Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA DI MATA GENERASI MILENIAL

(Esai di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila)

Oleh:
Kadek Eli 211303117

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Pancasila diambil dari bahasa sansekerta dan terdiri dari dua kata yaitu
Panca yang memiliki arti lima dan Sila yang memiliki arti dasar. Pancasila
mampu menjadi dasar dan tolak ukur norma serta perbuatan dan juga tingkah laku
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan lima dasar yang menopang kehidupan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila adalah jiwa dari bangsa
Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Pancasila, dibutuhkan peranan para pemuda
bangsa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila.
Tetapi kenyataannya nilai-nilai Pancasila kini mulai terkikis oleh globalisasi yang
membawa karakter individualis. Pancasila tidak lagi bisa dimanfaatkan sebagai
sebuah sarana yang menahan dampak globalisasi. Para pemuda banyak yang tidak
lagi peduli dan tidak mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Generasi milenial (Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam
rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000. Mereka disebut generasi
milenial karena merekalah generasi yang hidup di pergantian milenium. Secara
bersamaan di era ini teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi kehidupan.

Jika ditinjau lebih jauh, generasi milenial kini berada di usia produktif
yang memiliki peranan penting untuk kelanjutan kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa depan. Berkembang pesatnya globalisasi dan digitalisasi
menjadikan generasi ini unggul dalam hal kreativitas dan kemudahan dalam
menghubungkan dirinya dengan dunia luar dirinya. Sayangnya, keunggulan ini
banyak dilihat milenial sebagai sesuatu yang membuka ruang untuk
menginginkan segalanya, serba instan dan interaksi antarbudaya yang terbuka
mengakibatkan generasi ini mudah dipengaruhi oleh pikiran dan perilakunya.
Perilakunya dinamis dan fleksibel. Kita semua ingin melihat praktek ber-Pancasila
itu seperti apa. Ketika kita ber-Pencasila apa bedanya dengan tidak ber-Pancasila,
dibuktikan bukan dengan slogan tetapi dengan aksi yang nyata. Misalnya soal
kampus, kampus kita kampus Pancasila tetapi apakah kampus Pancasila itu
mampu menghasilkan manusia-manusia yang merdeka, berkeadilan, ber-
pengetahuan yang semua itu adalah cita-cita Pancasila. Globalisasi, ada nilai-nilai
yang masuk entah itu teknologi, agama atau ideologi, itu menjadi tantangan
tersendiri untuk kita Maka di titik inilah Pancasila relevan dan berperan penting
untuk kita generasi milenial.

Eksistensi Pancasila menurut generasi milenial dapat menjadi jembatan


emas untuk kaum milenial membangun batas apa yang bisa diterima dari
pengaruh luar yang merugikan dan tidak etis-negatif. Dengan luar biasanya
ideologi Pancasila kita menempatkan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila
ke-1 berguna untuk memperingatkan generasi milenial bahwa ada Tuhan sebagai
pusat dari kehidupan segala sesuatu dalam bentangan dunia ini. Kecanggihan
teknologi tidak akan pernah menggantikan kehebatan Tuhan dan memiliki iman
yang kuat pada Tuhan menjadi sebuah keharusan (keniscayaan). Generasi
Milenial harus sadar bahwa semuanya milik Tuhan, sehingga kesombongan dalam
diri manusia bisa terminimalisir dan berusaha untuk selalu mengambil manfaat
positif dalam setiap kemudahan, bukan untuk mengambil kekuasaan apalagi
menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang dalam kekuasaan. Kekuasaan
Tuhan melampaui kekuasaan manusia.

Pancasila harus dijadikan acuan bagaimana generasi milenial juga dalam


menjalani hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam relevansinya
dengan sila ke-2. Di mana kaum milenial Indonesia harus dengan bijaksana, harus
selalu adil dalam pikiran dan perilaku etis pada sesama, tidak menggampangkan
segala sesuatu dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum
demi cita-cita bonum commune (kebaikan bersama).

Generasi milenial harus sadar diri untuk selalu bersinergi menciptakan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia (sila ke-3) melalui sikap toleransi akan perbedaan
dan memegang teguh pendirian yang tidak bisa diacak oleh bangsa luar. Sesama
bangsa Indonesia, generasi milenial harus bergotong royong mengangkat derajat
bangsa Indonesia lebih tinggi darpada negara lain untuk menunjukkan bahwa
Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi negara yang kuat
karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan Indonesia lebih baik di
tengah tantangan global masa kini.
Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dengan mementingkan
aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan (sila ke-4).
Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil kesepakatan dan
musyawarah bersama. Juga sila kelima anak muda milenial harus mengusahakan
keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur sosial, ideologi, politik dalam negara
dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan social bagi rakyat Indonesia.

Maka dari itu, pada hakikatnya generasi milenial harus terus memelihara dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tidak hanya
diungkapkan saja tapi dilakukan dengan bukti yang nyata. Melalui pendidikan,
generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanam, seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat,
keadilan sosial, patriotisme, nasionalisme, menghormati perbedaan bukan hanya
untuk dihafal, namun terlebih dan paling penting adalah untuk diterapkan pada
diri sendiri dan menebarkannya kepada generasi milenial lain yang sama-sama
berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram.
Marilah kita maju ke depan dengan membawa obor yang dapat menyalakan api
semangat membangun Indonesia jaya pada kehidupan lebih baik lagi di masa
mendatang menuju keabadian.
DAFTAR PUSTAKA

Sahana, Munarsih. (2018). Pancasila di Mata Generasi Milenial. Artikel (online).


https://www.voaindonesia.com/a/pancasila-di-mata-generasi-milenial

Salu, Roberto Situru. (2019). Pancasila dan Tantangan Masa Kini. Artikel. 34-41

Supriyanto, Joni. (2018). Nila-Nilai Pancasila Bagi Generasi Milenial

Anda mungkin juga menyukai