Anda di halaman 1dari 1

Perkembangan UMKM Pengolohan Kopi di Kerinci dan Sungai Penuh

1.1 Latar Belakang.


Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal dari Afrika,
yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat
dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di
bagian selatan Arab. (http://eprints.undip.ac.id/77280/4/BAB_II.pdf)

Sejarah penyebaran kopi dimulai pada 1696 oleh Belanda. Pada masa itu Belanda
membawa bibit kopi pertama dari Malabar, India, ke Pulau Jawa. Bibitnya sendiri berasal
dari Yaman. Seorang Gubernur Belanda yang bertugas di Malabar, India berinisiatif
mengirimkan bibit yang diketahui berjenis arabika ini kepada seorang Gubernur Belanda
lain yang sedang bertugas di Batavia, sekarang ini bernama Jakarta. (Mustika TY, Sejarah
Singkat Masuknya Kopi Ke Indonesia, 9 Maret 2019)

Kopi di provinsi jambi sudah lama sebelum kemerdekaan Indonesia, Setiap tahunnya,
perkebunan kopi di wilayah provinsi jambi semakin meluas, menurut data badan pusat
stastik provinsi jambi, luas lahan perkebunan kopi robusta di provinsi jambi pada tahun 2018
mencapai angka 11066 Ha, dengan produksi rata-rata 824 ton pertahun, dan perkebunan
kopi arabica, di tahun dan dari sumber yang sama, mecapai angka 88 Ha, dengan produksi
rata-rata 4 ton Pertahun, yang terdata.

Dengan begitu, tentunya jumlah petani kopi di provinsi jambi juga terbilang cukup
banyak, dan tentunya bisa kita simpulkan bahwa kopi bisa sangat berpengaruh pada
perekonomian provinsi jambi, Kabupatn kerinci dan kota sungai penuh khususnya, maka
dari itu, sangat perlu solusi untuk mengembangkan pasar dan produksi kopi di kabupaten
kerinci dan kota sungai penuh.

Anda mungkin juga menyukai