MILLENIAL
Dosen Pengampu :
Ibu Setyowati
MAKALAH
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah yang berjudul
“LUNTURNYA PANCASILA DI ERA MILLENIAL” ini dibuat untuk memenuhi tugas
Pancasila.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami
perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era global dengan ciri dunia tanpa batas, dunia datar (dunia maya) secara langsung
maupun tidak langsung banyak ideologi asing yang gencar menerpa masyarakat Indonesia.
Hal ini terkadang tidak disadari oleh masyarakat kita, bahkan mereka banyak yang
menganggap bahwa nilai-nilai dan ideologi asing justru menjadi pandangan hidupnya seperti
materialisme, hedonisme, konsumerisme. Materialisme dalam hal ini diartikan sebagai sikap
hidup yang mengagungkan materi atau benda-benda. Ukuran keberhasilan atau kesuksesan
seseorang dipandang dari sudut materi yang dimiliki (uang, harta benda/kekayaan) sehingga
sering mengabaikan etos kerja dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian lama kelamaan
orang menjadi kurang menghargai orang lain dari sisi spiritualitasnya (seseorang dihargai
karena kekayaan materi, bukan kekayaan batin yang dimiliki). Hedonisme adalah suatu
paham dan sikap hidup yang mengejar kenikmatan dan kesenangan duniawi dengan orientasi
pada pemuasan kebutuhan hidup secara fisik, seperti senang menikmati makanan
mahal/berkelas, gaya hidup metropolit dengan dunia gemerlap di mana seks bebas, merokok,
narkoba, minum alkohol menjadi bagian yang sering tak dapat dipisahkan. Gejala yang lain,
kecenderungan masyarakat Indonesia yang tampak menggejala saat ini adalah
konsumerisme, yaitu suatu sikap dan gaya hidup yang lebih senang berposisi sebagai
pengguna (konsumen) dari pada produsen. Kecenderungan konsumtif yang berlebihan
ditandai dengan membeli atau memiliki barang barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan,
melainkan sekedar karena diinginkan (Rukiyati dkk. 2012).
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.3 KESIMPULAN
Pancasila merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan, mengingat
di era globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah
satu pemicu menipisnya budi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang
dimiliki generasi milenial. Hal ini kalau dibiarkan kedepan generasi milenial Indonesia
akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia dan akan berdampak pada
keutuhan dan kejayaan Negara kesatuan republic Indonesia. Penguatan Pendidikan
karakter yang sesuai dengan nilai–nilai Pancasila adalah salah satu upaya untuk
membentuk, membangun generasi milenial yang memiliki sikap, perilaku, tutur kata yang
baik,yang berbudi pekerti luhur, yang berkepribadian Pancasila, sehingga pengaruh dan
kontribusi negative dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan
menggoyahkan jatidiri generasi milenial Indonesia yang berkepribadian Pancasila yang
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Norma, L., Di, P., Milenial, E. R. A., Asrori, A., Bakhita, F., & Aulia, R. (2020). Lunturnya
norma pancasila di era milenial 2019/2020. 4(November 2019), 320–323.
Srinanda, E. (2019). Peningkatan Membangun Generasi Milenial Melalui PPK Sesuai Dengan
Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Riset Dan Konseptual, 3(4), 315–322.
http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/index.php/Riset_Konseptual/article/view/160/176