Anda di halaman 1dari 12

Bonus

Demografi
Our Team

Ibra Pratama Robbi Bariq


Asrinal Fahmi
Topic
Topic 1: Apa Itu Bonus Demografi

Topic 2: Rasio Ketergantungan dan Proses


Terciptanya Bonus Demografi
Topic
Topic 3: Jendela Peluan (The Window
of Opportunity)

Topic 4: Implikasi Ekonomi Bonus Demografi


Dalam Membangun Kualitas Manusia Sejak Dini.
Bonus Demografi
Bonus demografi adalah percepatan pertumbuhan ekonomi sebagai
hasil dari penurunan tingkat kematian dan kesuburan di suatu negara
dan merupakan perubahan selanjutnya dari perubahan struktur usia
dari sebuah populasi. Bonus demografi juga merupakan kondisi yang
terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk usia produktif
yang lebih tinggi daripada penduduk usia non-produktif (Aji, 2018).

Aji, S, S. 2018. Mengoptimalkan Bonus Demografi untuk Mengurangi


Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan. 2(2).
Rasio Ketergantungan dan Proses Terciptanya
Bonus Demografi

Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator akan terjadinya


bonus demografi. Bonus demografi ini dikatakan sebagai keadaan ketika
terjadi penurunan rasio ketergantungan (dependency ratio) yang
disebabkan oleh transisi demografi, sehingga memiliki potensi keuntungan
ekonomis yang didapatkan oleh suatu negara karena proporsi penduduk
yang produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak produktif.
Terciptanya bonus demografi bonus demografi terjadi ketika jumlah
penduduk usia produktif (usia kerja) lebih banyak dari yang tidak produktif.
Usia produktif yang dimaksud ialah 15-64 tahun. Sementara itu, masyarakat
nonproduktif adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64
tahun.
Rasio ketergantungan dan bonus demografi adalah dua aspek yang erat kaitannya dalam bidang
demografi. Rasio ketergantungan mengacu pada rasio antara jumlah penduduk usia non-
produktif (anak-anak dan lansia) dengan jumlah penduduk usia produktif (dewasa yang masih
bekerja). Bonus demografi, di sisi lain, mengacu pada periode saat jumlah penduduk usia
produktif melebihi jumlah penduduk usia non-produktif.
Pada saat bonus demografi terjadi, angka ketergantungan akan menurun karena jumlah
penduduk usia non-produktif relatif lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk usia produktif.
Hal ini berarti ada lebih banyak sumber daya dan tenaga kerja yang tersedia untuk digunakan
dalam pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, bonus demografi dapat dianggap sebagai
“kesempatan emas” bagi negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Namun, bonus demografi tidak tercipta secara otomatis. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terciptanya bonus demografi, seperti tingkat kelahiran dan kematian, tingkat
migrasi, dan tingkat pendidikan. Jika tingkat kelahiran terlalu tinggi, maka bonus demografi
mungkin tidak tercapai karena jumlah penduduk usia non-produktif tetap tinggi. Sebaliknya, jika
tingkat pendidikan rendah, maka penduduk usia produktif mungkin tidak memiliki keterampilan
yang cukup untuk meningkatkan produktivitas ekonomi.
Dalam kesimpulannya, rasio ketergantungan dan bonus demografi
merupakan dua aspek yang sangat penting dalam bidang demografi.
Bonus demografi dapat memberikan peluang besar bagi negara untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya, namun terciptanya bonus
demografi tidaklah otomatis dan membutuhkan upaya yang tepat dari
pemerintah dan masyarakat.
Jendela Peluang
Jendela Peluang (Window of Opportunity)’ merupakan kondisi ketika
Angka Beban Tanggungan (Depedency Ratio) berada pada angka
terendah. Dengan adanya jendela peluang ini, maka penduduk Indonesia
diharapkan dapat mencapai produktivitas kerja yang optimal.
Pendapatan yang diperoleh hendaknya dialirkan pada pos-pos yang
bernilai produktif, seperti investasi, tabungan, kesehatan, pendidikan, dan
lain sebagainya.
Window of Opportunity dimana jumlah penduduk yang berusia produktif
(15-64 tahun) meningkat sedangkan jumlah usia yang tidak produktif (0-
14 tahun dan 64+) menurun.
Implikasi ekonomi bonus demografi dalam
membangun kualitas manusia sejak dini ?

Bonus demografi dapat memberikan peluang besar bagi suatu negara untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Hal ini terjadi karena selama periode
bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif meningkat secara signifikan
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non-produktif, sehingga memberikan
lebih banyak sumber daya dan tenaga kerja yang tersedia untuk pembangunan
ekonomi.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat dari bonus demografi, negara harus
membangun kualitas manusia sejak dini. Hal ini terutama terkait dengan investasi
dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Negara harus memastikan bahwa anak-
anak menerima pendidikan berkualitas yang dapat membantu mereka membangun
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bekerja di sektor ekonomi
yang produktif.
Investasi dalam kesehatan juga sangat penting karena kesehatan yang buruk dapat
menghambat produktivitas dan menyebabkan biaya yang tinggi bagi masyarakat
dan pemerintah. Negara harus memastikan bahwa masyarakat memiliki akses ke
layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, serta mempromosikan pola
hidup sehat dan kebersihan.
Dalam jangka panjang, investasi dalam kualitas manusia dapat memberikan
manfaat ekonomi yang besar bagi negara. Meningkatnya kualitas manusia dapat
meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja, mempercepat
pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Hal ini dapat
membantu negara untuk memaksimalkan manfaat dari bonus demografi dan
mencapai pembangunan berkelanjutan.
Namun, investasi dalam kualitas manusia tidak hanya penting
selama periode bonus demografi, tetapi juga penting untuk masa
depan negara. Investasi dalam kualitas manusia dapat membantu
negara untuk menghasilkan tenaga kerja yang lebih terampil dan
inovatif, meningkatkan daya saing ekonomi, dan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, investasi
dalam kualitas manusia harus menjadi prioritas utama bagi negara
dalam upaya membangun masa depan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai