Cari Lanjut
Kopi
Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. [2] Kopi
merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua spesies pohon
kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea
arabica).
Pemerosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang, yaitu dari pemanenan biji kopi yang
telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan [3] kemudian dilakukan pemrosesan biji
kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya, yaitu penyangraian dengan
tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian, biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk
kopi sebelum kopi dapat diminum.[4]
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali
ditemukan oleh bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.[5] Kopi kemudian
terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi
oleh berbagai kalangan masyarakat.[butuh rujukan] Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari
400 ribu ton kopi per tahunnya.[6] Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat
menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit
jantung (kardiovaskuler).[7][8]
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab: قهوة qahwah yang pada masa itu digunakan untuk
menyebut minuman anggur, sedangkan kata bunn pada masa itu digunakan untuk menyebut kacang-
kacangan. Maka disebutlah qahwah al-bunn yang berarti minuman mirip anggur yang berasal dari biji-
bijian seperti kacang. Kemudian kata qahwah lebih digunakan untuk menyebut minuman kopi ini
daripada untuk menyebut minuman anggur, sedangkan kata bunn akhirnya lebih digunakan untuk
menyebut biji kopi daripada untuk menyebut kacang-kacangan. Kata qahwah kembali mengalami
perubahan menjadi kahveh di bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam
bahasa Belanda.[butuh rujukan] Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kata kopi yang dikenal saat ini. [9]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM,[10] pendapat lain mengatakan 850 M.[11] Pada saat
itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan
dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.[12] Penemuan
kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja, ketika penggembala bernama Khalid—seorang Abyssinia—
mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam,
setelah memakan sejenis buah beri.[11] Ia pun mencoba memasak dan memakannya.[10] Kebiasaan ini
kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika. Namun, metode penyajiannya
masih menggunakan metode konvensional.[butuh rujukan] Barulah beberapa ratus tahun kemudian, biji kopi
ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju. [12]
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya
memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. [12] Pada abad ke-13, umat Islam banyak
mengonsumsi kopi sebagai minuman penambah energi saat beribadah di malam hari. [13] Kepopuleran
kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai
daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.[12]
Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu
mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih
dahulu.[10] Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan.[butuh rujukan] Barulah pada
tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar
dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab. [10]
Venesia, kota perdagangan kopi pada era awal masuknya kopi di Eropa.
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang
saudagar Venesia.[12] Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah
mencukupi kebutuhan pasar.[butuh rujukan] Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya.
[12]
Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada
tahun 1616.[14] Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-
besaran.[butuh rujukan] Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda. [12]
Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Prancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari bangsa
Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes.[12] Pada saat yang
sama, serorang angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian
dari pohon tersebut untuk dibawa ke Martinique.[15] Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh Louis XIV dan
sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam Jardin des
Plantes untuk mencuri tanaman kopi.[16]
Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke Martinik merupakan suatu
pencapaian yang sangat besar.[16] Hal ini disebabkan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. [butuh
rujukan]
Hanya dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi
dengan varietas yang beragam.[butuh rujukan] Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan
jenis kopi di dunia.[16]
Sejarah penemuan kopi telah dimulai ribuan tahun lalu. Berikut sejarahnya secara singkat: [17]
1511: Kopi dianggap minuman yang suci oleh Sultan Mekah sebagai tindak lanjut dari aksi Khait
Beg yang ingin melarang peredaran kopi.
1652: Kedai kopi pertama di Inggris dibuka dan segera menjamur ke berbagai pelosok di setiap daerah.
1714: Gabriel Mathieu do Clieu berhasil mencuri biji kopi dari suguhan bangsawan Belanda kepada
Raja Prancis Louis XIV dan menanamnya di Martinik yang merupakan sumber dari 90% jenis tanaman
kopi di dunia saat ini.
1727: Era industri kopi di Brasil dimulai dan hal ini dipelopori oleh Letnan Kolonel Francisco de Melo
Palheta.
1775: Sang Frederick dari Prusia memblok semua import kopi hijau yang kemudian dengan segera
dikecam oleh masyarakatnya.
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. [18] Sebagian besar kopi yang ada
dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. [butuh rujukan] Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah
dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India,
dan Indonesia.[19] Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.[19] Kopi
arabika tumbuh pada ketinggian 600–2000 m di atas permukaan laut. [butuh rujukan] Tanaman ini dapat
tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. [butuh rujukan] Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-
26oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap. [19]
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta.[butuh
rujukan]
Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya
sebagai suatu subvarietas.[butuh rujukan] Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi
luwak asli Indonesia.[21]
Kopi luak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. [19] Proses terbentuknya dan rasanya yang
unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini. [butuh rujukan] Pada dasarnya, kopi ini
merupakan kopi jenis arabika.[butuh rujukan] Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang.
[18]
Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. [21] Bagian dalam biji ini
kemudian akan keluar bersama kotorannya. [22] Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan
luak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang
memberikan cita rasa tambahan yang unik. [21]
Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam. [23]
Caffè macchiato, merupakan kopi espreso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu
4:1.[24]
Kapucino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat. [24]
Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi. [24]
Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.[23]
Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu. [23]
Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.[24]
Kopi yang dapat diminum akan menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi
untuk menjadi minuman kopi.[24] Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan
minuman kopi terbaik.[butuh rujukan] Dalam hal ini, proses penanaman juga turut berperan dalam
menciptakan cita rasa kopi yang baik.[24]
Tanaman kopi selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan berbunga putih.[9] Bunga ini kemudian akan
menghasilkan buah yang mirip dengan ceri terbungkus dengan cangkang yang keras.[9] Hasil dari
pembuahan di bunga inilah yang disebut dengan biji kopi.[butuh rujukan] Pemanenan biji kopi biasanya
dilakukan secara manual dengan tangan.[butuh rujukan] Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah dipanen
ini akan dipisahkan cangkangnya.[24] Terdapat dua metode yang umum dipakai, yaitu dengan
pengeringan dan penggilingan dengan mesin.[butuh rujukan] Pada kondisi daerah yang kering biasanya
digunakan metode pengeringan langsung di bawah sinar matahari.[24] Setelah kering maka cangkang biji
kopi akan lebih mudah untuk dipisahkan. [butuh rujukan] Di Indonesia, biji kopi dikeringkan hingga
kadar air tersisa hanya 30-35% [25] Metode lainnya adalah dengan menggunkan mesin.[butuh rujukan] Sebelum
digiling, biji kopi biasanya dicuci terlebih dahulu. [butuh rujukan] Saat digiling dalam mesin, biji kopi juga
mengalami fermentasi singkat.[24] Metode penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik
daripada metode pengeringan langsung. [24]
Pemanggangan[sunting | sunting sumber]
dua wanita memanggang kopi di Ethiopia
Setelah dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses pemanggangan.
[24]
Proses ini secara langsung dapat meningatkan cita rasa dan warna dari biji kopi. Secara fisik,
perubahan biji kopi terlihat dari pengeringan biji dan penurunan bobot secara keseluruhan. [24] Pori-
pori di sekeliling permukaan biji pun akan terlihat lebih jelas. [butuh rujukan] Warna cokelat dari biji kopi juga
akan terlihat memekat.[24]
Penggilingan[sunting | sunting sumber]
Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji kopi.
[24]
Dengan bertambah luasnya permukaan, maka ekstraksi akan menjadi lebih efisien dan cepat.[butuh
rujukan]
Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan yang baik.[9] Hasil
penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi perubahan cita
rasa kopi.[9]
Pot vakum, salah satu alat yang dapat digunakan untuk merebus biji kopi.
Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi. [butuh rujukan] Untuk
menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik
dan sempurna.[9] Terdapat banyak variabel dalam perebusan biji kopi, antara lain komposisi biji kopi
dan air, ukuran partikel, suhu air yang dipakai, metode, dan waktu perebusan. [9] Kesalahan kecil dalam
perebusan kopi dapat menyebabkan penurunan cita rasa. [butuh rujukan] Sebagai contoh, perebusan yang
terlalu lama biasanya akan menimbulkan rasa kopi yang terlalu pahit.[9] Oleh karena itu, bukanlah hal
yang mudah untuk menyajikan kopi yang baik. [9]
Dekafeinasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Dekafeinasi
Karung kopi Brasil
Konsumsi kopi rata-rata adalah sekitar sepertiga dari air keran di Amerika Utara dan Eropa. Di seluruh
dunia, 6,7 juta metrik ton kopi diproduksi setiap tahun pada tahun 1998-2000, dan prediksinya adalah
kenaikan menjadi tujuh juta metrik ton per tahun pada tahun 2010. [27]
Brasil tetap menjadi negara pengekspor kopi yang terbesar, namun Vietnam meningkatkan tiga kali lipat
ekspornya antara tahun 1995 dan 1999 dan menjadi produsen utama biji robusta. [28] Indonesia adalah
pengekspor kopi ketiga terbesar secara keseluruhan dan produsen terbesar kopi arabika yang telah
dicuci. Kopi Honduras organik adalah komoditas yang berkembang pesat karena iklim dan tanah
Honduras yang subur.
Pada tahun 2013, The Seattle Times melaporkan bahwa harga kopi global turun lebih dari 50 persen dari
tahun ke tahun.[29] Di Thailand, biji kopi gading hitam diberikan ke gajah untuk dimakan yang enzim
pencernaannya mengurangi rasa pahit dari biji yang dikumpulkan dari kotoran. [30] Biji-biji kopi ini dijual
sampai $1100 per kilogram, menjadi kopi termahal di dunia [30] sekitar tiga kali lebih mahal dari biji yang
dipanen dari kotoran musang kelapa Asia.[31][32]
Di Indonesia, menurut Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) pada 2014 kebutuhan kopi
di Indonesia diperkirakan mencapai 260.000 kilogram. Naik menjadi 280.000 kilogram pada 2015, dan
pada tahun 2016 diperkirakan kebutuhan kopi dalam negeri mencapai 300.000 kilogram. Begitu pula
konsumsi kopi per kapita. Pada 2014 angkanya adalah 1,03 kilogram per kapita per tahun, kemudian
naik menjadi 1,09 kilogram pada 2015. Menurut lembaga riset pasar Euromonitor, kedai kopi specialty
dan kafe waralaba di Indonesia bertumbuh cepat sejak lima tahun terakhir. Kini jumlahnya di Indonesia
sekitar 1.083 kedai. Sebagian besar ada di Jakarta. Lebih lanjut menurut Euromonitor, pertumbuhan
penjualan kopi untuk konsumsi pribadi mencapai pertumbuhan 7 persen setahun. Nilai perdagangannya
diperkirakan bisa mencapai Rp11,9 triliun pada 2020. [33]
Kopi dibeli dan dijual sebagai biji kopi hijau oleh roaster, investor, dan spekulan harga sebagai komoditas
yang diperdagangkan di pasar komoditas dan exchange-traded fund. Kopi berjangka kontrak untuk
arabika yang dicuci Kelas 3 yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange di bawah
simbol ticker KC, dengan pengiriman kontrak terjadi setiap tahun pada bulan Maret, Mei, Juli,
September, dan Desember.[34] Kopi adalah contoh dari produk yang rentan terhadap variasi harga
komoditas berjangka yang signifikan.[35][36] Kelas kopi arabika yang lebih tinggi dan lebih rendah dijual
melalui jalur lain. Kontrak berjangka kopi robusta diperdagangkan di London International Financial
Futures and Options Exchange dan, sejak tahun 2007, di New York Intercontinental Exchange.
Sejak tahun 1970-an, kopi telah salah digambarkan oleh banyak orang, termasuk sejarawan Mark
Pendergrast, sebagai "komoditas kedua yang paling diperdagangkan secara legal" di dunia. [37]
[38]
Sebaliknya, "kopi adalah komoditas kedua yang paling berharga yang diekspor oleh negara-negara
berkembang," dari tahun 1970 sampai sekitar tahun 2000. [39] Fakta ini berasal dari Buku Tahunan
Komoditas dari Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan yang menunjukkan ekspor
komoditas "Dunia Ketiga" menurut nilai pada periode 1970-1998 sebagai minyak mentah di tempat
pertama, kopi di kedua, diikuti oleh gula, kapas, dan lain-lain. Kopi tetap menjadi komoditas ekspor
penting bagi negara-negara berkembang, tetapi angka yang lebih baru tidak tersedia karena pergeseran
dan alam yang dipolitisasi dari kategori "negara berkembang". [37]
Hari Kopi Internasional, yang diklaim berasal di Jepang pada tahun 1983 dengan sebuah acara yang
diselenggarakan oleh All Japan Coffee Association, berlangsung pada tanggal 29 September di beberapa
negara.[40][41][42]
Kafeina
Kandungan
Sumber
Kafeina
Secangkir
85 mg
kopi
Minuman
35 mg
berkarbonasi
Minuman
50 mg
berenergi
Batas aman konsumsi kafeina yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100–150 mg.[43] Dengan
jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga.
[43]
Selama proses pembutan kopi, banyak kafeina yang hilang karena rusak ataupun larut dalam air
perebusan.[43] Di samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafeina justru dilakukan untuk
disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari kopi. [butuh rujukan] Metode yang
umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process.[46] Prinsip kerjanya adalah dengan
menggunakan uap air panas dan uap untuk mengekstraksi kafeina dari dalam biji kopi.[46] Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga telah memungkinkan
implementasi bioteknologi dalam proses pengurangan kadar kafeina.[butuh rujukan] Cara ini dilakukan dengan
menggunakan senyawa theophylline yang dilekatkan pada bakteri untuk menghancurkan struktur
kafeina.[43]
Kandungan kafeina dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia. [butuh rujukan] Beberapa
orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali.
[butuh rujukan]
Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan
kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafeina.[47] Metabolisme kafeina terjadi dengan
bantuan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).[butuh rujukan] Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan
CYP1A2-2.[48] Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 mampu mematabolisme kafeina dengan cepat dan
efisien sehingga efek dari kafeina dapat dirasakan secara nyata. [butuh rujukan] Enzim CYP1A2-2 memiliki laju
metabolisme kafeina yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan tipe ini tidak merasakan efek
kesehatan dari kafeina dan bahkan cenderung menimbulkan efek yang negatif. [47][48][49]
Banyak isu yang berkembang mengenai efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti meningkatnya
risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi.
[50]
Beberapa penelitian justru menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafeina yang terdapat di dalam
kopi ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap.[50] Selain itu, kafeina mampu
menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh
terhadap insulin.[45] Kafeina dalam kopi juga telah terbukti mampu mencegah penyakit serangan jantung.
[50][51]
Pada beberapa kasus, konsumsi kopi juga dapat membuat tubuh tetap terjaga dan meningkatkan
konsentrasi walau tidak signifikan.[51][52] Di bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi oleh
para atlet sebelum bertanding karena senyawa aktif di dalam kopi mampu
meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula cadangan dalam
tubuh).[53]
Selain kafeina, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak.[54] Adanya
antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas,
seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun. [51] Beberapa contoh senyawa antioksidan yang
terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat,
dan tokoferol.[55] Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan. [54]
1. Kopi Arabika
Kopi arabika awalnya berasal dari negara Brazil. Kopi arabika merupakan jenis kopi pertama yang
ditemukan dan dibudidayakan oleh manusia hingga sekarang.
Kopi arabika memiliki ciri-ciri morfologi tanaman sebagai berikut : kopi arabika memiliki perakaran yang
lebih dalam, daunnya tipis, percabangan tanaman yang lentur, ukuran biji kecil dengan warna hijau tua
hingga merah gelap. Tanaman kopi jenis ini membutuhkan waktu 9 bulan untuk berbunga dan berbuah.
Kopi arabika tumbuh di ketinggian 700-1700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 16-20 derajat
celcius.
Kelemahan dari jenis kopi arabika ini adalah salah satu jenis kopi yang rentan terhadap serangan
penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun. Namun, kualitas bijinya jauh lebih baik dari
kopi liberika dan robusta. Dan juga, kopi jenis arabika terkenal nikmat dan memiliki aroma yang sedap
dan kuat.
Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi
daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia sendiri kita dapat menemukan jenis kopi arabika ini dari mulai
Aceh sampai di Papua.
2. Kopi Robusta
Kopi robusta awalnya ditemukan di negara Kongo. Jenis kopi ini dapat tumbuh baik di ketinggian 400-
700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 21-24 derajat celcius. Jenis kopi robusta lebih tahan
terhadap serangan penyakit karat daun. Umumnya, jenis kopi ini memerlukan waktu 10-11 bulan untuk
proses pembuahan dari bunga hingga menjadi buah.
Kelemahan dari kopi berjenis robusta ini adalah rasanya yang kurang mantap dan cenderung lebih
pahit dibandingkan dengan arabika. Harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan kopi berjenis
arabika, sehingga di Indonesia kopi berjenis ini dikenal juga dengan “kopi murah”.
3. Kopi Liberika
Kopi liberika berasal dari Liberia, Afrika barat. Kopi liberika dapat tumbuh sekitar 9 meter dari tanah.
Jenis kopi ini memiliki ukuran daun, bunga, cabang, buah, dan pohon yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis arabika dan robusta. Kopi liberika agak rentan terhadap penyakit HV Hemileia
vastratix atau penyakit karat daun.
Trending
Memiliki kualitas buah yang relatif rendah, namun kopi berjenis liberika mampu berbuah sepanjang
tahun dan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah. Kopi liberika yang pernah didatangkan ke
Indonesia yaitu yang bervarietas Ardoniana dan Durvei.
Kopi ekselsa berasal dari Afrika barat, pertama kali jenis kopi ini ditemukan di dekat Danau Chad. Kopi
jenis Ekselsa ini sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah yang basah. Kopi jenis ini
sangat mudah dalam hal pembudidayaannya, karena kopi berjenis ekselsa tidak rentan diserang
penyakit. Kopi ini juga dapat ditanam di areal lahan gambut.
Di Indonesia, kopi berjenis ekselsa mudah ditemui di kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi
Jambi, karena topografi lahan di daerah sana sangat mendukung untuk ditanami kopi berjenis ekselsa
ini. Memang harga dan kualitasnya masih jauh dibawah jenis kopi arabika dan robusta tetapi karena
tanaman kopi berjenis ini tidak mudah diserang penyakit, sehingga banyak juga petani kopi yang
membudidayakan kopi berjenis ekselsa ini
Espreso
Espreso
Jenis caffè (en)
Asal Italia
Komposisi Krema
Diperkenalkan 1884
[sunting di Wikidata]
Espreso adalah jenis kopi yang dihasilkan dengan mengekstraksi biji kopi yang sudah digiling dengan
menyemburkan air panas di bawah tekanan tinggi. [1] Espresso berasal dari Bahasa Italia yang
berarti express atau "cepat" karena dibuat untuk disajikan dengan segera kepada pelanggan. [2] Di dalam
espreso terdapat lebih dari enam ratus komponen zat kimia termasuk
diantaranya gula, kafeina, protein, emulsi dari minyak kopi, koloid, dan partikel kopi
dalam suspensi dengan gelembung gas kecil.[3] Pada setiap espreso terdapat suatu komponen yang
disebut crema yang merupakan busa keemasan yang terdiri dari minyak, protein, gula yang
mengambang di permukaan.[4] Secara teknis, espreso diperoleh ketika 45 ml air disemburkan melewati 7
sampai 9 gr kopi bubuk pada temperatur 90 °C dengan tekanan 9 atmosfer.[3]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pembuatan minuman (brewing) kopi seperti ini dikembangkan di Milan, Italia, sejak awal abad ke-20.
Awal terciptanya espreso ditandai dengan ditemukannya mesin kopi yang dapat mengeluarkan uap dan
air mendidih melalui kopi bubuk oleh Luigi Bezzera pada 1901.[5] Mesin tersebut merupakan cikal bakal
dari mesin espreso yang umum digunakan saat ini. [5] Bezzera membuat mesin tersebut untuk menjawab
permasalahan yang terjadi pada waktu itu, yaitu lamanya waktu pembuatan kopi yang mencapai lima
menit.[6] Hak paten untuk mesin yang diciptakan Bezzera kemudian dibeli oleh Desiderio Pavoni
pada 1903.[5] Perusahaan milik Pavoni pun mulai memproduksi mesin berdasarkan mesin Bezzera dan
menamakannya La Pavona.[5]
Mesin buatan Bezzera dan Pavoni memiliki kelemahan karena menggunakan uap dan air mendidih
sehingga memberikan rasa gosong pada minuman kopi yang sudah jadi. [5] Hingga pada 1938, mesin
dengan tuas piston diciptakan oleh Cremonesi.[5] Mesin tersebut tidak menggunakan air mendidih
melainkan hanya air panas sehingga rasa dari kopi yang dihasilkan lebih baik. [5]
Selain disajikan sendiri, espreso sering dicampur dengan susu, krim susu (foam), dan air panas.
Minuman seperti kapucino dan caffe latte menggunakan espreso sebagai bahan utama dan merupakan
mayoritas minuman kopi populer. [7]
Cappuccino, terbuat dari espreso, susu yang diuapkan, dan susu berbuih.
Caffe latte terbuat dari espreso dan susu yang diuapkan. Untuk membuat caffe latte, isi cangkir
dengan 1,5 oz. espreso, dan tuangkan uap susu ke atasnya sampai 7/8 penuh.
Istilah café-espress sudah digunakan sejak tahun 1880-an, jauh sebelum mesin espresso ada. Artinya
kopi dibuat sesuai pesanan, khusus untuk orang yang memesannya. Ini juga berarti kopi segar dalam
setiap arti kata:
Terbuat dari kacang segar yang disangrai paling lama dua minggu sebelum digunakan,
Giling sesaat sebelum diseduh,
Idealnya, semua kafe dan restoran akan menyajikan bahkan kopi yang diseduh secara rutin sebagai
espresso dalam arti yang lebih luas—yang baru digiling di press pot, neopolitan, vacuum brewer, atau
table top pourover. Aroma kopi yang enak lembut dan hilang dalam hitungan menit setelah digiling, baik
diseduh atau tidak.
Mesin ini juga bertenaga uap. Namun, uapnya tidak bersentuhan dengan kopi. Sebaliknya, tekanan uap
di bagian atas ketel memaksa air di bagian bawah ketel melalui kopi bubuk. Kopi diadakan
dalam kelompok yang terdiri dari portafilter , keranjang filter logam dan dudukan kuningan yang dapat
dilepas, dan kepala minuman tempat portafilter terpasang. Perpipaan dan grup dirancang untuk
berfungsi sebagai radiator panas, sehingga suhu air bertekanan turun dari 250°F (120°C) di dalam ketel
ke suhu pembuatan bir yang benar di kepala grup. Prinsip pembuatan bir ini masih digunakan di
mokapot kompor. Karena airnya diberi tekanan, kopi bisa digiling lebih halus dari pada brewer biasa,
mengurangi siklus pembuatan bir minimum dari sekitar 4 menit menjadi 30 detik. Mesin espresso dan
penggiling kopi yang menyertainya menjadi peralatan standar untuk membuat kopi di Italia, Prancis
Selatan, Spanyol, dan Amerika Latin. Di belahan dunia lain, mengikuti imigran Italia yang
mempopulerkannya di setiap negara tempat mereka menetap.
Namun teknologi terus berjalan, dan metode ini tidak lagi dianggap sebagai espresso khusus, meskipun
mokapot dan pembuat bir bertekanan uap lainnya terus dipasarkan dengan nama tersebut. Pada 1920-
an hingga 1940-an, para insinyur Italia bereksperimen dengan alat pemompa untuk meningkatkan
tekanan pembuatan bir. Yang praktis pertama dikembangkan oleh Cremonesi pada tahun 1938 dan
diproduksi oleh Achille Gaggia pada tahun 1946. Menggunakan piston bertenaga tangan. Pada mesin
jenis ini, tekanan uap dalam ketel memaksa air masuk ke dalam silinder, tetapi kemudian ditekan lebih
lanjut oleh piston bertenaga pegas menjadi sekitar 8 hingga 9 bar (120 hingga 135 PSI), atau 8 hingga 9
kali tekanan. yang telah dikembangkan oleh mesin uap. Pegas yang menggerakkan piston dikompresi
oleh tuas yang dipaksa turun oleh barista(Bahasa Italia untuk pelayan bar)—orang yang membuat
kopi. Seperti pada mesin generasi lama, grup tuas ini dirancang untuk mendinginkan air dari ketel ke
suhu penyeduhan.
Legenda mengatakan bahwa pelanggan pertama yang meminum ramuan baru di kedai kopi Gaggia tidak
menganggapnya enak. Mereka bertanya, "Buah apa ini (sciuma - buih) pada kopi saya?" Jadi dalam
taktik pemasaran, Gaggia menyebut minuman baru itu "caffè crema", bukan espresso. Selama sekitar
satu dekade, mesin espresso dibuat dengan beberapa kelompok menggunakan tekanan uap satu bar
gaya lama dan yang lainnya menggunakan tekanan tuas pegas sembilan bar gaya baru. Namun seiring
berjalannya waktu, gaya baru ini menang dan menjadi espresso sejati. Istilah "caffè crema" mati, hanya
untuk dihidupkan kembali untuk jenis minuman kopi lain oleh orang Swiss di tahun 80-an.
Inovasi selanjutnya dikomersialkan pada tahun 1961 oleh
Faema. Alih-alih piston yang terletak di antara ketel dan kopi bubuk, mereka menggunakan pompa listrik
untuk memindahkan air dingin melalui penukar panas yang melewati ketel ke kepala kelompok. Penukar
panas dirancang untuk memanaskan air ke suhu pembuatan bir yang benar. Karena kelompok itu tidak
lagi digunakan untuk mendinginkan air, itu juga harus disimpan pada suhu pembuatan bir yang
benar. Faema menggunakan sistem sirkulasi air panas untuk menjaga agar kelompok tetap
panas; pabrikan lain menggunakan jaket air panas atau membuat grup tetap berhubungan termal
dengan ketel untuk tujuan yang sama.
Silinder pada kelompok tuas hanya menampung satu ons air, membatasi volume yang dapat digunakan
untuk menyiapkan espresso. Tidak ada batasan untuk pompa listrik. Jadi mengapa espresso tidak
kembali menjadi secangkir kopi biasa atau demitasse, hanya diseduh lebih cepat menggunakan
tekanan? Inilah yang dilakukan orang Swiss untuk minuman yang sekarang disebut café crema . Namun,
pada saat model pompa elektrik yang lebih baru keluar, espresso telah menjadi kategori minumannya
sendiri, dan orang-orang mulai menyukai "cangkir kecil". Satu-satunya perubahan pada espresso yang
dibuat oleh mesin pompa listrik adalah pengenalan espresso ganda—gandakan air dan kopi ganda untuk
minuman dengan konsentrasi dan rasa yang sama.
Mesin pengungkit rumahan telah dirancang sejak tahun 1960-an, tetapi mereka tidak mencapai pasar
massal karena dua kekurangan yang parah: kelompoknya terlalu kecil, sehingga kopi akan menjadi
terlalu panas setelah beberapa tegukan, dan tuas yang diperpendek membutuhkan kekuatan lengan
yang cukup besar. Terobosan besar berikutnya datang pada akhir 1970-an. Sebuah perusahaan bernama
Ulka memperkenalkan pompa kecil dan murah yang masih dapat menghasilkan tekanan yang
dibutuhkan oleh espresso modern. Ini membuat mesin espresso pompa rumahan yang terjangkau dan
kecil menjadi kemungkinan yang praktis. Gaggia dan Quick Mill mengeluarkan model pertama dan
banyak pabrikan lain segera menyusul.
Americano
Caffè Americano.
Istilah Americano yang bermakna orang Amerika ini berasal dari bahasa Spanyol Amerika 1970-an atau
dari bahasa Italia.[4][5] Sementara itu istilah caffè Americano sendiri adalah istilah dari bahasa Italia yang
berati kopi Amerika.[6]
Sejarah penemuan istilah ini tidak begitu jelas, tetapi satu versi menyatakan bahwa istilah ini berasal
dari Perang Dunia II ketika tentara Amerika di Italia mencampurkan air panas ke dalam espreso hingga
mencapai takaran kopi yang biasa mereka minum. [7][8]
Adapun versi lainnya lebih awal dari itu. Somerset Maugham dalam noverlnya Ashenden: Or the British
Agent (1928) menceritakan tokoh protagonisnya memesan dan meminum suatu minuman
bernama americano di Naples selama Perang Dunia I, tetapi tidak ada cukup keterangan
apakah americano yang dimaksud adalah minuman yang sama dengan yang biasa dikenal sekarang
Kapucino
Kapucino
Asal Italia
Komposisi susu
espresso
[sunting di Wikidata]
Di Italia, kapucino diminum hampir selalu hanya pagi-pagi untuk makan pagi. Di beberapa negara lain
kapucino diminum sepanjang hari atau setelah makan malam.
Selain espresso yang baik, unsur terpenting dalam membuat kapucino adalah tekstur dan temperatur
susu. Bila seorang barista yang terlatih baik memanaskan susu untuk kapucino, ia harus menciptakan
"microfoam" dengan memasukkan busa-busa udara yang sangat halus ke dalam susu. Hal ini membuat
susu itu sangat halus dan terasa manis.
Idealnya kapucino dibuat di sebuah cangkir kopi keramik yang mempunyai daya simpan panas yang jauh
lebih baik daripada gelas atau kertas. [1]
Di tempat-tempat tertentu, barista yang cakap menciptakan seni latte ketika menuangkan susu yang
telah dipanaskan dengan tepat ke dalam espresso, sehingga menciptakan desain-desain tertentu seperti
apel, hati, daun, dan rangkaian daun.
Hingga tahun 1990-an, kapucino hanya diminum di Eropa dan beberapa kota besar di Amerika Utara,
tetapi setelah itu kapucino semakin mudah didapat oleh orang-orang Amerika Utara di waralaba warung
kopi yang mewah, dengan suasana Eropa (khususnya Starbucks).
Latte
Caffè latte.
Flat white
Flat white
Flat white merupakan variasi minuman kopi yang terdiri dari komponen espresso dan
lapisan microfoam dari susu steamed di atasnya. Flat white memiliki rasa espresso yang sedikit lebih
kuat dibanding cappuccino dan disajikan menggunakan gelas dengan volume yang lebih kecil (160-180
ml) dibanding caffe latte (220 ml). Flat white juga memiliki lapisan busa (foam) paling tipis sekitar 5mm
dibanding caffe latte dan cappuccino. Perbedaan mendasar antara caffe latte, cappuccino dan flat white
terletak pada racikan susu yang diberikan. Ketika susu di-steam, maka akan terbagi dalam tiga kategori
lapisan; bagian liquid susu yang cair; bagian susu dengan busa lebih tebal, untuk cappuccino dan caffe
latte; dan bagian susu dengan tekstur microfoam atau busa lebih tipis, untuk flat white.
Bahan-bahan[sunting]
Biji kopi
Cara membuat[sunting]
Padatkan bubuk kopi tersebut yang ditempatkan di portafilter menggunakan temper. Kemudian
pasang portafilter di mesin espresso.
Biarkan mesin espresso bekerja (tunggu selama 26-30 detik), hingga menghasilkan 38 ml
espresso.
Masukkan susu ke dalam teko (pitcher), dan kukus (steam) menggunakan steam wand. Hasil
yang diinginkan adalah susu dengan foam yang lebih tipis (microfoam).
Moka
]
Espresso adalah jenis minuman kopi murni tanpa menggunakan campuran bahan apapun seperti susu
dan gula. Biasanya kopi ini digemari oleh orang yang suka dengan rasa kopi yang kuat. Tekstur kopinya
yang pekat dan hitam dengan buih putih di atasnya terbentuk dari tekanan minyak dalam biji kopi.
Disajikan dalam cangkir khusus espresso berukuran 30 mililiter. Kopi ini juga bisa dibilang yang paling
rendah kalorinya.
2. Cappucinno.
foto: pixabay
Cappucinno merupakan salah satu jenis minuman kopi yang paling populer di kedai kopi. Kopi ini adalah
minuman tradisional Italia, yang terkenal dengan lapisan atasnya berupa foam susu dan biasanya di hias
dengan bubuk cokelat. Cappucino dibuat dari dua komposisi utama yaitu textured milk dan espresso
dengan rasio 1:1. Namun ada juga yang menggunakan perbandingan 1/3 espresso, 1/3 textured milk
dan 1/3 susu foam. Jenis kopi ini disajikan dalam cangkir berkapasitas 88 mililiter hingga 177 mililiter.
3. Americano.
foto: pixabay
Jenis minuman kopi americano dikenal juga dengan nama Long Black. Minuman ini masih mirip dengan
espresso, yang membedakannya yaitu minuman ini didapat dari mengencerkan espresso. Dengan
perbandingan yang tepat yakni 2 bagian espresso dengan 3 bagian air. Minuman ini dapat disajikan
dalam keadaan panas atau dingin. Penyajian americano terdiri dari satu shot espresso yang dituang
dalam cangkir berukuran 178 mililiter yang dicampur dengan air panas hingga memenuhi gelas.
4. Ristretto.
foto: freepik.com
Jenis minuman kopi ristretto masih sama berasal dari Italia berti restricted. Seperti asal katanya ristretto
diekstraksi dalam waktu terbatas. Ristretto mirip dengan espresso yang diekstraksi dengan jumlah kopi
yang sama namun menggunakan jumlah air yang banyak. Hasil akhirnya adalah ekstraksi espresso yang
lebih pekat dan lebih gelap.
5. Macchiato.
foto: freepik.com
Macam dari jenis macchiato ini ada dua yakni long dang short. Short macchiato adalah single shot
espresso dengan sedikit susu dan busa susu untuk meringankan rasa espresso yang kuat. Sedangkan
long macchiato menggunakan double espresso. Untuk menghasilkan macchiato yang nikmat, maka
dibutuhkan komposisi kopi dengan susu dengan jumlah perbandingan 4:1.
6. Latte.
foto: freepik.com
Sebelum kamu memesan jenis minuman kopi pastikan kamu mengetahui bahwa latte dan cappucino
merupakan dua racikan berbeda. Bahkan dengan komposisi dan rasio yang berbeda. Latte biasanya
menggunakan perbandingan espresso dan susu 2:1. Selain rasanya yang enak dan ringan, latte sering
disajikan dalam cangkir dengan moti yang canti di atasnya, atau sering disebut latte art.
7. Flat white.
foto: freepik.com
Kopi ini berasal dari Selandia Baru dan Australia. Sekilas bentuknya mirip dengan latte. Bedanya flat
white terbuat dari steamed milk yang berasal dari bawah tabung sehingga lebih creamy dan tidak
berbusa. Susu tersebut kemudian dituang di atas espresso. Dari segi rasa flat white lebih kuat dari latte
dan lebih lembut dari cappucino. Flat white menggunakan rasio susu lebih banyak dari café latte dan
disajikan hampir tanpa foam. Jenis minuman kopi ini biasanya terdiri dari 60 mililiter textured milk alias
microfoam atau gelembung yang terbentuk saat susu dipanaskan.
8. Piccolo latte.
foto: freepik.com
Piccolo latte merupakan jenis latte yang disajikan dengan ristretto, dimana kopi ini mengalami ekstraksi
espresso yang sangat baik, sehingga menghasilkan kopi yang nikmat. Jenis kopi ini hanya memiliki kadar
asam rendah dan memberi sensai rasa pahit dan manis yang berimbang. Tidak seperti varian lainnya
kopi ini disajikan di gelas kecil. Namun saat kamu meminum piccolo kamu bisa merasakan intensitas rasa
kopi yang dibalut dengan sentuhan rasa susu yang lembut.
9. Mocha.
foto: freepik.com
Sama kopi ini berasal dari salah satu daerah Yaman yakni, Moka. Keunikan dari jenis minuman kopi ini
adalah perpaduan dari cokelat yang dicampur dengan espresso dan susu. Perbandingan mocha terbuat
dari 1/5 susu 2/5 cokelat dan 2/5 espresso. Orang-orang Eropa sering menyebut kopi ini dengan
mochachino.
10. Red Eye.
foto: freepik.com
Dari namanya jenis minuman kopi ini terdengar menyeramkan. Namun sebenarnya minuman satu ini
terdiri dari espresso dan campuran kopi hitam. Biasanya lebih populer dengan sebutan coffe with
espresso. Di beberapa negara kopi ini memiliki nama berbeda seperti black eye, a shot in the dark eye
opener.
11. Affogato.
foto: freepik.com
Di Eropa biasanya kopi affogato ini digunakan sebagai pencuci mulut yang disuguhkan selama musim
panas dan setelah makan malam. Affogato ini terdiri dari campuran espresso yang kuat dan pahit
dengan es krim vanilla yang nikmat. minuman kopi ini akan menjadi pilihan untuk kamu yng suka sensasi
rasa tidak biasa dalam secangkir kopi. Kopi ini tercipta dengan perbandingan 2/5 espresso yang
dipadukan dengan 3/5 es krim.
12. Cold brew.
foto: freepik.com
Seperti namanya kopi ini tidak menggunakan air panas untuk menyeduhnya. Melainkan dengan
menggunakan air dingin dengan suhu ruang selama beberapa jam. Sehingga menghasilkan aroma kopi
dan rasa yang dihasilkan khas yakni tidak terlaku pahit dan tidak terlalu asam.
13. Yuangyang.
foto: freepik.com
Memiliki nama yang unik jenis minuman kopi ini berasal dari China dan sekitarnya yang mengacu pada
dua hal perempuan dan laki-laki. Uniknya kopi ini juga terdiri dari campuran dua bahan dengan rasio
yang sama antara kopi dan teh. Kopi ini sering disebut-sebut dengan minuman romantis karena seperti
percintaan laki-laki dan perempuan yang berpadu di dalam satu tegukan.
14. Cortado.
foto: freepik.com
Minuman yang satu ini berasal dari Spanyol dan dai asal kata cortadi berarti memotong. Cortado terdiri
dari susu dari espresso dan susu hangat. Perbandingan susu pada kopi adalah 1:1 atau dibeberapa
tempat bisa menjadi 1:2. Di Itali cortado juga disebut-sebut mirip dengan macchiato. karena komposisi
jenis kopi ini mirip.
15. Frappe.
foto: freepik.com
Frappe diambil dari bahasa Yunani yang berarti es kopi. Frappe adalah minuman es kopi berlapis busa
dari campuran kopi instant air, gula, dan es batu yang dikocok atau diblend sehingga membentuk busa.