KOPI
3. Kopi Liberika
Kopi Arabika
• Kopi arabika merupakan tipe
kopi tradisional dengan cita
rasa terbaik
• Kopi ini berasal dari Etiopia
• Secara umum, kopi ini
tumbuh di negara-negara
beriklim tropis atau subtropis
• Biji kopi yang dihasilkan
berukuran cukup kecil dan
berwarna hijau hingga
merah gelap
Kopi Arabika
• Umumnya berbuah sekali dalam
setahun dan rendemen sekitar
18 %.
• Tanaman kopi arabika tidak
tahan terhadap panas dan
penyakit,
• Biji kopi arabika nilai
ekonomisnya lebih tinggi
daripada kopi robusta.
• Bentuk daun kopi arabika mirip
dengan bentuk daun kopi
robusta.
Ciri-ciri Kopi Arabika
Sifat-sifat :
• Bau dan rasa
tidak seenak
arabika
• Produksi lebih
tinggi, harga
lebih rendah
Kopi Robusta
• Tanaman kopi Robusta dapat tumbuh dengan
baik pada ketinggian 400-700 m dpl
• Suhu optimal pertumbuhannya 21-24°C
• Tinggi tanaman kopi robusta dapat mencapai
12 meter.
• Tanaman kopi robusta mempunyai sifat tahan
terhadap panas dan lebih tahan terhadap
penyakit dibandingkan kopi Arabika.
Kopi Robusta
• Daunnya bulat telur
dengan ujung agak
meruncing. Daun tumbuh
berhadapan pada batang-
batang, cabang, dan
ranting.
• Daun kecil, permukaan
berombak, banyak tumbuh
cabang.
• Self steril (tidak menyerbuk
sendiri)
a. bagian Pucuk
b. Bagian cabang
dengan bunga
c. Bunga dibelah
d. Bagian cabang
dengan buah, tanpa
daun
3. Kopi Liberika
• Tanaman kopi liberika tumbuh di dataran
rendah, dan tanamannya bisa mencapai
ketinggian 30 m.
• Kopi liberika berbuah sepanjang tahun dengan
ukuran buah yang tidak seragam.
• Buah kopi liberika bentuk besar dan
memanjang, serta mempunyai epicarp yang
tebal.
• Panjang buahnya mencapai 17 mm,
sedangkan lebarnya mencapai 9 mm.
a. Cabang plagiotrop
dengan calon bunga
b. Daun permukaan
bagian atas
c. Bunga dibelah
d,e. pertumbuhan buah
f. buah
PRODUKSI KOPI DI INDONESIA
• Luasan lahan kopi Indonesia :1,3 juta hektar
(Ditjenbun, 2004) nomor kedua di dunia setelah
Brazil yang mencapai 2,3 juta hektar.
• Kopi susu
• Coffeemix
• Carbonated coffee
• Kopi Moka
• Kopi Jahe
• Kopi Ginseng
• Kopi Bandrek
• Kopi Joss
• Kopi Ijo
• Kopi Duren
BERDASARKAN KADAR
KAFEIN
BERDASARKAN KADAR
KAFEIN
KOMPONEN NILAI %
Air 48 -50%
Zat bahan kering 50 –52%
- Karbohidrat 60%
- Minyak 13%
- Protein (Nx6,25) 13%
- Asam-asam non volatil 8%
- Abu 4%
- Trigonelin 1%
- Kafein
* Arabika 1,0%
* Robusta 2,0 %
Sifat Fisik
• Kadar air merupakan salah satu sifat yang akan
mempengaruhi mutu kopi, terutama berkaitan
dengan daya awet selama penyimpanan.
• Kopi dengan kadar air yang tinggi tidak
mempunyai daya simpan yang baik karena
mudah mengalami perubahan-perubahan
seperti perubahan warna, timbulnya jamur dan
mikroorganisme lainnya.
• Kadar air 12 % dengan toleransi 1 % merupakan
batasan yang dapat menjamin keamanan
selama penyimpanan.
Sifat Kimiawi
• Seyawa-senyawa kimia pada biji kopi dapat
dibedakan atas senyawa volatil dan non
volatil.
• Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah
menguap, terutama jika terjadi kenaikan
suhu.
• Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap
aroma kopi antara lain golongan aldehid,
keton dan alkohol.
•
• senyawa non volatil yang berpengaruh
terhadap mutu kopi antara lain kafein, asam
klorogenat dan senyawa-senyawa nutrisi.
• Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, dan mineral.
STRUKTUR KAFEIN
• Struktur kimia yang terpenting
1,3,7-trimetil xantin
terdapat didalam kopi adalah
kaffein dan caffeol.
• Kafein berfungsi sebagai perangsang,
menstimuli kerja saraf
• Kafeol merupakan faktor yang menentukan
flavor dan aroma kopi.
• Kafein merupakan suatu alkaloid dari metal
xantin yaitu 1,3,7-trimetil xantin.
• Kafein murni berupa kristal berwarna putih
atau berbentuk seperti benang sutra yang
panjang dan kusut.
• Kafein akan mencair pada suhu 235-237,5oC
dan akan menyublim pada suhu 176oC di ruang
terbuka(Kirk dan Otmer, 1949).
KAFEIN: 1,3,7-trimetil xantin
• Dapat bereaksi dengan asam, basa dan logam berat
dalam asam
• Disintesis dalam perikarp, di dalam biji disimpan dalam
bentuk komplek dengan komponen asam klorogenat
• Terdapat dalam kopi sangrai 85 mg/5 oz, dalam kopi
instan 60 mg/5 oz, dalam kopi dekafeinasi 3 mg/ 5 oz.
• Efek farmakologis kafein sebagai perangsang sistem
syaraf pusat, jantung dan pernafasan
• Mengendurkan otot halus, merangsang otot jantung,
merangsang diuresis(aliran urine berlebih) dan
menangani pening
• Kerja kafein sebagai inhibitor fosfodiesterase
nukleotida lingkar, penghalang (antagonis)
reseptor adenosin karena struktur kafein mirip
dengan adenosin dan modulasi penanganan
kalsium dalam sel.
1. Lelesan
Tahap permulaan pemungutan buah kopi,
karena pada tahapan ini buah yang dipungut
belum begitu banyak, terutama diambil dari
yang dimakan bubuk dan buah kopi yang
kering.
2. Panen Raya
Tahap pertengahan atau panenan secara
besar-besaran, yang dipungut hanya yang
masak /tua.
3. Racutan (gorek).
Pada tahapan ini buah kopi di kebun tinggal
sedikit (semua buah diambil baik yang muda,
yang tua maupun yang ada di atas tanah,
maksudnya supaya kebun menjadi bersih tidak
menjadi sarang bubuk buah)
PANEN KOPI
CARA PANEN
Cara Panen
Manual
PENGOLAHAN KOPI
Tujuan Pengolahan kopi adalah memisahkan
daging buah, kulit tanduk dan kuit ari
Pengeringan Buatan
• Dapat menghemat biaya dan juga tenaga kerja
• Pengaturan suhu
• Pada suhu rendah yaitu 55°C
Metode Pengolahan Basah
• Proses Metode Pengolahan basah
meliputi:
– Penerimaan
– Klasifikasi
– Pulping
– Fermentasi
– Pencucian
– Pengeringan
– Hulling (penghilangan kulit tanduk)
– Sortasi
– Penyimpanan
Sortasi Basah/ Sortasi Gelondong
• Dilakukan di pabrik, pemisahan berdasar
Berat Jenis
• Tujuannya : memisahkan buah kopi
merah yang tidak terserang hama dari
buah kopi merah yang terserang hama,
buah kopi hijau dan hitam yang masih
terikut dan kotoran yang terikut.
– buah kopi superior akan melayang
– buah kopi inferior akan mengapung
– kotoran (kerikil/tanah) akan turun
kebawah
2. Pulping (Pengupasan kulit buah)
• PENGARUH AIR:
1. Ion feri 5 mg/l → bau logam (metalic flavor)
2. Ion feri 10 mg/l → noda hitam
3. Air kotor → bau tanah atau kontaminasi
mikrobia
• PENUNTASAN/PENIRISAN
– Mengurangi air
permukaan : k.a. dari 60%
menjadi 52 – 53 %
• PROBLEM !
– Bila kadar air awal tidak seragam kecepatan
pengeringan berbeda (buah kopi lewat masak
k.a. 65 – 70%, masak 25 – 30%)
– Waktu pengeringan lama, sehingga bisa terjadi
kontaminasi mikrobia
PENGERINGAN LANJUTAN
DENGAN ALAT
KEUNTUNGAN :
– Tidak tergantung cuaca
– Operasinya mudah
– Kerusakan lebih kecil
– Efisiensi penggunaan enersi besar
– Ruangan yang diperlukan lebih kecil
– Kebutuhan tenaga kerja sedikit
CARA KERJA:
Tebal hamparan 8 – 10 cm atau 25 – 30 kg kopi HS basah/m2.
Perpindahan panas dari udara panas ke permukaan biji kopi
secara konveksi, diteruskan dari permukaan biji ke dalam biji secara
konduksi. Perpindahan masa (air) dari dalam biji kopi ke permukaan biji
kopi secara difusi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan pengeringan