Anda di halaman 1dari 18

Sekolah Tinggi Filsafat Seminari

Pineleng

Jalan Raya Manado-Pineleng Km. 10 Pineleng

Dua 95661 Kab. Minahasa Sulawesi Utara Telp

(081-237-270-710) Email: bemstfsp@gmail.com Website: www.stfsp.ac.id

“MUTIARA HITAM DARI CINA”

(Pengaruh Dan Perkembangan Minuman Boba Sebagai Trend Dan Simbol Identitas Kultural

– Suatu tinjauan Atropologi Pangan)

Fr. Jessel Bastian Supit

(Mahasiswa Program Studi Teologi, Semester IV)

Abstrak
Minuman Boba merupakan minuman yang tengah populer dikalangan anak-anak

millennial. Bermula dari Taiwan, kini minuman boba berkembang pesat sampai di Indonesia.

Konsistensi dan daya ekonomi kreatif membuat minuman khas Taiwan ini berkembang luas di

berbagai tempat. Oleh karena itu, budaya dan antusiasme masyarakat sungguh-sungguh

menampakkan bagaimana minuman boba menjadi sorotan para konsumen saat ini. Oleh karena

itu, selain menjadi trend kekinian masyarakat millennial saat ini, minuman boba ternyata

menyimpan sebuah simbol identitas kultural dari masyarakat Asia-Amerika.

Pendahuluan

Boba merupakan bola kecil yang terbuat dari pati tapioka yang direbus dalam sirup gula

merah untuk memberi rasa manis dan warna hitam gelap. Selain itu, boba memiliki tekstur yang

kenyal ketika masuk ke mulut. Boba ini sering dipasangkan dengan berbagai varian minuman

terutama milk tea. Saat ini, hampir sebagian besar masyarakat mengenal minuman boba.

Minuman boba hadir di tengah masyarakat sekitar beberapa tahun belakangan. Tidak hanya

masyarakat biasa, tren minuman boba ini bahkan hingga ke kalangan artis. Hal ini dimanfaatkan

oleh para artis untuk membuka gerai minuman boba.

Contoh minuman boba yang lumayan trend pada kalangan millennial saat ini ialah,

Chatime, Xing Fu Tang, dan Koi. Di ketiga minuman tersebut terdapat Boba atau Bubble yang

menjadi toping di minuman tersebut. Topping adalah pilihan makanan tambahan pada minuman

atau makanan yang dipesan. Dimana, boba menjadi salah satu topping favorit. Tidak hanya di

tebatas pada wilayah tertentu saja, kini anak millennial di seluruh Indonesia pun menyukai boba.

Dan sekarang bobapun menjadi tren di kalangan mereka. Dengan munculnya cabang-cabang

minuman favorit di beberapa kota/daerah, membuat banyak orang tertarik untuk membeli

minuman ini. Mereka sampai rela mengantri berjam-jam demi merasakan minuman ini.
a. Dari Teh ke Boba1

Sebelum menelusuri seluk-beluk sejarah boba, kitapun merujuk pada elemen utamanya

yaitu, teh. Kaisar Shennong dari Cina tanpa sengaja menemukan daun teh dalam panci airnya. Ia

mencoba meminum air rebusan daun teh tersebut. Ternyata, rasanya enak. Sang kaisar yang

dijuluki sebagai Bapak Pertanian China pun memulai tradisi panjang minum teh yang kemudian

menyebar ke seluruh dunia. Teh tak hanya diminum tetapi juga dimakan sebagai sayur maupun

dimanfaatkan dalam praktik pengobatan.

Di masa Dinasti Qing, teh menemukan belahan jiwanya yaitu susu. Sejak itulah teh dan

susu mencapai puncak kejayaannya. Meski demikian bukan berarti budaya minum teh dengan

susu ikut menyebar ke seluruh dunia. Di Jepang, teh tetap diminum secara tunggal bukan dengan

susu. Teh juga disajikan gratis di restoran, mirip seperti tradisi makan orang Sunda. Biasanya teh

yang disebut orang Jepang merujuk pada teh hijau. Di Mongolia, teh lebih sering diminum

dengan mentega. Uniknya, tradisi minum teh di Inggris awalnya diperkenalkan oleh kedai kopi

setempat.

Pajak teh di Inggris sempat mencapai angka 119%. Teh sampai mengancam perdagangan

minuman keras karena popularitasnya yang sangat tinggi. Orang-orang pun kerap

menyelundupkannya. Perbedaan lainnya adalah bentuk cangkir untuk minum teh. Teh di Asia

diminum dengan cangkir tanpa pegangan. Ketika budaya minum teh masuk ke Inggris,

cangkirnya dibuat dengan pegangan karena disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat.

Susu dituangkan lebih dahulu ke dalam cangkir sebelum air rebusan daun teh. Budaya minum

teh di sore hari pun terbentuk sebagai selingan antara makan siang dengan makan malam.
1
Sukmasari Erlinda, Boba Milk Tea, Minuman Khas Taiwan yang Mendunia, CULTURA, Juli, 2019.
Pada masa lampau para imigran Cina yang datang ke Taiwan mendirikan kedai teh.

Pemilik kedai teh Chun Shui Tang, Nona Liu Han-Chieh, pergi ke Jepang dan melihat kopi

disajikan dalam kondisi dingin. Ketika kembali ke Taiwan ia pun mencoba menyajikan teh

dingin. Lalu salah seorang staffnya, Nona Lin Hsiu Hui, mencoba memasukkan bola-bola

tapioka ke dalam minumannya. Saat itu tepung tapioka biasanya dimakan dalam bentuk puding

yang sebetulnya tengah dimakan Nona Lin. Ternyata bola-bola tapioka di dalam es tehnya laku

keras. Ini terjadi pada 1988.

Pemilik kedai teh lainnya, Tu Tsong He Hanlin juga mengaku menemukan boba milk tea

pertama kalinya. Awalnya ia membuat bola-bola tapioka yang berwarna putih dan hambar. Ia

lalu mencobanya dalam versi hitam seperti yang kita kenal saat ini. Warna hitam tersebut

dihasilkan dari gula merah. Namun boba kini juga tersedia dalam beragam warna. Selanjutnya

industri teh di Taiwan ikut mengalami dampak modernisasi. Bila dulunya perempuan hanya

menjadi ibu rumah tangga, kini mereka dapat bekerja di kedai-kedai teh.

Sebenarnya boba milk tea yang dikenal di Taiwan secara tradisional adalah gabungan

dari teh hitam panas, susu kental, bola tapioka ukuran besar, dan madu. Boba milk tea yang kita

kenal saat ini adalah versi modern-nya. Selain lebih populer dalam kondisi dingin, boba pun

dibuat menjadi lebih kecil sehingga dapat dihisap melalui sedotan. Dengan cepat, boba milk tea

ikut populer di berbagai negara-negara Asia lainnya. Ini tak lain karena minum teh telah menjadi

budaya yang populer di Asia sehingga teh susu dengan cepat diterima publik.

b. Sejarah perkembangan awal

Susu dan gula telah ditambahkan ke teh di Taiwan sejak penjajahan Belanda di Taiwan

pada 1624-1662. Ada dua cerita yang bersaing untuk penemuan bubble tea. Boba atau zennzu
naicha ( 波 霸 )2, yang awalnya dikenal dengan “bubble tea” atau “pearl milk tea”, adalah

minuman berbasis teh khas Taiwan yang ditemukan pertama kali di Tainan dan Tiuchung pada

tahun 1980-an.3 Berbeda dengan China, dalam jurnal Tea: The Drink that Changed the

World   milik Laura C. Martin, disebutkan bahwa boba berasal dari bahasa Hong Kong yang

berarti 'mutiara'. Adanya beberapa penamaan ini sebenarnya memberikan arti yang sama atas

istilah pearl, yang pada dasarnya merujuk pada bola-bola tapioka. Berbahan dasar susu, krimer,

seduhan teh, gula dan perasa, boba merupakan minuman yang ditambah dengan butiran

“mutiara” kenyal yang terbuat dari tapioka, yang biasanya berwarna hitam. Pada awal

ditemukan, boba sering disebut juga dengan “bubble tea” dikarenakan oleh lapisan tebal busa

yang terbentuk pada bagian teratas dari minuman setelah minuman dikocok.

Jones (2018) mengatakan bahwa terdapat dua sejarah berbeda mengenai asal muasal dari

bubble tea. The Hanlin Tea Room Tainan, Taiwan menyatakan bahwa bubble tea ditemukan

pada tahun 1896 saat pemilik rumah The Tu Tsong-He terinsipirasi oleh bola tapioca putih yang

dilihatnya di pasar Ya Mu Liao. Lalu, ia membuat the menggunakan tapioka putih, yang lalu

disebut sebagai “pearl tea”. Singkat cerita, Hanlin mengubah bola tapioka putih menjadi versi

hitam, yang dicampur dengan brown sugar atau madu, seperti yang biasa ditemui pada saat ini.

Pernyataan lainnya datang dari Chun Shui Tang Tea Room Taichung, Taiwan.

Penemunya, Liu Han-Chieh, mengamati bagaimana orang Jepang menyajikan kopi dingin (saat

kunjungan pada tahun 1980-an) dan menerapkan metode tersebut pada penyajian teh. Ragam

baru dalam penyajian the ini mendorong bisnin Han-Chieh, sehingga menyebar dan memiliki
2
Merupakan kata slang dalam Bahasa China yang artinya ‘payudara’.

3
Lih. Reinfrank Alkira and Chan Bernice, History of Bubble Tea: How Boba, born of a staff competition in

Taiwan, Became a Global Phenomenon“, by South China Morning Post, Published: 9:17am, 23 Feb, 2019, Updated:

2:37pm, 30 Apr, 2020.


banyak cabang. Banyaknya cabang ini membuat bubble tea menyebar dengan sangat cepat.

Pencipta bubble tea itu sendiri adalah Lin Hsiu Hui. Pada tahun 1988, manajer perkembangan

produk dari Chun Shui Tang Tea Room ini dengan asal menuang bola tapioka ka dalam the

mmiliknya pada saat rapat yang membosankan. Minuman tersebut diterima baik di rapat

tersebut, dan berujung pada penambahannya ke dalam menu. Minuman tersebut akhirnya

menjadi minuman terlaris pada bisnis waralaba tersebut.

Minuman ini menjadi populer di banyak wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara saat

tahun 1990-an, terutama Vietnam.4 Di Malaysia, angka merek yang menjual minuman jenis ini

telah berjumlah lebih dari 50 merek. Minuman ini juga diterima baik oleh konsumen asing di

Amerika Utara, terutama di daerah dengan banyak jumlah populasi orang Tiongkok dan orang

Taiwan. Khususnya, di area teluk California, bubble tea sangatlah populer dan dikonsumsi oleh

banyak konsumen dari berbagai macam latar belakang. Bubble tea memiliki presensi yang sangat

besar di kota San Jose, California, yang ditinggali oleh banyak orang bersuku Tionghoa dan

Vietnam. Dalam waktu yang singkat, bubble tea telah mencapai signifikansi busaya di luar

Taiwan, di beberapa daerah yang didominasi oleh populasi diasporan Asia Timur.5

c. Boba sebagai simbol identitas kultural masyarakat Asia-Amerika

Kafe-kafe boba menjadi simbol pergeseran budaya di antara warga Asia yang sudah

mengalami Amerikanisasi. Mereka masih memegang akar budaya mereka namun juga merasa

4
Lih. Omiyama, Atsushi (3 May 2018). “Vietnam Embraces Taiwan-Style Bubble Tea”. Nikkei

Asia. Archived from the original on 1 April 2019. Retrieved 1 April 2019.

5
Lih. Wong, Maggie Hiufu (30 April 2020). “The Rise of Bubble Tea, One of Taiwan's Most Beloved

Beverages”. CNN. Archived from the original on 31 March 2021. Retrieved 9 April 2021.


bangga menjadi warga Amerika keturunan Asia dengan identitas budaya yang unik. 6 Culture feel

mengenai minuman boba terasa berbeda ketika berada di negeri orang. Di Taiwan sendiri, yang

mana minuman boba juga berkembang, memiliki kesan yang tidak terlalu dirasakan sehubungan

dengan budaya minuman ini. Para warga Asia yang sudah mengalami Amerikanisasi sungguh

merasakan bagaimana budaya minuman boba ini berkembang. Memang dalam kuantitas sebagai

minoritas di negara besar seperti Amerika, tidaklah mudah untuk memperkenalkan suatu budaya

baru apalagi terhimpit lagi oleh diskriminasi tertentu. Namun, hal ini pun seakan-akan menjadi

nyata dan mungkin di tengah Amerikanisasi kala itu. dibukanya gerai-gerai boba atau café-café

boba di beberapa tempat di Amerika memberikan sebuah spirit yang kuat bagi warga Amerika

keturunan Asia di sana. Awalnya, pendiskriminasian budaya sungguh terasa di sana. Mungkin

karena minoritas, namun lebih dari pada itu perkembangan gerai atau café minuman boba

semakan lama semakin meluas dan terkenal. Salah satu conohnya ialah, Bar Factory Tea yang

berada di California, Amerika Selatan. Dengan perkembangan itu, maka demikianlah mereka

pun menganggap dan menjadikan peran café-café yang berjualan minuman boba di Amerika

sebagai identitas kultural warga Asia (Keturunan Cina yang lahir di Amerika).

d. Masuknya minuman boba ke Indonesia7

Sebelum masuknya berbagai brand boba yang sedang populer saat ini di Indonesia, tidak

banyak orang yang tau bahwa pelopor boba di Indonesia adalah Quickly yang berasal dari

6
Lee Elizabeth, Rasa Bangga Akan Akar Budaya Meningkat pada Warga AS Keturunan Asia, AS, Juni

2013.

7
Asal Usul Boba Archives – livingroomroutine, diakses pada senin 28 Maret 2022, pukul 19:20 WITA.
Taiwan8. Quickly sendiri mulai membawa boba di Indonesia sejak tahun 2000 dan gerai pertama

mereka berada di Plaza Indonesia. Tetapi Quickly tidak sendiri masuk ke Indonesia saat itu dan

berselang setahun kemudian yaitu tahun 2001, Hop Hop dari Kanada resmi menjadi penantang

Quickly di Indonesia dalam bisnis Boba. Hop Hop sendiri membuka gerai pertamanya di

Pasaraya Grande, di lantai basement gedung tersebut. Pada awal penjualan boba di Indonesia,

Quickly dan Hop Hop mematok harga mulai dari Rp6500 untuk produk boba mereka. Selama

kurang lebih satu dekade Quickly dan Hop Hop bersaing untuk menjual olahan boba mereka

kepada konsumen di Indonesia. Ketika awal beroperasi pihak Quickly dan Hop Hop cukup

kewalahan melayani para konsumen yang ingin membeli boba mereka. Penjualan boba di

Indonesia selama satu dekade mengalami pasang surut, hingga tahun 2010 bisnis boba sangat

lesu di Indonesia. Pada akhirnya tahun 2011, salah satu brand boba paling terkenal saat ini pun

masuk. Tidak lain dan tidak bukan brand boba itu adalah Chatime dari Taiwan.

Meski Chatime masuk di Indonesia dalam situasi yang kurang menguntungkan

dikarenakan penjualan produk boba pada saat itu sangat lesu dan kurang diminati masyarakat

Indonesia. Tetapi siapa sangkap produk mereka sangat laku dipasaran hingga saat ini. Dari

situlah muncul berbagai brand boba yang masuk sekaligus meramaikan industri boba di

Indonesia seperti Xing Fu Tang, Tiger sugar, Diagon Alley, OneZo, Kokumi, Ban Ban, Heycha,

Kamu Tea, Heihei, Familiy Mart, Gulu-Gulu, KOI, dan lain-lain. Kalau saya sendiri lebih

memilih boba Family Mart dikarenakan paling murah diantara semuanya, hanya Rp15000 untuk

menikmati sensasi menyunyah boba. Tahun 2019 ini merupakan puncak kepopuleran dan

8
“A well established global brand, Quickly is the original name to bring "bubble tea" from Taiwan to the

rest of the world. This Boba brand is owned by Jakcy Zhou, now a name in Durham.” (Merek global yang mapan,

Quickly adalah nama asli untuk membawa "bubble tea" dari Taiwan ke seluruh dunia. Brand Boba ini merupakan

miliki dari Jakcy Zhou, sekarang nama di Durham).


kesuksesan penjualan boba dihampir seluruh wilayah Indonesia. Maka jangan heran kalau

banyak di kota-kota, di Indonesia bermunculan oulet-outlet brand boba yang selalu menawarkan

produk-produk baru olahan boba mereka.

Dengan melihat sejarah perkembangan awal boba hingga masuk ke di Indonesia, kita pun

dapat melihat bahwa kebutuhan konsumen terhadap jenis produk minuman dapat dilihat dari

seberapa kuat merek dapat berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen dengan merek produk

tersebut. Kondisi ini akan mempengaruhi kinerja industri minuman ini untuk melakukan strategi

pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan konsumen dan memenuhi apa yang dibutuhkan

serta keinginan konsumen maupun distributor sehingga dapat meningkatkan tingkat penjualan.

Agar dapat bertahan dengan pesaing industri minuman lain dapat dilakukan dengan memperkuat

merek. Sebuah merek adalah isyarat kualitas konsumen dapat mengandalkan untuk membentuk

harapan tentang kualitas produk, termasuk keamanan. Memang dengan tidak lengkap dan

memiliki dua sisi yang tidak serupa, informasi, kredibilitas diharapkan menjadi penentu utama

kepercayaan berbasis konsumen pada suatu merek. Untuk mengatasi masalah informasi, industri

minuman telah mengembangkan kode praktik mereka sendiri dan strategi branding. Saat ini,

Industri minuman bukan lagi hanya berupa produk konsumsi dasar semata, namun sudah

menjadi sebuah bentuk gaya hidup.

Dari banyaknya persaingan Industri ini banyak pesaing yang mulai menciptakan macam

varian produk dan rasa. Memahami bagaimana konsumen dapat mengerti merek minuman dan

bagaimana kepercayaan konsumen terhadap merek mampu mempengaruhi loyalitas konsumen

secara keseluruhan dan mampu mempengaruhi pemahaman masyarakat tentang hasil dari

kepercayaan terhadap merek minuman. Beberapa merek boba yang dianggap tereneak dan
populer di Indonesia ialah, Tiger Sugar, Xing Fu Tang, Kokumi, Diagon Alley, Xi Boba,

Chatime, Share Tea, dsb.

e. Minuman Boba sebagai trend kekinian masyarakat millennial

 Minuman kekinian merupakan istilah yang digunakan untuk minuman – minuman

inovatif dan populer, baik karena rasa maupun ciri khasnya yang unik. Saat ini berbagai merek

dan jenis minuman kekinian terus bermunculan di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu jenis

minuman kekinian adalah minuman boba. Pertanyaanya, bagaimana minuman Boba menjadi

trend atau menjadi sebuah faktor ‘kekinian’ masyarakat milenial? Minuman ini sangat popular di

kota metropolitan dengan pangsa pasar anak-anak hingga dewasa muda (Veronica & Ilmi, 2020).

Teh Susu Boba secara umum memiliki komposisi sebagai berikut, bubuk minuman dengan

varian rasa, bola tapioka (boba), sirup, gula dan susu kental manis (Sugiarto et al., 2021). Selain

itu, masih terdapat beberapa jenis topping yang dapat ditambahkan sesuai keinginan pembeli,

seperti jeli (nata de coco), egg pudding, keju, dll., (Min et al., 2017). Rasa manis yang dimiliki

oleh teh susu boba ini membuat beberapa orang mengkategorikan minuman ini sebagai dessert

(Min et al., 2017).9 Tren minuman boba (bubble) nampaknya menjadi pilihan gaya minuman

kekinian untuk anak milenial dan semakin menjamur. Hal itu terlihat dari: banyaknya gerai-gerai

minuman asal Taiwan tersebut hadir di tengah masyarakat, cafe-cafe yang sebagian besar

menyediakan minuman boba, produksi minuman boba di dalam pusat perbelanjaan, dll . Dengan

tingkat produktivitas penjualan dalam jumlah besar hingga ke pasar luar negeri menjadi

kepentingan utama dalam perekonomian sebagai komoditas perdagangan internasional. Dilansir

pada Kumparan.com bahwa minuman bubble punya kekuatan inovasi yang besar. Minuman ini

9
Lih. Safitri Rosyida, dkk. Kandungan Gizi dalam Minuman Kekinian “Boba Milk Tea”, Jurusan Gizi,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia, Gorontalo Journal of Public

Health, Vol. 4, no. 1, April 2021. Bagian pendahuluan.


terus bertransformasi dan menciptakan daya tarik. Rasa baru terus bermunculan, tampilannya

pun kian beragam, yang menjadi tren sejak awal 90-an, rupanya butuh waktu sepuluh tahun

untuk membawa minuman bubble masuk ke Indonesia. Tak mengherankan bila sebuah artikel

dalam Business Today memprediksi pertumbuhan tahunan pasar bubble tea dari 2017-2023 naik

hingga 7,3 persen.10

Kita pun dapat melihat bahwa produktivitas penjualan ini worth it (layak; pantas;

sebanding) hingga di masa mendatang dan menjadi suatu usaha yang menjajikan di pasar

ekonomi. Upaya-upaya atau bentuk inovatif dari minuman boba menjadi daya tarik tersendiri

sehingga keunikannya sungguh-sungguh menarik perhatian di kalangan masyarakat millennial.

Apa alasan dasarnya? Ketika suatu produk atau brand menjadi buming/viral/terkenal, khalayak

yang dapat disoroti di sini ialah para millennial. Karena itu, selain rasa yang enak dan bentuk

minuman yang tergolong baru, ketertarikan pada identitas atau label minuman boba tertentu

dapat menjadi faktor penentu mengapa minuman boba menjadi tren kekinian di masa sekarang.

Dalam suatu artikel karya yang berjudul “Penentuan Kelayakan Lokasi Usaha Minuman Milenial

The Boba Time Di Surakarta”, karya Khotijah Siti, dijelaskan suatu kelayakan mengapa

minuman boba menjadi suatu tren dan tetap dipertahankan sebagai sebuah gaya hidup kekinian11:

 Aksesibilitas: berhubungan dengan lama waktu dalam manjangkau lokasi

 Visibilitas: tempat yang mudah dilihat

 Tempat parkir: memiliki tempat parkir yang luas

10
https://kumparan.com/kumparanfood/cerita-boba-bubble-drink-yang-digandrungi-anakmuda 1rPinRkuKoA

(Diakses Rabu 30 Maret 2022, pukul 20:05 WITA).


11
Khotijah Siti, “Penentuan Kelayakan Lokasi Usaha Minuman Milenial The Boba Time Di Surakarta”

(publikasi ilmiah), Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2021, hlm. 6-12.


 Ekspansi: sebagai perluasan bisnis dengan menciptakan pasar baru, menambah sumber

daya manusia, dan memperluas fasilitas

 Lingkungan: keadaan di sekitar bisnis yang dapat mempengaruhi kemajuan dan

kemunduran bisnis

 Persaingan: Harga yang bervariasi dan terjangkau, produk yang inovatif dan enak, serta

promosi melalui media sosial dan diskon yang menarik

 Peraturan pemerintah: terkait kebijakan mengenai UMKM antara lain terkait perizinan

usaha, penetapan jam kerja, upah karyawan, kenaikan biaya upah tenaga kerja, listrik, dan

air.

Dengan demikian, Selain itu inovasi yang pesat pada minuman boba membuatnya dapat

diterima siapa saja karena kita dapat dengan memudah memesan yang sesuai selera. Ini juga

alasan mengapa boba milk tea dapat meraih kepopulerannya di Amerika. Awalnya boba milk tea

masuk ke Amerika di tahun 1990an. Saat itu komunitas Asia di Amerika menjadikan kedai-kedai

boba milk tea sebagai tempat berkumpul. Pada tahun 2000-an akhirnya boba milk tea meledak di

pasaran. Itu karena orang-orang terbiasa dengan minuman on-the-go atau duduk santai di kafe

ala Starbucks. Mereka menjadi lebih dapat menerima kebiasaan minum boba.12

Boba juga ikut masuk ke Eropa kurang lebih sepuluh tahun silam. Kini kedainya dapat

ditemukan di berbagai pusat perbelanjaan. Namun tak ada yang mengalahkan inovasi Cina.

Ketika Taiwan maupun negara-negara lainnya membiarkan kita minum boba dari kafe di mall,

Cina menawarkan boba milk tea instan. Kita dapat menyimpan stocknya di rumah dan

menyeduhkan ketika ingin.

f. Keunikan cara meminum Boba

12
Sukmasari Erlinda, Boba Milk Tea, Minuman Khas Taiwan yang Mendunia, CULTURA, Juli, 2019.
Salah satu keunikan meminum minuman boba ialah terdapat pada pengunaan sedotannya.

Tak seperti sedotan pada umumnya yang tergolong kecil, sedotan yang digunakan untuk

meminum boba memiliki ukuran yang lebih besar. Hal ini berguna agar bola-bola dari tepung

tapioka (boba) ini dapat masuk ke dalam sedotan dan dengan mudah sampai ke dalam mulut

konsumen. Hal ini pun bertolak pada bola-bola boba yang sedikit lebih besar, dalam artian tidak

cocok jika menggunakan sedotan biasa.

g. Kapan dan bagaimana minuman Boba disajikan?

Bertolak dari sejarah yang ada, minuman boba merupakan minuman penyegar dahaga

yang yang khas, oleh karena itu, keinginan untuk penyediaan minuman boba menjadi sebuah

kebutuhan masyarakat kala itu. Pertanyaannya, kapan dan bagaimana minuman ini disajikan?

Baik dalam masa perkembangan awal hingga masa sekarang, minuman boba disajikan bukan

dalam suatu acara atau kesempatan khusus, melainkan minuman ini disajikan hanya ketika orang

membutuhkannya.

Setiap minumam boba disajikan dengan satu sendok bola tapioka, kemudian diikuti

dengan teh atau jus yang mengisi wadah, lalu diakhiri dengan es yang banyak. Di masa kini, ada

gelas plastik khusus untuk penyajian minuman boba dengan penutup plastik pada bagian atas,

serta sedotan dengan diameter yang besar. Juga, banyak penjual boba menawarkan takaran gula

dan teh yang dapat disesuaikan dengan keinginan pembeli. Jadi, pembeli dapat menentukan

tingkat kemanisan atau kadar susu minumannya sendiri.

h. Cara membuat boba13

 Bahan yang mesti disiapkan

13
Mudah, Begini Cara Memasak Boba - PONDAN - Kreasi Pondan Food, diakses pada Rabu 30 Maret 2022,

pukul 22:00 WITA.


Untuk membuat boba, bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah 6 sendok air hangat, 130

gram tepung tapioka, dan 60 gram brown sugar (gula coklat). Langkah-langkah selanjutnya

ialah: cukup campurkan air hangat, brown sugar, dan sepertiga bahan tepung tapioka. Lalu,

panaskan larutan tersebut hingga mendidih. Setelah ditiriskan, tambahkan sisa tepung tapioka ke

dalam larutan hingga berubah menjadi adonan. Kemudian, gulung adonan sampai menggumpal.

Setelah adonan menjadi tebal, potong adonan menjadi bagian-bagian kecil. Potongan kecil

adonan ini lalu dibentuk menyerupai bola.

 Memasak Boba

Bagi yang tidak sempat membuat boba, boba instan dalam kemasan sudah cukup mudah

dijumpai di toko swalayan. Cara memasak boba buatan sendiri atau boba kemasan sebenarnya

sama saja. Tuangkan satu takaran boba ke dalam air bersih, lalu aduk boba agar tidak menempel

pada satu sama lain. Setelah itu, didihkan air dan rebus boba selama kurang lebih 10 menit.

Setelah boba direbus, angkat dan tiriskan selama 15 menit dalam wadah tertutup. Kemudian,

campurkan boba dengan gula pilihan untuk menambah rasa manis. Diamkan sesaat, dan boba

sudah siap disajikan.


Penutup

Boba atau zennzu naicha, yang awalnya dikenal dengan “bubble tea” atau “pearl milk

tea”, adalah minuman berbasis teh khas Taiwan yang ditemukan pertama kali di Tainan dan

Tiuchung pada tahun 1980-an. Pada awal ditemukannya, boba sering disebut juga dengan

“bubble tea” dikarenakan oleh lapisan tebal busa yang terbentuk pada bagian teratas dari

minuman setelah minuman dikocok. Sebelum masuknya berbagai brand boba yang sedang

populer, saat ini di Indonesia, pada tahun 90-an minuman boba menjadi hype di Amerika Serikat.

Bar Factory Tea menjadi salah satu contoh bentuk spirit yang membuktikan bahwa minuman

boba menjadi identias kultural masyarakat Asia-Amerika (orang Cina yang berketurunan lahir di

Amerika). Dari perkembangan inilah muncul berbagai brand boba yang masuk sekaligus

meramaikan industri boba di Indonesia seperti: Xing Fu Tang, Tiger sugar, Diagon Alley,
OneZo, Kokumi, Ban Ban, Heycha, Kamu Tea, Heihei, Familiy Mart, Gulu-Gulu, KOI, dan lain-

lain.

Dengan melihat sejarah perkembangan awal boba hingga masuk ke di Indonesia, kita pun

dapat melihat bahwa kebutuhan konsumen terhadap jenis produk minuman dapat dilihat dari

seberapa kuat merek dapat berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen dengan merek produk

tersebut. Hal itu terlihat dari: banyaknya gerai-gerai minuman asal Taiwan tersebut hadir di

tengah masyarakat, cafe-cafe yang sebagian besar menyediakan minuman boba, produksi

minuman boba di dalam pusat perbelanjaan, dll. Sebab, selain rasanya yang enak dan bentuk

minuman yang tergolong baru, ketertarikan pada identitas atau label minuman boba tertentu

dapat menjadi faktor penentu mengapa minuman boba menjadi tren kekinian dalam masyarakat

millennial. Dengan demikian, minuman boba merupakan minuman penyegar dahaga yang khas

dengan kebutuhan penyediaannya besar baik masyarakat kala itu maupun masa sekarang.

Daftar Pustaka

 Sukmasari Erlinda, Boba Milk Tea, Minuman Khas Taiwan yang Mendunia, CULTURA,

Juli, 2019.

 Reinfrank Alkira and Chan Bernice, History of Bubble Tea: How Boba, born of a staff

competition in Taiwan, Became a Global Phenomenon“, by South China Morning Post,

23 Feb, 2019, (Updated 30 Apr, 2020).

 Omiyama, Atsushi (3 May 2018). “Vietnam Embraces Taiwan-Style Bubble

Tea”. Nikkei Asia, ( 1 April 2019).


 Wong, Maggie Hiufu (30 April 2020). “The Rise of Bubble Tea, One of Taiwan's Most

Beloved Beverages”. CNN.  Original: 31 March 2021, (Retrieved 9 April 2021).

 Lee Elizabeth, Rasa Bangga Akan Akar Budaya Meningkat pada Warga AS Keturunan

Asia, AS, Juni 2013.

 Safitri Rosyida, dkk. Kandungan Gizi dalam Minuman Kekinian “Boba Milk Tea”,

Jurusan Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Indonesia, (Gorontalo Journal of Public Health, Vol. 4, no. 1, April 2021).

 Khotijah Siti, “Penentuan Kelayakan Lokasi Usaha Minuman Milenial The Boba Time

Di Surakarta” (publikasi ilmiah), Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah (Surakarta, 2021).

 Sukmasari Erlinda, Boba Milk Tea, Minuman Khas Taiwan yang Mendunia,

(CULTURA, Juli, 2019).

 Wikipedia (Boba, Pearl tea, bubble tea)

 Asal Usul Boba Archives – livingroomroutine, diakses pada senin 28 Maret 2022, pukul

19:20 WITA.

 https://kumparan.com/kumparanfood/cerita-boba-bubble-drink-yang-digandrungi-

anakmuda 1rPinRkuKoA (Diakses Rabu 30 Maret 2022, pukul 20:05 WITA).

 Mudah, Begini Cara Memasak Boba - PONDAN - Kreasi Pondan Food, diakses pada

senin 30 Maret 2022, pukul 22:00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai