Anda di halaman 1dari 15

N-Glasses (Nasionalisme Glasses) Kacamata Canggih Penyedia Informasi

Sejarah Indonesia Berbasis Sistem Sensor untuk Meningkatkan Rasa


Nasionalisme Pelajar Indonesia

Meningkatkan Jiwa Nasionalisme pada Generasi Milenial di Era


Globalisasi dengan Penanaman Nilai-Nilai Budaya Lokal

Oleh
FITRIA NINA AGUSTIN
102111535021

Bahasa Indonesia A-3.3


KESEHATAN MASYARAKAT K. BANYUWANGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
Meningkatkan Jiwa Nasionalisme pada Generasi Milenial di Era Globalisasi
dengan Penanaman Nilai-Nilai Budaya Lokal
Fitria Nina Agustin
Program Studi Kesehatan Masyarakat K. Banyuwangi Universitas Airlangga

Abstrak
Di era globalisasi, teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Globalisasi memberikan perubahan signifikan terhadap kehidupan manusia.
Perkembangan tersebut tentunya memiliki dampak tersendiri bagi individu,
masyarakat, bahkan negara. Arus globalisasi yang semakin deras membuat dunia
serasa tanpa batas sehingga memudahkan nilai budaya luar masuk ke Indonesia.
Hal itu tentu berpengaruh terhadap kecintaan generasi milenial terhadap budaya
lokal dan tingkat jiwa nasionalisme. Penelitiam ini bertujuan untuk menjelaskan
upaya yang dapat dilakukan guna meningkakan jiwa nasionalisme generai
milenial dengan penanaman nilai budaya lokal. Metode penelitian ini
menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan kajian literatur.
Untuk meningkatkan jiwa nasionalisme pada generasi milenial dapat dilakukan
dengan memberikan pendidikan kebudayaan, pembuatan konten kebudayaan, dan
peran serta kebijakan pemerintah.

Kata kunci: jiwa nasionalisme, generasi milenial, budaya

1
PENDAHULUAN
Arus globalisasi berkembang di dunia secara menyeluruh yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi dari waktu
ke waktu. Globalisasi dengan perkembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi saling berhubungan yang mengikat. Hal itu dikarenakan globalisasi
terjadi apabila ditunjang dengan adanya perkembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi. Proses perkembangannya terjadi begitu mudah dan cepat tanpa batas
yang tentunya memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia.
Pengaruh tersebut pasti memiliki dampak tersendiri, baik dampak positif maupun
dampak negatif yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan bahkan
negara sekalipun.
Terjadinya globalisasi tidak dapat dihindari oleh siapapun, kapanpun, dan
dimanapun. Negara-negara maju lah yang menjadi motor penggerak terjadinya
proses globalisasi. Penguasaannya terhadap teknologi, informasi, dan komunikasi
merupakan faktor utama yang menjadikan negara maju tidak mengalami kesulitan
untuk mempengaruhi negara-negara berkembang, khususnya Indonesia dengan
menyebarkan nilai budayanya. Tentunya nilai budaya luar tersebut sangat
memberikan dampak negatif bagi nasionalisme bangsa dan kearifan lokal suatu
negara yang dapat tersingkirkan karena didominasi dengan budaya luar. Selain itu,
masuknya budaya luar ke dalam negeri akibat adanya globalisasi dapat merusak
moral karena nilai yang tidak sesuai dengan ideoloi Pancasila dan menyebabkan
kurangnya kecintaan terhadap budaya lokal pada generasi milenial. (Mubah, A.S,
2011)
Generasi milenial merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi
andalan suatu negara untuk mencapai tujuan nasional di masa mendatang. Sebagai
Agent of Change, generasi milenial memiliki peran yang sangat penting karena
diharapkan dapat membawa perubahan dan perkembangan yang lebih baik bagi
negara. Hal itu dikarenakan generasi milenial memiliki karakater kreatif serta
inovatif dengan segala ide, gagasan, dan pemikiran cemerlang yang dimiliknya
sehingga dipercaya mampu mentransformasi dengan memberikan perubahan yang
baik.

2
Merebaknya globalisasi saat ini, sangat mempengaruhi kecintaan generasi
milenial terhadap budaya lokal. Mereka lebih tertarik dengan budaya luar
dibandingkan budaya lokal dengan alasan lebih bagus dan tidak ketinggalan
zaman. Pandangan generasi milenial terhadap budaya lokal begitu rendah, mereka
menganggap budaya lokal adalah budaya kuno dan tidak trendi. Adanya hal ini
berdampak pada kelangsungan negara karena dapat menjadi ancaman
menurunnya jiwa nasionalisme generasi milenial. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu upaya yang dilakukan guna mengatasi menurunnya jiwa nasionalisme pada
generasi milenial akibat globalisasi tesebut. Salah satu upaya penting yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan penanaman nilai-nilai budaya lokal pada
generasi milenial untuk meningkatkan rasa kecintaannya terhadap budaya lokal.
Mengingat budaya lokal yang dimiliki Indonesia sangat banyak, tentu terdapat
banyak cara pula untuk melakukan penanaman nilai budaya.
Adanya penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme
pada generasi milenial sebagai upaya pencegahan terjadinya krisis identitas
nasional. Selain itu, penelitian ini juga dapat meningkatkan kearifan lokal dengan
tertanamnya nilai-nilai budaya lokal dalam diri generasi milenial. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
informasi generasi milenial agar lebih memahami pentingnya identitas nasional.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu ancaman krisis identitas pada generasi
milenial dapat teratasi dan nilai-bilai budaya lokal akan tetap tanpa adanya
pergeseran oleh budaya luar.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang
mendasari penelitian ini yaitu mengapa jiwa nasionalisme pada generasi milenial
sangat penting untuk ditingkatkan? Lalu, apakah arus globalisasi sangat
berpengaruh terhadap tingkat nasionalisme pada generasi milenial? Oleh karena
itu, bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme
generasi milenial dengan penanaman nilai-nilai budaya lokal?. Pada penelitian ini,
argumen yang dikemukakan adalah penanaman nilai-nilai budaya lokal dapat
meningkatkan jiwa nasionalisme pada generasi milenial.

3
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara


melakukan kajian literatur. Kajian literatur merupakan penelitian yang dilakukan
dengan menganalisis dan mengindentifikasikan suatu topik penelitian pada jurnal
ataupun buku yang telah ada. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis data kualitatif dengan mengkaji literatur berupa jurnal
Indonesia yang telah ada sebelumnya. Pencarian literatur dilakukan di salah satu
web situs jurnal yaitu Google Scholar. Rentang waktu literatur yang digunakan
adalah lima belas tahun terakhir dengan kata kunci nasionalisme, globalisasi,
generasi milenial, dan nilai budaya. Literatur yang digunakan adalah jurnal yang
sesuai dengan topik dan memenuhi kualifikasi populasi generasi milenial.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nasionalisme merupakan suatu semangat kebangsaan yang berasal dari
perkembangan pandangan dalam penempatan kedudukan persatuan dari berbagai
macam konstituen hakiki yang terdapat dalam diri setiap individu dan bersatu
dalam sebuah komunitas. Dalam setiap komunitas tentu memiliki ciri khas dan jati
diri tersendiri yang berbeda dengan komunitas lainnya. Ciri khas yang terdapat
pada setiap komunitas menjadi satu kesatuan dari komunitas lingkup kecil sampai
lingkup besar hingga menjadi suatu bangsa. Bersatunya komunitas dalam bangsa
tersebut disebabkan oleh adanya hubungan persaudaraan yang memiliki rasa
senasib dan seperjuangan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Nasionalisme yang menjadi semangat kebangsaan dijadikan dasar untuk
pembangunan negara dan mencapai tujuan nasional. (Alfaqi, M. Z., 2016).
Adanya nasionalisme sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Nasionalisme merupakan bentuk rasa hormat dan cinta tanah air
terhadap bangsanya sehingga perlu untuk ditanamkan dalam diri setiap individu.
Jiwa nasionalisme sangat penting untuk ditanamkan dalam setiap individu,
khususnya generasi milenial. Untuk meningkatkan jati diri, kesadaran berbangsa
dan bernegara dalam diri generasi milenial perlu ditingkatkan. Generasi milenial

4
menjadi harapan suatu negara yang akan menentukan masa depan bangsa. Di
masa mendatang, generasi milenial diharapkan dapat memajukan negara,
mempertahankan negara dan mencapai tujuan nasional bangsa. Selain itu, generasi
milenial dapat berperan aktif dalam pembangunan ideologi bangsa dengan sikap
cinta tanah air yang dapat ditingkatkan melalui jiwa nasionalisme.
Namun, era globalisasi sangat berpengaruh terhadap jiwa nasionalisme
dalam diri generasi milenial. Hal ini menjadi ancaman terhadap nasionalime
bangsa yang semakin lama mulai terkikis dan menurun. Menurut Grendi
Hendrastamo, “Globalisasi merupakan proses transformasi berbagai dimensi
kehidupan sosial yang mengarah kepada suatu pusat budaya kosmopolitan”. Dapat
diartikan bahwa globalisasi adalah suatu hal yang mendunia dan merubah
kehidupan manusia secara signifikan. Globalisasi disertai dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
di segala bidang. Semakin canggih teknologi mengalami kemajuan sehingga
membuat dunia seakan terhubung tanpa batas ruang, jarak, maupun waktu. Hal itu
dikarenakan batas antar negara yang semakin sempit karena globalisasi.
Penyerapan budaya luar di Indonesia diakibatkan oleh adanya internet
yang semakin berkembang sehingga komukasi dan informasi di seluruh dunia
semakin cepat. Budaya luar tidak mengalami kesulitan untuk masuk ke Indonesia
karena batas negara yang semakin sempit akibat globalisasi dan memberikan
tekanan bagi budaya lokal. Terdapat empat pola penyerapan budaya luar di
Indonesia, yaitu parrot pattern, amoeba pattern, coral pattern, dan butterfly
pattern. Parrot pattern merupakan penyerapan budaya luar secara dari wujud
bahkan isinya, bagai burung parrot yang mencontoh suara manusia tanpa peduli
terhadap artinya. Selain itu, amoeba pattern merupakan penyerapan budaya luar
dengan melihat isinya tanpa merubah wujudnya seperti amoeba yang berbeda-
beda namun substansinya tetap sama. Coral pattern berbanding terbalik dengan
amoeba pattern, yang menyerap budaya luar dengan wujud yang sama namun
isinya berbeda seperti karakter dari coral (batu karang). Yang terakhir terdapat
butterfly pattern yang menyerap budaya luar secara keseluruhan sehingga tidak
ada perbedaan antara budaya luar

5
dengan budaya lokal yang tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama,
seperti proses metamorfosis kupu-kupu. (Mubah, A.S, 2011)
Hal itu tentu berdampak pada kelangsungan negara karena dapat mengikis
jiwa nasionalisme pada generasi milenial. Kemajuan teknologi akibat globalisasi
berbanding terbalik dengan nasionalisme Indonesia. Semakin canggih teknologi
mengalami perkembangan, semakin terkikis pula nasionalisme Indonesia. Hal itu
dikarenakan semakin maju teknologi membuat rasa kecintaan dan kebanggaan
terhadap budaya lokal berkurang dan tergantikan dengan adanya budaya luar.
Banyaknya nilai budaya luar masuk ke Indonesia yang dapat mendominasi dan
menggantikan budaya lokal. Apalagi pandangan terhadap budaya luar yang
dianggap lebih modern daripada budaya lokal. Budaya lokal dianggap budaya
yang kuno, tradisional, dan ketinggalan zaman. Daya tarik budaya lokal menurun
dari waktu ke waktu akan berakibat pada jiwa nasionalisme generasi milenial dan
kearifan lokal yang ada.
Mengatasi dampak globalisasi terhadap menurunnya jiwa nasionalisme
pada generasi milenial, upaya yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan
penanaman nilai-nilai budaya lokal. Budaya merupakan pola hidup berkembang
yang dimiliki setiap kelompok dan terbentuk dari unsur-unsur khusus. Budaya
menjadi warisan berharga yang akan diturunkan kepada generasi kehidupan
selanjutnya. Indonesia membentang luas dari Sabang sampai Merauke yang kaya
akan budaya. Wilayah yang begitu luas terdiri dari banyak daerah yang memiliki
keanekaragaman budaya tersendiri dengan ciri khas masing-masing. Meskipun
tediri dari aneka ragam budaya daerah yang berbeda, antara budaya satu dengan
yang lain saling bersatu bersama membentuk suatu kebudayaan Indonesia yang
utuh.
Budaya dapat dikatakan sebagai milik bersama karena budaya dapat
dibangun, dikembangkan, dan dilestarikan oleh siapapun dalam suatu daerah.
Sekumpulan masyarakat yang hidup bersama secara menetap dalam suatu daerah
pasti memiliki budaya dengan karakter dan ciri khas yang khusus. Oleh karena itu,
antara budaya satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan masing-masing.
Banyaknya budaya yang ada di Indonesia, tentu harus dijaga dan dilestarikan

6
dengan baik agar tidak musnah begitu saja karena budaya merupakan aset
berharga dalam suatu negara. Dikatakan berharga karena budaya merupakan
warisan turun temurun dari nenek moyang yang memiliki banyak fungsi. Budaya
dapat berfungsi sebagai acuan perilaku dan sikap seseorang, dijadikan sebagai alat
kemudi untun menuntut seseorang untuk besikap dan berperilaku. Selain itu,
budaya dapat menjadi identitas suatu daerah atau negara. Adanya perbedaan
karakter dan ciri khas yang terdapat dalam budaya itulah yang menentukan
perbedaan sehingga menjadi identitas yang identik. Dengan identitas tersebut bisa
menjadi penentu batas antar daerah atau negara.
Pelestarian budaya lokal tidak hanya bermanfaat untuk menghindari
kemusnahan. Akan tetapi, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
meningkatkan jiwa nasionalisme dalam diri generasi milenial. Bisa diketahui
bahwa generasi milenial saat ini telah terpengaruh oleh adanya perkembangan
teknologi akibat arus globalisasi yang membuat generasi milenial tidak memiliki
kecintaan terhadap budaya lokal bangsanya. Minimnya kecintaan terhadap budaya
lokal dapat dilihat dari pemahaman generasi milenial akan nilai budaya lokal yang
begitu rendah. Hal itu dikarenakan generasi milenial cenderung menyukai budaya
luar dibandingkan budaya lokal bangsanya.
Upaya penanaman nilai-nilai budaya lokal pada dalam diri generasi
milenial merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan jiwa nasionalisme
generasi milenial. Penanaman nilai budaya lokal sejak dini sangat diperlukan
untuk menciptakan kecintaan dalam diri terhadap budaya. Hal yang dapat
dilakukan yaitu dengan menjadikan budaya lokal sebagai saran pembelajaran.
Adanya pembelajaran budaya lokal di sekolah maupun universitas dapat
meningkatkan pemahaman generasi milenial akan pentingnya budaya lokal di
suatu bangsa. Pemahaman yang cukup mengenai budaya lokal inilah yang dapat
menimbulkan rasa cinta tanah air terhadap budayanya. Pendidikan budaya lokal di
sekolah maupun universitas terhadap generasi milenial perlu dilakukan karena
sekolah merupakan tempat menempuh pendidikan, membentuk jiwa semangat
nasionalisme generasi milenial yang nantinya akan menentukan masa depan
Indonesia di masa yang akan datang.

7
Penanaman nilai-nilai budaya pada generasi milenial dalam pendidikan
dapat dilakukan dengan cara yang menarik, asyik, dan tidak membosankan. Bisa
diketahui bahwa generasi milenial tergolong pada usia yang masih memiliki
pemikiran labil sehingga mudah bosan dalam melakukan sesuatu. Cara yang dapat
dilakukan yakni dengan mengadakan pengamatan dan pembelajaran budaya lokal
setiap secara langsung yang ada di Indonesia. Tentunya dengan proses belajar
langsung tersebut tidak membuat generasi milenial merasa bosan, akan tetapi
lebih menyenangkan. Dengan pembelajaran langsung tersebut dapat menambah
pengalaman generasi milenial yang tidak akan telupakan. Sehingga dengan
pengalaman tersebut dapat meningkatkan rasa cinta generasi milenial terhadap
kebudayaan lokal dan jiwa nasionalisme.
Menurut Hildigaris M. I. Nahak, penanaman nilai budaya lokal pada
generasi milenial dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan culture
experience dan culture knowledge. Pada culture experience, penanaman budaya
lokal juga sebagai sarana pelestarian budaya dapat dilakukan dengan
pembelajaran yang turun langsung mempelajari budaya. Salah satu contohnya
seperti dengan mempelajari tarian daerah dengan praktek langsung, mengikuti
pelatihan membatik, mengadakan festival kebudayaan rutin setiap tahun, dan lain
sebagainya. Hal itu bertujuan agar generasi milenial tidak hanya cukup
mengetahui budaya lokal, melainkan juga menguasainya. Dengan adanya hal itu
akan membuat kebudayaan lokal terus lestari dan jiwa nasionalisme generasi
milenial mengalami peningkatan. Selain itu, terdapat culture knowledge yang
artinya disfungsionalisasi kebudayaan menjadi berbagai macam bentuk dengan
pembuatan pusat informasi. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana edukasi
terhadap generasi milenial untuk menambah pengetahuan dan wawaasan
mengenai kebudayaan lokal. pengetahuan yang cukup generasi milenial mengenai
kebudayaan tentu akan membuat rasa cinta terhadap kebudayaan meningkat yang
akhirnya dapat meningkatkan jiwa nasionalisme pula.
Selain itu, hal yang dapat dilakukan untuk melakukan penanaman nilai
budaya lokal pada generasi milenial adalah dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada. Seperti halnya budaya luar dapat manyebar ke Indonesia

8
karena perkembangan teknologi. Oleh karena itu, kemajuan teknologi harus
dimanfaatkan

8
dengan sebaik-baiknya demi menanamkan nilai budaya generasi milenial. Bisa
ketahui, generasi milenial saat ini hidup berdampingan secara langsung dengan
teknologi. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat suatu konten berupa
video ataupun poster mengenai budaya lokal yang menarik sehingga generasi
milenial tertarik untuk melihatnya. Konten tersebut dapat disebarkan melalui
sosial media berupa Instagram, Tik Tok, dan Youtube.
Peran serta pemerintah dalam upaya penanaman nilai budaya lokal pada
generasi milenial juga sangat penting. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan
yang mengarah pada penanaman dan pelestarian budaya lokal pada generasi
milenial. Kebijakan yang dapat dikeluarkan pemerintah seperti mengadakan
penampilan kebudayaan rutin di setiap daerah seperti pertunjukan tari, lagu
daerah, dan lain sebagainya. Seperti yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo,
pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang dilaksanakan setiap tanggal 17
Agustus dilaksanakannya acara besar, setiap daerah diwajibkan untuk
mengenakan pakaian adat daerah masing-masing. Adanya kegiatan tersebut sangat
bermanfaat karena dapat mengenalkan budaya lokal kepada generasi milenial.
(Nahak, H.M., 2019)
Penanaman budaya lokal pada generasi milenial dapat dilakukan dengan
banyak cara. Oleh karena itu, semua pihak harus dapat bekerja sama untuk
menanamkan nilai budaya generasi milenial. Nilai budaya lokal yang terpatri
dalam diri sangat berpengaruh pada generasi milenial. Hal itu akan meningkatkan
rasa cinta tanah air yang akan berdampak pada tingkat jiwa nasionalisme.

KESIMPULAN
Derasnya arus globalisasi berpengaruh terhadap jiwa nasionalisme
generasi milenial. Globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
teknologi mengakibatkan terkikisnya jiwa nasionalisme pada generasi milenial.
Rasa cinta tanah air generasi milenial terhadap budaya lokal semakin lama
semakin menurun karena banyaknya nilai budaya luar yang masuk ke Indonesia.
Generasi milenial lebih tertarik dengan budaya luar dibandingkan budaya lokal
karena dianggap lebih modern dan tidak ketinggalan zaman. Dari pandangan

9
itulah yang menyebabkan jiwa nasionalisme generasi milenial mengalami
penurunan.

9
Jiwa nasionalisme pada generasi milenial sangat penting karena generasi
milenial merupakan generasi penerus yang akan menentukan masa depan bangsa.
Demi meningkatkan jiwa nasionalisme generasi milenial, dapat dilakukan sebuah
upaya berupa penanaman nilai-nilai budaya lokal. upaya tersebut tidak hanya
bermanfaat untuk meningkatkan jiwa nasionalisme generasi milenial melainkan
juga dapat melestarikan budaya lokal. penanaman nilai budaya lokal dapat
dilakukan dengan cara yang asik dan tidak membosankan para generasi milenial.
Hal yang dapat dilakukan seperti dengan menjadikan kebudayaan sebagai
pembelajaran dalam pendidikan, membuat sarana edukasi berupa konten yang
menarik, dan juga melakukan beberapa kegiatan kebuadayaan yang dapat
mengenalkan budaya kepada generasi milenial. Upaya-upaya itulah yang dapat
dilakukan sehingga tercipta rasa cinta tanah air terhadap budaya dan jiwa
nasionalisme generasi milenial meningkat.

SARAN
Berdarakan uraian pembahasan yang telah dijelaskan, penulis berharap
generasi milenial dapat lebih meningkatkan jiwa nasionalismenya terhadap
Negara Indonesia. Jiwa nasionalisme generasi milenial sangat penting untuk
kelangsungan hidup negara di masa yang akan datang. Selain itu, penulis berharap
semua pihak antara masyarakat dan pemerintah dapat saling bekerja sama dalam
upaya meningkatkan jiwa nasionalisme generasi milenial di era globalisasi saat
ini.

10
10
DAFTAR PUSTAKA

Alfaqi, M. Z., 2016. Melihat sejarah nasionalisme Indonesia untuk memupuk


sikap kebangsaan generasi muda. Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan, 13(2), 209-216.
Azima, N.S., Furnamasari, Y.F. and Dewi, D.A., 2021. Pengaruh Masuknya
Budaya Asing Terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia di Era
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), pp.7491-7496.
Hendrastomo, G., 2007. Nasionalisme vs Globalisasi ‘Hilangnya’Semangat
Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Dimensia: Jurnal Kajian
Sosiologi, 1(1).
Mubah, A. S., 2011. Strategi meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam
menghadapi arus globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302-308.
Nahak, H.M., 2019. Upaya melestarikan budaya indonesia di era
globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), pp.65-76.
Widiyono, S., 2019. Pengembangan nasionalisme generasi muda di Era
Globalisasi. Jurnal Populika, 7(1), 12-21.

11

Anda mungkin juga menyukai