karakteristik yaitu :
1. KOPI (Coffea sp Coffea sp) rasa yang lebih seperti coklat
bau yang dihasilkan khas dan
Buah kopi terdiri atas 3 bagian yaitu lapisan kulit luar (exocarp),
manis
daging buah (mesocarp) kulit tanduk (parchment) dan biji (endosperm).
memiliki tekstur yang kasar.
Daging buah terdiri dari 2 bagian luar yang lebih tebal dan keras dan
bagian dalam yang sifatnya seperti gel atau lendir. Bagian buah yang
terletak antara daging buah dan biji disebut kulit tanduk.
a. Pengolahan Kopi
1. Pengolahan Produk Primer
Beberapa istilah pada pengolahan produk primer yaitu buah kopi, biji
kopi HS, kopi gelondong kering, kopi asalan dan kopi beras.
Buah kopi atau kopi gelondong basah adalah buah kopi hasil panen
dari kebun, kadar airnya masih berkisar antara 60-65 % dan biji
kopinya masih terlindung oleh kulit buah, daging buah, lapisan
lendir, kulit tanduk dan kulit ari.
Biji kopi HS adalah biji kopi berkulit tanduk hasil pengolahan buah
kopi dengan proses pengolahan secara basah [wet process]. Kulit
buah, daging buah dan lapisan lendir telah dihilangkan melalui
beberapa tahapan proses secara mekanis dan memerlukan air dalam
jumlah yang cukup banyak. Kadar air biji kopi HS dalam kondisi
Buah kopi yang telah dibuang kulit, daging buah, serta kulit tanduknya basah berkisar antara 60 – 65 % dan setelah dikeringkan menjadi
disebut kopi beras. Secara umum kopi beras ini mengandung air, gula, 12%.
lemak, selulosa, kafein, dan abu. Senyawa terpenting yang terkandung Kopi gelondong kering adalah buah kopi kering setalah diolah
dalam kopi adalah kafein yang kandungannya hanya 1,21%. Spesies kopi dengan proses pengolahan secara kering [tanpa melibatkan air
yang banyak dibudidayakan hanya ada tiga yaitu arabica dan robusta dan untuk pengolahan]. Biji kopi masih terlindung oleh kulit buah,
liberika. Kopi liberika memiliki kualitas buah dan rendemen yang rendah daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit ari dalam kondisi
sehingga jumlahnya sangat terbatas. Kopi Arabica merupakan spesies kopi sudah kering dengan kadar air kopi sekitar 12 %.
banyak dikembangkan dan hampir menguasai 70 % pasaran dunia. Kopi asalan adalah biji kopi yang dihasilkan oleh petani dengan
metode dan sarana yang sangat sederhana, kadar airnya masih
Karakteristik dari kopi arabica adalah : relatif tinggi [>16 %] dan tercampur dengan bahan-bahan lain non-
Aromanya wangi sedap mirip percampuran bungan dan buah kopi dalam jumlah yang relatif banyak.
Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi robusta Kopi beras adalah biji kopi kering hasil pengolahan dan siap
Memiliki bodi atau rasa yang tidak dimiliki oleh kopi robusta diperdagangkan dengan kadar air berkisar antara 12-13 %. Kopi
Rasa lebih mild atau halus beras ini merupakan kopi kering yang sudah tidak terdapat kulit ari
Terkenal memiliki rasa pahit maupun kulit tanduk. Biji kopi beras yang dihasilkan dari proses
basah disebut biji kopi WP (Wet Process) sedangkan biji kopi yang
dihasilkan dari proses kering disebut biji kopi DP (Dry Process).
Proses pengolahan buah kopi pasca pemanenan dilakukan dengan dua cara
yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah biasanya dilakukan di
perkebunan besar dan buah kopi yang diproses adalah kopi arabica.
Pengolahan cara kering biasanya dilakukan oleh para petani dan buah yang
diproses adalah kopi robusta.
Gambar Alur Proses Pengolahan Kopi Cara Basah dan Cara Kering
Pengolahan sekunder dari biji kopi ini untuk menghasilkan bubuk kopi yang sebagian warna permukaan biji kopi berubah kecoklatan.
siap seduh. Bahan yang dipakai adalah kopi hasil pengolahan primer yang Menengah (medium) : 204 C, kadar air yang hilang 5-8%.
0
telah dipilih secara kualitas. Gelap (dark) : 213-221 C, kadar air yang hilang 8-14%, warna biji
0
Penyangraian/roasting
Tahapan pembentukan aroma dan cita rasa khas kopi dari dalam biji kopi
dengan perlakuan panas. Selama proses penyangraian, ada tiga tahapan
reaksi fisik dan kimiawi yang berjalan secara berurutan, yaitu :
Penguapan air (Penguapan air ini terjadi pada suhu 1000C)
Penguapan senyawa volatil (seiring dengan semakin tingginya suhu
pemanasan maka semakin banyak senyawa volatil yang menguap.
Senyawa tersebut antara lain aldehid, furfural, keton, alcohol, dan
ester)
TEH (Camellia sinens)
Daun teh yang baru dipetik mengandung air sekitar 75-82 % dan
selebihnya terdiri atas bahan organik yaitu tannin (penentu warna, rasa dan
aroma), kafein (menimbulkan rasa nikmat pada seduhan teh), pektin,
protein, pati, minyak atsiri dan vitamin. Kuncup atau peko dan daun muda
akan menghasilkan teh yang lebih berkualitas dibandingkan hasil dari daun
yang sudah tua.
Pengolahan Kakao Pemeraman : Pemeraman ini dilakukan untuk mengurangi kandungan lendir
Pengolahan kakao dikelompokkan menjadi dua yaitu pengolahan primer dan atau pulp yang melapisi biji kakao basah serta untuk memperoleh jumlah yang
pengolahan sekunder. Pengolahan primer menghasilkan biji kakao kering sesuai untuk pengolahan. Pemeraman buah juga bertujuan untuk memperoleh
dengan kadar air 7,5 %. Pengolahan sekunder akan menghasilkan produk keseragaman kematangan buah. Pemeraman dilakukan dengan menimbun
berupa bubuk kakao. buah kakao di kebun selama 5-7 hari.
Pengolahan Primer Kakao Pemecahan buah : untuk mengeluarkan biji kakao dari kulit buah dan
Proses pengolahan primer akan menghasilkan biji kakao kering dengan kadar plasentanya. Cara yang dilakukan dengan memukul buah dengan kayu atau
air sekitar 7 %. Proses pengolahan primer yang biasa dilakukan ada dua dengan memukulkan satu dengan yang lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah
metode yaitu metode konvensional dan metode Sime-Cadbury. Metode menghindarkan biji kakao kontak dengan benda logam karena akan berdampak
konvensional khususnya untuk kakao lindak akan menghasilkan biji kakao warna biji kakao menjadi kelabu. Sebaiknya wadah yang digunakan adalah
dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi dan cita rasa khas kakao yang lebih wadah non logam misalnya ember plastik.
rendah. Untuk mengantisipasi hal tersebut digunakan metode lain yaitu metode
Sime-Cadbury. Proses pengolahan primer untuk menghasilkan biji kakao adalah Fermentasi : untuk mempermudah penghilangan lendir yang ada pada biji dan
sebagai berikut : menghasilkan prekursor cita rasa, mengubah warna biji menjadi coklat
kehitaman, mengurangi rasa-rasa pahit, asam, manis dan aroma bunga,
meningkatkan aroma kakao (coklat) dan kacang (nutty), dan mengeraskan kulit
biji menjadi seperti tempurung. Fermentasi juga bertujuan untuk menghasilkan
biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Biji kakao yang tidak difermentasi
akan mengakibatkan mutu yang rendah dan tidak munculnya aroma dari biji.
Proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 6 hari. Fermentasi pada biji
kakao terjadi dalam dua tahap yaitu fermentasi anaerob dan fermentasi aerob.
Tanda proses fermentasi telah selesai dilakukan adalah :
o Biji kakao sudah tampak kering/lembab, berwarna coklat dan berbau asam
cuka.
o Lendir yang melekat pada biji mudah dikupas.
o Bila dipotong melintang penampang biji kakao akan tampak sperti cincin
berwarna cokelat untuk kakao mulia dan warna ungu hilang pada kakao lindak.
Pengeringan : Biji kakao aman disimpan jika memiliki kadar air kurang dari
7,5 %. Proses pengeringan ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
Penjemuran, Pengeringan mekanis dan Kombinasi penjemuran dan mekanis . Penyangraian : untuk mengembangkan rasa, aroma, warna, memudahkan
Pengukuran kadar air salah satunya dengan menggunakan alat digimost. pelepasan kulit dari biji, dan mengurangi kadar air. Proses penyangraian dapat
menggunakan alat tipe kontinyu atau batch. Penyangrai tipe batch biasanya
Sortasi dan Grading : berbentuk drum berputar dengan pemanas dari luar memakai burner minyak
Kriteria mutu dari biji kakao berdasarkan ukuran sesuai dengan SNI adalah tanah, kayu, arang, atau LPG (Liquid Petroleum Gas). Penyangraian tipe
sebagai berikut: SNI biji kakao No 2323:2008/ Amd 1:2010, biji kakao kontinyu biasanya menggunakan udara panas yang dialirkan berlawanan arah
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kriteria ukuran yaitu : dengan aliran biji kakao.
o Mutu AA : jumlah biji maksimum 85 per 100 gram.
o Mutu A : jumlah biji 86-100 per 100 gram. Pemisahan kulit : untuk menghilangkan kulit biji kakao. Kandungan selulosa
o Mutu B : jumlah biji 101-110 per 100 gram. yang tinggi pada kulit biji kakao dapat menyebabkan rasa pedih sehingga tidak
o Mutu C : jumlah biji 111-120 per 100 gram cocok untuk dikonsumsi. Sehingga proses lanjutan hanya digunakan biji kakao
o Mutu S : lebih besar dari 120 biji per 100 gram saja (nib) tanpa ada kulit biji kakao. Alat yang digunakan untuk memisahkan
kulit adalah mesin pemecah kulit.
Pengemasan dan penyimpanan
Bahan pengemas yang biasa digunakan untuk mengemas biji kakao adalah Penggilingan : untuk menghancurkan nib menjadi ukuran tertentu (<20 mμ)
karung. sehingga nib menjadi pasta cair kental. Hasil ini terjadi karena biji kakao
mengandung 50 % lemak kakao.
Pengolahan Sekunder Kakao
Pengolahan sekunder merupakan pengolahan yang akan menghasilkan produk Pengempaan : untuk memisahkan lemak kakao dari pasta kasar yang telah
setengah jadi yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk produk jadi misal dihasilkan. Hasil dari proses pengempaan ini adalah lemak kakao dan bungkil
minuman atau bubuk kakao. kakao. Lemak kakao memiliki sifat khas yakni bersifat plastis, warna putih-
kekuningan dan mempunyai aroma khas cokelat.