Anda di halaman 1dari 4

Arabica Aceh Gayo

Aceh dikenal juga sebagai salah satu sentral produksi kopi arabika terbesar tak hanya di Indonesia,
namun juga di Asia dengan kualitas kopinya yang baik di level dunia. Kopi ini lebih dikenal dengan
sebutan Kopi “Gayo” karena karakteristik aroma dan rasa kopinya yang khas. Kopi gayo merupakan
varietas kopi arabika yang menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi
Gayo, Aceh Tengah, Indonesia.
Pada tahun 2010, Kopi Gayo telah mendapat Fair Trade Certified dari Organisasi Internasional Fair
Trade. Pada Event Special Kopi Indonesia tahun 2010, Kopi Gayo juga mendapatkan peringkat
tertinggi saat cupping score. Sertifikasi dan prestasi tersebut kian memantapkan posisi kopi gayo
sebagai kopi organik terbaik dunia.
Kopi Gayo di proses menggunakan metode full wash. Metode full wash ini adalah cara mengupas
kopi yang selalu berkaitan dengan air. Mulai dari pemilihan kualitas cherry, dipisahkan kulit luarnya,
hingga proses fermentasi, semua bersentuhan dengan air. Setelah dipilah, cherry kopi yang berkualitas
kemudian dimasukkan ke mesin depulping. Ini untuk menghilangkan kulit luarnya. Sambil dimasukan
ke mesin depulping, air tetap dikucurkan ke mesinnya. setelah proses itu, biji kopi akan di fermentasi.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan lendir kopi dengan cara direndam. Proses perendaman
dilakukan sekitar 12-24 jam.
Tahap ini harus diperhatikan karena jika fermentasinya terlalu lama justru akan menghasilkan rasa
kopi yang terlalu asam. Setelah proses ini selesai, barulah biji kopi dijemur untuk mengurangi kadar
airnya. Jika sudah kering barulah biji kopi dimasukan ke huller. huller adalah mesin untuk
memisahkan biji kopi dari kulit buat, kulit tanduk, dan kulit ari.
Kopi Gayo memiliki karakteristik aroma dan rasa yang kuat dengan tingkat keasaman yang rendah.
Penikmat kopi akan terbawa oleh sentuhan rasa yang khas berupa sensasi floral dan sedikit rempah.
Karakternya yang clean juga membuat kopi asal Aceh ini laris manis sebagai kopi house blend. Inilah
yang membuatnya sangat digemari oleh para penikmat kopi di berbagai penjuru dunia. Ciri khas Kopi
Arabika Gayo cenderung memiliki rasa yang tidak konsisten. Ini dikarenakan perkebunan kopi di
dataran tinggi Gayo memiliki ketinggian yang berbeda dan cara budidaya yang beragam. Jika kopi
ditanam dengan di area yang berbeda, dengan ketinggian yang berbeda serta varietasnya yang
beragam, maka karakteristik rasa dan kualitasnya pun berbeda juga.
Kopi gayo yang kami miliki merupakan kopi specialty, yaitu kopi yang hadir dengan kualitas terbaik,
dinilai dari aroma, rasa, serta defect yang sangat minim, arabica aceh hanya memiliki defect 1-2%.
Serta kadar air yang 11-12% dengan ketinggian tanam 1300-1500 meter dibawah permukaan laut di
daerah gayo, aceh tengah.
Berikut hasil tes kualitas yang dilakukan kepada 300 gram sample:
Jenis Kopi: Arabika
Grade: 1
Nilai cacat: 4
Kadar Air: 11
Metode Pengolahan: Wet process
Jawa barat merupakan salah satu produsen kopi terbesar di indonesia, khususnya kopi robusta. Kopi
robusta berbeda dengan kopi arabica, dari fisiknya kopi robusta memiliki biji yang cenderung bulat
dan lebih besar dibandingkan dengan arabica yang lonjong.
Kopi robusta cocok di tanam di daerah beriklim tropis basah, seperti di beberapa kawasan di
Indonesia. Pohon robusta dapat tumbuh pada ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut, artinya
dapat tetap tumbuh di dataran rendah. Pertumbuhan yang optimum umumnya pada ketinggian 400-
800 mdpl dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Adapun suhu udara yang cocok berkisar
antara 24 sampai 30oC dengan suhu rata-rata sebesar 26oC.
Kopi ini di proses melalui pengolahan natural, jadi biji kopi yang sudah matang atau berwarna merah
di panen oleh petani, lalu di jemur di permukaan yang terdapat pengalir udara di bagian bawah, dan
di bolak balik sampai daging kopi mengering dan mengelupas dengan sendirinya.
Ciri khas rasa kopi Robusta adalah pekat dan agak pahit. Pasalnya, kandungan kafeinnya lebih tinggi
dibandingkan kopi Arabika, cita rasa dan aroma kopi ini sangat kuat, mirip dengan cokelat, teh hitam,
dan kacang-kacangan. Setelah diolah menjadi minuman, beberapa jenis kopi Robusta wanginya agak
seperti kayu.
Selain dinikmati langsung dengan cara diseduh, kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan dasar
dalam pembuatan kopi siap saji (instant coffee), kopi racikan (coffee blend), dan espresso. Espresso
inilah yang selanjutnya menjadi bahan utama dalam pembuatan minuman popular yang dicampur
dengan susu, krim susu, atau coklat, seperti cappuccino, caffee latte, macchiato, dan mochaccino.
Robusta memiliki kandungan kafein 2 kali lipat lebih besar daripada arabika yaitu sekitar 2.7%,
sedangkan arabika sebesar 1.5%. Namun, kandungan gula pada robusta lebih rendah (3 hingga 7%)
dibadingkan arabika (6 hingga 9%).
Selain itu, robusta mengandung asam klorogenat (CGA atau chlorogenic acid) dengan kisaran 7
hingga 10%. Kandungan tersebut relatif lebih tinggi daripada asam klorogenat pada arabika yang
berkisar antara 5.5 hingga 8%. Asam klorogenat sendiri merupakan antioksidan yang secara
signifikan dapat mencegah serangan serangga pada pohon robusta.
Berikut hasil tes kualitas yang dilakukan kepada 300 gram sample:
Jenis Kopi: Robusta
Grade: 1
Nilai cacat: 6
Moisture: 11,5
Metode Pengolahan: Wet process

Jawa barat merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia, jawa barat memiliki
banyak dataran tinggi sehingga menjadi tempat yang sangat baik dalam budi daya kopi, terutama
untuk kopi arabica, kopi arabica sangat dianjurkan untuk di tanam di dataran tinggi karena jenis kopi
ini tidak bisa di tanam di dataran rendah dibawah 800 mdpl karena rentan terkena penyakit daun.
Dataran tinggi juga memiliki tanah yang subur sehingga kopi yang dihasilkan berkualitas sangat baik
Kopi ini tumbuh dengan subur pada ketinggian altitude 1200-1500 meter di bawah permukaan laut
Pertumbuhan kopi sangat bergantung pada iklim dan permukaan, semakin subur permukaan maka
semakin baik juga kualitas kopi. Khususnya untuk kopi arabica yang ditanam di dataran tinggi sangat
dipengaruhi oleh cuaca, curah hujan, kesuburan tanah, dan tanaman disekitar perkebunan kopi.
Tanaman di sekitar perkebunan kopi juga mempengaruhi rasa yang akan dihasilkan kopi, misalnya
kopi yang ditanam di dekat perkebunan anggur maka rasa kopi yang dihasilkan memiliki citarasa
anggur.
Kopi jawa barat ini menggunakan metode semi wash, tidak seperti metode full wash yang mengalami
banyak sekali proses pencucian, metode semi wash tidak perlu dicuci berkali kali, setelah kulit biji
kopi di kelupas menggunakan mesin, biji kopi yang masih berlendir kemudian di cuci dan di jemur di
bawah sinar matahari sampai kering.
Dengan metode semi wash, Arabica bandung memiliki citarasa yang balance antara pahit, manis dan
asam, selain itu juga memiliki kekentalan ringan. cita rasa yang diciptakannya mempunyai aroma
khas. Ada sensasi harum kacang, wangi bunga, buah, dan cecapan palm sugar. Serta terdapat citarasa
karamel berpadu dengan manis cokelat. Karakter kopi bandung ini memiliki body ringan serta
menyegarkan
Berikut adalah hasil tes kualitas yang dilakukan kepada 300 gram sample:
Jenis Kopi: Arabika
Grade: 1
Nilai cacat: 6
Moisture: 11
Metode Pengolahan: Wet process

Kopi Gayo Luwak

Kopi Luwak Liar Asli Arabika Aceh Gayo adalah kopi arabika yang di panen dari feses hewan luwak
yang hidup di alam liar. Luwak dikenal dengan hewan yang memiliki indra penciuman yang sangat
tajam sehingga hewan ini hanya memakan ceri kopi yang sudah matang. Dan luwak hanya memakan
biji yang berkualitas, jika diberi satu nampan kopi maka yang akan di makan hanya 10 – 30% saja.
Biji kopi kemudian mengalami fermentasi dalam perut luwak kurang lebih selama 5 sampai 8 jam
sebelum akhirnya dikeluarkan menjadi feses. Setelah itu feses luwak dikumpulkan, feses luwak tidak
berbau busuk, namun memiliki bau yang khas.

Biji kopi dari kotoran luwak tersebut dicuci, dijemur sampai kering, dihuller dan disortir secara
manual untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Biji kopi yang dimakan luwak berasal dari tanaman kopi arabika aceh gayo yang terdapat di dataran
tinggi aceh tengah 1500 meter diatas permukaan laut.

Kopi luwak Gayo memiliki citarasa yang fullbody, smooth, & balance. Sesuai ciri khas kopi arabika
gayo, kopi luwak memiliki rasa yang balance antara manis, pahit dan asam. Selain itu kopi luwak juga
memiliki aftertaste yang Excellent, yaitu menciptakan rasa yang memorial terhadap kopi luwak di
tenggorokan walau 1 jam setelah meminum kopi luwak. Kopi luwak memiliki kadar asam dan kafein
yang rendah membuat kopi luwak aman dikonsumsi untuk para penderita maag, jantung, dan diabetes.
Aromanya juga sangat khas karena adanya peran enzim proteolitik dalam pengolahannya.

Jenis Kopi: Arabika


Grade: 1
Nilai cacat: 4
Moisture: 11
Metode Pengolahan: Dry Process

Anda mungkin juga menyukai