Anda di halaman 1dari 15

History

Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik dengan kualitas serta cita
rasa yang unik dan kopi Mandheling Lake Toba adalah salah satunya. Kita sebagai bangsa
Indonesia tentu harus bangga dengan kualitas jenis kopi yang memiliki berbagai macam cita
rasa yang enak. Jenis kopi ini berasal dari sebuah daerah yang bernama Mandheling. Nama jenis
kopi ini merupakan salah satu nama kopi yang cukup terkenal di wilayah seputar danau Toba.
Jenis kopi ini terlihat menyebar di berbagai tempat wilayah dari daerah Dairi (Sidikalang), Karo
(Brastagi), Humbang Hasundutan (Lintong), Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Toba Tamosir
.

Sejarah Kopi Mandheling Lake Toba

Kita dapat melihat salah satu pemandangan dengan nuansa pemandangan yang menarik adalah
di Danau Toba pada waktu pagi hari. Selain dari sisi pemandangan alam kita juga dapat melihat
salah satu jenis kualitas produk kopi yang cukup terkenal ada di daerah ini. Jenis kopi
Mandheling Lake Toba adalah merupakan salah satu jenis kopi yang telah memiliki nama
dengan cita rasa yang unik. Jika dilihat dari pemrosesan dari kualitas jenis produk kopi satu ini,
kopi ini melalui proses yang cukup unik.

Jenis kopi ini ditanam di tanah vulkanik dengan ketinggian yang cukup tinggi dan berada di
wilayah Mandheling Lake Toba. Dengan ketinggian yang cukup tinggi terutama di wilayah
Mandheling membuat jenis kopi satu ini terkenal dengan cita rasa yang unik. Jenis kopi
Mandheling Toba ini adalah merupakan salah satu jenis kopi yang cukup dikenal terutama di
daerah Mandheling dan bukan sesuatu yang mengejutkan ketika kopi ini menjadi populer di
daerah lain.

Alasan Penamaan Kopi Arabica Mandheling

Ada beberapa alasan mengapa jenis kopi ini dinamakan kopi Arabica Mandheling. Jenis kopi ini
pada awalnya adalah merupakan kopi yang pertama kali di ekspor melalui pelabuhan yang ada
di daerah pesisi Mandheling Natal. Dan oleh karena kopi ini berasal dari daerah Sumatera maka
jenis kopi ini dinamakan kopi Mandheling.

Selain itu jika dilihat dari jenis kopi Arabica satu ini adalah jenis kopi yang berasal dari Sumatra
Utara dan daerah Gayo. Pada dasarnya jenis kopi ini berasal dari daerah sendiri seperti Arabica
Lintong, Arabica Brastagi, Arabica Gayo dan Arabica Sidikalang. Jika dilihat dari jenisnya kopi
Gayo terkenal dengan aroma yang cukup wangi sedangkan jenis kopi arabica Lintong ini adalah
merupakan jenis kopi dengan cita rasa yang unik.
Jenis kopi Mandheling ini adalah merupakan pencampuran dari jenis kopi Arabica Lintong
dengan jenis kopi Arabica Gayo. Jika dilihat dari tempat pertama kopi ini dibawa oleh bangsa
Belanda adalah pada saat sekitar tahun 1699. Daerah bernama Kecamatan Pakantan adalah
merupakan salah satu daerah perkebunan kopi Arabica pertama yang ada di Sumatera. Pada
saat itu, jenis kopi Arabica ini adalah merupakan kopi pertama yang ditanam di daerah
Mandailing Natal dan dibawa ke daerah Tapanuli Utara dan dataran tinggi Gayo ( Aceh Tengah).

Jenis kopi Arabica Mandheling ini telah dikenal di dunia sejak tahun 1878. Kopi ini juga dikenal
dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 1200 kaki di atas permukaan laut. Untuk sekarang,
jenis kopi ini berada di Dataran Tinggi Gayo dan Lintong Nihuta. Jenis kopi
Indonesia Mandheling Lake Toba ini telah menjadi brand tersendiri terutama di wilayah ini.

Kopi Arabika Mandheling Toba


October 17, 2014Specialty Coffeekopi arabika, kopi indonesia, kopi mandheling toba,specialty coffee

Specialty Coffee – Kopi Arabika Mandheling Toba


Mandheling Lake Toba atau biasa disebut dengan Danau Toba adalah sebuah daerah di
Sumatera Utara. Danau Toba merupakan danau paling terkenal di Sumatera karena keindahan
nya. Danau Toba diapit oleh berbagai gunung disekitar nya, yang sebagian besar berisi kebun
kopi dan buah-buahan. Dari situlah Kopi Arabika Mandheling Lake Toba kami berasal.

Kopi Mandheling Toba kami tepatnya berasal dari Parapat, Sumatera Utara. Karena lokasi nya
yang berada disekitar perbatasan antara Medan dan Padang, maka kami memberikan nama
Mandheling Toba untuk produk kopi yang satu ini. Hal ini berbeda dengan Lintong, yang
lokasinya lebih ke arah utara, maka tidak bisa sebut sebagai kopi Mandheling.

Parapat dan sekitar nya terkenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Sumatera.
Parapat dan Sipirok adalah daerah penghasil kopi yang terkenal di Sumatera. Aroma dan
rasanya yang unik membuat kopi Toba ini kini mulai menjadi primadona dunia.

Keunggulan Kopi Arabika Mandheling Toba


Kopi Mandheling Toba yang kami produksi memiliki rasa yang kompleks. Perpaduan antar
herbal, spicy dan fruity, membuat para pecinta kopi ketagihan ketika mencoba Kopi Arabika
Mandheling Toba kami. Body nya yang high/full cocok bagi para pecinta kopi yang menyukai
kopi yang strong.
Kopi Mandheling Toba kami juga memiliki harum yang khas. Perpaduan antara Floral dan Spicy
membuat kopi Toba kami begitu menggoda ketika diseduh, baik secara manual atau
menggunakan mesin.

Kopi Arabika Mandheling Toba yang kami produksi adalah satu primadona diantara produk
kami yang lain. Kopi Toba bersaing dengan Toraja dan Gayo kami yang saat ini masih menjadi
kopi dengan penjualan terbesar kami.

Spesifikasi Kopi Arabika Mandheling Toba


1. Jenis Arabika
2. Diambil dari dataran tinggi Danau Toba, tepatnya di Parapat, perbatasan antara Medan dan Padang
3. Ketinggian lebih dari 1300 diatas permukaan laut
4. Kadar air 12-13%
5. Green bean defect <5%
6. Stok green bean mencapai 10-15 ton per bulan, dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan
7. Menerima pembelian partai kecil dan besar
8. Siap supplai kopi ke Cafe, Coffee Shop, Hotel, Restorant dan Personal
9. Siap ekspor ke seluruh dunia (JPW Coffee sudah memiliki ijin ekspor resmi dari pemerintah)
Kopi Sumatera merupakan salah satu varietas kopi yang berasal dari Sumatera yang bertekstur
paling halus dan bercita rasa paling berat dan kompleks di antara beragam kopi di dunia. Sebagian
besar kopi Sumatera diproses secara kering (dry-processed), tetapi sebagian lagi melalui proses
pencucian ringan (semi-washed).
Kopi Sumatera sangat terkenal dengan Mandheling atau Lintong-nya yang tumbuh di pesisir selatan
pulau Sumatera. Kopi Sumatera yang tumbuh lebih ke arah Barat dikenal sebagai kopi Gunung Gayo.
Kopi Gayo Sumatera dideskripsikan sebagai kopi yang bercita rasa manis dan bersih. Ahli kopi yang
ingin membeli kopi Sumatera biasanya melihat ketuaan dari biji kopi Sumatera. Biji kopi ini
mengeluarkan rasa “tanah” dan “rempah”. Hal ini merupakan keunikan tersendiri biji kopi Sumatera
sehingga membuatnya menjadi satu dari kopi yang paling dicari di antara jenis kopi yang ada di dunia.

Kopi Aceh
Kopi Aceh memang telah menjadi andalan Indonesia dalam hal produksi dan keunggulan mutu.
Pasalnya sekitar 40 persen biji kopi Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia
merupakan hasil produksi dari daerah Aceh. Produksi Perkebunan Rakyat di Aceh pada tahun 2010
mencapai 50.774 ton. Produksi kopi di Indonesia setiap tahunnya rata-rata mencapai 600 ribu ton dan
lebih dari 80 persen produksi biji kopi tersebut berasal dari seluruh perkebunan rakyat di Indonesia.

Kopi Gayo
Jenis Kopi Arabika merupakan jenis kopi terbanyak dikembangkan oleh para petani Kopi
Gayo di dataran tinggi Gayo Aceh. Hasil produksi Kopi Arabika dari Tanah Gayo ini adalah yang
terbesar di Asia. Kopi Gayo Aceh memang memiliki cita rasa khas dan sudah diakui oleh seorang
pakar uji cita rasa (cupper) kopi dunia, Christopher Davidson. Keberadaan kopi gayo juga tak lepas
dari sejarah panjang penjajahan Belanda di Aceh bagian tengah pada awal abad ke 10. Pada tahun
1918 pemerintah Belanda menjadikan kopi gayo sebagai produk masa depan, hal ini seiring dengan
tingginya minat pasar mancanegara terhadap keunikan cita rasa kopi gayo Aceh. Sebagian besar
komoditas kopi arabika Gayo tersebut dikembangkan di tiga kabupaten yaitu Aceh Tengah, Bener
Meriah, dan Gayo Lues. Total perkebunan kopi Gayo Aceh pada tahun 2010 mencapai sekitar 94.500
hektare, terdiri dari 48.500 hektare di Aceh Tengah, 39.000 hektare di Kabupaten Bener Meriah, dan
7.000 hektare di Gayo Lues.

Kopi Sidikalang – Sumatera Utara


Kopi sidikalang sudah terkenal akan cita rasanya yang mantap, bahkan bukan hanya di dalam negeri
tetapi sampai ke luar negeri. Salah satu pesaing kenikmatan kopi Sidikalang adalah kopi brazil, yaitu
salah satu kopi terbaik di dunia. Sidikalang adalah ibu kota Kabupaten Dairi, terletak di daerah
pegunungan nan sejuk. Menurut para ahli kopi, kekhasan Kopi Sidikalang didapat dari kombinasi
hawa dingin dan jenis tanah di kawasan Bukit Barisan dengan ketinggian 1.500 meter di atas
permukaan laut. Di Sumatera Utara terdapat tiga daerah penghasil kopi terbaik yaitu Lintongnihuta,
Mandailing, dan Sidikalang.

Kopi Besemah - Sumatera Selatan


Kopi Besemah adalah salah satu kopi yang paling digemari oleh penduduk di wilayah Sumatera
Selatan, aroma dan rasanya yang gurih meninggalkan kesan tersendiri bagi penikmatnya. Mayoritas
Kopi Besemah adalah jenis Robusta yang tumbuh di dataran tinggi di sekitar pegunungan &
perbukitan. Yang paling terkenal dan dicari oleh penikmat kopi adalah Kopi Besemah yang berasal
dari daerah Pagaralam yang tumbuh di perkebunan petani di sekitar lereng Gunung Dempo.
Kopi Robusta yang berasal dari Pagaralam ini sejak dulu dikenal istimewa karena aromanya.
Wanginya sudah tercium, bahkan sebelum kopinya diseduh. Para petani kopi setempat mengatakan
bahwa kopi Pagaralam adalah salah satu kopi favorit Ratu Yuliana pada jaman Belanda dulu. Ratu
Yuliana memang seorang pencinta kopi, dan tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa kopi. Di
Pagaralam, ada sebuah kebun kopi yang khusus dibuat untuk menghasilkan biji kopi terbaik, dan hasil
panennya seluruhya dikirim ke dapur istana Sang Ratu dari Belanda ini. Letak kebun kopi yang
menjadi kebanggaan rakyat Pagaralam ini terletak di sekitar Simpang Padang Karet.
Selain itu ada juga Kopi Besemah dari daerah Kabupaten Muara Enim dan OKU Timur yang biasa
disebut Kopi Semendo, juga dari seputar Kabupaten Lahat dan Empat Lawang meskipun jenis, aroma
dan rasanya sama dengan Kopi Besemah dari daerah Pagaralam.
Tempat penjualan kopi ini tersebar di beberapa tempat di berbagai wilayah di Sumsel. Salah satunya
yang cukup terkenal adalah di daerah pecinan yang berdiri sejak jaman Sriwijaya di Pasar 16 ilir. Kopi
yang dipesan langsung dipanggang pada saat itu juga, dibungkus, dan siap untuk dinikmati atau untuk
oleh-oleh.

Kopi Lampung
Kopi Lampung cukup pantas dikategorikan sebagai salah satu kopi terbaik Indonesia karena
keistimewaan aroma dan rasanya yang khas. Jenis kopi yang dibudidayakan oleh kebanyakan petani
kopi di daerah lampung adalah jenis Kopi Robusta. Sebagian besar perkebunan kopi Lampung di
dataran tinggi Lampung merupakan perkebunan rakyat yang terpusat di daerah Lampung Tengah,
Lampung Barat, dan daerah Tanggamus.
11 Jenis Kopi Sumatera yang Kaya akan Cita Rasa
Jangan ngaku sebagai pecinta kopi jika kamu nggak kenal dengan kopi Sumatera. Bukan hanya
terkenal di dalam negeri, tapi kopi Sumatera juga terkenal di luar negeri, khususnya di Amerika
Serikat. Spesies Kopi Sumatera terbagi dua, yaitu kopi Arabika (kopi yang variasi rasanya lebih
beragam) dan Robusta (kopi yang rasanya lebih netral). Tapi, berbeda daerah, beda pula rasa kopi
yang dihasilkan. Seperti jenis kopi di 11 daerah Sumatera berikut ini.

1. KOPI SIDIKALANG
Sidikalang merupakan adalah kecamatan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Di sanalah Kopi
Sidikalang berasal. Soalnya, Sidikalang adalah produsen Kopi Arabika yang memiliki rasa paling enak
dan harganya tinggi! Kopi ini sangat lezat karena memang memiliki kandungan kafein yang kuat. Rasa
Kopi Sidikalang sangat khas karena kopi ini dihasilkan dari hawa dingin dan jenis tanah di kawasan
pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.

2. KOPI ACEH

Di Aceh terdapat Kopi Arabika dan Robusta. Jenis kopi Arabika yang terkenal di Aceh adalah Kopi
Gayo. Kopi tersebut dibudidayakan di wilayah daratan tinggi Tanah Gayo, Gayo Luew, dan Aceh
Tenggara. Sedangkan, jenis kopi Robusta yang terkenal di Aceh adalah Kopi Ulee Kareng yang
dibudidayakan di Kabupaten Pidie dan Aceh Barat. Citarasa unik kedua kopi tersebut mampu menarik
pasar luar negeri, sehingga Aceh rutin mengekspor kopi.

3. KOPI LAMPUNG

Jenis kopi di Lampung adalah kopi Robusta yang ditanam di perkebunan rakyat daerah Lampung
Tengah, Lampung Barat, dan Tanggamus. Sebagian besar masyarakat Lampung mencari nafkah
dengan memproduksi kopi. Terbukti dari luas perkebunan kopi di Kabupaten Barat yang mencapai
hampir 60 ha dengan produksi biji kopi kering yang mencampai hampir 30 ribu per ton setiap
tahunnya. Tahun 2009, kopi di Lampung Barat mendapat gelar juara satu nasional dengan kategori
mutu biji kopi terbaik. Rasa kopi Robusta di Lampung lebih pahit dan agak asam. Kadar kafeinnya
juga tinggi.
4. KOPI MANDAILING NATAL

Kopi Arabika Mandailing dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada tahun 1699. Ketika itu, jenis kopi
Arabika ditanam pertama kali di daerah Mandailing Natal, Kapubaten Pakantan, Sumatera Utara.
Kemudian kopi Arabika mulai ditanam di daerah Tapanuli Utara (Lintong Nihuta dan wilayah di sekitar
Danau Toba) dan Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah). Kopi Mandailing Arabika telah dikenal dunia
sejak 1878. Kopi ini tumbuh baik di ketinggian 1.200 kaki di atas permukaan laut. Saat ini, Kopi
Mandailing Arabika hanya ditemukan di dataran Mandailing. Kopi ini memiliki citarasa dan aroma yang
kuat. Ada juga sih kopi Robusta yang ditanam di sana, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang
kopi Arabika.

5. KOPI LAHAT

Kota Lahat merupakan kota tertua di Sumatera dengan usia lebih dari 100 tahun. Sejak zaman
penjajahan Belanda, budaya minum kopi di Lahat sudah digalakkan. Di kabupaten Lahat terdapat
banyak terdapat kebun kopi. Sayangnya, pemasaran kopi dikuasai tengkulak, sehingga harga beli
kopi dari petani sering dipermainkan. Kualitas Kopi Lahat nggak perlu diragukan lagi. Karena, proses
produknya cukup rumit. Mereka harus menentukan kualiras kopi dari kadar kering bijinya.
Pengeringan kopinya aja memakan waktu empat sampai enam hari.

6. KOPI TAKENGON

Daerah Takengon yang memiliki letak geografis di salah satu rangkaian bukit barisan juga menjadi
produsen kopi nikmat. Apalagi, letaknya juga berada di ketinggian lebih dari 1.300 meter di atas
permukaan laut. Tanahnya yang subur dan curah hujannya yang tinggi juga membuat daerah ini cocok
untuk menanam kopi, terutama jenis Arabika. Hampir semua penduduk di Takengon memiliki kebun
kopi. Saking nikmatnya Kopi Takengon, kopi ini sudah merambah ke Eropa Timur dan Amerika
Serikat, lho!

7. KOPI LIWA (LUWAK)

Liwa adalah daerah pegunungan yang berada di Lampung Barat dan menghubungkan tiga provinsi,
yaitu Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan. Perkebunan kopi di Liwa tidak jauh dari Danau
Ranau. Kopi ini lebih akrab dengan sebutan Kopi Luwak. Soalnya, setelah kopi disortir dan dipilih yang
terbaik (yang tenggelam ketika direndam air), kopi diberikan kepada hewan luwak untuk dimakan.
Kotoran yang dikeluarkan berwujud biji kopi lalu dikumpulkan dan dipisahkan agar tidak lagi berbentuk
gumpalan. Kemudian dijemur hingga kering. Biji yang sudah bersih dan kering dibawa ke biji pabrik
pengolahan kopi. Karena proses yang cukup ribet itulah, harga Kopi Luwak menjadi sangat mahal,
berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Meskipun mahal, tapi Kopi Luwak sangat terkenal
di kalangan mancanegara.

8. KOPI BESEMAH

Kopi Basemah adalah kopi yang berasal dari Sumatera Selatan. Dengan rasa dan aromanya yang
gurih, Kopi Basemah menjadi kopi favorit di Sumatera Selatan. Jenis kopi yang ditanam adalah kopi
Robusta. Kopi tersebut ditanam di dataran tinggi di sekitar perbukitan atau pegunungan daerah
Pagaralam. Kini, di Pagalaram sudah banyak pengusaha kopi, tapi proses penggorengan biji kopi
menentukan rasa dan aroma kopi. Di Kawah Dempi, biji kopi digoreng dengan kayu bakar dan bakaran
apinya selalu diawasi agar nggak terlalu besar dan nggak terlalu kecil. Dengar-dengar, Kopi Basemah
juga menjadi favorit Ratu Yuliana (Ratu Belanda).

9. KOPI PAGARALAM

Selain Kopi Basemah, daerah Pagaralam juga menghasikan Kopi Pagaralam. Nggak heran jika
kawasan Pagaralam mampi menghasikan biji kopi yang baik, soalnya letaknya berada di atas
permukaan laut dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter. Selain jadi pusat perkebunan kopi dan teh.
di kiri jalannya juga ada sawah yang luas. Biasanya, para petani di sana menyimpan buah kopi dengan
kondisi masih terbungkus kulit agar lebih awet dan tak mudah menyusut. Ketika harga kopi sedang
tidak bagus, mereka menyimpan buah kopi di dalam karung-karung besar. Ketika harga kopi
membaik, barulah buah kopi tersebut diolah menjadi kopi.

10. KOPI EMPAT LAWANG

Hampir di semua tempat di kawasan Empat Lawang memiliki kebun kopi, sehingga kota ini memiliki
ikon biji kopi yang patut dibanggakan. Kopi yang dihasilkan juga khas karena merupakan campuran
kopi Arabika dan Robusta. Penampilannya seperti kopi Robusta, namun memiliki aroma Arabika.
Keunikan tersebut membuat Kopi Empat Lawang terkenal di banyak kota. Sayangnya, ketika sudah
dikirim ke kota lain, cap kopinya sering diganti dan diaku daerah lain sebagai hak milik.
11. KOPI CURUP-KEPAHIANG

Curup dan Kepahiang adalah daerah penghasil kopi di Bengkulu, sehingga kopinya akrab dengan
sebutan Kopi Bengkulu. Jenis kopi yang dihasilkan adalah kopi Robusta dan kerap diolah dengan
cara tradisional. Selain kopi, di kiri dan kanan Curup-Kepahiang juga kaya akan tanaman durian!
JENIS-JENIS KOPI SUMATERA
Kopi-kopi dari Sumatera termasuk salah satu kopi primadona dari tanah air.

ADA yang menarik pada pagelaran #SCAA2016 kemarin. Selain Indonesia yang menjadi tamu
kehormatan pembuka expo, kopi-kopi dari Nusantara pun cukup menarik perhatian pencinta kopi
di sana. Selain single origin dari Jawa, kopi-kopi dari Sumatera juga kerap diminati. Dan
sebenarnya, jika mau ditilik lebih jauh, kopi-kopi dari Sumatera memang telah cukup terkenal di
luar negeri sejak beberapa dekade sebelumnya.

Kolonial Belanda bisa dikatakan adalah yang “cukup berjasa” mengenalkan kopi Indonesia ke luar
negeri. Konon, Jepang juga bisa mengenal kopi karena kapal-kapal Belanda yang menyinggahi
pelabuhan Tokyo dan Kyoto ketika itu membawa hasil kopi dari Indonesia.

Umumnya kopi-kopi Indonesia memiliki karakter dan citarasa khas herbal dan earthy, demikian
juga dengan kopi Sumatera. Hanya saja, kopi-kopi dari pulau ini dirasa agak lebih intens dan
kompleks sehingga bagi penggemar kopi yang tidak terlalu menyukai
karakter sweetness dan juicy, kopi-kopi Sumatera dirasa cocok.

Selengkapnya tentang kopi-kopi dari Sumatera bisa disimak sebagai berikut.

1. Kopi Gayo

Dataran tinggi Gayo di Aceh sudah lama dikenal sebagai kawasan penghasil kopi-kopi
berkualitas—bahkan di Indonesia. Kebanyakan produksinya adalah arabika, meski ada juga jenis
robusta yang diusahakan di sini. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak arabika. Tahun 2010
lalu, kopi Gayo telah mendapat sertifikat Fair Trade dari Organisasi Fair Trade Internasional. Di
bulan Oktober di tahun yang sama, kopi Gayo juga memperoleh skor tertinggi pada ajang
Indonesian Specialty Coffee Auction yang semakin menandai varietas ini sebagai salah satu kopi
organik terbaik—di dunia.

Wilayah tumbuh: daerah Takengon, kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues
dengan ketinggian sekitar 1200 – 1700 mdpl.

Tasting profile: Kompleks—bahkan cukup susah jika harus mendefinisikan satu notes utama
dalam kopi ini mengingat semua karakternya seimbang, tidak ada yang mendominasi. Body-nya
sedang, acidity-nya seimbang dan after taste yang cukup panjang. Salah satu kekuatan kopi Gayo
juga adalah aromanya yang harum dan nikmat.

Proses pengolahan: washed process, honey dan natural.


Cupping kopi Gayo.

2. Kopi Lintong

Bibit kopi Lintong dibawa oleh kolonial Belanda pertama kali sekitar tahun 1888. Lokasi
penanaman kopi waktu itu terkonsentrasi di daerah-daerah pegunungan Bukit Barisan dekat Danau
Toba yang memiliki ketinggian ideal untuk pohon kopi, temasuk daerah sekitar kecamatan Lintong
Nihuta, kabupaten Humbang Hasundutan. Karenanya, kopi Lintong berasal dari (kata) Lintong
Nihuta. Sejak dulu, kopi Lintong termasuk favorit para peminum kopi di Eropa karena rasanya
yang kuat dan aromanya yang cukup khas.

Wilayah tumbuh: daerah sekitaran kabupaten Humbang Hasundutan, yaitu kecamatan Lintong
Nihuta (1,400-1,450 mdpl), kecamatan Dolok Sanggul (1,450-1,600 mdpl) dan sekitar Danau
Toba.

Tasting profile: Body lebih tebal, notes herbal, acidity rendah. Kadang, kopi ini juga
memiliki sweetness seperti dark chocolate.

Proses pengolahan: wet hulled atau giling basah.

3. Kopi Sidikalang

Kopi Sidikalang termasuk salah satu andalan dari Sumatera Utara. Aromanya yang khas –dan bagi
sebagian besar penggemar kopi nikmat– disebut sebagai daya tariknya. Sidikalang sendiri
merupakan ibukota kabupaten Dairi yang berada di daerah pegunungan yang beriklim sejuk.
Daerahnya yang berdekatan dengan kawasan Bukit Barisan memberikan keuntungan karena
menyebabkan tanahnya sangat subur.

Wilayah tumbuh: Sidikalang dan sekitarnya dengan ketinggian sekitar 1,300 – 1,450 mdpl.

Tasting profile: Body tebal, notes herbal, acidity rendah namun memiliki kadar bitterness yang
lebih tinggi dan lebih intens.

Proses pengolahan: wet hulled atau giling basah.

4. Kopi Tanah Karo


Konon tanaman kopi di daerah Tanah Karo sudah dikenal sejak awal tahun 1900-an karena
kolonial Belanda membawanya ke dataran Eropa. Saat ini varietas utama yang dikembangkan di
Tanah Karo adalah arabika.

Wilayah tumbuh: Sekitar Berastagi, Kabanjahe dan kaki gunung Sinabung dengan ketinggian
berkisar antara 1,275 – 1,300 mdpl.

Tasting profile: Dataran tinggi Karo juga terkenal sebagai kawasan pertanian jeruk sehingga
membuat kopi-kopi dari daerah ini seringkali memiliki rasa yang menarik. Kopi-kopi Tanah
Karo umumnya memiliki notes jeruk, acidity sedang dan body sedang.

Proses pengolahan: wet hulled atau giling basah.

5. Kopi Minang Solok

Kopi Minang Solok semakin dikenal setidaknya sejak 2-3 tahun terakhir. Karakternya yang unik
membuat kopi jenis ini cepat digemari dan, tidak heran, kalau single origin ini pun segera melesat
menjadi primadona baru di kelas kopi-kopi Sumatera.

Wilayah tumbuh: dataran tinggi kabupaten Solok, Sumatera Barat yang dekat dengan lereng
gunung Talang. Ketinggian daerah ini berkisar antara 1,200 – 1,900 mdpl.

Tasting profile: Kopi Minang Solok cenderung memiliki rasa yang lebih ringan dibandingkan
dengan tipikal kopi-kopi Sumatera lainnya. Body-nya diantara rendah-sedang, sweetness cukup
banyak dengan notes seperti buah-buahan tropis dan aroma floral sehingga secara umum, kopi
Minang Solok cenderung mirip dengan tipikal kopi-kopi Afrika.

Proses pengolahan: washed, honey dan natural.

6. Kopi Kerinci

Hampir mirip dengan Minang Solok, produksi kopi-kopi dari Kerinci juga semakin menggeliat
sejak 2-3 tahun terakhir. Meski kebanyakan produksi kopi wilayah ini umumnya adalah robusta,
namun varietas arabika juga semakin mendapat konsentrasi dari para petani sejak tahun 2014.
Selain robusta dan arabika, Jambi (termasuk Kerinci) juga menghasilkan varietas Liberica.

Wilayah tumbuh: kabupaten Kerinci Jambi yang berada di sekitar gunung Kerinci, daerah ini
memiliki ketinggian sekitar 500-1,500 mdpl dan memiliki kandungan bahan organik cukup bagus
pada tanahnya. Wilayah penanaman tersebar di beberapa kecamatan seperti Gunung Tujuh, Batu
Ampar, Sungai Penuh dan Solok Selatan.

Tasting profile: Untuk varietas arabika, kopi Kerinci memiliki karakter


dengan body sedang, acidityrendah dan sweetness ala rempah seperti cinnamon dan herbal.
Namun after taste-nya tidak sepanjang kopi-kopi dari Sumatera Utara.

Proses pengolahan: wet hulled/giling basah dan full wash.

7. Kopi Bengkulu

Bengkulu disebut-sebut masuk ke dalam area segitiga-emas-penghasil-robusta, selain Sumatera


Selatan dan Lampung. Area ini sebenarnya memiliki kontur dan ketinggian yang ideal untuk
menanam kopi, yaitu di sekitar Gunung Kaba yang tingginya 800-1,400 mdpl. Hanya saja,
kebanyakan para petani dan penghasil kopi di Bengkulu masih jarang sekali—kalau tidak bisa
disebut tidak pernah—mendapat pelatihan dan penyuluhan tentang proses kopi dari luar sehingga
kopi-kopinya pun cenderung diproses dengan “seadanya”. Namun setidaknya satu tahun terakhir
sebagian kecil petani muda dari Bengkulu telah mulai melek untuk memproduksi kopi dengan
lebih baik.

Wilayah tumbuh: daerah sekitar lereng Gunung Kaba dengan ketinggian sekitar 800-1,400 mdpl.

Tasting profile: Untuk varietas Arabica, rentang rasa yang dimiliki cukup beragam. Body tipis
dengan notes seperti buah-buahan, juicy dengan aroma segar. Untuk proses full-washed, karakter
yang muncul bisa seperti kakao yang cukup intens dan kadang rempah-rempah.

Proses pengolahan: semi washed, fully washed.

8. Kopi Lampung

Kopi merupakan komoditas unggulan di Lampung dan bukan rahasia lagi kalau salah satu
perusahaan kopi instan yang cukup terkenal di Indonesia memiliki perkebunannya di sini.
Lampung juga terkenal sebagai penghasil kopi-kopi robusta karena wilayahnya dianggap sangat
ideal untuk menanam varietas robusta, namun beberapa tahun terakhir varietas arabika juga
semakin diperhatikan meski jumlahnya masih belum sebanyak robusta. Sejak awal tahun 2016
lalu, produksi kopi dan termasuk penjualan kopi-kopi Lampung meningkat cukup signifikan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Wilayah tumbuh: wilayah Lampung Barat, Lampung Tengah dan juga daerah Tanggamus.

Tasting profile: Untuk varietas arabika, kopi Lampung memiliki body tinggi, acidity rendah,
dengan karakter earthy dan rentang notes antara nutty, woody dan dark chocolate.

Proses pengolahan: Kopi-kopi Lampung umumnya masih diproses secara tradisional, karenanya
proses natural merupakan hal yang umum di sini.

Anda mungkin juga menyukai