Anda di halaman 1dari 10

MENJADIKAN JIWA NASIONALISME SEBAGAI SENJATA DALAM

MENGHADAPI DAMPAK DARI GLOBALISASI

DITULIS OLEH :
RAGA ULUM PATRA PRAMONO (E0023401), Fakultas Hukum UNS (Penulis
1)
Email : ragaulum29@student.uns.ac.id
FATMA ULFATUN NAJICHA ,Fakultas Hukum UNS (Penulis 2)
Email : fatmanajicha_law@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Globalisasi telah membawa banyak perubahan signifikan dalam dunia
modern, termasuk dalam budaya, ekonomi, dan hubungan internasional. Dalam
konteks ini, menjadikan jiwa nasionalisme sebagai senjata dalam menghadapi
dampak dari globalisasi menjadi suatu hal yang penting. Artikel ini akan
membahas bagaimana pengembangan nasionalisme dapat menjadi alat yang
efektif dalam menghadapi dampak globalisasi.Pentingnya mempromosikan jiwa
nasionalisme dalam menghadapi dampak globalisasi adalah agar negara-negara
dapat menjaga nilai-nilai, norma, dan identitas budaya mereka, sambil terbuka
terhadap pertukaran dan kerjasama internasional. Jiwa nasionalisme bukanlah
tindakan isolasionisme, tetapi suatu cara untuk memastikan bahwa globalisasi
tidak menghancurkan akar-akar budaya dan nilai-nilai yang penting bagi
masyarakat. Penggunaan nasionalisme sebagai senjata dalam menghadapi
dampak globalisasi memerlukan pendidikan dan komunikasi yang efektif
kepada masyarakat, mempromosikan rasa cinta akan negara dan budaya mereka,
serta menumbuhkan kesadaran akan kepentingan bersama. Dengan demikian,
jiwa nasionalisme dapat menjadi landasan yang kokoh dalam menghadapi
perubahan global dan memastikan bahwa negara-negara dapat berkembang
dalam lingkungan global yang beragam dan berubah.
Kata Kunci : Globalisasi, Nasionalisme, Identitas Budaya,
Dampak Globalisasi, Pendidikan.
ABSTRACT
Globalization has brought many significant changes in the modern world,
including in culture, economics and international relations. In this context,
using the spirit of nationalism as a weapon in facing the impacts of
globalization is important. This article will discuss how the development of
nationalism can be
an effective tool in facing the impacts of globalization. The importance of
promoting the spirit of nationalism in facing the impacts of globalization is so
that countries can maintain their values, norms and cultural identity, while
being open to international exchange and cooperation.The spirit of nationalism
is not an act of isolationism, but a way to ensure that globalization does not
destroy the cultural roots and values that are important to society. The use of
nationalism as a weapon in facing the impacts of globalization requires
effective education and communication with the community, promoting love for
their country and culture, and raising awareness of common interests. In this
way, the spirit of nationalism can become a solid foundation in facing global
change and ensure that countries can develop in a diverse and changing global
environment.
Keywords: Globalization, Nationalism, Cultural Identity, Impact of
Globalization, Education.
PENDAHULUAN
Kewarganegaraan itu sendiri
Pendidikan Kewarganegaraan mengapa diberkan di Sekolah Dasar
dikenal dengan Pendidikan yaitu memfokuskan pembentukan
Kewiraan yang lebih menekankan warga negara yang memahami serta
pada pendidikan pendahuluan bela mampu melaksanakan hak-hak dan
negara. Pendidikan kewajibannya untuk menjadi warga
Kewarganegaraan yang diberikan negara Indonesia yang cerdas,
kepada siswa Sekolah Dasar ini terampil, dan berkarakter seperti
merupakan suatu usaha sadar dari yang diamanatkan oleh pancasila
pemerintah dalam menanamkan dan UUD 1945 yang tentunya
konsep kebangsaan yang multi bermanfaat bagi kemajuan bangsa
dimensional yang berkaitan dengan kedepannya. Mewujudkan warga
dasar-dasar pengetahuan tentang negara yang baik sejak dini bukanlah
penanaman nilai-nilai hal yang mudah untuk itu orang tua,
kewarganegaraan (civic values) atau guru pemerintah dan siswa perlu
nilai kebangsaan, sosiologi bersinergi terintegrasi demi
politik/masyarakat politik, terwujudnya warga negara Indonesia
demokrasi dan persiapan anak yang baik sesuai dengan
bangsa untuk berparti sipasi dalam implementasi Pancasila dan UUD
proses politik secara menyeluruh) 1945.
agar menjadi warga negara yang
Makna Kewarganegaraan
baik. Fungsi serta tujuan Pkn ini
adalah pengakuan hukum yang
menjadikan warga negara yang baik
diberikan oleh sebuah negara kepada
sejak dini memiliki ruang lingkup
individu sebagai warganya. Ini
yang merupakan pendekatan pada
adalah aspek utama yang
hakikat Pendidikan
menentukan identitas nasional
seseorang. Setiap negara memiliki oleh penulis lain yang relevan
undang-undang dan prosedur yang dengan topik dan masalah yang
berbeda untuk mendapatkan sedang dibahas. Yang memiliki
kewarganegaraan, yang seringkali hubungan isi materi dengan
melibatkan ujian hukum dan berkaitan dengan topik “menjadikan
administratif tertentu. Namun, jiwa nasionalisme sebagai senjata
kewarganegaraan juga dapat dalam menghadapi dampak dari
diperoleh secara otomatis, seperti globalisasi”.
saat seseorang lahir di suatu negara
atau melalui keturunan orang tua PEMBAHASAN
yang adalah warga negara. Nasionalisme merupakan
Kewarganegaraan memberikan hak- kesadaran dan kebanggaan
hak yang melindungi dan bernegara yang menimbulkan sikap
memfasilitasi individu. Selain hak- dan perasaan yang lebih
haknya, kewarganegaraan juga mementingkan kehidupan nasional
membawa tanggung jawab kepada di atas kepentingan pribadi,
individu Banyak individu saat ini golongan, daerah ataupun partai
memiliki dual kewarganegaraan, yang diwakili. Dapat dipandang
yang berarti mereka diakui sebagai sebagai usaha nation buiding yang
warga oleh dua atau lebih negara. berarti mengubah loyalitas
Hal ini dapat muncul karena masyarakat dari loyalitas yang
pernikahan, kelahiran di negara sempit, yaitu loyalitas terhadap
berbeda, atau prosedur hukum suku, agama, ras dan sebagainya,
lainnya. Meskipun dual menjadi loyalitas yang lebih luas,
kewarganegaraan dapat memberikan yaitu bangsa. (Kusumawardani,
berbagai keuntungan, seperti akses 2004) Bentuk nasionalisme
lebih besar ke pasar tenaga kerja Indonesia lahir sebagai alat gerakan
global, juga dapat menimbulkan isu- perlawanan terhadap kolonialisme
isu kompleks terkait pajak, layanan dan imperialisme. Pada dasarnya
militer, dan hak politik. nasionalisme Indonesia terlahir
METODE karena adanya politik identitas serta
solidaritas, yaitu sebuah rasa bahwa
Penulisan jurnal penelitian ini bangsa Indonesia pernah mempunyai
menggunakan metode pengumpulan peradaban yang besar (Alfaqi,
data melalui studi pustaka yang 2015). Bentuk bentuk nasionalisme
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
mengumpulkan informasi materi
dengan membaca, memahami, serta  Nasionalisme
menganalisis berbagai macam kewarganegaraan Disebut
literatur yang telah dikemukakan juga nasionalisme
sipil. Nasionalisme
jenis ini
merupakan nasionalisme
dimana negara memperoleh jenis nasionalisme dimana
kebenaran politik dari negara memperoleh kebenaran
penyertaan aktif rakyatnya, politik dari budaya bersama
”kehendak rakyat”, dan bukan sifat keturunan
”perwakilan politik”. Teori seperti warna kulit, ras dan
nasionalisme ini bermula sebagainya. Contoh yang
dibangun dan disampaikan terbaik ialah rakyat Tionghoa
oleh Jean Jacques Rousseau yang menganggap negara
(Irfani, 2016). adalah berdasarkan kepada
 Nasionalisme etnis Sejenis budaya. Unsur ras telah
nasionalisme kewarganegraan dibelakangkan di mana
dimana negara memperoleh golongan Manchu serta ras-
kebenaran politik dari budaya ras minoritas lain masih
asal atau etnis sebuah dianggap sebagai rakyat
masyarakat. Dikemukakan negara Tiongkok.
oleh Johann Gottfried von  Nasionalisme kenegaraan
Herder, yang Merupakan variasi
memperkenalkan konsep Volk nasionalisme
(bahasa Jerman untuk rakyat). kewarganegaraan, selalu
 Nasionalisme romantik digabungkan dengan
Merupakan nasionalisme nasionalisme etnis. Perasaan
organik atau nasionalisme nasionalistik adalah kuat
identitas lanjutan dari sehingga diberi lebih
nasionalisme etnis dimana keutamaan mengatasi hak
negara memperoleh kebenaran universal dan kebebasan.
politik secara semula jadi Kejayaan suatu negeri itu
hasil dari bangsa atau ras selalu kontras dan berkonflik
menurut semangat romantisme dengan prinsip masyarakat
bergantung kepada demokrasi. Penyelenggaraan
perwujudan budaya etnis yang sebuah national state adalah
menepati idealisme romantik, suatu argumen yang ulung,
kisah tradisi yang telah direka seolah-olah membentuk
untuk konsep nasionalisme kerajaan yang lebih baik
romantik. Contohnya Grimm dengan tersendiri. Contohnya
Bersaudara yang dibentuk seperti nasionalisme
oleh Herder merupakan masyarakat Belgia, yang
koleksi kisah-kisah yang secara ganas menentang demi
berkaitan dengan etnis Jerman mewujudkan hak kesetaraan
 Nasionalisme budaya (equal rights) dan lebih
Nasionalisme budaya adalah otonomi untuk golongan 5
Fleming. Secara sistematis, memproduksi alat-alat komunikasi
jika nasionalisme kenegaraan dan transportasi yang canggih
itu kuat, akan wujud tarikan merupakan salah satu usaha
yang berkonflik kepada mengurangi penggangguran dan
kesetiaan masyarakat, dan meningkatkan taraf hidup
terhadap wilayah. masyarakat.
 Nasionalisme agama
Nasionalisme agama ialah Globalisasi itu sendiri berasal
jenis nasionalisme dimana dari kata “global” yang bermakna
negara memperoleh legitimasi universal. Suparman berpendapat
politik dari persamaan agama. bahwa globalisasi merupakan proses
Meskipun begitu, lazimnya menjadikan sesuatu sebagai identitas
nasionalisme etnis adalah 28 atau ciri setiap orang di dunia
dicampuran dengan tanpa mengenal batasan wilayah
nasionalisme keagamaan. secara global. Ada pula pendapat
Misalnya, di Irlandia lain yang memandang globalisasi
semangat nasionalisme sebagai suatu proyek yang didapuk
bersumber dari persamaan oleh negara-negara adidaya,
agama mereka yaitu Katolik, sehingga bisa saja di dalam
nasionalisme di India seperti masyarakat terdapat kecurigaan
yang diamalkan oleh pengikut terhadap globalisasi atau adanya
partai BJP bersumber dari pandangan bercitra negatif mengenai
agama Hindu. (Wuri globalisasi. Dari sudut pandang
Wuryandani, 2010) tersebut, dapat diartikan bahwa
globalisasi merupakan suatu
Dengan masuknya warga kapitalisme dalam bentuk terkini
negara asing dan ditambah dengan atau paling mutakhir. Negara
adanya era Globalisasi ada juga adidaya yang memiliki kekuatan
beberapa pengaruh dari globalisasi besar dan kekayaan yang lebih akan
tersebut. Adanya modernisasi dan mengendalikan dan
globalisasi dalam budaya memproyeksikan roda
menyebabkan pergeseran nilai dan perekonomian dalam skala global,
sikap masyarakat yang semula sedangkan negara-negara kecil
irasional menjadi rasional. semakin tidak berdaya karena
Berkembangnya ilmu pengetahuan ketidak mampuan mereka dalam
dan teknologi Dengan menghadapi persaingan global.
berkembangnya ilmu pengetahuan Globalisasi cenderung memiliki
dan teknologi masyarakat menjadi pengaruh yang besar terhadap
lebih mudah dalam beraktivitas dan perekonomian global, bahkan juga
mendorong untuk berpikir lebih berpengaruh diberbagai bidang lain
maju. Dibukanya industri yang seperti pada bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi,
informasi dan komunikasi, agama, c) Peningkatan Taraf Hidup
sosial budaya, serta politik (Amrah, yang Lebih Baik Semakin
2016). Kazikame menyebutkan banyak industri yang
bahwa globalisasi memiliki dampak memproduksi berbagai
positif dan negatif dalam kehidupan macam teknologi seperti alat-
masyarakat yaitu: alat komunikasi dan
1. Dampak Positif transportasi, maka semakin
banyak pula lapangan
a) Perubahan Tata Nilai dan pekerjaan yang terbuka lebar
Sikap Adanya globalisasi bagi masyarakat. Sehingga hal
dalam budaya menyebabkan ini dapat mengurangi tingkat
pergeseran nilai dan sikap pengangguran dan taraf hidup
masyarakat yang semula masyarakat dapat mengalami
irasional menjadi rasional peningkatan.
dengan meningkatkan etos
kerja yang tinggi, suka 2. Dampak Negatif
bekerja keras, disiplin, a) Perilaku Konsumtif
mempunyai jiwa kemandirian, Banyaknya barang yang
rasional, sportif, dan lain dihasilkan oleh pesatnya
sebagainya, sebab di era perkembangan industri
globalisasi persaingan di membuat masyarakat menjadi
bidang apapun semakin ketat. semakin tertarik untuk
b) Ilmu Pengetahuan dan mengkonsumsinya karena
Teknologi Mengalami banyaknya pilihan. Namun,
Perkembangan Dengan hal ini menjadikan masyarakat
adanya perkembangan berperilaku konsumtif karena
IPTEK masyarakat menjadi membeli barang yang tidak
lebih mudah dalam sesuai dengan apa yang
beraktivitas dan mambuat dibutuhkan sehingga terjadi
pola pikir masyarakat lebih pemborosan.
maju. Selain itu juga, dengan b) Individualisme yang tinggi
adanya IPTEK kehidupan Dengan adanya kemajuan
sosial ekonomi lebih teknologi dan informasi yang
produktif, efektif, dan efisien dapat memudahkan setiap
sehingga dapat menghasilkan masyarakat Indonesia dalam
produksi dalam negeri beraktivitas, namun dengan
bermutu tinggi yang mampu adanya kemudahan tersebut
bersaing di kancah pasar masyarakat cenderung merasa
dunia internasional. tidak membutuhkan orang lain
sehinggga menjadikannya
kurang bersosialisasi dan tidak
mempedulikan lingkungan harus ditanamkan kepada
sekitarnya. Dengan demikian masyarakat sejak dini. Pendidikan
hal ini dapat membentuk 29 karakter dan pembinaan sikap
masyarakat menjadi nasionalisme pada anak usia dini
individualistik. sangatlah penting. Sebagai generasi
c) Gaya Hidup Kebarat-baratan penerus bangsa anak usia dini harus
Banyak masyarakat Indonesia memiliki sikap nasionalisme dan itu
yang menyukai budaya barat harus dipupuk dari usia sejak dini.
tanpa menyaringnya, karena Karena pentingnya penanaman sikap
menganggap lebih modern di nasionalisme ini maka lembaga
banding budaya sendiri. pendidikan yaitu, pendidikan anak
Padahal tidak semua budaya usia dini berupaya menanamkan
barat patut untuk ditiru oleh serta menumbukan sikap
masyarakat Indonesia. Hal ini nasionalisme yang kuat dengan
bisa melunturkan rasa cinta memberikan pembelajaran yang
dan bangga terhadap budaya dapat
asli Indonesia. menumbuhkan sikap nasionalisme
d) Kesenjangan Sosial tersebut. Tujuan dari penanaman
Timbulnya kesenjangan sosial sikap naisonalisme ini yaitu, supaya
di masyarakat akibat adanya anak mengenal Negara serta
perbedaan kemampuan bangsanya sendiri hingga memiliki
masyarakat dalam mengikuti semangat untuk menjaga dan
arus globalisasi, sehingga mempertahankan keragaman,
terdapat jurang pemisah antar keutuhan bangsa Indonesia, serta
masyarakat (Kazikame dalam tidak melunturnya
Amrah, 2016) sikap nasionalisme pada anak usia
Untuk mengatasi hal-hal yang dini. Melunturnya sikap
tidak diinginkan tersebut, kita harus nasionalisme pada anak usia dini
memfilter budaya yang masuk, terjadi karena tidak adanya rasa
dengan cara memilah dan memilih saling menghargai terhadap orang
budaya yang tidak merugikan dan lain, sehingga menimbulkan suatu
tidak menimbulkan ancaman untuk masalah yang serius (Rahayu &
bangsa, negara maupun diri kita Sarmini, 2022). Era globalisasi yang
sendiri. Sikap Nasionalisme harus terus berubah seiring berjalannya
ditanamkan pada setiap warga waktu mengharuskan seorang guru
negara agar memiliki sikap paham menginternalisasi nilai-nilai
mana yang dapat diterima dan nasionalisme pada peserta didik
diterapkan dan mana yang harus supaya tidak terpengaruh dan tetap
dihindari. Dalam hal ini, Sikap cinta terhadap tanah air (Junanto,
Nasionalisme dkk, 2020). Untuk itu diperlukan
metode belajar yang tepat serta
sesuai
dengan karakter anak. Metode 3. Melakukan karya wisata
belajar tersebut yaitu, sebagai
berikut: Dengan mengajak anak untuk
karya wisata ke tempat-tempat
1. Metode bernyanyi bersejarah, menjadikan pengetahuan
Bernyanyi merupakan anak akan Negara Indonesia
kegiatan yang disukai oleh anak- meningkat dan secara tidak langsung
anak. Dengan menerapkan metode akan muncul sikap peduli terhadap
bernyanyi anak akan cepat hafal dan bangsa dan negaranya
tahu. Contoh, menyanyikan lagu 4. Metode gambar
Indonesia raya secara bersama dan
lagu-lagu kebangsaan lainnya. Mengenalkan gambar para
Metode pembelajaran melalui musik pahlawam Indonesia pada anak
dirasa lebih efektif serta efisien yang dapat membuat tiingkat
dapat dimengerti dan dihafal oleh keingintahuan anak meningkat dan
anak (Seriadi, 2019). akan selalu bertanya hal-hal yang
tidak diketahuinya mengenai gambar
2. Metode bercerita tersebut.
Bercerita merupakan proses KESIMPULAN
penyampaian kisah, dongeng,
sejarah dan lain-lain. Anak usia dini Dalam era globalisasi yang terus
sanagt menykai bila seorang guru berubah, menjadikan jiwa
bercerita. Oleh karena itu, metode nasionalisme sebagai senjata adalah
bercerita ini sangat efektif dalam suatu pendekatan yang memiliki
menumbuhkan sikap nasionalisme relevansi penting dalam menjaga
anak usia dini. Menurut Dwi identitas budaya, stabilitas sosial,
Siswoyo (dalam Wuryandani, 2014) dan kedaulatan nasional. Dampak
menjelaskan ada beberapa teknik globalisasi telah membawa
yang dapat dilakukan dalam perubahan yang signifikan, baik
bercerita yaitu: dalam hal ekonomi, budaya, maupun
politik, dan respons yang konstruktif
a) Membaca langsung dari buku adalah memanfaatkan nasionalisme
cerita atau dongeng sebagai alat untuk menghadapinya.
b) Menggunakan ilustrasi dari Melalui pendekatan ini, masyarakat
buku dan pemerintah dapat bekerja sama
c) Menggunakan papan flannel untuk mempromosikan nilai-nilai
d) Menggunakan media boneka nasionalisme positif. Pendidikan
e) Menggunakan media audio nasionalisme, promosi nilai-nilai
visual budaya, dan partisipasi masyarakat
f) Anak bermain peran atau adalah elemen-elemen kunci dalam
sosiodrama
memperkuat jiwa nasionalisme. kesetiaan terhadap negara mereka,
Pemerintah harus merumuskan yang pada gilirannya akan
kebijakan yang mendukung inisiatif memperkuat kesatuan dan stabilitas
ini dan melindungi identitas budaya, nasional.
ekonomi, serta politik nasional dari
tekanan globalisasi.
Dalam proses penanaman jiwa
nasionalisme sejak dini, pendidikan
memainkan peran sentral. Sekolah
dan kurikulum pendidikan harus
merangkul pendekatan yang
mempromosikan cinta tanah air,
persatuan, dan semangat kerja sama
dalam konteks nasional. Ini
melibatkan pembelajaran tentang
sejarah, budaya, dan nilai-nilai
nasional yang memungkinkan siswa
untuk mengidentifikasi diri mereka
dengan negara mereka. Selain
pendidikan formal, keluarga dan
masyarakat juga memiliki peran
besar dalam membentuk jiwa
nasionalisme anak-anak.
Pembudayaan nilai-nilai nasional
harus diperkuat melalui nilai-nilai
yang ditanamkan dalam keluarga,
tradisi, dan interaksi sehari-hari.
Penanaman jiwa nasionalisme sejak
dini adalah investasi dalam masa
depan suatu bangsa. Hal ini tidak
hanya membentuk identitas individu,
tetapi juga menguatkan fondasi
sosial, budaya, dan politik yang
kuat. Dengan pendidikan yang tepat
dan komitmen dari semua pihak,
generasi muda akan tumbuh sebagai
warga negara yang memiliki rasa
cinta dan
DAFTAR PUSTAKA

M.N. Asrof Imtiyaz & F.U Najicha (2023) “Membangun kembali sikap
nasionalisme bangsa indonesia dalam menangkal budaya asing di era
globalisasi,” Jurnal Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN,
pp.143-144.
E. Parawangsa, dkk (2021) “Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar (SD)” jurnal pendidikan tambusai, pp. 4.
R. Lestari, dkk (2022) “Memahami Bentuk-Bentuk Nasionalisme Melalui
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan” jurnal pendid,ikan, pp. 3-4.
Elisa P. R. & F. U. Najicha “urgensi pancasila dalam menanamkan jiwa
nasionalisme pada generasi muda di era globalisasi” Jurnal Global
Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, pp. 27-29.
Nurpatimah A. (2022) “Penanaman Sikap Nasionalisme Pada Anak Usia Dini”
jurnal ilmiah Cahaya paud, pp. 56-57.

Anda mungkin juga menyukai