipisahkandari
2. Penetapan adanya dua mata kuliah kerangkakebijakan nasional pembangunan
wajib umum di perguruan tinggi bangsa dan karakter.
memberi tantangan sekaligus Pendidikan kewarganegaraan
menimbulkan implikasi terhadap sangat penting untuk menanamkan nilai- nilai
penyegaran, pengadaan dosen cinta tanah air, moralitas, dan jiwa
Pendidikan Pancasila dan dosen kebangsaan yang menjadi identitas dan
Pendidikan Kewarganegaraan secara karakter bangsa dalam mencapai integritas
berkelanjutan. Dosen dituntut bangsa, sehingga dijadikan sebagai dasar
menguasai secara mendalam dan yang kuat dan kokoh untuk mengembangkan
komprehensif latar belakang dan yang dan membina
terkandung dalam visi, misi, substansi, kepribadian pada generasi muda bahkan
strategi, pembelajaran, dan penilaian
setiap warga negara Indonesia.19
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan
Kewarganegaraan. Penguatan
mengembangkan nilai-nilai dan
profesionalisme dosen ini juga
mendorong kesadaran terhadap hak dan
menuntut adanya perubahan pola pikir,
kewajiban warga negara serta
pola sikap dan pola tindak, serta
mengimplementasikannya dalam
budaya profesional guru, terkait
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
dimensi pengetahuan
bernegara. Konstitusi Negara Republik
kewarganegaraan, sikap
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
kewarganegaraan, keterampilan
komponen bangsa Indonesia, khususnya
kewarganegaraan, keteguhan
generasi muda sebagai generasi penerus.
kewarganegaraan, komitmen
Indonesia harus menghindari sistem
kewarganegaraan, dan kompetensi
pemerintahan otoriter yang memeasung hak-
kewarganegaraan yang seyogyanya
hak warga negara untuk menjalankan prinsip-
dimiliki oleh para dosen tersebut.
prinsip demokrasi dalam kehidupan
URGENSI PENDIDIKAN KEWARGA- bermasyarakat, berbangsa dan
NEGARAAN DALAM bernegara.20
MEMPERKOKOH KARAKTER
BANGSA
Dalam konteks pembangunan bangsa
dan karakter (nation and character building) 19
Arif Mansyuri, Kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraan (Sidoarjo: Masmadia Buana Pustaka,
2012), 17.
20
Ibid.
76 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Kehidupan yang demokratis di dalam internal seperti KKN, destibilisasi,


kehidupan sehari-hari separatisme, teror dan sebagainya; dan
dilingkungan keluarga, sekolah, ketiga, bagaimana menjaga “roh” reformasi
masyarakat, pemerintaan, dan organisasi- tetap berjalan pada relnya. Atas dasar itu
organisasi non pemerintahan perlu dikenal, maka perlu ada langkah-langkah strategis,
dipahami, diinternalisasi dan diterapkan yaitu; pertama, reformasi sistem yang
demi terwujudnya menyangkut perumusan kembali falsafah,
pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. kerangka dasar dan perangkat legal sistem
Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran politik; kedua, reformasi kelembagaan
bela negara, penghargaan terhadap hak asasi yang menyangkut
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian pengembangan dan pemberdayaan lembaga-
lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, lembaga politik dan ketiga, pengembangan
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar kultur atau budaya politik yang lebih
pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, demokratis dan tertanamnya komitmen untuk
kolusi dan nepotisme.21 lebih baik.22
Pendidikan kewarganegaraan Apabila yang pertama dan kedua
begitu sangat penting, maka senantiasa tidak lebih didominasi oleh eksekutif dan legislatif,
hanya untuk dipahami semata namun wajib yang ketiga harus dilakukan oleh seluruh
diimplementasikan dalam kehidupan sehari- elemen masyarakat mulai dari masyarakat
hari dilingkungan keluarga dan lingkungan sipil sampai elit politik. Pemberdayaan ini
masyarakat secara luas.Perkembangan harus dilakukan secara menyeluruh,
globalisasi yang ditandai dengan kuatnya berkesinambungan dan dalam bingkai
pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan paradigma yang jelas. Adapun media yang
internasional dan pengaruh negara-negara dianggap tepat untuk mencapai sasaran
lain dalam percaturan politik, ekonomi, tersebut salah satunya adalah melalui
sosial-budaya, agama, pendidikan, ketahanan pembelajaran civic education (Pendidikan
dan keamanan. Kondisi demikian akan Kewarganegaraan). Di tingkat perguruan
banyak meimbulkan berbagai konflik tinggi, nilai strategis dari pembelajaran ini
kepentingan, baik antara sesama warga ialah meningkatnya kesadaran komprehensif
negara, sesama negara maju, negara maju mahasiswa terhadap masalah bangsa. Pada
dengan negara berkembang, sesama negara gilirannya hal itu akan berujung pada
berkembang maupun antar lembaga lembaga keterlibatan (partisipasi efektif) dan
nasional maupun internasional. tumbuhnya kesadaran tanggung jawab untuk
Indonesia saat ini negara dan bangsa memperbaiki kualitas hidup sosial dan politik
dihadapkan pada permasalahan pokok yaitu secara keseluruhan.
yang pertama, tantangan dan Falsafah Pancasila merupakan identitas
nasional bangsa Indonesia. Nilai- nilai luhur
kepribadian bangsa Indonesia
pusaran globalisasi; kedua, masalah
22
Misbahul Munir and Amirulloh, Kewarganegaraan
21
Ibid., 17– (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2011), 24.
18.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 77

yang terdapat dalam falsafah Pancasila dilanggar itu harus ditegakkan. Dari uraian
diantaranya adalah sikap sopan santun, diatas penulis berharap tidak akan ada lagi
saling menghargai, saling menghormati, yang namanya penegakan hukum masih
menjunjung tinggi hak asasi manusia, diwarnai dengan kecurangan oleh aparat
bergotong royong, patriotisme dan hukum Indonesia diantaranya kepolisian,
nasionalisme, serta berkeadilan di semua kejaksaan, pengadilan serta lembaga
bidang kehidupan. Maka dari itu, dalam kemasyarakatan. Pandangan keadilan dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara hukum nasional bersumber pada dasar
senantiasa harus berpegang teguh kepada negara. Pancasila sebagai dasar negara atau
Pancasila di berbagai aspek kehidupan. falsafah negara (fiolosofische grondslag)
Senada dengan apa yang dikemukakan oleh sampai sekarang tetap dipertahankan dan
Teguh Prasetyo; “Dengan demikian masih tetap penting bagi negara Indonesia.
Pancasila merupakan norma tertinggi yang Secara aksiologis, bangsa Indonesia
kedudukannya lebih tinggidari konstitusi merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
atau UUD,”.23 Penempatan Pancasila (subcriber of values Pancasila). Bangsa
sebagai norma tertinggi harus dijadikan Indonesia yang berketuhanan, yang
sebagai pemandu bagi setiap berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
pembentukan norma hukum di Indonesia, berkerakyatan, dan yang berkeadilan
sehingga secara hierarki norma yang lebih sosial.24
rendah tidak boleh bertentangan dengan Upaya memperkokoh karakter bangsa
norma hukum yang lebih tinggi. Dengan Indonesia melalui implementasi pendidikan
demikian, sudah dapat dipastikan karakter kewarganegaraan maka bisa dilihat bahwa
bangsa Indonesia dapat kokoh, walaupun pendidikan karakter telah mengidentifikasi
diterpa tantangan yang datang silih 18 nilai yang bersumber dari agama,
berganti bangsa Indonesia tidak bisa Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
goyah. Kokoh disini mengandung makna
nasional, yaitu:25
kuat, tangguh, teguh pendirian, tidak
mudah terombang ambing, tidak mudah 1) Religius, perilaku yang didasarkan
putus asa, tegar, bisa mengatasi masalah pada upaya menjadikan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang sebagai orang yang selalu dapat
merupakan kepribadian bangsa Indonesia. dipercaya dalam perkataan, tindakan,
Setiap warga negara dalam dan pekerjaan.
pergaulan bermasyarakat harus 2) Jujur, perilaku yang didasarkan pada
memperhatikan dan melaksanakan upaya menjadikan dirinya sebagai
(mentaati) peraturan hukum, agar tercipta orang yang selalu dapat
kehidupan yang tertib dan tenteram. Kalau
terjadi pelanggaran terhadap peraturan
hukum yang berlaku, peraturan yang 24
Farida Sekti Pahlevi, “REVITALISASI
PANCASILA DALAM PENEGAKAN
Teguh Prasetyo, “Hukum Dan Sistem
23 HUKUM YANG BERKEADILAN DI
Hukum Berdasarkan Pancasila,” INDONESIA,” Justicia
Cetakan Pertama, Yogyakarta: Media Islamica 13, no. 2 (2016),
Perkasa, 2013, 70. http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/justic
ia/arti cle/view/585.
25
Afandi, “Integrasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di
Sekolah Dasar.”
78 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

dipercaya dalam perkataan, tindakan menunjukkan kesetiaan, kepedulian,


dan pekerjaan. dan penghargaan yang tinggi terhadap
3) Toleransi, sikap dan tindakan bahasa, lingkungan fisik, sosial,
menghargai perbedaan agama, suku, budaya, ekonomi dan politik
etnis, pendapat, sikap dan tindakan bangsanya.
orang lain yang berbeda dari dirinya. 12) Menghargai prestasi, sikap dan
4) Disiplin, tindakan yang tindakan yang mendorong dirinya
menunjukkan perilaku tertib dan untuk menghasilkan sesuatu yang
patuh pada berbagai ketentuan dan berguna bagi masyarakat, mengakui
peraturan dan menghormati keberhasilan orang
5) Kerja keras, perilaku yang lain.
menujukkan upaya sunggung- 13) Bersahabat/komunikatif, tindakan yang
sungguh dalam mengatasi berbagai memperlihatkan rasa senang berbicara,
hambatan belajar dan tugas serta bergaul dan bekerjasama dengan orang
menyelesaikan tugas dengan sebaik- lain.
baiknya. 14) Cinta damai, sikap, perkataan dan
6) Kreatif, berpikir dan melakukan tindakan yang menyebabkan orang lain
sesuatu yang menghasilkan cara atau merasa senang dan aman atas
hasil baru berdasarkan apa yang telah kehadiran dirinya.
dimiliki. 15) Senang membaca, kebiasaan
7) Mandiri, sikap dan perilaku yang menyediakan waktu untuk membaca
tidak mudah tergantung pada orang berbagai bacaan yang memberikan
lain dalam menyelesaikan tugas- kebajikan bagi dirinya.
tugas. 16) Peduli sosial, sikap dan tindakan yang
8) Demokratis, cara berfikir, bersikap selalu ingin memberi bantuan kepada
dan bertindak yang menilai sama hak orang lain dan masyarakat yang
dan kewajiban dirinya dan orang lain. membutuhkan.
9) Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan 17) Peduli lingkungan, sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk yang selalu berupaya mencegah
mengetahui lebih mendalam dan kerusakan lingkungan alam di
meluas dari apa yang dipelajarinya, sekitarnya, dan mengembangkan
dilihat dan didengar. upaya-upaya untuk memperbaiki
10) Semangat kebangsaan, cara berfikir, kerusakan alam yang sudah terjadi.
bertindak dan wawasan yang 18) Tanggung jawab, sikap dan perilaku
menempatkan kepentingan bangsa seseorang untuk melaksanakan tugas
dan negara di atas kepentingan diri dan kewajibannya, yang seharusnya dia
dan kelompoknya. lakukan, terhadap dirinya sendiri,
11) Cinta tanah air, cara berfikir, bersikap masyarakat, lingkungan (alam sosial
dan berbuat yang dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 79

Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan (civic


(civic education) pada masa globalisasi ini education ) harus mampu menjadikan dirinya
haruslah dimaknai sebagai jalan yang sebagai salah satu instrumen pendidikan
diharapkan akan mampu mengantar bangsa untuk pemberdayaan bagi masyarakat,
Indonesia menciptakan bangsa yang terutama peserta didik yang sedang dalam
berkarakter berdasarkan Pancasila sehingga proses pembelajaran pendidikan ini. Selain
demokrasi, good governance, negara hukum itu, pendidikan kewarganegaraan harus dapat
dan masyarakat sipil yang relevan dengan dijadikan wahana dan instrumen untuk
tuntutan global bisa terwujud. Tentunya melakukan social enginering dalam rangka
ekspektasi ini harus disertai dengan tindakan membangun modal sosial yang efektif bagi
nyata bangsa ini, khususnya dalam lingkup tumbuhnya kultur demokrasi dalam
Perguruan Tinggi untuk mengapresiasi dan kehidupan masyarakat , berbangsa dan
mengimplementasikan Pendidikan bernegara serta tumbuhnya masyarakat
Kewarganegaraan dalam dunia
madani yang memiliki karakter kokoh.26
pendidikan secara maksimal. Jadi, hasil
Solusi yang ditawarkan dalam
pembelajaran Pendidikan
kerangka pendidikan kewarganegraaan yang
Kewarganegaraan (civic education) sangat
berkeadaban adalah metode dan proses
penting artinya untuk mewujudkan generasi
pendidikan yang tidak saja memberikan
bangsa yang memiliki karakter kokoh dalam
pengetahuan, akan tetapi juga aktivitas untuk
menghadapi segala tantangan yang
membangun kesadaran, kedewasaan,
datang silih
kemandirian, serta pembebasan. Karakter
berganti.Untuk mencapai tujuan
yang disebutkan pada nilai-nilai terakhir
pendidikan kewarganegaraan seperti
inilah yang merupakan hakikat pendidikan
tersebutdi atas, sangat dibutuhkan model dan
strategi pembelajaran yang humanistik yang dan demokrasi atau pendidikan kewargaan.27
mendasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa Perlu digarisbawahi juga bahwa
adalah manusia yang mempunyai potensi setiap negara sangat memerlukan warga
dan karakteristik yang berbeda-beda. negara yang bertanggung jawab. Penanaman
Mahasiswa diposisikan sebagai subjek, pendidikan kewarganegaraan akan
sementara dosen diposisikan sebagai menciptakan warga negara yang sadar akan
fasilitator dan mitra dialog mahasiswa. hak dan kewajibannya serta memiliki
Materi hendaknya disusun berdasarkan karakter bangsa Indonesia yang kokoh.
kebutuhan dasar mahasiswa, bersifat Dengan demikian, bangsa dan negara
fleksibel, dinamis dan fenomenologis Indonesia tidak akan bisa diombang
sehingga materi tersebut bersifat kontekstual ambingkan oleh pengaruh yang
dan relevan dengan tuntutan dan perubahan
masyarakat lokal, nasional, dan global.

26
Jazim Hamidi and Mustafa Lutfi, Civic
Education: Antara Realitas Politik Dan
Implementasi Hukumnya (PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010), 128–29.
27
Ibid.
80 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

mengancam keutuhan serta kejayaan Darani, Karuna. Accessed April 2, 2017.


NKRI. http://www.kompasiana.com/karu
nadarani/pentingnya-pendidikan
PENUTUP
kewarganegaraan-di-perguruan-
Bangsa Indonesia harus kuat dalam
tinggi-pada-era
menghadapi tantangan dari berbagai penjuru
globalisasi_54f76d8aa33311d6338
di era globalisasi ini. Terwujudnya bangsa
b495d.
Indonesia berkarakter yang kokoh
Ghufron, Anik. “Integrasi Nilai-Nilai
digambarkan oleh baik dan buruknya segala
Karakter Bangsa Pada Kegiatan
hal yang dilakukan oleh bangsa Indonesia
Pembelajaran.” Cakrawala
serta mampu tidaknya menghadapi ujian
Pendidikan 29 (2010): 13–24.
yang datang silih berganti di berbagai aspek
Hamidi, Jazim, and Mustafa Lutfi. Civic
kehidupan. Sejalan dengan tujuan pendidikan
Education: Antara Realitas Politik
kewarganegaraan membentuk
Dan Implementasi Hukumnya. PT
kepribadian yang sesuai dengan Pancasila
Gramedia Pustaka Utama, 2010.
dan karakter bangsa Indonesia maka, disaat
Kaelan & Zubaidi, Ahmad. “Pendidikan
ingin menjadi bangsa yang berkualitas
Kewarganegaraan Untuk
hendaknya lebih
Perguruan Tinggi.” Yogyakarta:
memperhatikan semua aspekkehidupan, baik
Paradigma, 2007.
melalui pendidikan formal, informal, dan non
Kartodirdjo, Sartono. Pembangunan Bangsa.
formal. Perguruan tinggi mempunyai peran
Aditya Media, 1994.
yang cukup besar, mempersiapkan generasi
La Sulo, Tirtaraharja Umar, and Umar
bangsa yang akan menjadi tonggak
Tirtarahardja. “Pengantar
keberlangsungan, kejayaan dan kemajuan
Pendidikan.” Jakarta: PT. Rineka,
Bangsa dan Negara Indonesia. Sehingga
2005.
dalam proses pembelajaran dihimbau agar
Mansyuri, Arif. Kewarganegaraan.
tidak hanya melakukan transfer pengetahuan
Sidoarjo: Masmadia Buana Pustaka,
semata, akan tetapi harus diimbangi dengan
2012.
implementasi sesuai dengan tujuan dan cita-
Munir, Misbahul, and Amirulloh.
cita Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewarganegaraan. Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka, 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Pahlevi, Farida Sekti. “REAKTUALISASI
Afandi, Rifki. “Integrasi Pendidikan Karakter PANCASILA SEBAGAI UPAYA
Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah PENINGKATAN
Dasar.” PEDAGOGIA 1, no. 1
(2016): 85–98. KUALITAS PENDIDIKAN MORAL
BANGSA
INDONESIA.” Al-Adabiya: Jurnal
Kebudayaan Dan Keagamaan 9, no.
1 (2014): 21–44.
———. “REVITALISASI PANCASILA
DALAM PENEGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN
DI
Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan. . . | 81

INDONESIA.” Justicia Islamica 13,


no. 2 (2016).
http://jurnal.stainponorogo.ac.id/i
ndex.php/justicia/article/view/58 5.
“Pedoman Matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (Pkn) Sebagai
Mata Kuliah Wajib Umum
(MKWU).” DIKTI-MKWU, 2014.
Prasetyo, Teguh. “Hukum Dan Sistem
Hukum Berdasarkan Pancasila.”
Cetakan Pertama, Yogyakarta: Media
Perkasa, 2013.
Rahmi. “Kontribusi Matematika Dalam
Pembentukan Karakter Siswa.”
Jurnal Ekotrans 12 No. 1 (2013).
Saputra, Edi. “Eksistensi PKn Sebagai
Pendidikan Nilai Dalam
Membangun Karakter Bangsa.”
TINGKAP 8, no. 2 (2012): 145–158.
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat
(1),” n.d.

Anda mungkin juga menyukai