Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN
'' bonus demografi di inonesia''

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4

WENA CAROLINA
BORY SETIAWAN

DOSEN PENGAMPU
WIYAN MALNDRA SE.ME

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKUTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) KERINCI
TA 2023M/1443H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul
“bonus demografi di indonesia''
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadis Ekonomi. Dalam
makalah ini membahas tentang BONUS DEMOGRAFI DI INDONSIA akhirnya penulis
sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang
tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik
yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

SUNGAI PENUH, KERINCI 2023

PENULIS

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumus Permasalahan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Pengertian bonus demografi ...................................................................................................2

B. faktor penyebab bonus demografi..........................................................................................4

C. upaya penanganan oleh pemerintah ......................................................................................6

BAB PENUTUP..........................................................................................................................................8

A. Kesimpulan.............................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bonus demografi secara umum menggambarkan perubahan komposisi penduduk menurut
umur sebagai akibat dari penurunan angka fertilitas dan peningkatan angka harapan hidup atau
penurunan angka kematian serta arus migrasi. Perubahan tersebut ditandai dengan penurunan
jumlah penduduk usia 0-14 tahun, sebagai akibat penurunan fertilitas, dan peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia (lansia). Pada waktu yang bersamaan penduduk usia produktif mengalami
peningkatan. Perubahan komposisi tersebut mengakibatkan menurun angka ketergantungan
sehingga pada titik tertentu mencapai angka terendah Pada saat angka ketergantungan mencapai
titik terendah, maka pada saat tersebut muncul windows of opportunity, atau jendela kesempatan.
Bonus demografi ini berakhir ketika jumlah penduduk lansia semakin meningkat sehingga rasio
ketergantungan kembali meningkat. Berakhirnya bonus demografi akan memberikan tekanan
baru pada suatu negara (Ross, 2004) berupa pemanfatnya untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya bagi pembangunan. Bonus demografi pada sebuah negara dapat menjadi
berkah ataupun bencana. Hal ini dikarenakan bonus demografi memiliki sisi positif dan negatif.
Bonus demografi apabila dapat dimanfaatkan dengan optimal akan menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang baik. Kegagalan pemerintah dalam memanfaatkan kesempatan ini akan membawa
beban yang memberatkan negara di masa yang akan dating.

B. Rumus Permasalahan
1. Pengertian Bonus demografi?
2. Faktor penyebab munculnya bonus demografi?
3. Damak atau peluang bonus?
4. Upaya menyikapi bonus demografi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BONUS DEMOGRAFI


Bonus demografi adalah peluang ( ) yang dinikmati window of oportunity suatu negara
sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam
evolusi kependudukan yang dialaminya. Di Indonesia fenomena ini terjadi karena proses transisi
demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kebijakan
kependudukan menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan suksesnya
program-program pembangunan sejak era Orde Baru hingga sekarang. Keberhasilan program
(KB) selama berpuluh tahun sebelumnya telah mampu menggeser penduduk berusia di bawah
15 tahun (anak-anak dan remaja) yang awalnya besar di bagian bawah piramida penduduk
Indonesia kependuduk berusia lebih tua (produktif 15-64 tahun). Struktur piramida yang
menggembung di tengah semacam ini menguntungkan, karena dengan demikian beban
ketergantungan atau dukungan ekonomi yang harus diberikan oleh penduduk usia produktif
kepada penduduk usia anakanak (di bawah 15 tahun) dan tua (di atas 64 tahun) menjadi lebih
ringan.

Kemudian muncul parameter yang disebut rasio ketergantungan (dependency ratio),


yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara kelompok usia produktif dan non produktif.
Rasio ini sekaligus menggambarkan berapa banyak orang usia non produktif yang hidupnya
harus ditanggung oleh kelompok usia produktif. Semakin rendah angka rasio ketergantungan
suatu negara, maka negara tersebut makin berpeluang mendapatkan bonus demografi.

Pemerintah telah merapkan beberapa kebijakan kependudukan seperti melaksanakan


program keluarga berencana, pembatasan usia perkawinan, memberikan penyuluhan kepada
masyarakat. Kebijakan kependudukan bedasarkan sifat biasanya dibagi menjadi dua yaitu
kebijakan lansung dan tidak 3 0 7 langsung. Kebijakan langsung merupakan bentuk kebijakan
yang langsung mempengaruhi tiga variabel utama, kebijakan tidak lansung merupakan
kebijakanya yang bersifat perantara. Contohnya memperluas kesempatan mendapatkan
pendidikan. Di sisi lain bonus demografi membutuhkan ruang salah satunya adalah ruang
pendidikan seperti TK/PAUD, SD, SMP, dan SMA.

2
B. FAKTOR MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI

Ada beberapa faktor penyebab dari bonus Demogra di Indonesia yaitu :

1. Pendidikan
Pendidikan merupakan komponen paling utama karena pendidikan akan mengubah
pola pikir suatu bangsa menjadi lebih baik dan terarah. Dalam usaha meningkatkan
kualitas anak muda, sebagai penduduk produktif di masa mendatang, salah satu usaha
yang tepat adalah dengan menyediakan kesempatan pendidikan seluasluasnya.
Kemudahan akses pendidikan yang didukung oleh prasarana pendidikan yang lengkap
serta tenaga pendidik yang berkualitas akan menciptakan masyarakat yang berkualitas
pula.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan investasi jangka panjang dan setiap manusia memerlukan
kesehatan. Contohnya, pemerintah saat ini sedang berupaya memperbaiki tingkat
kesehatan masyarakat dengan berbagai program seperti jaminan kesehatan nasional dan
diluncurkan BPJS.
3. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan sangat berperan karena merupakan lahan dan sarana untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pemerintah harus mempersiapkan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus lebih kreatif untuk
menciptakan pekerjaan.
4. . Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap bonus demografi dan
pembangunan. Semakin sedikit penduduk semakin mendukung adanya bonus demografi.
Pemerintah melalui BKKBN saat ini giat memberikan pencerahan masyarakat guna
mengurangi jumlah kelahiran dengan program KB.
Syarat-Syarat Bonus Demografi dapat Mencapai Sasaran yaitu :
 Kualitas penduduk yang baik.
 Suplai tenaga kerja produktif yang besar diimbangin dengan lapangan kerja
yang besar pula, sehingga meningkatkan pendapatan per kapita.
 Tabungan rumah tangga diinvestasikan untuk kegiatan produktif.
 Jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki pasar tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan.

3
 Upaya peningkatan kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan
penanggulangan perilaku yang tidak sehat seperti seks bebas, alkohol,
narkoba, dan sebagainya
C. DAMPAK ATAU PELUANG BONUS DEMOGRAFI
Dalam bonus demografi, jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak. Mereka
memiliki kesempatan kerja dan kesempatan untuk menjadi produktif. Adapun dampak positif
lainnya yaitu terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan sosial. Hal tersebut tentu
saja bisa memicu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia. Kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat bisa meningkat. Selain itu, manfaat bonus demografi lainnya adalah
membuat beban hidup menjadi lebih ringan. Sebab, penduduk usia nonproduktif yang harus
ditanggung penduduk usia produktif lebih sedikit. Bahkan, beberapa pakar mengatakan bahwa
Indonesia berpotensi menjadi negara maju dalam fenomena bonus demografi ini.
Berbagai dampak positif tersebut bisa Indonesia dapatkan jika dipersiapkan dengan
sungguh-sungguh. Jika tidak, hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Jumlah masyarakat usia
produktif yang banyak membutuhkan lapangan kerja yang luas pula. Jika tidak ada lapangan
kerja yang memadai, bonus demografi justru akan menyebabkan ledakan pengangguran.
Apalagi, jika kita melihat pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), persaingan untuk mencari
kerja di Indonesia akan semakin berat, seperti ditulis Detik. Menurut laporan United Nations
Development Programme (UNDP), peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
masih berada di urutan ke-113 dari 188 negara di dunia. Peringkat tersebut menunjukkan
Indonesia masih kalah dari beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia,
Brunei Darussalam, dan Singapura. Selain itu, jumlah masyarakat usia produktif yang besar akan
sia-sia jika tidak dibarengi dengan yang mumpuni.

4
D. UPAYA YANG MENYIKAPI BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA
Sudah menjadi kewajiban bagi suatu negara untuk melakukan pembangunan generasi
mudanya sebagai asset masa depan. Pembangunan itu dapat berupa pembangunan gerakan
pemuda, bukan hanya pada level nasional namun juga pada level internasional. Bagi Indonesia
sendiri, gerakan tersebut memberikan implikasi semakin pentingnya posisi pemuda dalam
konteks bonus demografi sebagai intelectual capital bagi bangsa yang besar.
Bonus demografi merupakan kesempatan emas yang dapat dinikmati suatu negara,
sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif rentang usia antara 15-40 tahun dalam
evolusi kependudukan yang dialaminya. Bonus demografi merupakan masa transisi demografi,
yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran
dan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan
penduduk usia produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus demografi akan menjadi
kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan (Noor, tth: 124).
Jepang pada tahun 1950 pernah mengalami bonus demografi, meskipun mereka telah
mengalami kekalahan dalam perang dunia kedua pada tahun 1945. Sebagaimana Korea pada
tahun 1950, mereka disebut sebagai negara termiskin di Asia. Namun akhirnya, Korea mampu
bangkit pasca kemiskinan dengan memanfaatkan bonus demografi yang dapat melahirkan ide
besar dari kelompok kecil. Demikian pula halnya bangsa Indonesia, harus mempersiapkan diri
dalam menghadapi bonus demografi, sehingga bonus usia produktif tersebut tidak menjadi sia-
sia, tetapi dapat dirasakan manfaatannya untuk kemajuan bangsa.
Gerakan pemuda ini, secara simultan dilakukan oleh seluruh organisasi kepemudaan
bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang berkemajuan. Sehingga, jika dapat dimanfaatkan
dengan baik, gerakan ini akan membawa Indonesia mampu bangkit dari kemiskinan,
keterbelakangan mental, menjadi salah satu negara yang paling berpengaruh dalam melahirkan
ide besar dari komunitas kecil, sebagai poros intectual capital modal dalam pendidikan dan
inovasi, sekolah negarawan, dan menjadi bangsa yang disegani.
Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun 2012-2028. Hal
tersebut menjelaskan bahwa Indonesia masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan
penduduk usia produktif yang menjadi peran utama dalam pemanfaatan bonus demografi. Usia
produktif tersebut berkisar 20-30 tahun, di usia tersebut mereka dapat menunjukkan jati dirinya
di tingkat nasional. Berdasarkan data kependudukan di Indonesia terdapat 60 juta anak muda
dari 200 juta jumlah penduduk Indonesia, kabupaten Bogor saja jumlah penduduknya mencapai
5 juta sedangkan 60 % atau tiga juta dari jumlah total penduduk Bogor adalah anak muda.
Momentum Indonesia dalam memanfaatkan pemuda sebagai calon pemimpin bangsa
adalah keniscayaan. Kesempatan tersebut dilakukan secara simultan oleh seluruh organisasi
kepemudaan. Pola gerakan bersama yang dapat dilakukan yakni dalam meningkatkan kualitas
pemuda melalui peningkatan pendidikan, ketrampilan dan kesehatan, serta kemampuan bangsa
dalam menyiapkan lapangan pekerjaan bagi para tenaga kerja sesuai dengan kemampuan
pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga mereka mampu memperoleh pendapatan
yang dapat menopang kehidupan diri sendiri dan keluarganya, terutama orang yang menjadi
tanggung jawab mereka di usia non produktif. Jadi, untuk mendapatkan hasil pemanfaatan yang
5
maksimal, tidak hanya diperlukan kerja keras oleh organisasi kepemudaan saja, melainkan
seluruh komponen kehidupan.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Nasihudin Kabupaten Bogor menyatakan bahwa upaya
yang dapat dilakukan dalam menghadapi bonus demografi yaitu dengan menciptakan
pergerakan dakwah pemuda, selain diperlukan pengembangan sumber daya manusia di bidang
dakwah bekerjasama antara PKU (Pendidikan Kader Ulama) dan Organisasi kepemudaan.
Perspektif lain disampaikan Irfan Darajat, Ketua Karang Taruna Pemuda Desa Kabupaten
Bogor periode tahun 2013- 2018, ia menyatakan bahwa pemuda karang taruna harus kembali ke
ya khittah itu kembali ke desa, melaksanakan program pemberdayaan karang taruna tingkat
desa, dan fokus pergerakannya di desa, sehingga kegiatan desa dapat terbantu oleh pemuda
karang taruna. Sementara hubungannya dengan organisasi pemuda lainnya hanya sebatas
jaringan kerja. Sedang Ketua KNPI Kabupaten Bogor Muhammad Burhani menyatakan bahwa
langkah awal pergerakan pemuda dengan mempersatukan perbedaan, menggali potensi pemuda,
rapat kerja pemuda dan program kepemudaan lainnya. KNPI sebagai fasilitator pemuda
berupaya menyamakan visi dan misi komunitas pemuda kemudian bergerak Bersama (Bogor,
31/11/2015).
Indonesia disinyalir memiliki kekuatan ekonomi di dunia 20 tahun ke depan, sedangkan
realitas menunjukkan bahwa indeks IPM Indonesia berada diurutan 108 di dunia, sementara di
negara Asean Indonesia berada di urutan kelima bahkan di bawah Malaysia. Untuk itu Indonesia
harus fokus pada program pembangunan sumber daya manusia, yaitu program menanam
manusia untuk 25 tahun ke depan sebagai wujud intelektual capital, dan memanennya 30-40
tahun berikutnya. Program pengembangan potensi sumber daya pemuda tersebut menjadi
prioritas untuk kemajuan bangsa, agar lapangan pekerjaan dapat terserap secara optimal.
Demikianlah, diantara program yang harus disiapkan. Jika tidak disiapkan, maka bonus
demografi ini akan menjadi bencana besar untuk sebuah bangsa yang besar

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bonus demografi adalah peluang ( ) yang dinikmati window of oportunity suatu negara
sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun)
dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.
2. Ada beberapa faktor penyebab dari bonus Demogra di Indonesia yaitu kelahiran,
kesehatan, lapangan kerja dan pertumbuhan penduduk
3. dampak positif lainnya yaitu terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan
sosial. Hal tersebut tentu saja bisa memicu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Indonesia. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat bisa meningkat.
4. Upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi bonus demografi yaitu dengan
menciptakan pergerakan dakwah pemuda, selain diperlukan pengembangan sumber daya
manusia di bidang dakwah bekerjasama antara PKU (Pendidikan Kader Ulama) dan
Organisasi kepemudaan.
5. Jadi kesimpulannya untuk menghadapi bonus demograsi yang akan datang kita sebagai
masyarakat harus memanfaatkan kondisi tersebut agar nantinya dapat menjadikan
peluang bagi negara tercinta kita indonesia untuk memajukan dan mensejahterakan
apabila masyarakat usia produktif memiliki kualitas sumber daya yang menunjang serta
memberikan kontribusi terhadap pembagunan negara. Untuk itu di perlukan usaha
bersama seluruh lapisan masyarakat dan lembaga terkait serta pemerintah sebagai agent
of development yang ada di indonesia agar manfaat bonus demograsi ini menjadi
semakin kuat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Nur Falikha.(-).Jurnal Bonus Demografi : Peluang & Tantangan Bagi Indonesia. UIN Antasari
Banjarmasin
http://www.ilmuekonomi.net/2016/04/pengertian-bonus-demografikependudukan-dAN
peningkatan-dalam-mensejahterakan-masyarakat.html
https://herayantiyusuf.blogspot.com/2019/12/makalah-bonus-demografilengkap.html?m=1
https://glints.com/id/lowongan/bonus-demografi-adalah/#.YKh9p6gzbIU
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/adalah/article/download/8223/4503

Anda mungkin juga menyukai