Nama Anggota :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami mengenai
‘’Komoditi Kopi dan Coklat’’. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Kopi
Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada
di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan
tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah
meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari
Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa dan
ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya. Kopi juga
merupakan sumber penghasilan bagi petani Indonesia yang jumlahnya sekitar satu
setengah juta jiwa. (Raharjo, 2012). Kopi menjadi komoditi yang penting, karena di
anggap minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah penyegar badan
dan pikiran. Selain itu tanaman kopi juga mempunyai fungsi sosial dengan adanya
perkebunan kopi yang besar, berarti pula memberi pekerjaan bagi orang-orang dan
mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Sejarah perkembangan kopi di Indonesia dimulai sejak abad ke 16. Saat itu
Indonesia masih dalam kekuasaan penjajah Belanda. Pada tahun 1696, India
mengirimkan bibit kopi Yemen atau Arabica kepada gubernur Belanda yang berkuasa
di Indonesia untuk Dikembangkan di Indonesia khususnya di Batavia. Jenis-jenis kopi
yang ditanam pada saat penjajahan kebanyakan adalah kopi arabika dan robusta yang
mempunyai daya jual rendah. Berkat kegigihan para petani kopi yang ada di
Indonesia, akhirnya perkebunan kopi lambat laun semakin berkembang. Perkebunan
kopi sempat pasang dan surut, terlebih lagi tidak lama setelah Indonesia merdeka
terjadi krisis politik dan ekonomi. Setelah era tahun 2000’an, perkembangan kopi
kembali melejit. Sejak saat itu, kopi menjadi salah satu minuman favorit banyak
orang. Apalagi olahan kopi sejak saat itu semakin bervariasi. Tidak hanya kopi hitam
yang berasa pahit saja, namun sudah banyak kopi dengan rasa yang nikmat.
Penyebaran kopi arabika di bawa Seorang berkebangsaan belanda pada abad ke-17
sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia. Jenis kopi ini
oleh Gubernur jendral belanda di malabar di kirim juga ke Batavia pada tahun 1696.
Karena tanaman ini kemudian mati oleh banjir, pada tahun 1699 di datangkan lagi
bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta Dan Jawa Barat,
akhirnya menyebar ke Berbagai bagian di kepulauan Indonesia (Gandul, 2010).
Sekitar satu abad kopi arabika telah Berkembang sebagai tanaman rakyat.
Perkebunan kopi pertama di usahakan di Jawa Tengah (semarang dan kedu) pada awal
abad Ke-19 dan di besuki bahkan baru pada akhir tahun 1900 an . hampir dua abad
kopi arabika menjadi satu-satunya jenis kopi komersial yang di tanam di Indonesia.
Budidaya kopi Arabika ini mengalami kemunduran karena serangan penyakit karat
daun (hemileia vastatrix) yang termasuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Kopi arabika
hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi (1000 m ke atas) dimana sarangan
penyakit ini tidak begitu hebat. Kopi robusta (coffea canephora) di masukan ke
Indonesia pada tahun 1900, kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun, dan
memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, sedang produksinya jauh
lebih tinggi. Oleh karena itu kopi ini lebih cepat berkembang, dan mendesak kopi-
kopi lainya. Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi indonesia terdiri
ataskopirobusta (panggabean, 2011).
Cokelat
Cokelat pertama kali ditemukan oleh bangsa Olmek di Amerika Selatan pada tiga
ribu tahun yang lalu. Pada masa itu, penduduk Mesoamerika mengolah biji kakao
menjadi minuman yang rasanya pahit. Bertahun-tahun setelah bangsa Olmek punah,
cokelat pun masih dinikmati oleh bangsa Maya yang menghuni Amerika Selatan
setelahnya. Bangsa Maya percaya bahwa pohon kakao merupakan milik paradewa dan
buahnya merupakan hadiah dari dewa untuk manusia asilkan dari kakao (Theobroma
cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke
Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko.
Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di
sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat
ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto
Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari
tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao
tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, tetapi selaput putih yang terdapat
pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman
beralkohol.
Menurut Sophie dan Michael Coe dalam bukunya ‘The True History of
Chocolate‘, bukti linguistik paling awal dari konsumsi cokelat merentang dari tiga
hingga empat milenium yang lalu, di Mesoamerika pra-Kolombia seperti Olmec.
Bukti paling awal mengenai cokelat pertama muncul di situs pengolahan cokelat di
Puerto Escondido, Honduras pada 1100-1400 SM (Sebelum Masehi). Dari penemuan
ini, banyak yang menduga bahwa biji kakao tidak hanya digunakan sebagai minuman
tetapi juga sebagai gula alami untuk minuman beralkohol dan obat. Kemudian
ditemukan residu cokelat pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno,
peradaban pertama yang mendiami daerah Mesoamerika di Río Azul, Guatemala
Utara. Ini menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat diperkirakan sekitar
tahun 450 SM – 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status
penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih
ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain.
2. Robusta
Tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan
kopi jenis arabika . Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relatif luas.
Pasalnya kopi jenis robusta, dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah
dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika.
Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah. Saat ini, beberapa jenis robusta
sudah tercampur menjadi klon atau hibrida, seperti klon BP 39, BP 42, SA13, SA 34
dan SA 56. Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia
diantaranya BP 42x, BP 234, BP 288, BP 308, BP 358, BP 409, BP 436, BP 534, BP
936, SA 203, SA 234, dan SA 237. Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat
mencapai 800 – 2.000kg/ha/tahun.
3. Liberika
Kopi Liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika barat. Kopi ini dapat
tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Di abad-19, jenis kopi ini
didatangkan keIndonesia untuk menggantikan kopi arabikayang terserang oleh hama
penyakit.
Dahulu, kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia, tetapi sekarang sudah
ditinggalkan oleh pekebun atau petani. Pasalnya,bobot biji kopi keringnya hanya 10%
dari bobot kopi basah. Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering, rendemen
biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis
kopi liberika di Indonesia. Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 – 12%.
4. Excelsa
Saat ini sedang dalam kajian peneliti Puslitkoka untuk diajukan pelepasan varietasnya.
Kopi jenis ini tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi
masuk kelompok liberoid. Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah
afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu.
Dewevrei coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak
dibudidayakan di tanah Indonesia. Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak
begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap,
atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah
yang tidak sesuai untuk kopi robusta. Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di
atas lahan gambut, kemudian cukup 3,5 tahun, tanaman ini sudah mampu
memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar.
Cokelat
Jenis kakao yang paling banyak ditanam untuk produksi coklat hanya 3 jenis, yaitu :
1.Jenis Criollo
Jenis Criollo terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis
ini menghasilkan biji coklat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai coklat
mulia. Buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis dan berbintil – bintil
kasar dan lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan
kotiledon berwarna putih pada waktu basah.
2. Jenis Forastero
Jenis ini menghasilkan biji coklat yang memiliki mutu sedang atau dikenal juga
sebagai Ordinary cocoa. Buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal, biji buahnya tipis
atau gepeng dan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah.
3.Jenis Trinitario
Merupakan campuran dari jenis Criollo dengan jenis Forastero. Coklat Trinitario
menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk
cocoa. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam – macam. Biji
buahnya juga bermacam – macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai
ungu tua pada waktu basah.
Kopi
Natural process merupakan metode pemisahan biji kopi yang paling tua. Sesuai
dengan namanya, proses ini tidak melibatkan mesin dan air. Buah kopi yang sudah
melewati proses penyortiran sesuai kualitasnya akan melalui proses pengeringan atau
penjemuran di bawah matahari langsung. Beberapa produsen kopi terkadang
menjemurnya pada permukaan alas plastik atau meja pengering khusus
dengan airflow yang berada di bagian bawah.Buah kopi yang ditebar dan dijemur
tidak dikupas, melainkan dijemur beserta kulit dan daging buahnya. Selama proses ini
berlangsung, buah kopi harus dibolak-balik secara berkala untuk mendapatkan hasil
pengeringan yang merata dan menghindari pembusukan. Sesuai dengan namanya,
proses ini membuat buah kopi mengalami fermentasi secara alami dan terkelupas
dengan sendirinya. Metode natural process akan menghasilkan variasi rasa buah-
buahan, bukan hanya cita rasa pahit atau asam.
2. WASHED PROCESS
Metode pasca panen yang satu ini membutuhkan air dalam jumlah banyak. Washed
process bertujuan sama seperti metode natural process, yaitu menghilangkan atau
melepaskan kulit dan daging yang melekat pada biji kopi. Perbedaannya adalah proses
pembersihan buah kopi menggunakan air sebelum mulai dikeringkan.
Awalnya, buah kopi akan diseleksi dengan proses perendaman. Kopi yang
mengapung ketika direndam akan dibuang, sedangkan yang tenggelam dianggap telah
matang dan siap diproses ke tahap berikutnya. Kulit buah kopi akan dipisahkan
menggunakan mesin depulper. Kemudian, sisa-sisa kulit yang masih menempel akan
dibersihkan lagi dengan air supaya biji kopi benar-benar bersih.
Penggunaan air bersuhu hangat biasanya akan mempercepat metode ini. Kopi yang
sudah terkelupas dan bersih akan dikeringkan dengan cara dijemur. Metode ini
biasanya akan menghasilkan body kopi yang ringan dan lembut, karakter yang
bersih, light, cenderung fruity, dan memiliki kadar acidity yang lebih tinggi.
3. HYBRID PROCESS
Cokelat
Kakao merupakan salah satu komoditas yang dapat memberikan kontribusi untuk
peningkatan devisa Negara. Indonesia sebagai salah satu negara pemasok utama
kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%) dengan persentasi
13,6%. Denggan mengolah Kakao menjadi prodak yang berkualitas di dalam Negeri.
Kita sudah mampu menyelamatkan keuangan negara sekitar 5% atau USD 200/ ton
setiap ekpor biji Kakao.
CARA KE-1
1. Biji kakao dibersihkan untuk menghilangkan semua bahan yang asing.
2. Biji kakao selanjutnya akan dipanggang/disangrai untuk membawa keluar rasa coklat
dan warna biji (roasted). Suhu, waktu dan tingkat kelembaban pada saat penyangraian
(roasted) tergantung pada jenis biji yang digunakan dan jenis coklat atau produk yang
akan dihasilkan.
3. Sebuah mesin penampi (winnowing machine) akan digunakan untuk memisahkan
kulit biji dan biji kakao.
4. Biji kakao kemudian akan mengalami proses alkalisasi, biasanya menggunakan
kalium karbonat, untuk mengembangkan rasa dan warna.
5. Setelah di alkalisasi, biji kakao kemudian memasuki proses penggilingan untuk
membuat cocoa liquor (kakao partikel tersuspensi dalam cocoa butter). Suhu dan
tingkat penggilingan bervariasi sesuai dengan jenis mesin penggilingan yang
digunakan dan produk yang akan dihasilkan.
6. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya produsen akan menambahkan
bahan pencampur, seperti kacang untuk menambah citra rasa coklat. Umumnya
menggunakan lebih dari satu jenis kacang dalam produk mereka, yang dicampur
bersama-sama dengan formula yang dibutuhkan.
7. Tahapan selanjunya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara dipress/ditekan
untuk mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa padat yang
disebut cocoa presscake. Persentasi lemak kakao yang dipress disesuaikan dengan
keinginan produsen sehingga komposisi lemak coklat (cocoa butter) dan cocoa
presscake berbeda-beda.
8. Pengolahan sekarang menjadi dua arah yang berbeda. Lemak coklat akan digunakan
dalam pembuatan coklat. Sementara cocoa presscake akan dihaluskan menjadi coklat
dalam bentuk bubuk.
9. Lemak coklat (cocoa butter) selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi coklat
melalui penambahan cocoa liquor. Bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi
agen dan cocoa butter ditambahkan dan dicampur. Proporsi bahan akan berbeda
tergantung pada jenis cokelat yang dibuat.
10. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus terbentuk
(refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat.
11. Proses selanjutnya, conching, untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan tekstur
coklat. Conching adalah proses menguleni atau smoothing. Kecepatan, durasi dan
suhu conching akan mempengaruhi rasa. Sebuah alternatif untuk conching adalah
proses pengemulsi menggunakan mesin yang bekerja seperti pengocok telur.
12. Campuran ini kemudian melewati pemanasan, pendinginan dan proses pemanasan
kembali. Hal ini mencegah perubahan warna dan lemak coklat dalam produk tersebut.
Hal ini untuk mencegah perubahan warna dan melelehnya coklat dalam produk.
13. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam cetakan atau digunakan untuk pengisi
enrobing dan didinginkan di ruang pendingin.
14. Cokelat ini kemudian dikemas untuk distribusi ke outlet ritel.
CARA KE-2
Tahapan pengolahan pasca panen kakao yaitu buah hasil panen dibelah dan biji
berselimut pulp dikeluarkan, kemudian dikumpulkan pada suatu wadah. Jenis wadah
yang digunakan dapat bervariasi, diantaranya drying platforms (Amerika), keranjang
yang dilapisi oleh daun, dan kontainer kayu. Kontainer disimpan di atas tanah atau di
atas saluran untuk menampung pulp juices yang dihasilkan selama fermentasi (hasil
degradasi pulp).
Pada umumnya, dasar kontainer memiliki lubang kecil untuk drainase dan aerasi.
Kontainer tidak diisi secara penuh, disisakan 10 cm dari atas dan permukaan atas
ditutupi dengan daun pisang yang bertujuan untuk menahan panas dan mencegah
permukaan biji dari pengeringan. Fermentasi dalam kotak dapat dilakukan selama 2 –
6 hari, isi kotak dibalik tiap hari dengan memindahkannya ke kotak lain.
Fermentasi pada biji kakao terjadi dalam dua tahap yaitu fermentasi anaerob dan
fermentasi aerob. Keberadaan asam sitrat membuat lingkungan pulp menjadi asam
sehingga akan menginisiasi pertumbuhan ragi dan terjadi fermentasi secara anaerob.
Fermentasi aerob diinisiasi oleh bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat. Produk
fermentasi yang dihasilkan berupa etanol, asam laktat, dan asam asetat yang akan
berdifusi ke dalam biji dan membuat biji tidak berkecambah.
Selama fermentasi terjadi pula aktivitas enzimatik, enzim yang terlibat adalah
endoprotease, aminopeptidase, karboksipeptidase, invertase (kotiledon dan pulp),
polifenol oksidase dan glikosidase. Enzim-enzim ini berperan dalam pembentukan
prekursor cita rasa dan degradasi pigmen selama fermentasi. Prekursor cita rasa (asam
amino, peptida dan gula pereduksi) membentuk komponen cita rasa di bawah reaksi
Maillard (reaksi pencoklatan non-enzimatis) selama penyangraian.
Setelah pengeringan, biji disortir untuk membersihkan biji dan dilanjutkan dengan
penyangraian pada suhu 210 C selama 10 – 15 menit. Tujuan dari penyangraian
adalah untuk mensterilisasi biji serta pembentukan cita rasa dari prekursor cita rasa
(hasil fermentasi) melalui reaksi Maillard.
Pada saat panen, petani coklat Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengolah biji
coklat tanpa fermentasi dengan cara merendam biji dalam air untuk membuang pulp
dan dilanjutkan dengan penjemuran, dengan demikian biji siap dijual tanpa
memerhatikan kualitas. Langkah tersebut diambil petani untuk mendapatkan hasil
penjualan yang cepat karena jika melalui fermentasi diperlukan waktu inkubasi
sehingga petani harus menunggu untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan,
sedangkan fermentasi merupkan kunci penting untuk memberikan cita rasa coklat.
Produk yang melalui proses fermentasi sehingga diperoleh cita rasa coklat yang
sesungguhnya dengan cost production yang relatif rendah. Fermentasi dapat dilakukan
secara tradisional dan tidak memerlukan treatment khusus, hanya diperlukan wadah
fermentasi dari kayu, ruang penyimpanan, lahan untuk menjemur, dan mesin
penyangrai. Dengan demikian, pengetahuan mengenai pentingnya fermentasi pada biji
kakao perlu disebarluaskan pada petani coklat agar mampu mengolah Kakao dengan
baik.
Kopi
Alat - Alat yang digunakan pada kopi yaitu :
Fungsi: Melepas kulit buah kopi untuk memudahkan pelepasan atau pembersihan
lapisan lendir dari permukaan kulit tanduk.
Fungsi: Melepas lapisan dan membersihkan benda asing dipermukaan kulit tanduk
kopi.
3. Pengering (Dryer)
Fungsi: Mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap memiliki
mutu yang baik sampai ke tahap proses pengolahan berikutnya
Fungsi: a. Menyimpan biji kopi kering hasil sortasi dalam waktu yang relatif lama
sebelum dijual ke konsumen; b. Tujuan pemakaian gudang dengan atmosfir terkendali
adalah untuk mencegah kerusakan mutu biji kopi secara mikrobiologis dan serangan
hama gudang seperti serangga atau tikus
Fungsi: Memisahkan kulit buah kering, kulit tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh
biji kopi pasar yang bersih dan bermutu
6. Sortasi kopi
7. Sangrai (Roaster)
Fungsi: a. Untuk membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kopi bubuk;
b. Memudahkan proses penghalusan
Fungsi: Mencampur biji kopi sangrai agar bubuk kopi yang dihasilkan konsisten dan
seragam.
Fungsi: Sarana pengawasan mutu biji kopi sebelum maupun setelah proses produksi
bubuk kopi.
Cokelat
Alat - alat yang digunakan
Pada cokelat yaitu:
1. Multi Purpose Roaster (MPR-54 L)
Fungsi : digunakan untuk menyangrai biji kakao
2. Cocoa Nibs Cooler (CL-4)
Fungsi : digunakan untuk mendinginkan biji Kakao yang sudah kering
3. Nibs Sheel Separator
Fungsi : untuk memisahkan antara daging/Nibs dan kulit/Sheel pada biji Kakao
4. Multi Purpose Roaster (MPR-54 L)
Fungsi : di Alkalisasi untuk menghilangkan kadar asam pada biji Kakao dengan
penambahan air
5. Stone Mill (STM-100)
Fungsi : mengubah Nibs menjadi pasta kasar
6. Ball Mill (BMV 30-L)
Fungsi : untuk menghasilkan pasta halus dan memisahkan lemak Kakao
7. Mixer (MX-40)
Fungsi : untuk menghomogenkan bahan (Butter cocoa cair 15%, pasta cokelat 35%,
susu full cream 15%, dan gula pasir 35%)
8. Ball Mill Mini (BMV-10)
Fungsi : untuk lebih menghomogenkan dan menghaluskan campuran bahan dengan
menggunakan suhu 40ºC selama ± 2 jam
9. Vertical Tempering Machine (VTM-10)
Fungsi : untuk persiapan percetakan
Kopi
2. Tenaga Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjenbun (2015), mayoritas tenaga
kerja di perkebunan kopi terserap melalui perkebunan rakyat. Penyerapan Sumber
daya manusia untuk perkebunan kopi tahun 2014 mampu menyerap hingga 1.765.401
orang petani kopi yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Penjelasan tentang
sumber daya manusia yang mendukung dalam pengembangan industri kopi Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia khususnya petani kopi, memiliki
jumlah yang memadai untuk pengembangan komoditas unggulan. Namun, kualitas
tenaga kerja masih rendah khususnya dalam hal pemetikan dan proses penanganan
pascapanen lainnya.
Cokelat
Kopi
9. Memperkuat tulang.
Sebagian orang berasumsi bahwa kalsium bisa didapat bila mengonsumsi susu secara
teratur. Hal memang benar adanya, namun ada hal yang perlu kalian ketahui, jika
kalsium juga bisa didapat dengan meminum kopi secara teratur. Bila tubuh
mendapatkan kalsium yang cukup, maka semua tulang yang ada di dalam tubuh akan
lebih kuat dan terhindar dari pengeroposan tulang.
Cokelat
1. Kaya akan mikronitrien
Cokelat hitam mengandung berbagai macam mikronutrien. Dalam 100 gram cokelat
hitam terdapat 11 gram serat, 12 mg zat besi, 230 mg magnesium, 2 mg mangan, 73
mg kalsium, dan masih banyak lagi.
Selain mengandung delapan asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh, cokelat
juga menyimpan berbagai vitamin, termasuk vitamin A, B1, B2, B3, B12, dan K.
Itulah mengapa manfaat cokelat sangat beragam untuk kesehatan.
2. Efek Stimulan bagi Tubuh
Kakao—tanaman penghasil cokelat—memiliki beberapa komponen dengan efek
stimulan pada tubuh, termasuk kafein, yang merupakan stimulan fisik, pencernaan,
dan otak.
Lalu, cokelat juga mengandung teobromin, yaitu senyawa stimulan yang mirip dengan
kafein, namun efeknya lebih lemah. Senyawa ini bersifat stimulan terhadap sistem
saraf pusat sehingga mampu membuat Anda lebih waspada dan terjaga.
3. Meningkatkan Mood
Manfaat cokelat yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang.
Ya, cokelat telah dikenal mampu memperbaiki mood atau suasana hati. Khasiat ini
diperoleh dari beberapa kandungan cokelat yang memiliki efek antidepresan.
Komponen feniletilamin pada cokelat dikenal dapat meningkatkan mood seseorang.
Selain itu, magnesium juga memiliki peran untuk menjaga keseimbangan mood agar
tetap stabi
4. Menyimpan Antioksidan
Selain sayur dan buah, cokelat juga merupakan salah satu bahan makanan yang
mengandung antioksidan. Bahkan cokelat mengandung lebih banyak variasi
antioksidan daripada makanan lain.
Antioksidan yang terkandung dalam cokelat adalah polifenol, flavanol, katekin, dan
sebagainya. Karena kandungan inilah, manfaat cokelat dapat melindungi sistem
kardiovaskular tubuh dan mencegah kanker.
Peran NO sendiri adalah mengirimkan sinyal agar terjadi relaksasi arteri sehingga
menurunkan tekanan darah. Inilah alasan mengapa salah satu manfaat cokelat
berperan untuk mengontrol tekanan darah.
Hal tersebut terjadi karena kandungan cokelat, yaitu sterol dan flavanol, dapat masuk
ke dalam pembuluh darah dan melindungi lipoprotein dari kerusakan sel.
Manfaat cokelat yang satu ini pun sudah dibuktikan pada beberapa penelitian. Pada
penelitian yang diterbitkan dalam Journal Clinical Nutrition menemukan bahwa orang
yang memakan cokelat hitam lebih dari lima kali seminggu mampu menurunkan
risiko penyakit jantung sebanyak 57 persen.
Selain itu, kandungan kafein dan teobromin dalam cokelat mampu meningkatkan
fungsi otak dalam jangka pendek. Karena alasan tersebut, manfaat cokelat disebut-
sebut dapat meningkatkan memori otak seseorang.
Lalu, kandungan mangan yang tinggi dalam kakao juga berperan dalam produksi
kolagen, yaitu protein yang dihasilkan agar menjaga kulit tampak muda dan sehat.
Dalam pencernaan, cokelat juga dapat berperilaku seperti prebiotik, yaitu sejenis serat
yang mendorong pertumbuhan bakteri baik di usus. Semakin banyak bakteri baik
dalam tubuh, maka metabolisme dan penyerapan nutrisi pun akan meningkat.
Lalu, teobromin dalam cokelat juga dinilai dapat menurunkan risiko terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil karena dapat merangsang jantung dan membuat
pembuluh darah arteri membesar.
PENUTUP
KESIMPULAN :
1. Komoditas kopi dan coklat merupakan komoditas yang sangat menjanjikan
dikarenakan peningkatan ekspor dari tahun ke tahun yang terus meningkat
2. Daya saing komoditas kopi Indonesia dengan kopi internasional cukup tinggi
3. Ekspor biji kakao mentah Indonesia salah satu yang tertinggi di Asean
4.Perdagangan kakao dunia didominasi oleh biji kakao dan produk akhir (cokelat),
sedangkan produk antara (cacao butter, cocoa powder dan cocoa paste) volumenya
relatif kecil.
SARAN :
Pemerintah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan
produksi biji kakao mentah menjadi bahan jadi seperti cokelat, dikarenakan dari data
yang ada Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor biji kakao mentah
tertinggi di Asean, seharusnya hal tersebut bisa di manfaatkan dengan mengolah
terlebih dahulu menjadi bahan jadi agar meningkatkan nilai ekonomis.
SDAFTAR PUSTAKA
Susanto, F.X. Ir. 1994. Tanaman Kakao. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Kanisius.
Sudibyo, Agus.2012.Peran Cokelat Sebagai Produk Pangan Derival Kakao Yang
Menyehatkan.Jurnal Riset Industri.Vol 6(1):23-28
Dinas perkebunan provinsi Jawa Timur. 2013. Alat pengolahan kopi dan kakao.
Dinas perkebunan: Surabaya
Andini, D., Yulianto, E., & Fanani, D. (2016). Peningkatan daya saing ekspor produk
olahan kakao indonesia di pasar internasional (studi pada ekspor produk olahan kakao
Indonesia tahun 2009-2014). Jurnal Administrasi Bisnis, 38(2), 171-175.