Oleh:
Kadek Eli 211303117
Jika ditinjau lebih jauh, generasi milenial kini berada di usia produktif
yang memiliki peranan penting untuk kelanjutan kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa depan. Berkembang pesatnya globalisasi dan digitalisasi
menjadikan generasi ini unggul dalam hal kreativitas dan kemudahan dalam
menghubungkan dirinya dengan dunia luar dirinya. Sayangnya, keunggulan ini
banyak dilihat milenial sebagai sesuatu yang membuka ruang untuk
menginginkan segalanya, serba instan dan interaksi antarbudaya yang terbuka
mengakibatkan generasi ini mudah dipengaruhi oleh pikiran dan perilakunya.
Perilakunya dinamis dan fleksibel. Kita semua ingin melihat praktek ber-Pancasila
itu seperti apa. Ketika kita ber-Pencasila apa bedanya dengan tidak ber-Pancasila,
dibuktikan bukan dengan slogan tetapi dengan aksi yang nyata. Misalnya soal
kampus, kampus kita kampus Pancasila tetapi apakah kampus Pancasila itu
mampu menghasilkan manusia-manusia yang merdeka, berkeadilan, ber-
pengetahuan yang semua itu adalah cita-cita Pancasila. Globalisasi, ada nilai-nilai
yang masuk entah itu teknologi, agama atau ideologi, itu menjadi tantangan
tersendiri untuk kita Maka di titik inilah Pancasila relevan dan berperan penting
untuk kita generasi milenial.
Generasi milenial harus sadar diri untuk selalu bersinergi menciptakan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia (sila ke-3) melalui sikap toleransi akan perbedaan
dan memegang teguh pendirian yang tidak bisa diacak oleh bangsa luar. Sesama
bangsa Indonesia, generasi milenial harus bergotong royong mengangkat derajat
bangsa Indonesia lebih tinggi darpada negara lain untuk menunjukkan bahwa
Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi negara yang kuat
karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan Indonesia lebih baik di
tengah tantangan global masa kini.
Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dengan mementingkan
aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan (sila ke-4).
Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil kesepakatan dan
musyawarah bersama. Juga sila kelima anak muda milenial harus mengusahakan
keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur sosial, ideologi, politik dalam negara
dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan social bagi rakyat Indonesia.
Maka dari itu, pada hakikatnya generasi milenial harus terus memelihara dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tidak hanya
diungkapkan saja tapi dilakukan dengan bukti yang nyata. Melalui pendidikan,
generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanam, seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat,
keadilan sosial, patriotisme, nasionalisme, menghormati perbedaan bukan hanya
untuk dihafal, namun terlebih dan paling penting adalah untuk diterapkan pada
diri sendiri dan menebarkannya kepada generasi milenial lain yang sama-sama
berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram.
Marilah kita maju ke depan dengan membawa obor yang dapat menyalakan api
semangat membangun Indonesia jaya pada kehidupan lebih baik lagi di masa
mendatang menuju keabadian.
DAFTAR PUSTAKA
Salu, Roberto Situru. (2019). Pancasila dan Tantangan Masa Kini. Artikel. 34-41