Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS

MATA KULIAH PERSFEKTIF GLOBAL


SEMESTER GENAP 2018/2019

KELAS B REGULER 2017

Kelompok 2

Nur Alamsyah Putra 3172122016


Dewina Irawan 3173122010
Nurul Halimakhtunsyaqdiah 3171122012
Agustinus Tommy Tarigan 3173122002

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa karena kasih karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya
Bangsa”. Sebaik mungkin makalah kami buat meskipun masih banyak kekurangan di
dalamnya. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai seberapa besar pengaruh globalisasi terhadap budaya masyarakat
kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 13 Meret 2019

Tim Penyusun

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Globalisasi adalah kata yang sangat sering kita ucap atau kita dengar.
Mengapa demikian? Karena setiap hari kita selalu besahabat dengan teknologi.
Teknologi itu sering dapat berupa ponsel atau telepon genggam. Kita tidak dapat
terhindar dari kata teknologi, karena era modern ini sudah banyak manusia yang
menggunakan teknologi. Bahkan, sekarang sudah ada teknologi yang lebih canggih
yaitu internet.
Dari internet ini, semua lapisan masyarakat dapat mengakses berbagai macam
informasi. Informasi itu tentunya bukan dari dalam negeri saja, tetapi informasi
tentang masyarakat luar negeri. Informasi dari luar inilah yang harus kita waspadai
pengaruhnya bagi masyarakat. Karena banyak budaya-budaya luar yang semestinya
tidak ditiru malah menjadi ikut membudaya dalam masyarakat Indonesia.
Dalam Indonesia sendiri, sudah banyak budaya-budaya luar yang sudah
merusak atau membawa dampak negatif yang besar. Dampak ini dialami banyak oleh
para kaum remaja. Mengapa demikian? Karena remaja sekarang banyak mencontoh
pakaian orang-orang barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Maka dari
itu kita sebagai orang muslim harus menyikapi dengan baik cara berpakaian dari
orang-orang barat. Karena sering kita lihat pakaian yang sudah ditiru remaja sekarang
yaitu pakaian yang mengumbar aurat.
Oleh karena itu, pengaruh globalisasi terhadapa budaya bangsa harus kita
antisipasi. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa pengaruhnya bukan yang negative
saja. Pengaruh positif dapat kita saring sebagai bahan pembelajaran. Pengaruh positif
tentu saja bias mendatangkan manfaat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah globalisasi itu?
2. Apakah yang dimaksud dengan budaya?
3. Apakah yang dimaksud dengan konsep & globalisasi budaya?
4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa?
5. Bagaimanakah pengaruh globalisasi terhadap kesenian budaya?
6. Bagaimanakah upaya kita untuk menyikapi pengaruh globalisasi, khususnya
terhadap budaya bangsa Indonesia ?

3
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi
2. Untuk mengetahui pengertian budaya
3. Untuk mengetahui konsep globalisasi dan budaya
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kesenian budaya
6. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk menyikapi pengaruh
globalisasi

4
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Globalisasi dan Budaya

2.1.1. Pengertian Globalisasi

Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah


terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia,


terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu,
para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan
yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik,
sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia.

Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang
dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat
bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai
prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya
yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya
itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga
sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat
lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.

Hal ini seperti yang dikatakan seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi
adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu
kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain
bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana
penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.

2.1.2. Pengertian Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

5
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai


makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan
dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan
strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh
manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana
terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.

2.1.3. Globalisasi dan Budaya

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat
masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan
masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang
terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai
wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat),
dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai
maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang
terdapat dalam alam pikiran.

Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian,
yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam,
termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
tidak luput dari pengaruh globalisasi.

6
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya
dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang
paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu
pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru
negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir
akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar.

Hal ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia disuatu
belahan bumi yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu dalam pandangan hiperglobalis
mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah: “homogenization of the wold
under the uauspices of American popular culture or Western consumerism in general “. Ini
berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi dunia dibawah bantuan budaya
popular Amerika atau paham komsumsi budaya barat pada umumnya.

Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan keanekaragaman istilah


globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah Westernisasi. Dimana ada penyebaran
budaya barat terutama kebudayaan Amerika. Namun, jika dilihat lebih lanjut, definisi dari
hiperglobalis tidak bisa terlepas dari pada sifat-sifat yang cenderumg mengandung pikiran
ekonomi,berorientasi ekonomi.

Hal itu jelas dapat dilihat dan dinilai dari penekanan paham konsumsi terhadap budaya
Barat pada umumnya. Jadi bisa juga diartikan bahwa, budaya barat adalah budaya yang
diperjualbelikan, sementara masyarakat dunia pada umumnya adalah konsumen yang
menikmati. Sehingga munculah kondisi dimana istilah Westernisasi digunaklan sebagai
simbolis terhadap sifat konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap bentuk
pemerintahan atau sistim politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi , bahkan hingga
bentuk celana jeans atau kebudayaan.

Dalam proses ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan
perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari
kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus

7
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak
dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan
informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni
dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa
perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya
terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi
sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya
nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai
bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang
lebih luas dengan nama globalisasi.

2.1.4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan


sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih
kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal
yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam
budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita

8
sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat
masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang
menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat
kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh
budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar
seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.

2.1.5. Perubahan Globalisasi Terhadap Kesenian Budaya

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya
globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya
setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja
khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa.

Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di
tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini
makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain
yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak
kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa
negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam
globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak
mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita
merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.

Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang

9
berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin
tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat
akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi
kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan
perilaku ritual masyarakat pertanian.

Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan
sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke
arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses
modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi
sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih
beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai
seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja
kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya.

Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu
agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian
Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah
mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai
terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya
dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian
tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua
kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.

Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami
perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri
dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya
saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan

10
ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian
tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak
masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb
Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman
pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar
yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup
sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan
nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian
tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa
bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang
diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

2.1.6. Menyikapi Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Ada beberapa cara untuk menyikapi pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa,
antara lain:

1. Memberi Pendidikan Kebudayaan


Jati diri bangsa dan kepribadian bangsa akan diukur oleh perilaku-perilaku
individu dalam masyarakat. Kita hindari nilai kepribadian yang dapat merusak
identitas dan jati diri bangsa, antara lain sebagai berikut.
a. Perilaku ketergantungan pada narkoba
b. Perilaku seks bebas
c. Perilaku premanisme
d. Perilaku hedonis

Adapun pendidikan kebangsaan dapat diberikan melalui.

a. Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia


b. Program muatan local
Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan
kebutuhan daerah yang perlu diajari oleh murid. Dalam hal ini kurikulum akan

11
memberi perhatian serius tentang pembelajaran yang perlu ditonjolkan di
suatu daerah antara lain.
a. Adanya pelajaran bahasa daerah
b. Masuknya pelajaran kesenian daerah
c. Budidaya industri di suatu daerah

2. Pelestarian Budaya Bangsa


Keragaman budaya merupakan sesuatu yang menjadi cir khas nilai-nilai kemanusiaan.
Bahkan apabila ada upaya untuk meninggalkan ciri khas tersebut tentu akan mendapat
penolakan masyarakat. Untuk itu perlu adanya dukungan terhadap upaya-upaya yang
mengarah pada pelestarian budaya bangsa.

3. Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan


Generasi muda memiliki potensi berupa daya serap yang tinggi dan sarat akan
kritikan. Generasi muda memiliki kepentingan yang sangat besar dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara. Generasi mudalah yang paling menentukan kehidupan
suatu bangsa, pada hari ini dan hari esok.

12
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif
bagi kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam
kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan
teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru
tentang kesatuan dunia.
Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924)
menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan
kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat
telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah, Artinya adalah bahwa antara barat dan
timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan
kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas
kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan
sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang
masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
3.2. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah
terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan
pergeseran budaya bangsa
2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-
masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai
berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan
pergeseran budaya
4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 5.
Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita

13
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop
dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.

zie, Andri. 2012. Pengaruh Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia.


http://www.wikimu.com/.

Anhar, Faizal. 2010. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Indonesia.


http://www.scrib.com/.

14

Anda mungkin juga menyukai