Anda di halaman 1dari 3

Kopi Dampit Cita Rasa Nasional Berskala Internasional

(Coffea canephora : Jenis kopi robusta yang banyak tumbuh di Kec. Dampit)

Tanaman kopi atau yang nama latinnya disebut Caffea banyak tumbuh di daratan
Indonesia. Tidak hanya sekedar tumbuh kopi menjadi salah satu komoditas ekspor yang
menjanjikan bagi Indonesia di mata dunia. Salah satu kopi yang sudah sangat terkenal ini
berasal dari daerah Kabupaten Malang di daerah yaitu kecamatan Ampelgading,
Sumbermanjing, Tirtuyudo, dan Dampit. Yang kemudian empat kecamatan ini disingkat
menjadi AMSTIRDAM sebagai pusat pembudidayaan kopi utama di Kabupaten Malang.
Rata-rata kabupaten Malang dapat menghasilkan panen kopi sekitar 1,2 ton/hektar, dengan
luas tanah keseluruhan sekitar 66.36 hektar.


(Kebun Kopi: Karena tipe tanaman kopi merupakan tanaman yang tidak membutuhkan
terlalu banyak cahaya jadi membutuhkan pohon naungan seperti pohon pisang)

Empat kecamatan ini telah menjadi pusat pembudidayaan kopi sejah zaman kolonial
Belanda. Dari keempat kecamatan ini kecamatan Dampit hingga sekarang hampir separuh
masyarakatnya adalah petani kopi khususnya kopi Robusta. Kopi robusta yang memiliki
nama latin Coffea canephora sangat cocok tumbuh di daerah dampit yang merupakan
dataran rendah dengan ketinggian sekitar 400-800 meter dari permukaan laut. Desa
Amadanom Kecamatan Dampit salah satu desa yang membudidayakan kopi robusta yang
juga berkemitraan dengan PT Asal Jaya.
PT Asal Jaya ini merupakan eksportir khusus kopi yang berada di kabupaten malang.
"Tahun ini untuk menghadapi pasar bebas eksportir harus memiliki petani binaan" ujar
Suliandi, ketua Kelompok Tani Harapan Desa Amandanom. Beliau juga menambahkan
petani binaan ini merupakan syarat bagi eksportir mendapatkan sertifikat Bank Dunia agar
kopi yang ada di Kabupaten Malang dapat dipasarkan ke luar negeri. Petani binaan adalah
petani yang tergabung dalam kelompok tani yang tersebar di seluruh Kabupaten Malang.
Petani binaan ini menjual kopi ke PT Asal Jaya, "PT Asal Jaya ini merupakan eksportir
terbesar Asia untuk kopi" ungkap Hariono yang merupakan kepala bagian pemasaran
Kelompok Tani Harapan Desa Amandanom. Dengan telah mengantongi sertifikat Bank Dunia
kopi Dampit telah diekspor ke seluruh dunia.
Kopi robusta asal dampit selain di jual ke perusahaan kemitraan juga terdapat kopi
yang diolah sendiri oleh kelompok tani hingga menjadi kopi yang siap dinikmati. Kopi yang
memiliki cita rasa murni yang sangat khas di lidah para pecinta kopi ini memiliki tradisi petik
yang menarik, "Kopi Dampit secara aroma dan fisik sangat bagus karena sudah menjadi
tradisi dari empat kecamatan ini, petik kopi itu petik merah" ujar bapak Suliandi yang lahir
pada tahun 1953. Petik merah merupakan tradisi dimana ketika panen, kopi yang dipanen
hanyalah buah kopi yang berwarna merah atau yang sudah tua. Tradisi ini yang menjadikan
kualitas kopi dampit sangat terjaga didukung dengan proses pengolahan yang benar.


(Proses penjemuran: Pada proses ini kopi dijemur diterik matahari)

Dalam proses pengolahan kopi setelah dipetik merah kemudian dilakukan pecah kulit,
yang kemudian dilanjutkan dengan proses penjemuran. Proses penjemuran ini dilakukan 4-5
hari dengan cuaca panas yang mendukung. Dilajutkan dengan proses slem yang kemudian
menghasilkan biji kopi ose yang siap jual. Biji kopi ose yang siap jual ini yang kemudian dijual
ke perusahaan kemitraan denga harga laba 1.500-2.000 rupiah per kilogram, mengikuti
patokan pasaran kopi lokal. Selain dijual biji kopi ose ini juga ada yang disisihkan untuk
dijadikan usaha kopi mandiri milik kelompok tani. Biji kopi ose siap jual ini selanjutnya
disangrai pada suhu 200C selama 1-1,5 jam dengan menggunakan mesin sangrai. Kemudian
setelah disangrai biji kopi didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Seteah dingin biji kopi
digiling hingga halus kemudian terakhir dikemas sehingga dapat dipasarkan secara bersih
dan praktis.


(Kopi bubuk : Salah satu bentuk kopi olahan yang siap dipasarkan)

Kesuksesan kopi yang berasal dari Kabupaten Malang, AMSTIRDAM ini juga tidak lepas
dari peran serta pemerintah yang ikut andil dalam mendukung terciptanya budidaya kopi
dengan standar ekspor, "Pemerintah selalu mendukung kelompok tani", dengan
mempermudah kelompok tani dalam urusan birokrasi dan membantu kelompok petani
ketika terdapat masalah dengan eksportir, tambah bapak Suliandi. Pemerintah selain itu
juga menjembantani dan mengawal petani dalam setiap kegitan produksi seperti pemberian
pupuk, penyuluhan, hingga memberikan mesin-mesin yang dapat menunjang hasil produksi
kelompok tani. Kebersamaan yang kuat antara kelopok tani dan pemerintah dan saling
mendukung satu-sama lain ini yang menjadi kunci untuk mewujudkan kopi dampit konsisten
sebagai kopi kualitas internasional. (bel)

Anda mungkin juga menyukai