2 Tahun 2018
Abstrak
Bonus demografi adalah kondisi yang terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk
usia produktif yang lebih tinggi daripada penduduk usia non-produktif. Bonus demografi
dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang disebut dengan jendela peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi dapat
bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan
instrumen yang sangat baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan kata lain, bonus
demografi yang dimanfaatkan dengan optimal akan mengurangi kemiskinan dengan signifikan.
Namun demikian, melimpahnya penduduk bisa menciptakan kondisi yang buruk jika tidak
dikelola dengan baik. Melimpahnya penduduk usia kerja yang tidak memiliki keahlian dan
keterampilan dapat meningkatkan tingkat pengangguran, tingkat kriminalitas, tingkat
kemiskinan, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, berbagai kebijakan
perlu dirumuskan untuk dapat memetik manfaat melalui jendela peluang yang diperkirakan
akan terjadi pada tahun 2030-2040 di Indonesia. Dalam mengoptimalkan manfaat bonus
demografi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengembangkan kualitas
manusia melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk.
Kata kunci: bonus demografi, jendela peluang, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan.
Abstract
Demographic dividend is a condition that occurs when a country has a productive population
that is higher than non-productive population. Demographic dividend associated with windows
of opportunity that can be used to improve state prosperity. Demographic dividend can be very
beneficial to boost economic growth. Economic growth is an powerful instrument in order to
reducing poverty. In other words, the demographic dividend used optimally will significantly
reduce poverty. However, the abundance of the population can create bad conditions if not
managed properly. The abundance of unskilled and inept productive-age-citizens could
increase unemployment rates, crime rates, poverty rates, and even restrict economic growth.
Therefore, various policies need to be formulated to benefit from the windows of opportunity
that will occur in 2030-2040 in Indonesia. In order to optimizing benefits of demographic
dividend, there are several things can be done, namely by developing human capital quality
through education and training, expanding increasing the potential labor market, managing
the population growth, and increasing health level of citizens.
Keywords : demographic dividend, windows of opportunity, economic growth, poverty rate
11
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
12
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
13
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
14
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
pendapatan per kapita di suatu negara, dan atau kelompok tertentu tentang keadaan
juga memperhitungkan perbedaaan tingkat dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat,
harga antar negara dengan mengukur 1993).
penduduk miskin sebagai orang yang hidup Metode yang digunakan dalam
kurang dari satu dolar atau dua dolar per pencarian data dan informasi yaitu
hari dalam dolar PPP (Purchasing Power penelitian pustaka dan menelaah data
Parity).
sekunder. Data sekunder yaitu data yang
Kemiskinan relatif merupakan kondisi telah dikumpulkan untuk maksud selain
miskin karena pengaruh kebijakan menyelesaikan masalah yang sedang
pembangunan yang belum mampu dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi
sehingga menyebabkan ketimpangan sumber data sekunder adalah literatur,
distribusi pendapatan. Dengan demikian, artikel, jurnal serta situs di internet yang
ukuran kemiskinan relatif sangat berkenaan dengan penelitian yang
tergantung pada distribusi dilakukan (Sugiyono, 2009).
pendapatan/pengeluaran penduduk. Dalam
hal mengidentifikasi dan menentukan D. Analisis dan Pembahasan
sasaran penduduk miskin, maka garis
kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, Selama bertahun-tahun, banyak ahli
dan perlu disesuaikan terhadap tingkat di bidang ekonomi memperdebatkan
pembangunan negara secara keseluruhan. pengaruh dari perubahan populasi terhadap
Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai pertumbuhan ekonomi. Dalam perdebatan
untuk membandingkan tingkat kemiskinan tersebut, terdapat tiga posisi berbeda.
antar negara dan waktu karena tidak Pandangan pertama meyakini bahwa
mencerminkan tingkat kesejahteraan yang peningkatan populasi dapat menghambat
sama. pertumbuhan ekonomi, pandangan kedua
berpendapat bahwa peningkatan populasi
dapat mendukung dan mengakselerasi
C. Metode Penelitian pertumbuhan ekonomi, dan pandangan
Teknik analisis yang digunakan terakhir meyakini bahwa peningkatan
dalam penelitian ini adalah deskriptif populasi tidak memiliki dampak terhadap
kualitatif dengan mendeskripsikan pertumbuhan ekonomi. Berbagai penelitian
hubungan antara bonus demografi dalam yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dan penurunan peningkatan penduduk yang terjadi di
tingkat kemiskinan dengan memaparkan berbagai negara di dunia mendorong
bukti empiris yang terjadi di berbagai percepatan pertumbuhan ekonomi. Bonus
negara. Metode deskriptif merupakan suatu demografi yang dikelola dengan baik
metode dalam meneliti status sekelompok mampu menstimulus pertumbuhan
manusia, suatu objek, suatu rangkaian ekonomi (Bloom, Canning, & Malaney,
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun 1999; Mason, 2001; Ross, 2004).
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Department For International
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah Development (DFID) dalam salah satu
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau publikasinya menyebutkan bahwa
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat pertumbuhan ekonomi adalah instrumen
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta yang paling baik dalam mengurangi tingkat
hubungan antar fenomena yang diselidiki kemiskinan dan meningkatkan kualitas
(Nazir, 1988). Dalam penelitian ini hidup bagi negara berkembang. Berbagai
digunakan metode kualitatif dengan desain studi berhasil membuktikan bahwa
deskriptif, yaitu penelitian yang memberi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
gambaran secara cermat mengenai individu
15
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
berkesinambungan adalah hal yang penting produktif (berusia 15-64 tahun) lebih
dalam pengentasan kemiskinan. Berbagai besar dibandingkan penduduk usia
penelitian menunjukkan bahwa terdapat tidak produktif (berusia di bawah 15
keterkaitan yang kuat antara pertumbuhan tahun dan di atas 64 tahun). Pada
ekonomi dengan pengurangan tingkat periode tersebut, penduduk usia
kemiskinan (Ravalion& Chen, 1997; produktif diprediksi mencapai 64
Adams, 2002; Lin, 2003; Bhanumurthy & persen dari total jumlah penduduk
Mitra, 2004; Arndt, James&Simler, 2006; yang diproyeksikan sebesar 297 juta
World Bank, 2012; OPPG Programme, jiwa (Bappenas, 2017). Gambaran
2015). lebih rinci mengenai proporsi
penduduk usia produktif dan non
1. Bonus Demografi Indonesia
produktif serta jumlah penduduk di
Pada tahun 2030-2040, Indonesia
tiap propinsi di Indonesia dapat dilihat
diprediksi akan mengalami masa bonus
dalam Tabel 1 dan Gambar 1.
demografi, yaitu jumlah penduduk usia
16
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
Manfaat besar dari bonus demografi mendukung bonus demografi. Ada empat
hanya akan didapatkan jika suatu negara langkah kebijakan untuk mencapai bonus
memiliki sumber daya manusia yang demografi: menginisiasi perubahan
berkualitas. Sumber daya manusia yang demografi, meningkatkan kesehatan
berkualitas dapat memicu pertumbuhan masyarakat, berinvestasi dalam pendidikan,
ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan menerapkan kebijakan dan tata kelola
per kapita suatu negara karena ada banyak ekonomi. Langkah pertama menuju bonus
kesempatan kerja yang produktif. Hal yang demografi adalah penurunan tingkat
kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi kesuburan yang cepat melalui investasi
faktor penting dalam memanfaatkan bonus dalam keluarga berencana, kelangsungan
demografi karena dengan tingkat hidup anak dan mendidik anak perempuan.
kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, maka Anak-anak yang sehat menjadi lebih baik di
tingkat pengangguran akan berkurang dan sekolah, dan keberhasilan ini akhirnya
tingkat kesejahteraan akan meningkat berkontribusi pada angkatan kerja yang
pesat. Hal yang ketiga, peningkatan jumlah memiliki keterampilan lebih tinggi. Sistem
tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap pendidikan harus fokus untuk memastikan
rumah tangga memiliki potensi untuk bahwa lebih banyak anak yang
membuka suatu usaha yang akan memberi menyelesaikan sekolah dan memberi
lapangan pekerjaan untuk orang lain keterampilan pada penduduk usia produktif
sehingga angka pengangguran menurun. untuk beradaptasi dengan pasar tenaga
Dan yang terakhir, peran perempuan yang kerja yang berubah. Kebijakan ekonomi
masuk ke dalam pasar tenaga kerja akan dan pemerintahan harus mendorong
membantu peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pekerjaan dan investasi di
pada akhirnya menyebabkan jumlah sektor padat karya, mendukung perluasan
penduduk di usia produktif dapat diserap infrastruktur,mempromosikan perdagangan
secara optimal di pasar tenaga kerja untuk memastikan akses ke pasar
(Adioetomo, 2012). internasional, dan menciptakan lingkungan
yang aman dan insentif untuk investasi
2. Bonus Demografi dan Pertumbuhan
langsung asing (NCPD, 2014).
Ekonomi
Secara singkat, kita dapat membahas
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat
bagaimana bonus demografi dapat
berdampak positif dan dapat berdampak
berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
negatif. Oleh karenanya, pertambahan
Perubahan struktur usia penduduk,
penduduk harus dimanfaatkan sebagai
sumber daya yang positif (Solow, 1956). kelahiran anak, dan harapan hidup
Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada menciptakan peluang khusus untuk
adanya pertambahan penduduk yang akan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dalam
hal ini, terdapat tiga peluang yang telah
memperluas pasar serta mendorong
diidentifikasi oleh para ahli demografi
spesialisasi yang pada gilirannya akan
(Ross, 2004) sebagai berikut:
menghasilkan pertambahan output atau
hasil. (Smith, 2012). a) Perluasan potensi tenaga kerja.
Sebagai contoh, menurunnya tingkat
Namun, perlu diperhatikan bahwa
kesuburan dan angka kematian di
pertumbuhan ekonomi bukan merupakan
Jepang, Korea Selatan, Singapura,
dampak otomatis yang akan diperoleh, tapi
Thailand, dan Indonesia
juga memerlukan kebijakan yang tepat.
mengakibatkan perubahan dalam
Berbagai faktor seperti kebijakan
struktur usia penduduk mereka. Hal
perdagangan, kebijakan industri,
yang paling penting untuk
pendidikan, administrasi pemerintah,
pertumbuhan ekonomi adalah
budaya, geografi, tabungan, dan akumulasi
perubahan dalam ukuran penduduk
modal adalah faktor penting lainnya untuk
18
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
19
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
20
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
untuk dapat memetik manfaat dari window vokasi untuk meningkatkan tenaga
of opportunity yang diciptakan oleh bonus terampil, meningkatkan inovasi, dan
demografi. Pertumbuhan ekonomi yang kreativitas. Penciptaan tenaga terampil
tinggi dapat dicapai dengan memiliki melalui pendidikan non formal juga perlu
sumber daya manusia berkualitas yang ditingkatkan melalui pemberian kursus dan
dapat memicu pertumbuhan ekonomi
pelatihan di Balai Latihan Kerja.
melalui peningkatan pendapatan perkapita
suatu negara karena ada banyak 2. Memperluas pasar tenaga kerja.
kesempatan kerja yang produktif. Hal yang Jumlah tenaga kerja yang besar bisa
kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi
menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi
faktor penting dalam memanfaatkan bonus
demografi karena dengan tingkat jika bursa tenaga kerja yang tersedia tidak
kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, maka mampu menampung mereka. Dampak
tingkat pengangguran akan berkurang dan buruk yang timbul adalah pengangguran
tingkat kesejahteraan akan meningkat yang tinggi, yang pada gilirannya
pesat. Hal yang ketiga, peningkatan jumlah menyebabkan tingkat kriminalitas semakin
tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap tinggi serta meningkatkan tingkat
rumah tangga memiliki potensi untuk kemiskinan. Maka pasar tenaga kerja perlu
membuka suatu usaha yang akan memberi ditingkatkan dan diperluas agar sebanyak
lapangan pekerjaan untuk orang lain mungkin penduduk usia produktif dapat
sehingga angka pengangguran menurun.
terserap di pasar tenaga kerja. Hal ini akan
Dan yang terakhir, peran perempuan yang
masuk ke dalam pasar tenaga kerja akan meningkatkan produksi dan mendorong
membantu peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.
pada akhirnya menyebabkan jumlah 3. Mengelola pertumbuhan populasi.
penduduk di usia produktif dapat diserap Bonus demografi yang ada perlu dijaga
secara optimal di pasar tenaga kerja.
dengan baik, sehingga pertumbuhan
Berdasarkan penjelasan tersebut, ada populasi perlu dikontrol untuk menjaga
beberapa hal yang bisa dilaksanakan untuk agar rasio ketergantungan (dependency
memaksimalkan manfaat bonus demografi ratio) tetap berada di titik yang optimal.
di Indonesia sebagai berikut: Rasio ketergantungan yang terlalu tinggi
1. Mengembangkan kualitas manusia dapat membebani pertumbuhan ekonomi,
melalui pendidikan dan pelatihan. sehingga perlu dijaga dengan baik. Hal ini
Melimpahnya penduduk usia produktif bisa dilakukan salah satunya melalui
perlu diimbangi dengan kualitas yang program Keluarga Berencana (KB).
memiliki daya saing. Globalisasi 4. Meningkatkan tingkat kesehatan
menyebabkan persaingan semakin ketat, penduduk.
sehingga penduduk usia produktif perlu Penduduk di usia produktif yang tidak
memiliki keahlian dan keterampilan yang sehat tidak akan mendukung produksi dan
sejalan dengan kebutuhan industri. Kualitas akan menghambat pertumbuhan ekonomi
dan kuantitas pendidikan dan pelatihan di suatu negara. Maka melimpahnya
Indonesia perlu ditingkatkan untuk penduduk usia produktif perlu didukung
menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dengan tingkat kesehatan yang tinggi.
dan berdaya saing, serta sesuai dengan Dalam hal ini, pemerintah dapat
kebutuhan pasar tenaga kerja. Pemerintah mendukung dengan meningkatkan kualitas
dapat melakukan revitalisasi dan asuransi kesehatan dan mengeluarkan
mengembangkan pendidikan kejuruan atau kebijakan yang dapat mendukung
kesehatan masyarakat.
21
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
22
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018
23