Nim : 105131109021
Kelas : 21 C
IDENTITAS NASIONAL
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan Nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu harus di
serahkan kepada negara kebangsaan. Jadi identitas nasional adalah kepribadian atau jati diri
nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang dimana secara filosofis dapat membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional.
Dengan terwujudnya suatu identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka,
berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara
lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas
sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan
identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan
Itu adalah faktor bawaan bangsa seperti geografi, ekologi dan demografi. Kondisi ekologi
geografis menjadikan Indonesia sebagai wilayah kepulauan dengan iklim tropis yang terletak di
persimpangan pertukaran antara berbagai wilayah dunia di Asia Tenggara, partisipasi dalam
demografi, ekonomi, sosial dan Budaya Indonesia. Sedangkan faktor kondisional atau subjektif
hal tersebut merupakan kondisi yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional. Faktor
subjektif meliputi kepemilikan faktor sejarah, sosial, politik dan budaya Bangsa Indonesia.
Faktor sejarah ini mempengaruhi proses pembentukan bangsa dan negara Indonesia, serta
identitasnya melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat dari hasil berbagai interaksi faktor itu.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang
dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor
sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Negara Indonesia diikat oleh
kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati
oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin di
beberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol
pemersatu bangsa yang bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di
Sejarah mencatat bahwa kemajemukan bangsa Indonesia telah ada sejak sejak lama dan
menjadi entitas yang membanggakan (Sudharto, 2011). Indonesia sebagai komunitas politik dan
sosial lahir dari gagasan bersama yang berakar dari kesepakatan berbagai komponen masyarakat
yang berbeda. Gagasan bersama inilah yang mempertautkan warga masyarakat yang majemuk
itu menjadi satu kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Meskipun demikian, sebagaimana
umumnya sebuah bangunan, bangsa Indonesia juga terdiri dari sejumlah kelompok kesatuan
sosial yang diikat oleh kesamaan etnisitas, sistem kepercayaan dan kesamaan lainnya (Sairin,
2002: 64). Kemajemukan tetap menjadi ciri masyarakat Indonesia, kendati masyarakatnya telah
keragaman internal. Artinya, dalam suatu kelompok etnik atau suatu kelompok agama tertentu
masih kita menemukan keragaman secara internal. Kemajemukan masyarakat Indonesia juga
bersifat tersegmentasi, karena suatu kelompok etnik tertentu identik dengan agama tertentu,
bermukim di suatu wilayah tetentu. Orang Bali, identik dengan agama Hindu, tinggalnya di
Pulau Bali. Karena bersifat kompleks dan tersegmentasi, maka peluang untuk terjadinya
disintegrasi nasional menjadi cukup besar. Untuk itu, bangsa Indonesia perlu belajar dari
perpecahan yang terjadi pada negara lain seperti Yugoslavia, Cekoslowakia dan Uni Sovyet.
Sejarah pembinaan rasa persatuan dan kesatuan (unity and diversity) di bawah slogan “Bhinneka
Tunggal Ika” memang telah mengalami pasang surut dan telah menimbulkan pengorbanan bagi
bangsa Indonesia yang majemuk. Berbagai masalah sosial politik yang kompleks telah timbul
dan menjadi problem yang panjang mengiringi perjalanan bangsa sampai saat ini. Kesenjangan
sosial ekonomi antarkelompok dan ketidakadilan yang memicu bagi lahirnya berbagai konflik
sosial baik secara horizontal maupun secara vertikal menjadi isyarat bahwa wawasan kebangsaan
dan kemajemukan tidak lagi menjadi landasan dasar yang absah dalam pengelolaan negara,
dapat mengikat setiap warga masyarakat yang berbeda dalam sebuah sistem yang selama ini
dikenal sebagai kebudayaan nasional. Salah satu fungsi kebudayaan nasional menurut
Koentjaraningrat (1981) adalah sebagai sistem gagasan dan simbol yang dipakai oleh segenap
warga negara yang berbeda untuk saling berkomunikasi sehingga dapat memperkuat solidaritas.
Pengembangan budaya nasional sebagai perekat sosial menjadi tanggung jawab kolektif bangsa
Indonesia. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
dengan tetap menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya. Olehnya itu, pengembangan budaya nasional perlu dilakukan secara terencana,
1. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar abad ke-16
sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa. Menurut
faham kapitalis, individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang
dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal
seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh
negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah
terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta
tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh
kepenguasaan feodal.
Teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19 dalam konteks Revolusi
Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan
kepemilikan modal, untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk
membimbing penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik dan
pasaran. Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan kekuatan
kepemilikan modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan
2. Marxisme
Karl Marx dilahirkan tahun (1918-1883) di Treves, yaitu sebuah kota kecil di wilayah
Rhineland Jerman. Beliau keturunan Yahudi dari ayah dan ibunya, yang kemudian ayahnya
pindah agama ke Protestan. Marx menerima pendidikan di Universitas Bon, Berlin dan Jena.
Sebagai orang yang cerdas pemikirian Marx telah menyumbangkan manfaat besar bagi
masyarakat dunia, termasuk terhadap ilmu pengetahuan dan politik. Pada dasarnya Marx sangat
memahami bagaimana politik dapat diciptakan apabila ekonomi masyarakat sudah mampu
dibangun.
Sebagaimana dikatakan oleh Hendry J. Schmandt bahwa : “ Marx sangat anti agama
(“aku membenci semua tuhan,” demikian ia pernah berkata), dan filsafatnya didasarkan atas
minuman, pakaian dan tempat tinggal sebelum mereka terlibat dalam masalah politik, ilmu seni
dan agama. Pembentukan sarana kebutuhan pokok yang sangat mendesak ini, hal tersebut dapat
menjadi pondasi yang di atasnya institusi sosial dan ide-ide dibangun”. (2005. hal: 516).
Marx merupakan kritikus dari paham liberalisme klasik. Dia berpikir bahwa manusia
mempunyai suatu tujuan yang cukup berbeda dari pemenuhan nafsu yang sederhana atau
pengejaran kesenangan. Dia berpikir bahwa manusia sebagai makhluk hidup yang mana
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya untuk suatu
kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan dasar untuk makan,
tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh masyarakat. Barang dan jasa akan diproduksi
dengan cara tidak menggunakan semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi
mereka untuk menjadi kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu,
sehingga orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang akan
bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. (hal 110). Marx meyakini
bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis akan mengatasi penurunan
dan akan mengijinkan pemenuhan potensi sosial orang-orang. Namun, dalam perkembangannya
ajaran Marx atau Marxisme telah menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan negara
di Barat yang melahirkan revolusi industri. Dalam perkembangannya adanya revolusi industri
yang ditandai dengan berbagai penemuan baru dan peletakkan mesin sebagai alat ampuh dalam
produksi ternyata belum merasuk diterima masyarakat, bahkan saat itu menimbulkan gejolak
baru karena sebagian masyarakat terutama yang tenagannya tidak terpakai karena adanya mesin
produksi harus terpinggirkan. Upaya untuk menjawab permasalahan dilakukan para kaum
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari teori
yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu sampai teori
sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang mempunyai kesamaan dalam seruan mereka
akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling tidak terhadap beberapa alat produksi tertentu.
Beberapa aliran sosialisme berbeda dalam beberapa hal 5 yang mendasar, yaitu:
(1) Tingkat dan sejauh mana kepemilikan dan kontrol bersama terhadap milik itu
dijalankan.
(2) Doktrin ideologis dan filosofis yang menjadi dasar program-programnya dan
Orang-orang sosialis berpendapat bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik melalui
pembagian kerja dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan
gagasan tentang pembagian ekonomis dalam konsep politis yang sederajat. Mereka yang kecewa
dengan kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam
beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang mempertanyakan keadilan
dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada Francois
Babeuf (1760-1797) yang berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada
kekayaan diatas bumi ini. Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi bahwa paling tidak
harus ada tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika dampak
teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (1760-1825), aristokrat yang bertempur
dengan Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak waris seharusnya dihapuskan, bahwa
setiap orang seharusnya bekerja, dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil produksi adalah
“dari tiap-tiap orang menurut kemampuannya, untuk setiap orang menurut kebutuhannya”.
4. Komunisme
pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju Komunisme
yang sebenarnya: pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi
alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis. Langkah pertama adalah membawa kaum
proletariat pada posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol negara. Pemerintahan oleh
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Masyarakat kapitalis merupakan hasil dari suatu ideologi ideologi liberal. Berkembangnya
sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan
kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak
hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan individualitas. Hak milik pribadi tidak ada
karena akan menimbulkan kapitalisme, yang pada gilirannya akan melakukan penindasan pada
kaum proletar. Oleh karena itu, hak milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif dan
Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara dianggap sebagai manifestasi dari
manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara revolusioner (perubahan secara
cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya
pemerintahan negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingannya pada
kelas proletar. Demikian juga dengan hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada hak
kolektif sehingga hak individual pada hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini
Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx menyatakan bahwa
manusia adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan sarana-
sarana kehidupan, sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi,
kebudayaan, dan agama. Dalam hal ini, komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena
manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya.
Ciri utama Komunisme : manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial,
manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah
komunitas dan bukannya individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu akan
menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu harus diganti dengan hak milik
kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya pada
kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan negara adalah
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial, mengubah masyarakat secara revolusioner
harus berakhir dengan kemenangan proletar. Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang
yang meletakan kepentingan pada kelas proletar.Selain itu negara yang menganut komunisme
bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang dan menekan kehidupan agama.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai
komunis.
2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat.
Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, Partai Komunis Indonesia, dan
Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di
negara komunis tidak ada partai oposisi.Jadi komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati
HAM. Siapa yang menciptakan ideologi komunisme? Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei
1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori
5. Leninisme
Nicolai Lenin (1870-1924) dilahirkan dengan Vladimir Llyich Ulyanov, putra intelektual
kelas menengah. Ayahnya pegawai sekolah, dan ibunya anggota bangsawan. Lima anak dalam
keluarga ini semuanya menjadi revolusi, salah satunya dihukum mati pada usia tujuh belas
karena melakukan persekongkolan menentang Tzar. Lenin belajar di Universitas Kazan tetapi
dikeluarkan karena melakukan agitasi politik. Ia kemudian pindah ke St. Peterburg, di sana ia
belajar hukum dan diijinkan untuk menjalani profesi ini. Propagandanya tentang doktrin Marxis
menyebabkannya ditawan dan dideportasi ke Siberia selama tiga tahun. Selama pengasigannya di
sana, ia menggunakan nama Lenin, diambil dari sungai Lena yang terletak dekat tempat
tahanannya. Pada tahun 1900 ia meninggalkan Rusia, menghabiskan sebagian besar waktunya di
London, Paris, dan Genewa. Lima tahun kemudian ia kembali berpartisipasi dalam revolusi yang
gagal tahun 1905. Terpaksa melarikan diri untuk menghindari penawanan, ia menghabiskan
propaganda rahasia. Awal April tahun 1917, ia kembali ke Rusia dengan bantuan pemerintah
Jerman. Pada November tahun yang sama, ia memimpin penggulingan yang berhasil menentang
rejim moderat Kerensky yang menggantikan pemerintah Tzarist hanya enam bulan sebelumnya.
6. Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa pemimpin.
Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan pemaksaan oleh negara adalah
bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat. (Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan
Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti
faham atau ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-
lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai diantara manusia, dan akan mempertahankan
penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas. Anarkis adalah teori
politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik,
ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan
aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat
menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir
dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu
dengan yang lainnya. Atau dalam tulisan Bakunin yang terkenal. Kebebasan tanpa sosialisme
adalah ketidakadilan dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan.
Anarkisme berpendapat bahwa ketika institusi pemerintahan tidak lagi ada untuk
mencegah dan menahan rasa kemanusiaan kita, suatu kelimpahan kegiatan masyarakat yang
besar akan terjadi. Orang-orang akan melakukan semua jenis mutualitas dan kerja sama yang
tanpa pamrih. Oleh karena itu, orang-orang anarkis memandang penggulingan kekuasaan
pemerintah sebagai pintu pembuka sisi baik dari sifat manusia. (hal 66).Orang-orang anarkis
sangat sensitif kepada sumber-sumber pemaksaan yang terpisah dari negara. Mereka juga
penindasan perbedaan, mereka berpendapat bahwa setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan
utama yang sama. Orang-orang anarkis lebih menyukai bentuk demokrasi langsung, (hal 78).
teknologi. Orang-orang anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat
teknologi sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati pada
tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai kemanusiaan, (hal 78).
7. Fasisme
Tokoh terkenal yang menggulirkan faham Fasis adalah Benito Musolini pada sekitar abad
ke-20 di Italia. Musolini memiliki gagasan “gilanya” untuk menguasai dunia, ia pernah berkata
berkata “kita telah menciptakan mitos kita. Mitos kita adalah sebuah keyakinan, sebuah
keyakinan besar. Mitos tidak harus berupa realitas, mitos kita adalah bangsa, mitos kita adalah
kebesaran bangsa, dan untuk mitos ini, untuk kebesaran inilah, kita ingin mengubahnya menjadi
kenyataan, kita taklukkan semuanya”. (Hendry J. Schmandt: 595: 2005). Bagi lenin “negaralah
yang menciptakan bangsa”. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari
bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada
kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini
merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Selain itu fasisme merupakan sebuah
paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini,
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito Mussolini dan
gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang selama Perang Dunia
II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat
pada suatu keyakinan mistis terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini
diilustrasikan dengan fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang superioritas bangsa
Arya dan keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168). Orang-orang fasis
percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Intinya yaitu
bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh
negara kepadanya, (hal 171). Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan
dengan otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi tidak
8. Liberalisme
Jefferson (1743-1826). Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap
orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan berekspresi.
Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur
seseorang selain dirinya sendiri. Imej liberal dalam kehidupan politik mempunyai pengaruh yang
kuat. Pemikiran-pemikiran liberal berkembang didalam suatu sistem pemikiran politis yang
yang mencerminkan pilihan rakyat, (hal 17). Tema yang penting dari liberalisme yaitu kebebasan
individu, (hal 22). Orang-orang liberal berpendapat bahwa persamaan yang dimiliki oleh setiap
manusia seperti kebijakan publik yang harus didasarkan pada konsep hak-hak asasi dan 14
perlakuan yang adil. Orang-orang liberal berpendapat bahwa kebijakan publik seharusnya
didasarkan pada hak-hak dasar dan perlakuan yang sama, (hal 46). Pada akhir abad ke-18, di
Inggris telah terjadi revolusi di bidang ilmu pengetahuan. Revolusi ini berlanjut dengan revolusi
teknologi dan industri. Akhirnya kedua revolusi tersebut membawa perubahan orientasi
masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Ideologi liberal berpangkal pada
pemikiran, bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas (liberty).
Menurut paham liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan
terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang senantiasa
berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama
akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang
menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi
manusia lainnya). Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan
9. Konservatisme
bahwa manusia memiliki kemampuan, karakter dan kualitas yang berbeda-beda. Bagi mereka,
tentang perintah, batas-batas kebebasan, dan keadilan. Tujuan dari institusi konservatif yaitu
untuk menata dunia sehingga menadi tempat yang layak bagi setiap orang untuk bekerja dalam
batas kemampuannya. Tentara, Gereja, keluaga, dan badan hukum merupakan institusi-institusi
yang mencerminkan konsep tradisional tentang perbedaan dan hirarki peranan, (hal 8).
Walaupun orang-orang konservatif percaya pada hak-hak dasar tertentu, tetapi mereka
berpendapat bahwa tujuan institusi politik yaitu untuk meyakinkan bahwa perbedaan-perbedaan
memandang pasar sebagai institusi yang akan menghargai kemampuan dan kerja keras ketika
mengalihkan tujuan usaha yang dilakukan oleh orang-orang yang kurang produktif dimasyarakat,
(hal 46).
10. Nasionalisme
bernegara. Jika berbicara mengenai nasionalisme atau kesadaran nasional, pengertian ini sering
Memang nasionalisme adalah kolonialisme pada zaman penjajahan, dan nasionalisme merupakan
antithesis terhadap kolonialisme. Nasionalisme sebagai suatu gejala historis telah berkembang
sebagai jawaban atas kondisi politik, ekonomi, dan sosial, khususnya, yang ditimbulkan oleh
situasi kolonial.
rendah, dimana mayoritas kebijakan yang dikeluarkan berkiblat kepada neoliberalisme dan trans
nasional. Sejumlah pemerhati mengatakan nasionalisme pada diri pemuda sudah mulai
mengalamai degradasi dan hal itu di akibatkan oleh terus menerus tergerus oleh nilai-nilai diluar,
dengan bukti maraknya pertikaian antar remaja dan perkelahian antar etnis atau antar kelompok
masyarakat hal ini merupakan salah satu tanda runtuhnya nilai-nilai nasionalisme dalam diri
pemuda. Sehingga kesejahteraan rakyat bukan lagi menjadi prioritas utama, kepedulian terhadap
Fenomena yang lihat adalah munculnya sifat individualisme dalam kehidupan di zaman
ini. Karena rendahnya sifat peduli terhadap sesama sudah mulai pudar, hal ini mempengaruhi
rendahnya cinta kepada tanah air. nasionalisme saat ini yang dibutuhkan adalah nasionalisme
solidaritas sosial, yaitu kepedulian dan rasa tanggungjawab antara warga bangsa karena mulai
pudar di masyarakat maupun elite politik. 3 Bisa dilihat bahwa banyak pemuda yang tidak peduli
Pemuda saat ini lebih tertarik kepada hal-hal yang bersifat kesenangan semata. Pandangan trans
nasional merupakan suatu hal yang patut juga dikhawatirkan dampaknya bagi negara di mana
11. Individualisme
Individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang ideal dari
konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang minimal dan tidak ada
wajib militer.Tidak ada keyakinan atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat
diganggu gugat. Para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.
Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan unik. Karena
pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang utama, maka mereka
pemerintahan harus memberikan bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah dalam
bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka akan memperkenalkan kompetisi
kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan menengah. Mendorong kompetisi antara sekolah-
sekolah akan menghasilkan kualitas yang lebih tinggi. Bagi konservatif individualis, masyarakat
politis tertentu mungkin bergantung kepada inisiatif individual, (hal 69). Konservatif individualis
percaya pada ketidaksempurnaan. Dan mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk kehidupan
5. NASIONALISME
Nasionalisme adalah sebuah paham yang direalisasikan dalam sebuah gerakan yang
mendambakan kepentingan bersama, yaitu kepentingan bangsa (nation), walaupun mereka terdiri
dari masyarakat yang majemuk. Bangsa mempunyai pengertian totalitas yang tidak membedakan
suku, ras, golongan, dan agama. Di antara mereka ter cipta hubungan sosial yang harmonis dan
berbagai organisasi sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan. Upaya penggalangan kebersamaan
ini sering kali bertujuan meng hapus superioritas kolonial terhadap suatu bangsa yang telah me
Secara etimologis, term nasionalisme, natie, dan national, ke semuanya berasal dari
bahasa Latin, yakni natio, yang berarti bangsa yang dipersatukan karena kelahiran. Kata natio ini
berasal dari katanascie yang berarti dilahirkan. Karena itu, jika dapat dihubungkan secara
objektif maka yang paling lazim dikemukakan adalah bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah,
individu adalah untuk negara bangsa":58 atau "sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok
suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah, serta kesamaan cita-
cita dan tujuan, dan dengan demikian merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap
bangsa". 59
Dalam konteks ini, kata kunci dalam nasionalisme adalah supreme loyality terhadap kelompok
bangsa. Kesetiaan itu muncul karena ada nya kesadaran akan identitas kolektif yang berbeda
dengan yang lain. Pada kebanyakan kasus, hal itu terjadi karena kesamaan keturunan, bahasa
atau kebudayaan. Akan tetapi, ini semua bukanlah unsur yang subtansial sebab yang paling
penting dalam nasionalisme adalah ada nya "kemauan untuk bersatu" (a living and active
coorporate will).
Oleh karena itu, "bangsa" merupakan konsep yang selalu berubah, tidak statis, dan juga tidak
given, sejalan dengan dinamika kekuatan kekuatan yang melahirkannya. Nasionalisme tidak
selamanya tumbuh dalam masyarakat multi ras, bahasa, budaya, dan bahkan multi agama.
Amerika dan Singapura, misalnya, adalah bangsa yang multi ras; Switzerland adalah bangsa
dengan multi bahasa; dan Indonesia, yang sangat fenomenal, adalah bangsa yang merupakan
integrasi dari berbagai suku yang mempunyai aneka bahasa, budaya, dan juga agama.
6. ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI
Pancasila adalah dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita
ketahui seluruh dunia pendidikan yang ada di Indonesia mengajarkan nilai-nilai islam yang
tercantum di dalam tiap sila Pancasila, sehingga akan menjadi suatu hal yang aneh apabila di
wilayah Indonesia terkhusus yang berlatar belakang Agama Islam tidak paham atau tidak
mengerti apa saja Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang terkandung didalam tiap sila Pancasila.
Ketuhanan yang Maha Esa tidak kita temukan dalam pemahaman sifat Tuhan pra-Islam
kemudian bergerak masa Hinddu-Buddha yang me-nyembah banyak dewa tidak mengilhami
nilai ideologi Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai Ke-tuhanan Yang Maha Esa jelas mengadopsi
kon-sep bertuhan Islam, hal ini begitu jelas dan tegas Tuhan berfirman dalam Quran: "Tuhan
kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa" (Qs.an-Nahl [16]: 22), "Dan Allah berfirman: "Janganlah
kamu menyembah dua tuhan, hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa (Qs.an-Nahl [16]: 51). Islam
sebagai ajaran agama yang menerapkan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan Allah.
Peletakan ideologi Ketuhanan Islam dalam Sila Pertama Pancasila adalah tepat mengingat bahwa
Islam telah berkembang sebagai agama Nusantara yang mewarnai kehidupan manusia Nusantara
sejak lama hingga kini. Penerapan ideologi Islam dalam Pancasila Sila Pertama tidaklah me-
ngandung makna menutup hak hidup bagi pemeluk agama lainnya di Indonesia.
Peletakan Sila pertama Pancasila dengan Ketuha-nan yang Maha Esa sebagai landasan
ideo logi negara merupakan kemenangan para ideolog muslim Indonesia. Nilai Pancasila telah
mengadopsi ideologi utama Islam yaitu Tauhid. Tauhid adalah dasar utama dalam sokoguru
bangu-nan ajaran Islam. Ideologi Islam yang berazaskan Tauhid telah diterapkan oleh para
Bapak Pendiri Bangsa dengan meletakkannya pada Sila pertama Pancasila. Ayat Quran sebagai
basis Tauhid umat Islam terdapat dalam banyak ayat Quran, dan salah satu yang menegaskan
nilai Tauhid adalah Quran Surah Al Ikhlas. Surah Al-Ikhlas diakui sebagai inti dari ajaran Islam,
yaitu Pengakuan atas Keesaan Tuhan. Nilai ini kemudian diletak-kan dalam basis utama fondasi
Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila menunjukkan sebuah kesadaran sikap
penghargaan atas nilai-nilai kemanusiaan tanpa me mandang suku agama, bangsa dan negara
Kema nusiaan melampaui batas negara, ia adalah sikap untuk dengan sadar menghargai nilai-
nilai kema nusiaan VIALSME Nilai kemanusiaan menolak sikap chau yang mementingkan
kebenaran dirinya dibandingkan manusia yang lain. Penghargaan atas manusia ini menuntut
sikap perilaku manusia yang adil Adil terhadap dirinya, adil terhadap manusia lainnya, karena
Persatuan Indonesia mengandung makna sebuah persatuan berbagai ragam bahasa, budaya, suku,
dan beragam kehidupan manusia Indonesia. Inilah semangat nasionalisme Indonesia yang bera
gam. Penghargaan atas keberagaman dalam persa tuan dalam Islam tergambar jelas dalam firman
Allah Swt:
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal"
Masyarakat Islam Indonesia sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar melihat adanya
sebuah nilai-nilai kesadaran bangsa melalui nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
Mengutamakan basis ideologi yang konstruktif dalam Islam akan menjadikan masyarakat
Muslim Indonesia jauh dari semangat saling menghancurkan. Sebagai masya rakat yang
beragam, maka setiap komponen bangsa menyadari bahwa setiap masalah yang dihadapi
kepentingan kelompok atau golongan. Prinsip-prinsip musyawa rah begitu diutamakan dalam
Quran, dan hal tersebut telah diletakkan dalam fondasi ideologi permu syawaratan rakyat yang
Islam adalah agama yang mengutamakan kemaslahatan umat, dengan demikian menjadi logis
bahwa Islam mengutamakan musyawarah dan kerjasama konstruktif untuk mencapai suatu
tujuan yang diharapkan. Kerjasama dan sikap saling meno long begitu utama dalam Islam
sehingga Rasulullah Saw dalam menghadapi berbagai peperangan perlu mengundang para
sahabat untuk bermusyawarah. Rasulullah adalah orang yang suka bermusyawarah dengan para
sahabatnya, bahkan beliau adalah orang yang paling banyak bermusyawarah dengan sahabat.
perang uhud, bermusyawarah dengan mereka di perang khandak, beliau mengalah dan
mengambil pendapat para pemuda untuk membiasakan mereka bermusyawarah dan berani
dengan para sahabatnya di perang khandak, beliau pernah berniat hendak melakukan perdamaian
dengan suku ghatafan dengan imbalan sepertiga hasil buah madinah agar mereka tidak
Konsep keadilan sosial dalam Islam juga berbeda dengan keadilan sosial dalam sistem
sosialisme. Keadilan sosial dalam Islam memiliki basis tauhid, dimana Allah Swt sebagai Maha
Pencipta menciptakan segala benda bagi kesejahteraan umat manusia. Harta diyakini sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa dan setiap orang berhak untuk memper oleh karunia ciptaanNya
tersebut. Jika diruntut keadilan sosial Islam dengan Pancasila sila Kelima, maka Sila Pertama
Pancasila (tauhid) mewarnai setiap sila, maka sebagai Bangsa kita meyakini bahwa harta yang
kita peroleh adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa dan untuk itu maka kekayaan negara harus