Anda di halaman 1dari 12

PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA BAGI GEENERASI

MILENIAL

Oleh:

Suci Adelia(220103030010)

Email: suciadelia246@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan ini dilatarbelakangi oleh sikap yang terlihat tentang penghayatan nilai-nilai Pancasila
yang mulai hilang. Penulisan dilakukan berdasarkan kehidupan saat ini dimana masyarakat
khususnya zaman millenial mulai menggeser pedoman hidup dari Pancasila. Hasil yang terlihat
di lingkungan kehidupan saat ini, pergeseran dalam penerapan nilai-nilai Pancasila sudah lama
terjadi dan sedikit demi sedikit semakin memprihatinkan sejalan dengan kemajuan IPTEK. Sikap
individual lebih banyak terlihat dibandingkan sosial dengan orang lain. Namun ada juga
beberapa yang masih bersosial dengan orang lain melalui diskusi bersama dalam sebuah forum.
Kata Kunci: penerapan; pancasila; masa millenial; perkembangan teknologi.

ABSTRACT

This writing is motivated by the attitude that is seen about the appreciation of the values of
Pancasila which began to dissapear. Writing is based on today’s life where people, especially
millenials, began to shift the life guidelines from Pancasila. The results seen in the current life
environment, shifts in the application of Pancasila values have long occurred and gradually
increasingly alarming in line with the progress of science and technology. Individual attitudes are
more visible than social with others. But there are also some who still socialize with others
through joint discussions in a forum..

Keyword: application; pancasila; millenial period; technological development.


LATAR BELAKANG

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, melepaskan diri dari penjajahan,


bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan karena
ternyata penjajah belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas melepaskan
Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Oleh karena itu, periode pasca kemerdekaan
Indonesia tahun 1945, sampai saat ini bangsa Indonesia telah berusaha mengisi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan memalui berbagai cara, baik
perjuangan fisik maupun diplomatis. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari
penjajah telah selesai, namun tantangan untuk menjaga dan mempertahankan
kemerdekaan yang hakiki belumlah selesai. Oleh karena itu, diperlukan adanya
proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara
semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.

Saat ini nilai-nilai Pancasila dalam diri bangsa Indonesia mulai luntur seiring
perjalanan waktu. Contoh kecilnya pada konsep nilai sila ke-3 yang mengajarkan
persatuan, tetapi saat ini orang-orang menjauhkan nilai persatuan dan lebih hidup
individual dengan menikmati perkembangan teknologi saat ini. Salah satu yang
mendominasi perubahan sikap dan sifat bangsa Indonesia adalah berkembangnya
IPTEK yang kian modern di Indonesia. Saat ini IPTEK mulai berkembang pesat di
Indonesia, seiring zamannya yang mulai masuk revolusi industri 4.0.
pengembangan IPTEK tidak terlepas dengan nilai-nilai budaya dan agama, dimana
itu dapat menurunkan moral bangsa. Budaya-budaya luar mulai masuk dan
menyebarluas di masyarakatnya. Sehingga berbagai macam pengaruh mulai dari
internal maupun eksternal masuk ke dalam diri bangsa Indonesia. Dengan adanya
Pancasila sebagai ideologi diharap mampu memperteguh sikap dan sifat
masyarakat dalam menerima hal-hal diluar batas norma yang ada di Indonesia.
Pendidikan Pancasila patut diajarkan lagi khususnya kepada masyarakat umum
yang hidup di zaman saat ini. Banyak yang tidak dapat menerapkan nilai-nilai
Pancasila pada aspek kehidupannya, karena sudah tercampur dengan budaya-
budaya barat yang serba instan. Jiwa sosial antar satu dengan yang lain dalam jarak
dekat kian menipis, tergantikan dengan adanya teknologi baru dimana mereka
lebih mementingkan kehidupan di dunia maya.

Pancasila merupakan sebuah ideologi kokoh di Indonesia dimana apapun aktivitas


kehidupan masyarakat berpedoman kepada Pancasila, terutama saat berhubungan
dengan antar manusia yang yang berbeda-beda suku, ras, dan agama. Maka dari
itu, Pancasila mampu menjadi alat pemersatu bangsa Indonesia dan sumber nilai
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tak hanya itu saja,
Pancasila juga bisa menjadi dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik
dan buruk, benar dan salah sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.

Pancasila yang berkembang pada situasi dunia diliputi oleh berbagai tajam konflik
ideologi. Saat itu kondisi politik dan keamanan negara diliputi kekacauan dan
budaya Indonesia yang sudah mulai luntur dengan adanya jajahan dari luar. Hingga
terjadi pembagian masa orde di Indonesia. Pertama masa Orde Lama dengan 3
periode, 1945-1950, 1950-1959, dan 1959-1965 yang dipimpin presiden Soekarno.
Kedua muncul masa Orde Baru dengan kepemimpinan presiden Soeharto. Dan
terakhir masa Reformasi dimana akan diatur ulang aturan-aturan yang tidak sesuai
dengan Indonesia.

PEMBAHASAN

Generasi Milenial
“Generasi Milenial,” para siswa yang lahir antara tahun 1982–2002, sangat jelas
bahwa gambaran pendidikan telah berubah. Ini adalah siswa yang tidak pernah
tahu kehidupan tanpa internet. Ponsel sudah tersedia dan berfungsi lebih dari
sekadar alat komunikasi verbal (McAlister, 2002). McAlister lebih lanjut
mengungkapkan karakteristik dari generasi milenial adalah: (a) Millennials are
Sheltered; (b) Millennials are Team Oriented, sepanjang waktu yang dihabiskan
oleh generasi ini dibelakang layar komputer, siswa cenderung sangat sosial dan
kooperatif ketika bekerja dalam kelompok; (c) Millennials are Confident, dengan
begitu banyak dukungan positif dari orang tua dan tokoh otoritas lainnya, Generasi
Milenial yakin tentang masa depan. Mereka percaya bahwa kesuksesan mereka
akan diterjemahkan menjadi kesuksesan bagi lingkungan dan masyarakat mereka
secara keseluruhan. Selain itu, ini adalah generasi yang menerima trofi dan
penghargaan apakah mereka memenangkan hadiah pertama atau hanya
berpartisipasi; (d) Millennials are Achievement Oriented and Pressured, siswa
generasi ini ingin mencapai kesuksesan dalam semua aspek kehidupan mereka, dan
kegiatan terstruktur mengisi sebagian besar hari-hari mereka. Mereka cenderung
bekerja dengan baik dibawah tekanan dan ingin ditantang. Sebagian besar
berencana untuk menghadiri perguruan tinggi empat tahun dan mengetahui
persyaratan untuk masuk tinggi. Untuk meminimalkan risiko mereka tidak masuk
ke perguruan tinggi pilihan mereka, siswa memahami upaya yang perlu mereka
lakukan dan jangan ragu untuk melakukannya; (e) Millennials are Multitaskers,
dengan TV, komputer, pemutar MP3, ponsel, dan pesan instan sebagai bagian
integral dari kehidupan mereka. Mereka melihat tidak ada masalah dengan
menggunakan berbagai alat komunikasi saat mengerjakan pekerjaan rumah atau
bahkan berlatih untuk pelajaran musik mereka. Ini meluas dari rumah ke sekolah
dan bahkan bersosialisasi dengan teman-teman karena mereka masih "terhubung"
ke mana pun mereka pergi; (f) Millennials are Techno-Savvy, Teknologi telah
maju pada tingkat yang memusingkan selama dekade terakhir, dan setiap kali kita
akhirnya menguasai teknologi, itu menjadi usang. Podcast telah menjadi jauh lebih
umum, ponsel dan pemutar MP3 tidak lagi digunakan hanya sebagai ponsel dan
perangkat musik, dan video game tampak lebih realistis setiap hari. Sementara
generasi lain membaca manual dan menjadi semakin frustrasi dengan semua
inovasi baru, Millennials menggunakan trial and error learning.

A. PerilakuGenerasiMilenial

Perilaku merupakan hasil dari semua pengalaman dan interaksi manusia dengan
lingkungannya yang wujudnya yaitu pengetahuan, sikap, serta tindakan. Perilaku
adalah respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus luas ataupun dari
dirinya sendiri (Notoatmojo, 2010) Perilaku adalah segenap manifestasi hayati
individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang Nampak
maupun tidak Nampak, dari yang dirasakan sampai yang tidak di rasakan
(Oktaviana, 2015).

Begitu juga dengan perilaku dari generasi milenial terhadap nilai-nilai pancasila.
Di era yang serba maju atau teknologi ini masih banyak individu yang salah dalam
menyikapi nilai pancasila jika dilihat dari perilakunya. Masih banyak tindakan-
tindakan menyimpang yang seolah mengapus nilai pancasila yang ada.

Dilihat dari sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa” Saat ini masih banyak sekali
masyarakat dari warga negaranya yang kurang dalam menjalankan kewajiban
beragamanya. Jika dicontohkan saat adzan berkumandang, bukannya mereka yang
sedang berkumpul untuk segera pergi ke masjid tetapi mereka tetap melanjutkan
pembahasannya tanpa memperdulikan seruan adzan tersebut.

Pada sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap”. Ketika kumpul bersama
di suatu tempat, cenderung memperlihatkan sikap individual. Masing-masing
orang hanya terfokus pada ponselnya, tidak perduli pada orang lain dan lingkungan
sekitar.

Pada sila ketiga „ Persatuan Indonesia”. Pada sila ini seharusnya masyarakat saling
bahu membau menciptakan Negara yang rukun dan sehat, tetapi masih banyak
perseteruan antar warga negaranya yang hanya perduli dengan dengan dirinya
sendiri dan mau menang sendiri.

Pada sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan”. Contoh perilakunya adalah masih banyak yang
kurang menghargai pendapat orang lain, ketika dalam sebuah diskusi karena
menurutnya hanya pendapatnya yang benar dan menolak pendapat orang lain ,
krang berpartisipasi saaat ada rapat organisasi,dan memaksa pilihan orang lain saat
dalam pemilihan umum.

Pada sila kelima yaitu “Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia”. Banyak
sikap yang dari nilai pancasila kelima ini yang tidak di terapkan. Seperti contoh
pilih-pilih dalam pertemanan, pilih kasih dalam pergaulan dan lainnya. Adapun
sikap gotong royong yang mulai pudar, banyak yang melanggar lalu lintas, buang
sampah sembarangan dan masih banyak lagi.

Dari kelima sila yang sudah di jelaskan diatas, dapat terlihat jelas bahwasanya
masih banyak perilaku masyarakat khususnya generasi milenial yang kurang
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu diperlukan cara serta
upaya untuk menanamkan nilai pancasila di zaman yang serba
teknologi dan modern.

B. Hubungan Nilai Pancasila Diera Milenial


“Lima unsur yang terdapat pada pancasila bukanlah hal yang baru pada
pembentukan Negara Indonesia, teatapi sebelumnya dan selama-lamanya telah
dimiliki oleh rakyat bangsa indonesia yang nyata ada dan hidup dalam jiwa
masyarakat Prof. DR. Drs, Notonegoro, SH (1967). Begitupun dari segi filsafat
Negara bahwasanya pancasila sebagai dasar Negara filsafat Negara. Manusia
sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara antologis memiliki hal yang
mutlak, yaitu susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, kodratnya
sebagaib makhluk sosial, sebagai makhluk tuhan maka secara hirarki sila pertama
ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai keempat sila lainya.
(Notonegoro 1975)

1 Juni 2017, Presiden Joko Widodo berkata “Pancasila merupakan hasil satu
kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan pancasila 1 Juni 1945 yang di
pidatokan oleh Ir.Soekarno, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan rumusan final
pancasila 18 Agustus 1945 adalah jiwa besar para ulama dan pejuang kemerdekaan
daris eluruh pelosok nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa
yang mempersatukan kita”.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang punya segenap potensi, dan juga merupakan
bangsa yang amabesar dan kaya. Bangsa yang punya kentungan karena lokasinya
yang strategis diantara jalur distribusi barang serta jasa internasional, sudah pasti
memiliki sumber daya yang melimpah danjuga sumber energinya yang seolah
tidak akan habis, Karena hal-hal tersebut maka Indonesia sangat rentan
kehancurannya, Indonesia banyak berbeda dalam segala bidang dari bangsa lain.
Oleh sebeb itu, amat sangat disayangkan bila sejarah Indonesia yang sudah tumbuh
begitu lamanya hancur karena adanya perebutan kekuasaan oleh kelompok yang
serakah. Perpecahan tersebut sangat tidak diingin kan oleh bangsa Indonesia.
Diperlukan adanya rasa tanggung jawab pada seluruh warganya, tentunya juga
pada generasi penerus khususnya generasi milenial. Generasi yang mempunyai
usia produktif antara 18-36 tahun, yang merupakan usia generasi produktif.

Generasi yang mempunyai peran penting untuk keberhasilan bangsa dan Negara.
Namun, kehidupan di era yang serba teknologi dan otomatis ini cenderung menjadi
pribadi yang sangat mudah di pengaruhi hal dari luar. Hal tersebut merupakan titik
kritis bagi pada penerus masa depan. Makanya generasi ini diharapkan tidak
melupakan nilai luhur yang ada pada pancasila seperti semangat bersatu, saling
gotong royong, percaya pada diri sendiri dan sebagainya.

Pancasila pada hakikatnya harus dipelihara dan diamalkan. Generasi milenial harus
berada di titik terdepan, memengang teguh nilai pancasila untuk mencegah hal
yang bertentangan dari pancasila. Karena bahwaasanya jalan bangsa ini juga ada
ditangan generasi penerus seperti generasi milenial ini.

C. Upaya Menanamkan Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial

Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia dan ideologinya


diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Sehingga dasar dari
pemersatu, lambang pemersatu, dan kesatuan bagian pertahanan bangsa dan
Negara. Nilai dari pancasila merupakan nilai filsafat yang mendasar dan dijadikan
dasar dari norma yang ada di Indonesia. Hal ini berarti bahwa semua peraturan
yang ada di Indonesia itu bersumber dari pancasila.

Pancasila merupakan ideologi yang mempunyai wewenang dan terdapat fungsi


utama ialah sebagai cita-cita atau tujuan yang harus dicapai secara bersama, kedua
sebagai pemersatu dikata terdapat konflik sehingga dapat menemukan solusi, dan
dalam pernyataan fungsi ideologi tujuan masyarakat adalah mencapai tujuan dari
ideologi itu sendiri. Adapun para tokoh yang mengemukakan pendapatnya terkait
pancasila.
Yang pertama ada Ir.Soekrano yang berkata Pancasila adalah isi dalam jiwa bangsa
Indonesia yang turun-temurun lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat.
Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni
falsafah bangsa Indonesia.

Yang kedua Muh.Yamin yang berkata Pancasila berasal dari kata panca yang
berarti “lima” dan sila berarti “sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang
penting serta baik”. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tingkah laku yang penting dan baik.

Dan yang terakhir Notonegoro yaitu berkata Pancasila adalah dasar falsafah dari
negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwasanya Pancasila
adalah dasar falsafah serta ideologi negara yang dapat diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar kesatuan.

Dari beberapa tokoh tersebut, seharusnya kita sebagai generasi penerus harus bisa
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sudah seharusnya
kita menghargai jasa dari pahlawan yang sudah berhasil merumuskan dasar Negara
sebagai pedoman hidup. Karena seperti yang kita ketahui bahwa perjuangan hingga
mencapain titik saat ini sangatlah berat, tetapi para pahlawan tidak dengan mudah
menyerah dan putus asa.

Generasi milenial memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan generasi-
generasi sebelumnya (Baby boomer dan X). Dimana generasi milenial ini memiliki
antusias terhadap pencapaian personal, suka berpetualang untuk mencoba
tantangan demi tantangan yang berbeda. Generasi milenial memiliki loyalitas yang
tinggi setelah mereka menemukan tujuan yang akan dicapai. Generasi ini akan
bekerja dengan sangat baik, mengerjakan dengan antusias sehingga pencapaian
personalnya dapat terpenuhi. Selain itu, kepercayaan yang tinggi terhadap diri
sendiri dan kemampuannya untuk dapat dengan mudah beradaptasi dengan
lingkungan membuat generasi milenial memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh
generasi-generasi sebelumnya171819. Stafford dan Griffis20 menjelaskan dalam
penelitian mereka menyebutkan jika kaum milenial umumnya prihatin dengan
ketimpangan yang dihasilkan oleh kekayaan, lingkungan, dan masalah politik dan
sosial lainnya. Mereka lebih toleran dan menghargai keragaman ras, jenis kelamin,
dan seksualitas dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Lebih lanjut kaum
milenial ketertarikan mereka pada keanekaragaman dikarenakan paparan jejaring
sosial yang menciptakan lebih besar ketertarikan secara instan ke komunitas
sebagai pengalaman bersama.

Karakteristik yang terdapat pada generasi millennial tersebut diduga berpengaruh


terhadap perspektif mereka terhadap Pancasila dan kaitannya konteks kehidupan
saat ini. Berdasarkan analisis di atas, lima informan yang merupakan generasi
milenial memiliki beragam perspektif terhadap Pancasila. Kelima informan
tersebut memandang bahwa pendalaman nilai-nilai Pancasila sangat penting dan
adanya minat secara pribadi untuk mendalami nilai-nilai Pancasila karena
memandang bahwa telah banyak terjadi dinamika konflik di Indonesia dan juga
mulai banyak masyarakat yang tidak lagi menghayati nilai-nilai Pancasila yang
membuat kelima informan merasa prihatin. Selain itu, kelima informan
memandang Pancasila dapat memberikan arahan untuk berperilaku secara baik dan
benar, sebagai pedoman untuk menghadapi berbagai konflik dengan penyelesaian
yang baik sehingga dapat tercipta situasi yang damai, dan dasar filosofi. Namun
terdapat hal-hal yang mempengaruhi minat para informan untuk mendalami nilai-
nilai Pancasila, meliputi adanya harapan pribadi bahwa pemerintah merupakan
model dari pengamalan nilai Pancasila, kemudian seringkali penjelasan atau
edukasi nilai Pancasila menggunakan pengemasan yang terkesan berat, terlalu
serius, dan kurang menarik.

Bahasa yang digunakan seringkali dipandang para informan terlalu filosofis, tidak
parsimonious, kurang eksplisit sehingga menyebabkan, kesalahpahaman atau
multi- interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Bahasa dalam
Pancasila dipandang terlalu berat sehingga sulit untuk dipahami maknanya. Para
informan mengharapkan bahwa bahasa yang digunakan untuk melakukan edukasi
nilai-nilai Pancasila hendaknya lebih disederhanakan. Tidak hanya bahasa,
informan juga merasa Pancasila berkesan tidak relevan dan mengurangi minat
karena seringkali penjelasan atau edukasi tidak disertai dengan contoh konkrit atau
relevan dengan kehidupan sehari-hari saat ini.

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai -nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman masyarakat Indonesia.
Nilai Pancasila dasarnya adalah nilai-nilai filsafat yang mendasar yang dijadikan
aturan dan dasar dari norma-norma yang berlaku dalam Indonesia. Pada masa
sekarang ini perlu diadakan tentang penegasan dan mengembalikan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara, dan ini merupakan hal yang sangat penting karena
sudah terlalu banyak tejadi kesalahan penafsiran tentang Pancasila sebagai dasar
negara. Maka dari itu, sangat perlu Pendidikan Pancasila diajarkan pada jenjang
sekolah maupun perguruan tinggi. Kita sebagai generasi penerus bangsa yang
hidup di era millenial tentunya harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, agar apa yang kita lakukan sejalan dan sesuai dengan norma
yang berlaku. Dan kita tidak sampai salah arah. Dengan kita menerapkan nilai-nilai
Pancasila, secara tidak langsung kita juga sudah menghargai jasa- jasa pahlawan
yang tak kenal putus asa dalam merumuskan rancangan Pancasila dimana mereka
menghadapi tantangan yang begitu besar.

Anda mungkin juga menyukai