Anda di halaman 1dari 2

KAWA DAUN

NAMA PERUSAHAAN :KAWA DAUN


JENIS USAHA :TEMPAT MINUM
PENDIRI : MISRAWATI & NURWAHYUNI
VISI DAN MISI
Visi
1. Mengenang sejarah sejarah terdahulu
2. Mempertahankan ciri khas kawa daun
Misi
1. Mengenalkan minuman khas minang tidak hanya di indonesia tapi juga di kancah
internasional
2. Mengingatkan kepada anak muda akan perjuangan dari masa penjajahan trdahulu

SEJARAH
Inilah minuman yang sedang in di Ranah Minang saat ini: Kawa Daun. Dengan gampang
dunsanak akan menemukan kafe-kafe di pinggir jalan raya -biasanya dari bambu, dilengkapi
kursi dan balai-balai- tempat menyeruput minuman ini.

Apa itu kawa daun? Kawa artinya kopi. Dari bahasa arab qahwah. Daun ya daun. Jadi kawa
daun adalah minuman yang dibuat dari seduhan daun kopi. Seperti teh. Sekali lagi: dari D-A-
U-N kopi yang diseduh dengan air panas, dan bukan dari bijinya. Cara menikmatinya juga tak
biasa : memakai tempurung alias batok kelapa, dengan ditemani gorengan. Sambil bersila di
atas balai-balai bambu seraya dihembus angin sepoi-sepoi dingin pegunungan, sungguh
kenikmatan tak terkira bagi penggemarnya. Rasanya? Kelat.

Bermula dari keinginan Gubernur Jenderal Van den Bosch untuk menerapkan tanam paksa
kopi di Ranah Minang pada 1840 menyusul keberhasilan di Tanah Jawa 10 tahun sebelumnya.
Kopi adalah komoditi bernilai tinggi di Eropa sehingga keuntungan yang membayang sungguh
luar biasa. Bagi kompeni tentunya.

Akibat harganya yang tinggi itu, semua biji kopi harus diserahkan ke gudang kopi alias
koffiepakhuis tanpa boleh tercecer sebijipun. Muncullah sebutan pakuih kopi bagi pegawai
pribumi yang mengurus gudang kopi ini. Tak heran jika mereka umumnya ikut kecipratan kaya.

Tapi malang bagi masyarakat kebanyakan. Mereka hanya boleh menanam saja tanpa boleh
mencicipi rasa minuman kopi yang diolah dari bijinya. Kopi adalah minuman para dewa yang
tak terjangkau tangan. Tapi tak kayu janjang dikapiang, tak ameh bungka diasah, timbullah
ide kreatif untuk membuat minuman dengan menyeduh daunnya. Demi dapat mencicipi rasa
kopi yang harum itu. Dapat dipastikan bahwa ide ini muncul terinspirasi dari cara mengolah
daun teh menjadi minuman. Sayangnya ide ini tidak tercatat dengan baik kapan munculnya,
dimana dan oleh siapa.

Pastinya rasa daun kopi tidak sama dengan rasa biji kopi. Tapi setidaknya ada bau-bau kopinya
juga. Kelat-kelat sedikit tak apalah, mungkin begitu pandangan masyarakat saat itu.
Penderitaan ini baru berakhir pada tahun 1908 ketika tanam paksa kopi diganti dengan
penerapan belasting atau pajak. Namun tradisi minum air daun kopi ternyata tidak ikut
berhenti. Mungkin karena sudah berlangsung lebih dari 60 tahun.
Proses pengasapan daun kopi ini yang terekam dalam sebuah potret koleksi Tropen Museum.
Beberapa orang ibu sedang bakalumun asok mengasapi daun kopi. Di belakang mereka
didirikan tikar sebagai penghalang angin. Tentu saja, karena tentu mereka tidak mengharapkan
api menyala dan membakar daun-daun kopi itu. Yang diharapkan adalah baranya. Kalau
daunnya sudah berbunyi gemerisik artinya proses pengasapan sudah selesai. Siap untuk diolah
selanjutnya.
Seperti itulah sejarah minuman kawa daun, di daerah jawa terutama jawa timur masih di
dominasi dengan minuman minuman coffe modren. Sehingga kami terinspirasi untuk membuat
minuman yng mempunyai nilai unik dan sejarah yang sangat kental.

STRUKTUR ORGANISASI
JOB DESK
 Kasir
 Akuntan
 Bagian pengiriman
 Barista
 Bersih bersih
 Pemasok

Anda mungkin juga menyukai