Anda di halaman 1dari 12

UPAYA DAN PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PENGARUH

GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

1. ERNESTY ALVITA GLADYS (03111940000001)


2. JEREMIA WIJAYA SEMBIRING KELOKO (03111940000091)
3. LUQMAN AZIZ MUHAMMAD (03111940000100)
4. MUHAMMAD IRHAM AULIARACHMAN (03111940000127)
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara memiliki kebudayaannya masing-masing. Tidak terkecuali untuk negara kita
Indonesia, yang memiliki beragam kebudayaan. “Budaya adalah suatu sistem pola terpadu,
yang sebagian besar berada di bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur
perilaku manusia sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya. (Croydon,
1973:4)”. Kebudayaan yang ada di Indonesia muncul dari aktivitas sehari-hari nenek moyang
yang kemudian menjadi kebiasaan yang turun-temurun sehingga masih diterapkan hingga
saat ini. Setiap kebudayaan dari berbagai daerah atau suku di Indonesia pun berbeda-beda.
Namun, globalisasi masuk dan mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan.

Kebudayaan merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak luput dari pengaruh
globalisasi. “Globalisasi adalah proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia
dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara
masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga (yang pernah dijajah Barat dan mayoritas
hidup dari pertanian) (Giddens, 1989)”. Perkembangan globalisasi yang pesat pun begitu
mudah diterima dan populer di kalangan masyarakat di seluruh dunia. Proses globalisasi
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga mampu
mengubah dunia. Untuk itu kita sebagai masyarakat yang berilmu harus bisa memilah milih
informasi yang kita dapatkan, agar tidak ada pergeseran kebudayaan kita kearah yang buruk.

“Merupakan setiap orang yang secara resmi telah terdaftar untuk mengikuti pelajaran
di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar antara 18 – 30 tahun. Mahasiswa adalah suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status karena memiliki ikatan dengan
perguruan tinggi (Sarwono, 1978)”. Mahasiswa sebagai kaum terpelajar diharap bisa
membawa pengaruh positif serta membatasi pengaruh budaya asing yang berpeluang merusak
budaya bangsa Indonesia. Di tengah banyaknya informasi dan pengaruh buruk di Indonesia,
banyak masyarakat Indonesia yang menelan mentah mentah informasi yang masuk tanpa
mencari tahu kevalidan informasi nya.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk mempersempit ruang lingkup pembahasan
agar penulisan menjadi lebih terarah, yaitu:

1.2.1 Bagaimanakah pengaruh perkembangan globalisasi terhadap kebudayaan di


Indonesia?
1.2.2 Apakah upaya dan peran mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi
terhadap budaya bangsa Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh perkembangan globalisasi terhadap kebudayaan di


Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui upaya dan peran mahasiswa dalam menghadapi pengaruh
globalisasi terhadap budaya bangsa Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan tentang teori kebudayaan yang ada di Indonesia dan


memberikan informasi dalam menghadapi pengaruh globalisasi terhadap
kebudayaan Indonesia

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan strategi masyarakat dalam meningkatkan peran mahasiswa dalam


menjaga kebudayaan dari pengaruh globalisasi dan mahasiswa dapat berperan
langsung dalam menjaga kebudyaan dari pengaruh globalisasi.

1.5 Metode Penelitian

“Metode ialah sebuah cara yang dilakukan dengan menggunakan berbagai prinsip terhadap
penemuan, pengesahan serta penjelasan yang benar adanya (Almadk, 1939)”. Adapun metode
penelitian yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode studi perpustakaan
baik dari buku maupun referensi lain yang mendukung.

1.6 Kerangka Pemikiran


Peran dan upaya mahasiswa
dalam menghadapi
pengaruh globalisasi
Mahasiswa memiliki
kemampuan menimalisir
Pengertian
pengaruh-pengaruh
Kebudayaan &
negatif perkembangan
Globalisasi
globalisasi terhadap
Pengaruh perkembangan kebudayaan
globalisasi terhadap
kebudayaan

Pada penulisan ini diperlukan kerangka pemikiran lebih terstruktur,maka dibuatlah kerangka
pemikiran yang diawali dengan mencari tahu pengertian kebudayaan dan
globalisasi,kemudian membahas mengenai peran dan upaya mahasiswa dalam menghadapi
pengaruh globalisasi serta pengaruh perkembangan globalisasi terhadap kebudayaan. Setelah
melalui tahapan-tahapan sebelumnya ,mahasiswa memiliki kemampuan meminimalisir
pengaruh-pengaruh negatif perkembangan globalisasi terhadap kebudayaan.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mendukung pembuatan tulisan ini, maka perlu mengemukakan hal-hal atau teori-teori
yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam
pembuatan tulisan ini.

2.1 Globalisasi

“Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu (Nurhaidah,
2015: 5)”. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari kemiripan sehingga dapat
mempertemukan dua hal yang tampaknya bertentangan, yaitu pendidikan Indonesia yang
berlingkup nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau
kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa.

Munculnya proses perkembangan globalisasi ditandai dengan adanya kemajuan


bidang teknologi informasi dan komunikasi (Nurhaidah, 2015: 5-6). Bidang tersebut
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-
sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong
royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain akan luntur. Globalisasi juga berpengaruh
terhadap pemuda dalam kehidupan seharihari, seperti budaya berpakaian yang kebarat-
baratan, gaya rambut yang di cat berwarna cara berbahasa yang disadur dengan bahasa asing
dan sebagainya.

“Globalisasi sebagai suatu proses bukan suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya (Nurhaidah, 2015: 6)”. Di akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan
teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini
telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
2.2 Kebudayaan

Manusia tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan,karena dua hal ini sangat berhubungan
erat, kemudian manusia berhimpun diri menjadi satuan sosial-budaya, hingga membentuk
masyarakat ( Nurdien, 2015: 1). Masyarakat manusia melahirkan, menciptakan,
menumbuhkan, dan mengembangkan kebudayaan: tidak ada manusia tanpa kebudayaan,
dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan,
tak ada kebudayaan tanpa masyarakat.

Istilah kebudayaan atau culture dalam bahasa Inggris, berasal dari kata kerja dalam
bahasa Latin colore yang dalam bahasa latin colore yang berarti ‘bercocok tanam’
(cultivation); dan bahkan di kalangan penulis pemeluk agama Kristen istilah cultura juga
dapat diartikan sebagao ‘ibadah’ atau ‘sembahyang’ (workship). Dalam bahasa Indonesia,
kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanksekerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari kata
buddhi )budi atau akal); dan ada kalanya juga ditafsirkan bahwa budaya merupakan
perkembangan dari kata majemuk ‘budi-daya’ yang berarti ‘daya dari budi’, yaitu berupa
cipta, karsa, dan rasa. Karena ada juga yang mengartikan bahwa kebudayaan merupakan hasil
dari cipta, rasa, dan karsa. (Poerwanto, 2008: 51-52)

Pada pertengahan kedua abad ke-19 Sir Edward Burnett Taylor, Bapak Antropologi
Budaya, Profesor Antropologi pada Universitas Oxford, Inggris, melakukan serangkaian studi
tentang masyarakat-masyarakat “primitive”, yang meliputi perkembangan kebudayaan
masyarakat manusia melampaui fase-fase transisi “from savage through barbaric to civilized
life”,dari masyarakat liar, melewati kehidupan barbarik sampai pada kehidupan beradab.
Studi tentang kebudayaan masyarakat manusia ini disampaikannya dalam dua jilid buku
berjudul Primitive Culture setebal hampir 1000 halaman, meliputi berbagai aspek kehidupan
dan ketahanan hidup, kehidupan spiritual, kekuatan magik, sihir, astrologi, permainan anak-
anak, peribahasa, sajak anak anak, ketahanan adat, ritus pengorbanan, bahasa emosional dan
imitative, seni menghitung, berbagai macam dan ragam mitologi, hingga berbagai macam dan
ragam animisme, ritus dan upacara.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


“Metode ialah sebuah cara yang dilakukan dengan menggunakan berbagai prinsip terhadap
penemuan, pengesahan serta penjelasan yang benar adanya (Almadk, 1939)”. Metode
penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan tulisan ini adalah metode studi perpustakaan
baik dari buku ataupun referensi lain yang mendukung tulisan kami. Dari metode yang kami
gunakan,kemudian dikembangkan dengan menyampaikan berbagai penjelasan.

3.2 Unit Analisis


Unit analisis dari penelitian ini adalah infromasi-informasi dari penelitian sebelumnya
mengenai kebudayaan dan pengaruh globalisasi.

3.3 Sumber dan Jenis Data


Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi 2 jenis, yaitu data primer dan data
sekunder. Data yang dipakai sebagai sumber data primer pada penelitian ini adalah data-data
yang bersumber dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan berkaitan
dengan topik yang dibahas. Data yang dipakai sebagai sumber data sekunder pada penelitian
ini adalah data-data yang bersumber dari buku, jurnal, dan lain-lain

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini ialah penulis sendiri. Penulis melakukan pencarian data-data
yang valid yang didapat dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekink studi
kepustakaan yaitu dengan mencari data-data tentang kebudayaan dan pengaruh globalisasi
yang didapat dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

3.6 Studi Kepustakaan


Menurt Sugiyono (2016: 291), studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi
sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian.
Hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Data diperoleh
dari data yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi
pustaka lainnya seperti buku, jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan/ penyederhanaan data-data yang
diperoleh baik itu dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi yang
didasarkan atas fokus permasalahan (Miles dan Huberman, 1994: 16).
3.7.2 Tahap Penyajian Data
Tahap penyajian data adalah proses penampilan data dari semua hasil penelitian
dalam bentuk paparan naratif representatif tabular termasuk dalam format
matriks, grafis dan sebagainya, yang nantinya dapat mempermudah peneliti
dalam melihat gambaran hasil penelitian karena dari banyaknya data dan
informasi tersebut peneliti kesulitan dalam pengambilan kesimpulan dari hasil
penelitian ini (Usman, 2009: 85).
3.7.3 Verifikasi Data
Verifikasi data pada dasarnya dilakukan dengan cara mencocokkan atau
menyilangkan kebenaran data dengan data lain. Menurut Sumarno (1999) ada
sejumlah cara yang ditempuh untuk verifikasi data, yaitu:
a.) Menggunakan cara yang berbeda untuk memperoleh data tentang hal yang
sama
b.) Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh bukti tentang hal
yang sama.
c.) Melakukan pengamatan uang bila masih memungkinkan
d.) Menugaskan pengamatan ganda, yaitu pengamatan lebih dari satu orang yang
berbeda
e.) Melakukan pemeriksaan ulang atas data yang telah terkumpul tentang
keasliannya, kejanggalannya dan kelengkapannya
f.) Melakukan pengolahan dan analisis ulang terhadap data yang sudah terkumpul
g.) Melakukan pemaknaan ulang hasil analisis data yang telah dilakukan.
3.7.4 Triangulasi Data

Triangulasi merupakan proses pengumpulan data yang bersifat


menggabungkan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data yang sudah
ada. Triangulasi menurut Creswell (2010:286) adalah teknik mengumpulkan
sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal
dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun
justifikasi tema-tema secara koheren.

3.7.5 Penyimpulan Akhir


Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan laporan penelitian.
Penarikan kesimpulan adalah usaha guna mencari atau memahami makna,
keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat. Kesimpulan yang telah
ditarik maka kemudian diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan
kembali dan melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang
tepat. Selain itu, juga dapat dengan mendiskusikannya (Usman, 2009: 87).

3.8 Kegiatan Penelitian


Waktu penelitian karya tulis ini berlangsung mulai dari tanggal 17-24 Oktober 2019. Adapun
tempat dalam penelitian ini yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Perkembangan Globalisasi Terhadap Kebudayaan di Indonesia

Perkembangan globalisasi terhadap kebudayaan di Indonesia memberikan pengaruh besar


dalam berbagai hal.

Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa menurut Burhan Bungin efek dari tayangan
televisi ada yang sesuai dengan apa yang direncanakan dan ada pula yang tidak direncanakan.
Efek yang tidak direncanakan ini dapat merusak tatanan norma sosial yang ada dan berlaku
bagi masyarakat muslim khusunya di Medan umumnya di Indonesia. Oleh karena itu para
desainer siaran baik iklan, sinetron dan infotainment juga harus memberikan perhatian agar
efek negatif dari siarannya dapat diminimalisir.

Menonton televisi, menurut analisis teori kultivasi seseorang setelah ia menonton


tayangan kekerasan di televisi tidak langsung ia menjadi pelaku kekerasan. Efek dari
menyaksikan tayangan kekerasan membuat kita merasa takut, karena tayangan kekerasan di
televisi mampu menanamkan gambaran di dalam otak mengenai dunia yang jahat dan
berbahaya. Artinya menyaksikan tayangan televisi akan semakin menyuburkan budaya
global.

Fenomena yang terjadi di kota Medan membuktikan kebenaran teori kultivasi. Ketika
televisi menayangkan seseorang yang memakan pizza hutatau makanan impor lainnya,
membuat masyarakat beranggapan bahwa memakan makanan impor merupakan simbol
kemajuan seseorang atau komunitas. Sama halnya dengan tayangan mobil, menjadikan mobil
bukan sebatas alat transportasi, tetapitelah menjadi gaya hidup,
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/pengertian-budaya-menurut-para-ahli-
lengkap.html#29_Ralph_Linton_1945_30 . 15 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/10/5-pengertian-globalisasi-menurut-para-ahli-
lengkap.html . 15 Oktober 2019 pukul 16.15 WIB

https://www.masukuniversitas.com/mahasiswa/ . 15 Oktober 2019 pukul 16.45 WIB


https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/view/13248/10033 . 15 Oktober 2019
pukul 17.15 WIB

Krismawati, Septina. 2010. Perubahan Kebudayaan dan Pewarisan Kebudayaan di


Lingkungan Masyarakat Jawa: Studi Kasus Sikap Penutur Bahasa Jawa di Pedukuhan
Kemiri, Purwobinangun, Pakem. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia. Universitas Sanata
Dharma: Tidak diterbitkan

Rizal, Fahrul. 2016. Pengaruh Pola Menonton Iklan, Sinetron dan Infotainment di Televisi
Terhadap Globalisasi Budaya pada Masyarakat Muslim di Kota Medan. Disertasi
Program Studi Komunikasi Islam. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Tidak
diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai