Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No.

2 Tahun 2018

MENGOPTIMALKAN BONUS DEMOGRAFI UNTUK MENGURANGI


TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA
OPTIMIZING DEMOGRAPHIC DIVIDEND TO REDUCE
POVERTY RATE IN INDONESIA

Satria Aji Setiawan


Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan

Abstrak
Bonus demografi adalah kondisi yang terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk
usia produktif yang lebih tinggi daripada penduduk usia non-produktif. Bonus demografi
dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang disebut dengan jendela peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus demografi dapat
bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan
instrumen yang sangat baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan kata lain, bonus
demografi yang dimanfaatkan dengan optimal akan mengurangi kemiskinan dengan signifikan.
Namun demikian, melimpahnya penduduk bisa menciptakan kondisi yang buruk jika tidak
dikelola dengan baik. Melimpahnya penduduk usia kerja yang tidak memiliki keahlian dan
keterampilan dapat meningkatkan tingkat pengangguran, tingkat kriminalitas, tingkat
kemiskinan, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, berbagai kebijakan
perlu dirumuskan untuk dapat memetik manfaat melalui jendela peluang yang diperkirakan
akan terjadi pada tahun 2030-2040 di Indonesia. Dalam mengoptimalkan manfaat bonus
demografi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengembangkan kualitas
manusia melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk.
Kata kunci: bonus demografi, jendela peluang, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan.

Abstract
Demographic dividend is a condition that occurs when a country has a productive population
that is higher than non-productive population. Demographic dividend associated with windows
of opportunity that can be used to improve state prosperity. Demographic dividend can be very
beneficial to boost economic growth. Economic growth is an powerful instrument in order to
reducing poverty. In other words, the demographic dividend used optimally will significantly
reduce poverty. However, the abundance of the population can create bad conditions if not
managed properly. The abundance of unskilled and inept productive-age-citizens could
increase unemployment rates, crime rates, poverty rates, and even restrict economic growth.
Therefore, various policies need to be formulated to benefit from the windows of opportunity
that will occur in 2030-2040 in Indonesia. In order to optimizing benefits of demographic
dividend, there are several things can be done, namely by developing human capital quality
through education and training, expanding increasing the potential labor market, managing
the population growth, and increasing health level of citizens.
Keywords : demographic dividend, windows of opportunity, economic growth, poverty rate

11
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

A. LATAR BELAKANG Bhanumurthy & Mitra, 2004; Arndt,


James&Simler, 2006). Dengan kata lain,
Perubahan struktur umur penduduk
apabila Indonesia dapat memaksimalkan
dan menurunnya beban ketergantungan
bonus demografi dengan baik, maka
memberikan peluang yang disebut bonus
pertumbuhan ekonomi dapat didorong
demografi. Bonus demografi dikaitkan
dengan maksimal, dan tingkat kemiskinan
dengan munculnya suatu kesempatan yang
akan dapat berkurang dengan drastis.
disebut dengan jendela peluang (windows
of opportunity) yang dapat dimanfaatkan Namun, bonus demografi yang
untuk meningkatkan kesejahteraan dikelola dengan tidak tepat dapat
masyarakat (Adioetomo, 2012). Pada menyebabkan permasalahan yang serius.
tahun 2030-2040, Indonesia diprediksi Beberapa permasalahan yang dapat timbul
akan mengalami masa bonus demografi, adalah tingginya tingkat pengangguran,
yaitu jumlah penduduk usia produktif pertumbuhan ekonomi yang melambat,
(berusia 15-64 tahun) lebih besar tingginya tingkat kemiskinan, dan
dibandingkan penduduk usia tidak tingginya tingkat kriminalitas. Hal ini
produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di senada dengan yang disampaikan Solow
atas 64 tahun). Pada periode tersebut, (1956) yang menyatakan bahwa
penduduk usia produktif diprediksi pertumbuhan penduduk dapat berdampak
mencapai 64 persen dari total jumlah positif dan dapat berdampak negatif. Oleh
penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 karenanya, pertambahan penduduk harus
juta jiwa (Bappenas, 2017). dimanfaatkan sebagai sumber daya yang
Jumlah dan struktur penduduk di positif melalui pengambilan kebijakan-
kebijakan untuk mengoptimalkan
suatu negara memegang peranan penting
melimpahnya penduduk usia produktif
dalam menentukan kecepatan pertumbuhan
tersebut.
ekonomi di suatu negara. Pertumbuhan
ekonomi memiliki dampak terhadap Dalam rangka mengoptimalkan
penduduk, dan sebaliknya, perubahan jendela peluang (window of opportunity)
penduduk memiliki implikasi terhadap yang terbuka pada masa dimana suatu
pembangunan perekonomian (Ray, 1998). negara mengalami bonus demografi dan
Bonus demografi menciptakan peluang menghindari dampak negatif dari bonus
yang tinggi bagi Indonesia untuk dapat demografi, kuantitas sumber daya manusia
mendorong pertumbuhan ekonomi, karena perlu diimbangi dengan kualitas yang
pertambahan penduduk adalah salah satu memadai. Dalam hal ini, kualitas bukan
faktor penting dalam mendorong hanya terkait dengan kapasitas otak, namun
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan juga kapasitas fisik dari sumber daya
ekonomi bertumpu pada adanya manusia. Kebijakan sosial dan ekonomi
pertambahan penduduk yang akan yang tepat menjadi hal yang mutlak
memperluas pasar serta mendorong diperlukan untuk mengoptimalkan dampak
spesialisasi yang selanjutnya akan dari bonus demografi tersebut.
menghasilkan pertambahan output atau Berdasarkan latar belakang
hasil (Smith, 2012). tersebut, bonus demografi yang dikelola
dengan baik dapat bermanfaat dalam
Adapun pertumbuhan ekonomi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pada gilirannya akan bekerja dengan sangat
mengurangi tingkat kemiskinan. Tulisan ini
baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan
bertujuan untuk memaparkan bukti empiris
(Rodrik, 2007). Berbagai negara telah
di berbagai negara mengenai dampak bonus
mengalami pertumbuhan ekonomi yang
demografi dalam menurunkan tingkat
massif yang berdampak pada pengurangan
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi
tingkat kemiskinan di negaranya
yang tinggi serta memberikan rekomendasi
(Ravalion& Chen, 1997; Lin, 2003;

12
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

kebijakan untuk mengoptimalkan bonus ekonomis yang disebabkan oleh semakin


demografi dalam mendorong pertumbuhan besarnya jumlah tabungan dari penduduk
ekonomi dan mengurangi kemiskinan. produktif sehingga dapat memicu investasi
dan pertumbuhan ekonomi (Jati, 2015).
B. Studi Literatur
2. Pertumbuhan Ekonomi
1. Bonus Demografi
Pertumbuhan ekonomi merupakan
Jika ditinjau secara struktur usia, rangkaian kegiatan yang bersumber pada
penduduk dibagi menjadi tiga kelompok manusia, akumulasi modal, pemakaian
besar, yaitu kelompok usia muda (0-14 teknologi modern, dan hasil atau output.
tahun), kelompok usia produktif (15-64 Adapun pertumbuhan penduduk dapat
tahun), dan kelompok usia lanjut (diatas 64 berdampak positif dan dapat berdampak
tahun). Kelompok usia muda dan kelompok negatif. Oleh karenanya, pertambahan
usia lanjut dianggap tidak dapat penduduk harus dimanfaatkan sebagai
menghasilkan produksi, sehingga jumlah
sumber daya yang positif (Solow, 1956).
penduduk yang terlalu tinggi di kedua Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada
kategori tersebut dapat menjadi adanya pertambahan penduduk yang akan
penghambat dalam pertumbuhan ekonomi. memperluas pasar serta mendorong
Sebaliknya, melimpahnya penduduk di usia
spesialisasi yang pada gilirannya akan
produktif dapat menstimulus pertumbuhan menghasilkan pertambahan output atau
ekonomi. hasil. (Smith, 2012).
Bonus demografi adalah percepatan
Pertumbuhan ekonomi merupakan
pertumbuhan ekonomi sebagai hasil dari kenaikan kemampuan jangka panjang suatu
penurunan tingkat kematian dan kesuburan negara dalam menyediakan berbagai jenis
di suatu negara dan merupakan perubahan barang-barang ekonomi dengan jumlah
selanjutnya dari perubahan struktur usia yang banyak kepada penduduknya.
dari sebuah populasi. Dengan tingkat Pertumbuhan ekonomi dicapai oleh tiga
kelahiran yang lebih kecil setiap tahunnya, faktor yaitu peningkatan persediaan barang
jumlah penduduk usia di bawah produktif yang terus-menerus, perkembangan
akan tumbuh lebih kecil jika dibandingkan teknologi, penggunaan teknologi secara
dengan populasi penduduk usia kerja. efektif dan efisien (Kuznets, 1955).
Dengan lebih sedikit jumlah penduduk
lanjut usia, maka negara memiliki jendela Pertumbuhan ekonomi merujuk pada
peluang (window of opportunity) untuk peningkatan kapasitas produksi ekonomi
pertumbuhan ekonomi yang cepat jika sebagai hasil dari kapabilitas ekonomi
kebijakan sosial dan ekonomi dapat dalam memproduksi tambahan jumlah
dirumuskan dengan tepat serta melakukan barang dan jasa. Pada dasarnya, standar
investasi pada hal yang diperlukan hidup diukur dari jumlah barang dan jasa
(Gribble, 2012). yang tersedia, sehingga pertumbuhan
ekonomi sejalan dengan peningkatan
Bonus demografi adalah keadaan standar hidup. Pertumbuhan ekonomi
ketika terjadi penurunan rasio sangat penting karena pertumbuhan
ketergantungan (dependency ratio) yang ekonomi berarti meningkatkan kualitas
disebabkan oleh transisi demografi. Bonus standar hidup. (Palmer, 2012).
demografi adalah potensi keuntungan
ekonomis yang didapatkan oleh suatu Pertumbuhan ekonomi adalah
negara karena proporsi penduduk yang fenomena yang kompleks dan berjangka
produktif lebih banyak dibandingkan panjang, yang berpotensi mengalami
dengan yang tidak produktif. Bonus kendala seperti: peningkatan populasi yang
demografi dimaknai sebagai keuntungan berlebihan, sumber daya yang terbatas,

13
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

infrastruktur yang tidak memadai, mengidentifikasi dan mengatasi akar


penggunaan sumber daya yang tidak penyebabnya, dan memicu kemajuan nyata
efisien, intervensi pemerintah yang dalam strategi pengentasan kemiskinan
berlebihan, model kelembagaan, dan yang ditargetkan (UNDP, 2016).
budaya yang membuat peningkatan sulit. Secara umum, kemiskinan dapat
Pertumbuhan ekonomi diperoleh dibagi menjadi kemiskinan absolut dan
dengan penggunaan sumber daya yang kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut
tersedia secara efisien dan dengan adalah sebuah kondisi yang dicirikan
meningkatkan kapasitas produksi suatu dengan kekurangan parah kebutuhan dasar
negara. Ini memfasilitasi redistribusi manusia, termasuk makanan, air minum
pendapatan antara penduduk dan yang layak, fasilitas sanitasi, kesehatan,
masyarakat. Efek kumulatif, perbedaan rumah, pendidikan, dan informasi
kecil dari tingkat kenaikan, menjadi besar (Deklarasi Kopenhagen, 1995).
untuk periode satu dekade atau lebih. Lebih Kemiskinan absolut adalah sejumlah
mudah untuk mendistribusikan kembali penduduk yang tidak mampu mendapatkan
pendapatan dalam masyarakat yang sumber daya yang cukup untuk memenuhi
dinamis dan bertumbuh, dari pada yang kebutuhan dasar (Todaro dan Smith, 2006).
statis. Orang yang sangat miskin adalah
Pertumbuhan ekonomi mengandaikan orang yang hidup dengan pendapatan
modifikasi dari output potensial, karena kurang dari satu dolar per hari, dan kategori
modifikasi dari penawaran faktor (tenaga miskin dengan pendapatan kurang dari dua
kerja dan modal) atau peningkatan dolar per hari. Klasifikasi yang lain adalah
produktivitas faktor (output per unit input). pendapatan sebesar satu dolar per hari
Ketika laju pertumbuhan ekonomi besar, sebagai kategori miskin dan pendapatan
produksi barang dan jasa naik dan, dua dollar per hari sebagai kategori miskin
akibatnya, tingkat pengangguran menurun, menengah. Kemiskinan secara absolut
jumlah kesempatan kerja meningkat, serta ditentukan berdasarkan ketidakmampuan
standar kehidupan penduduk (Haller, seseorang untuk mendapatkan sumber daya
2012). yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimum seperti pangan, sandang,
3. Kemiskinan
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang
Garis kemiskinan dengan menggunakan diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
satuan dolar per hari terkenal di Bank Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan
Dunia merupakan temuan penelitian ilmiah sebagai ukuran finansial dalam bentuk
yang signifikan pada tahun 1980-an, dan uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan
menjadi satuan ukuran bank untuk dasar tersebut dikenal dengan istilah garis
mengukur kemiskinan pada tahun 1990. kemiskinan.
Metrik tersebut mencapai kematangan
Garis kemiskinan absolut tetap dalam
penuh ketika itu diabadikan dalam
hal standar hidup, garis kemiskinan absolut
Millenium Development Goals sebagai
mampu membandingkan kemiskinan
standar untuk melacak kemiskinan di
secara umum. Namun demikian, antara
seluruh dunia (Allen, 2017).
negara yang satu dengan lainnya memiliki
Kemiskinan bukan hanya keterbatasan garis kemiskinan yang berbeda.
pendapatan, kemiskinan adalah gabungan Berdasarkan hal tersebut, Bank Dunia
dari perampasan manusia dari pengetahuan, menetapkan garis kemiskinan internasional
kesehatan, martabat dan hak, dan hambatan agar dapat membandingkan angka
untuk berpartisipasi. Kemiskinan harus kemiskinan antar negara. Garis kemiskinan
diukur dengan mempertimbangkan tersebut tidak mengenal tapal batas antar
kompleksitas ini, sehingga kita dapat negara, tidak tergantung pada tingkat

14
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

pendapatan per kapita di suatu negara, dan atau kelompok tertentu tentang keadaan
juga memperhitungkan perbedaaan tingkat dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat,
harga antar negara dengan mengukur 1993).
penduduk miskin sebagai orang yang hidup Metode yang digunakan dalam
kurang dari satu dolar atau dua dolar per pencarian data dan informasi yaitu
hari dalam dolar PPP (Purchasing Power penelitian pustaka dan menelaah data
Parity).
sekunder. Data sekunder yaitu data yang
Kemiskinan relatif merupakan kondisi telah dikumpulkan untuk maksud selain
miskin karena pengaruh kebijakan menyelesaikan masalah yang sedang
pembangunan yang belum mampu dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi
sehingga menyebabkan ketimpangan sumber data sekunder adalah literatur,
distribusi pendapatan. Dengan demikian, artikel, jurnal serta situs di internet yang
ukuran kemiskinan relatif sangat berkenaan dengan penelitian yang
tergantung pada distribusi dilakukan (Sugiyono, 2009).
pendapatan/pengeluaran penduduk. Dalam
hal mengidentifikasi dan menentukan D. Analisis dan Pembahasan
sasaran penduduk miskin, maka garis
kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, Selama bertahun-tahun, banyak ahli
dan perlu disesuaikan terhadap tingkat di bidang ekonomi memperdebatkan
pembangunan negara secara keseluruhan. pengaruh dari perubahan populasi terhadap
Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai pertumbuhan ekonomi. Dalam perdebatan
untuk membandingkan tingkat kemiskinan tersebut, terdapat tiga posisi berbeda.
antar negara dan waktu karena tidak Pandangan pertama meyakini bahwa
mencerminkan tingkat kesejahteraan yang peningkatan populasi dapat menghambat
sama. pertumbuhan ekonomi, pandangan kedua
berpendapat bahwa peningkatan populasi
dapat mendukung dan mengakselerasi
C. Metode Penelitian pertumbuhan ekonomi, dan pandangan
Teknik analisis yang digunakan terakhir meyakini bahwa peningkatan
dalam penelitian ini adalah deskriptif populasi tidak memiliki dampak terhadap
kualitatif dengan mendeskripsikan pertumbuhan ekonomi. Berbagai penelitian
hubungan antara bonus demografi dalam yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dan penurunan peningkatan penduduk yang terjadi di
tingkat kemiskinan dengan memaparkan berbagai negara di dunia mendorong
bukti empiris yang terjadi di berbagai percepatan pertumbuhan ekonomi. Bonus
negara. Metode deskriptif merupakan suatu demografi yang dikelola dengan baik
metode dalam meneliti status sekelompok mampu menstimulus pertumbuhan
manusia, suatu objek, suatu rangkaian ekonomi (Bloom, Canning, & Malaney,
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun 1999; Mason, 2001; Ross, 2004).
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Department For International
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah Development (DFID) dalam salah satu
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau publikasinya menyebutkan bahwa
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat pertumbuhan ekonomi adalah instrumen
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta yang paling baik dalam mengurangi tingkat
hubungan antar fenomena yang diselidiki kemiskinan dan meningkatkan kualitas
(Nazir, 1988). Dalam penelitian ini hidup bagi negara berkembang. Berbagai
digunakan metode kualitatif dengan desain studi berhasil membuktikan bahwa
deskriptif, yaitu penelitian yang memberi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
gambaran secara cermat mengenai individu

15
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

berkesinambungan adalah hal yang penting produktif (berusia 15-64 tahun) lebih
dalam pengentasan kemiskinan. Berbagai besar dibandingkan penduduk usia
penelitian menunjukkan bahwa terdapat tidak produktif (berusia di bawah 15
keterkaitan yang kuat antara pertumbuhan tahun dan di atas 64 tahun). Pada
ekonomi dengan pengurangan tingkat periode tersebut, penduduk usia
kemiskinan (Ravalion& Chen, 1997; produktif diprediksi mencapai 64
Adams, 2002; Lin, 2003; Bhanumurthy & persen dari total jumlah penduduk
Mitra, 2004; Arndt, James&Simler, 2006; yang diproyeksikan sebesar 297 juta
World Bank, 2012; OPPG Programme, jiwa (Bappenas, 2017). Gambaran
2015). lebih rinci mengenai proporsi
penduduk usia produktif dan non
1. Bonus Demografi Indonesia
produktif serta jumlah penduduk di
Pada tahun 2030-2040, Indonesia
tiap propinsi di Indonesia dapat dilihat
diprediksi akan mengalami masa bonus
dalam Tabel 1 dan Gambar 1.
demografi, yaitu jumlah penduduk usia

16
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

Gambar 1. Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035


Sumber: Bappenas, 2013

Tabel 1. Proyeksi Penduduk Indonesia berdasarkan Propinsi, 2010-2035 (Ribuan)

Sumber: Bappenas, 2013


17
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

Manfaat besar dari bonus demografi mendukung bonus demografi. Ada empat
hanya akan didapatkan jika suatu negara langkah kebijakan untuk mencapai bonus
memiliki sumber daya manusia yang demografi: menginisiasi perubahan
berkualitas. Sumber daya manusia yang demografi, meningkatkan kesehatan
berkualitas dapat memicu pertumbuhan masyarakat, berinvestasi dalam pendidikan,
ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan menerapkan kebijakan dan tata kelola
per kapita suatu negara karena ada banyak ekonomi. Langkah pertama menuju bonus
kesempatan kerja yang produktif. Hal yang demografi adalah penurunan tingkat
kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi kesuburan yang cepat melalui investasi
faktor penting dalam memanfaatkan bonus dalam keluarga berencana, kelangsungan
demografi karena dengan tingkat hidup anak dan mendidik anak perempuan.
kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, maka Anak-anak yang sehat menjadi lebih baik di
tingkat pengangguran akan berkurang dan sekolah, dan keberhasilan ini akhirnya
tingkat kesejahteraan akan meningkat berkontribusi pada angkatan kerja yang
pesat. Hal yang ketiga, peningkatan jumlah memiliki keterampilan lebih tinggi. Sistem
tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap pendidikan harus fokus untuk memastikan
rumah tangga memiliki potensi untuk bahwa lebih banyak anak yang
membuka suatu usaha yang akan memberi menyelesaikan sekolah dan memberi
lapangan pekerjaan untuk orang lain keterampilan pada penduduk usia produktif
sehingga angka pengangguran menurun. untuk beradaptasi dengan pasar tenaga
Dan yang terakhir, peran perempuan yang kerja yang berubah. Kebijakan ekonomi
masuk ke dalam pasar tenaga kerja akan dan pemerintahan harus mendorong
membantu peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pekerjaan dan investasi di
pada akhirnya menyebabkan jumlah sektor padat karya, mendukung perluasan
penduduk di usia produktif dapat diserap infrastruktur,mempromosikan perdagangan
secara optimal di pasar tenaga kerja untuk memastikan akses ke pasar
(Adioetomo, 2012). internasional, dan menciptakan lingkungan
yang aman dan insentif untuk investasi
2. Bonus Demografi dan Pertumbuhan
langsung asing (NCPD, 2014).
Ekonomi
Secara singkat, kita dapat membahas
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat
bagaimana bonus demografi dapat
berdampak positif dan dapat berdampak
berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
negatif. Oleh karenanya, pertambahan
Perubahan struktur usia penduduk,
penduduk harus dimanfaatkan sebagai
sumber daya yang positif (Solow, 1956). kelahiran anak, dan harapan hidup
Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada menciptakan peluang khusus untuk
adanya pertambahan penduduk yang akan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dalam
hal ini, terdapat tiga peluang yang telah
memperluas pasar serta mendorong
diidentifikasi oleh para ahli demografi
spesialisasi yang pada gilirannya akan
(Ross, 2004) sebagai berikut:
menghasilkan pertambahan output atau
hasil. (Smith, 2012). a) Perluasan potensi tenaga kerja.
Sebagai contoh, menurunnya tingkat
Namun, perlu diperhatikan bahwa
kesuburan dan angka kematian di
pertumbuhan ekonomi bukan merupakan
Jepang, Korea Selatan, Singapura,
dampak otomatis yang akan diperoleh, tapi
Thailand, dan Indonesia
juga memerlukan kebijakan yang tepat.
mengakibatkan perubahan dalam
Berbagai faktor seperti kebijakan
struktur usia penduduk mereka. Hal
perdagangan, kebijakan industri,
yang paling penting untuk
pendidikan, administrasi pemerintah,
pertumbuhan ekonomi adalah
budaya, geografi, tabungan, dan akumulasi
perubahan dalam ukuran penduduk
modal adalah faktor penting lainnya untuk

18
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

usia produktif terhadap dua populasi c) Kondisi yang menguntungkan untuk


yang memiliki ketergantungan, yaitu investasi dalam sumber daya
anak-anak (dibawah 15 tahun) dan manusia. Hal tersebut merupakan
orang tua (diatas 64 tahun). Antara dampak perubahan demografi pada
1960 dan 1990, angkatan kerja di pendidikan. Rasio ketergantungan
enam negara Asia tersebut tumbuh penduduk remaja yang tinggi dapat
lebih cepat daripada jumlah mengurangi kemampuan orang tua
penduduk rata-rata 25 persen. Hasil untuk membiayai investasi
dari bonus demografi ini adalah pendidikan. Terdapat beberapa bukti
peningkatan pendapatan per kapita makroekonomi yang menunjukkan
sekitar 0,8 persen per tahun. dampak negatif tentang ukuran
b) Kondisi menguntungkan untuk keluarga dengan tingkat pendaftaran
meningkatkan tabungan dan sekolah dan pencapaian pendidikan
investasi. Asia Timur sebagai contoh (Bloom, Canning, &Malaney, 1999).
intrusif, dimana tingginya tingkat Penurunan tingkat kesuburan
akumulasi sumber daya manusia memiliki dampak langsung pada
dipandang sebagai faktor utama anggaran pendidikan, baik untuk
dibalik kesuksesan ekonomi (Bloom, keluarga maupun untuk negara.
Canning, & Malaney, 1999). Hal ini Tingkat kelahiran yang lebih rendah
berarti bahwa bonus demografi berarti lebih sedikit anak yang masuk
menyediakan kesempatan untuk sekolah beberapa tahun kemudian.
peningkatan tabungan dan investasi Jika anggaran pendidikan suatu
untuk pembangunan ekonomi (Ross, negara tetap konstan, maka
2004). Pada tahun 1965 hingga 1990, pengeluaran tiap anak usia sekolah
modal tiap pekerja tumbuh pada akan lebih tinggi. Sebagai alternatif,
tingkat tahunan lebih dari 8 persen di bagian yang dikurangi dari
Korea Selatan dan Taiwan, hampir 8 pendapatan nasional dapat
persen di Jepang dan lebih dari 6 diinvestasikan dalam pendidikan
persen di Thailand. Dibandingkan tanpa mengurangi pengeluaran per
dengan tahun 1970, tabungan dan anak. Penurunan kesuburan memiliki
investasi tahunan meningkat hingga dampak serupa pada sumber daya
hampir dua kali lipat pada tahun yang tersedia untuk program
1980-an dan hampir dua kali lipat lagi kesehatan anak dan pada
pada tahun 1990-an. Ada beberapa pembelanjaan tingkat keluarga untuk
alasan untuk menjelaskan tingginya kesehatan anak dan pendidikan.
tingkat tabungan dan investasi di
Asia Timur. Penelitian terbaru 3. Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat
menunjukkan bahwa perubahan Kemiskinan
dalam struktur usia penduduk, Sejak tahun 2000, pertumbuhan
kelahiran anak dan harapan hidup ekonomi di Indonesia mulai berkembang
semua merupakan faktor pendukung dengan baik. Peningkatan yang konsisten
hal tersebut. Karena orang Asia dalam Indeks Pembangunan Manusia
Timur memiliki lebih sedikit anak, (IPM) bahkan ditunjukkan sejak tahun
mereka dapat menabung lebih 1990 hingga 2017 (UNDP, 2018) . IPM
banyak. Dengan peningkatan harapan pada tahun 2017 mencapai 70,81,
hidup dan rata-rata usia pensiun mengalami peningkatan sebesar 0,63 poin
menurun, mereka juga memiliki atau tumbuh sebesar 0,90 persen
insentif yang lebih besar untuk dibandingkan tahun sebelumnya (BPS,
menabung dalam mengantisipasi 2018). Selain itu, proporsi penduduk
pensiun (Mason, 2001). Indonesia yang berada pada tingkat

19
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

kemiskinan ekstrim telah turun dari 40 Penurunan tingkat kemiskinan tersebut


persen menjadi 8 persen. Namun, jika garis sangat terkait erat dengan pertumbuhan
kemiskinan moderat Bank Dunia sebesar $ ekonomi India yang sangat tinggi pada
3,10 digunakan, jumlah penduduk periode tersebut (Bhanumurthy&Mitra,
Indonesia yang hidup dalam garis 2004). Di Benua Afrika, Mozambik
kemiskinan mencapai 93 juta jiwa atau menunjukkan penurunan tingkat
sebesar 36 persen dari populasi. Banyaknya kemiskinan yang cepat yang dikaitkan
penduduk Indonesia yang hidup sedikit dengan pertumbuhan ekonomi pada jangka
diatas garis kemiskinan juga membuat waktu yang lebih singkat. Dari tahun 1996
mereka rentan untuk kembali ke dalam hingga 2002, ekonomi Mozambik
kemiskinan (Oxfam, 2017). bertumbuh 62 persen dan proporsi dari
penduduk yang hidup dalam kemiskinan
Banyak penelitian yang telah
menurun dari 69 persen menjadi 54 persen
dilakukan untuk membandingkan
(Arndt, James & Simler, 2006). Data
pengalaman berbagai negara berkembang
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
secara konsisten menemukan bukti kuat
hubungan positif antara pertumbuhan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang cepat
ekonomi dan pengurangan jumlah
dan berkelanjutan adalah cara paling
kemiskinan, sehingga salah satu cara yang
penting dan efektif untuk mengurangi
tingkat kemiskinan. Dari studi lintas negara paling efektif untuk mengurangi
ini, diperkirakan bahwa peningkatan 10 kemiskinan adalah dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
persen dalam pendapatan rata-rata negara
akan mengurangi tingkat kemiskinan antara
20 dan 30 persen (Adams, 2002;World E. Simpulan dan Rekomendasi
Bank, 2012, Ravalion & Chen, 1997). Bonus demografi yang terjadi di
Peran penting dari pertumbuhan berbagai negara di dunia menunjukkan
ekonomi dalam mengurangi tingkat korelasi yang positif dengan pertumbuhan
kemiskinan juga dibuktikan oleh penelitian ekonomi. Bonus demografi yang dikelola
pada tiap negara maupun banyak negara. dengan baik mampu menstimulus
Sebagai contoh, sebuah penelitian terhadap pertumbuhan ekonomi (Bloom, Canning, &
14 negara pada 1990 menemukan bahwa Malaney, 1999; Mason, 2001; Ross, 2004).
selama satu dekade, tingkat kemiskinan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
menurun di 11 negara yang mengalami terdapat keterkaitan yang kuat antara
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan pertumbuhan ekonomi dengan
tingkat kemiskinan meningkat di 3 negara pengurangan tingkat kemiskinan (Ravalion
dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah & Chen, 1997; Adams, 2002; Lin, 2003;
atau stagnan (OPPG Programme, 2015). Bhanumurthy & Mitra, 2004; Arndt, James
& Simler, 2006; World Bank, 2012; OPPG
Berbagai penelitian di berbagai Programme, 2015). Oleh karena itu, dapat
negara juga menunjukkan seberapa besar disimpulkan bahwa bonus demografi dapat
pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam dioptimalkan untuk mengurangi tingkat
rangka menurunkan tingkat kemiskinan. kemiskinan melalui peningkatan
China berhasil mengeluarkan 450 juta pertumbuhan ekonomi.
penduduknya dari kemiskinan sejak tahun
1979. Berbagai bukti menunjukkan bahwa Bonus demografi dapat memberikan
tingginya pertumbuhan ekonomi antara keuntungan bagi Indonesia dalam
tahun 1985 hingga 2001 sangat penting mendorong pertumbuhan ekonomi dan
dalam penurunan tingkat kemiskinan yang mengurangi tingkat kemiskinan. Namun,
sangat besar tersebut (Lin, 2003). Di India, manfaat itu tidak serta merta didapatkan
penurunan tingkat kemiskinan dengan ketika Indonesia mengalami bonus
sangat signifikan terjadi sejak tahun 1980. demografi. Berbagai cara perlu dilakukan

20
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

untuk dapat memetik manfaat dari window vokasi untuk meningkatkan tenaga
of opportunity yang diciptakan oleh bonus terampil, meningkatkan inovasi, dan
demografi. Pertumbuhan ekonomi yang kreativitas. Penciptaan tenaga terampil
tinggi dapat dicapai dengan memiliki melalui pendidikan non formal juga perlu
sumber daya manusia berkualitas yang ditingkatkan melalui pemberian kursus dan
dapat memicu pertumbuhan ekonomi
pelatihan di Balai Latihan Kerja.
melalui peningkatan pendapatan perkapita
suatu negara karena ada banyak 2. Memperluas pasar tenaga kerja.
kesempatan kerja yang produktif. Hal yang Jumlah tenaga kerja yang besar bisa
kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi
menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi
faktor penting dalam memanfaatkan bonus
demografi karena dengan tingkat jika bursa tenaga kerja yang tersedia tidak
kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, maka mampu menampung mereka. Dampak
tingkat pengangguran akan berkurang dan buruk yang timbul adalah pengangguran
tingkat kesejahteraan akan meningkat yang tinggi, yang pada gilirannya
pesat. Hal yang ketiga, peningkatan jumlah menyebabkan tingkat kriminalitas semakin
tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap tinggi serta meningkatkan tingkat
rumah tangga memiliki potensi untuk kemiskinan. Maka pasar tenaga kerja perlu
membuka suatu usaha yang akan memberi ditingkatkan dan diperluas agar sebanyak
lapangan pekerjaan untuk orang lain mungkin penduduk usia produktif dapat
sehingga angka pengangguran menurun.
terserap di pasar tenaga kerja. Hal ini akan
Dan yang terakhir, peran perempuan yang
masuk ke dalam pasar tenaga kerja akan meningkatkan produksi dan mendorong
membantu peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.
pada akhirnya menyebabkan jumlah 3. Mengelola pertumbuhan populasi.
penduduk di usia produktif dapat diserap Bonus demografi yang ada perlu dijaga
secara optimal di pasar tenaga kerja.
dengan baik, sehingga pertumbuhan
Berdasarkan penjelasan tersebut, ada populasi perlu dikontrol untuk menjaga
beberapa hal yang bisa dilaksanakan untuk agar rasio ketergantungan (dependency
memaksimalkan manfaat bonus demografi ratio) tetap berada di titik yang optimal.
di Indonesia sebagai berikut: Rasio ketergantungan yang terlalu tinggi
1. Mengembangkan kualitas manusia dapat membebani pertumbuhan ekonomi,
melalui pendidikan dan pelatihan. sehingga perlu dijaga dengan baik. Hal ini
Melimpahnya penduduk usia produktif bisa dilakukan salah satunya melalui
perlu diimbangi dengan kualitas yang program Keluarga Berencana (KB).
memiliki daya saing. Globalisasi 4. Meningkatkan tingkat kesehatan
menyebabkan persaingan semakin ketat, penduduk.
sehingga penduduk usia produktif perlu Penduduk di usia produktif yang tidak
memiliki keahlian dan keterampilan yang sehat tidak akan mendukung produksi dan
sejalan dengan kebutuhan industri. Kualitas akan menghambat pertumbuhan ekonomi
dan kuantitas pendidikan dan pelatihan di suatu negara. Maka melimpahnya
Indonesia perlu ditingkatkan untuk penduduk usia produktif perlu didukung
menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dengan tingkat kesehatan yang tinggi.
dan berdaya saing, serta sesuai dengan Dalam hal ini, pemerintah dapat
kebutuhan pasar tenaga kerja. Pemerintah mendukung dengan meningkatkan kualitas
dapat melakukan revitalisasi dan asuransi kesehatan dan mengeluarkan
mengembangkan pendidikan kejuruan atau kebijakan yang dapat mendukung
kesehatan masyarakat.
21
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA and Development. Challenges of


Crisis and of Knowledge,
Buku Economy Transdisciplinarity
Adams, Richard, 2003, Economic Cognition. Vol. 15 No.1, Bacau:
Growth, Inequality and Poverty: George Bacovia University
Findings from a New Data Set, Printing House.
Policy Research Working Paper, Jati, Wasito R, 2014, Bonus Demografi
Washington: World Bank. Sebagai Mesin Pertumbuhan
Allen, Robert C., 2017, Absolute Ekonomi: Jendela Peluang atau
Poverty: When Necessity Jendela Bencana di Indonesia,
Displaces Desire, Oxford: Jurnal Populasi Vol. 25 Nomor 1
Nuffield College. Tahun 2015, Yogyakarta: Pusat
Arndt, James, dan Simler, 2008, Has Studi Kependudukan dan
Economic Growth in Mozambique Kebijakan.
Been Pro-Poor?, Journal of Koentjaraningrat, 1993, Metode-
African Economies Vol. 15 No. 4, metode Penelitian Masyarakat.
Oxford: Oxford University Press. Jakarta: PT. Gramedia.
Bhanumurthy, NR dan Mitra, A, 2004, Kuznets, Simon, 1955, Economic
Economic Growth, Poverty, and Growth and Income Equality, The
Inequality in Indian States in the American Economic Review
Pre-reform and Reform Periods, Vol.45 No.1, Nashville: American
Asian Development Review Vol. Economic Association.
21 No. 2, London:MIT Press Lin, 2003, Economic Growth, Income
Journals. Inequality, and Poverty Reduction
Bloom, D.E, Canning, D, dan in People's Republic of China,
Malaney, P.N, 1999, Asian Development Review Vol.
Demographic Change and 20 No.2, London:MIT Press
Economic Growth in Asia, CID Journals.
Working Paper No. 15, New York: Mason, A, 2001, Population Change
Centre for International and Economic Development:
Development at Harvard What We Learned from the East
University. Asia Experience?, San Francisco:
Bloom, David E., Canning, David, dan Paper Presented at the Meetings of
Sevilla, Canning, 2003, The the Western Economic
Demographic Dividend A New Association International.
Perspective on the Economic Nazir, M, 1988, Metode Penelitian,
Consequences of Population Ghalia Indonesia: Jakarta.
Change, California: RAND. Operationalising Pro-Poor Growth
Gribble, James N., dan Bremner, (OPPG) Programme, 2005, Pro-
Jason, 202, Achieving a Poor Growth in the 1990s: lessons
Demographic Dividend, and insights from 14 countries,
Washington: Population Washington: The World Bank.
Reference Bureau. Ravallion, M & S Chen, 1997, What
Haller, Alina Petronela, 2012, Can New Survey Data Tell Us
Concepts of Economic Growth about Recent Changes in

22
Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 2 Tahun 2018

Distribution and Poverty?, The Prosperity in Developing


World Bank Economic Review, Countries.
Oxford: Oxford University Press. National Council for Population and
Ray, Debraj, 1998, Development Development (NCPD), 2014.
Economics, New Jersey: Princeton Policy Brief No. 44. United
University Press. Nations, 1995, Copenhagen
Rodrik, Dani, 2007, One Economics, Declaration on Social
Many Recipes: Globalization, Development.
Institutions and Economic
Growth, New York: Harvard Website
University.
Ross, John, 2004, Understanding the Bappenas.2018.”Peer Learning and
Demographic Dividend, Knowledge Sharing.”
Washington: USAID. https://www.bappenas.go.id/files/
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian 9215/0397/6050/Siaran_Pers__Pe
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, er_Learning_and_Knowledge_Sh
Bandung: Alfabeta. aring_Workshop.pdf. Diakses
Smith, Adam, 2012, Wealth of Nations, pada 17 Oktober 2018
Hertfordshire: Wordsworth Bappenas.2018.”Indeks Pembangunan
Editions. Manusia.”
Todaro, MP, dan Smith, SC, 2006, https://www.bps.go.id/pressreleas
Economic Development Ninth e/2018/04/16/1535/indeks-
Edition, Boston: Addison Wesley pembangunan-manusia-ipm--
Publishing Company. indonesia-pada-tahun-2017-
UNDP, 2016, Eradicate Poverty, mencapai-70-81--kualitas-
Leave No One Behind, New York: kesehatan--pendidikan--dan-
UNDP Innovation Facility. pemenuhan-kebutuhan-hidup-
masyarakat-indonesia-
mengalami-peningkatan.html.
Dokumen
Diakses pada 25 Oktober 2018
Adioetomo, Sri Murtiningsih, 2012, UNDP. 2018. “Human Development
Transisi Demografi, Bonus Indicators.”
Demografi, dan The Window of http://hdr.undp.org/en/countries/
Opportunity. profiles/IDN# diakses pada
25 Oktober 2018
Departmen For International
Development, Building Jobs and

23

Anda mungkin juga menyukai