Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang pemakainya, baik digunakan
untukmerokok(furnitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman. Mengapa disebut
penyegar karena bias merangsang respon syaraf untuk lebih aktif sehingga menghasilkan efek
segar. Yang termasuk bahan penyegar antara lain kopi,teh,colakt,tembakau,sirih,kola,candu dan
ganja. Pada umumnya bahan – bahan tersebut mengandung zat perangsang yang temasuk golongan
alkaloid.
KOPI
1.1. Pengertian Kopi
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji
tanaman kopi. Kata kopi awalnya berasal dari bahasa Turki ‘kahveh’ yang diambil dari bahasa
Arab ‘qahwah’. Kahveh bukanlah nama tanamannya tapi sudah menjadi nama minumannya,
yang sebenarnya mempunyai arti anggur dalam bahasa Arab. Kopi digolongkan ke dalam
famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu
Coffea arabica dan Coffea robusta (1).
Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun1965. Meskipun
sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena
kualitas buah yang kurang bagus dan rendemennya rendah (3).
Jenis liberika antara lain: kopi Abeokutae, kopi Klainei, kopi Dewevrei, kopi Excelsa,
dan kopi Dybrowskii. Diantara jenis- jenis tersebut pernah dicoba di Indonesia tetapi hanya
satu jenis saja yang diharapkan ialah jenis Excelsa.
1. 5. Pengolahan Kopi
Bagian dari kopi yang di olah menjadi kopi siap minum adalah bijinya. Pengolahan buah
kopi dapat dilakukan dengan dua cara: cara basah dan cara kering. Kedua cara pengolahan ini
akan menghasilkan kopi beras dengan kadar air sekitar 14.5%. Berikut cara pengolahan buah
kopi baik dengan cara basah maupun cara kering (4):
1. 6. Penyimpanan Kopi
Buah kopi dapat disimpan dalam bentuk buah kopi kering atau buah kopi parchment
kering yang membutuhkan kondisi penyimpanan yang sama. Sebelum memasuki tahapan
penyimpanan, harus dipastikan bahwa biji kopi yang akan disimpan memiliki kadar air
dibawah 14%. Dan sebisa mungkin dilakukan pengeringan hingga sesuai dengan SNI yaitu
12,5% (6).
- Biji kopi dikemas dengan menggunakan karung goni yang bersih dan baik dan dijahit zigzag
mulutnya dengan tali goni, serta diberi label sesuai dengan ketentuan SNI 01-2907-1999
- Karung diberi label yang menunjukkan jenis mutu dan identitas produsen. Cat untuk label
menggunakan pelarut non minyak
- Karung- karung tersebut ditumpuk diatas landasan kayu kurang lebih setinggi 10 cm serta
tidak menempel pada dinding untuk menghindari peningkatan kadar air karena kelembaban
lantai dan dinding.
- Menyimpan tumpukan karung tersebut di dalam suatu ruangan/ gudang yang bersih, bebas
dari bau asing dan kontaminasi lainnya, ventilasi yang cukup, suhu optimum 20- 25oC (5).
- Memonitor kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, kemanan terhadap
organism gangguan (tikus, serangga, jamur, dll) dan faktor- faktor lain yang dapat merusak
kopi.
- Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyimpanan kopi adalah: kadar air,
kelembaban relative dan kebersihan ruangan penyimpanan. Kelembaban tempat penyimpanan
sebaiknya 70% (6).
2 Protein 17%
4 Tanin 25%
5 Pati 0.5%
6 Kafein 4%
7 Asam Amino 8%
8 Gula 3%
9 Abu 5.5%
𝐵2 − 𝐵1
𝐵
Keterangan:
B = Berat sampel (g)
B1 = Berat (sampel + cawan) sebelum dikeringkan (g)
B2 = Berat (sampel + cawan) sesudah dikeringkan (g)
B. Kadar Abu
Prinsip analisis kadar abu adalah proses pembakaran senyawa organik sehingga
didapatkan residu anorganik yang disebut abu. Prosedur analisa kadar abu adalah sebagai
berikut :
1. Cawan porselen kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama
30 menit dan ditimbang beratnya.
2. Sampel ditimbang sebanyak ± 5 g dan diletakkan dalam cawan porselen, kemudian dibakar
pada kompor listrik sampai tidak berasap.
3. Cawan porselen kemudian dimasukkan dalam muffle furnace. Pengabuan dilakukan pada suhu
550 oC selama ± 2-3 jam hingga terbentuk abu berwarna abu keputihan.
4. Cawan porselen kemudian didinginkan dalam desikator, setelah dingin cawan porselen
kemudian ditimbang.
Persentase dari kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑏𝑢𝑎𝑛−𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Kadar abu (%) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑧𝑚𝑝𝑒𝑙
C. Aktifitas Antioksidan
Aktifitas antioksidan dianalisa berdasarkan kemampuannya menangkap radikal bebas
DPPH menurut metode yang dikembangkan oleh Gadow et al, (1997) sebelum dilakukan
pengukuran, teh yang telah dibuat diencerkan terlebih dahulu. Sebanyak 0,5 ml teh diencerkan
dalam labu ukur 10 ml dengan menggunakan air. Reagen DPPH (400μM dalam etanol)
sebanyak 1 ml dan 3 ml etanol dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,1
ml teh yang telah diencerkan. Campuran divortek dan didiamkan selama 30 menit untuk
kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan
spektrofotometer. Aktifitas antioksidan dinyatakan dalam % penghambatan, berikut rumus
pengukuran aktivitas antioksidan :
% aktivitas antioksidan=
D. Kadar Tanin
Kadar tanin dianalisis dengan metode spektometri dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Diambil 1,0 ml supernatan kemudian campurkan dengan aquades dalam tabung reaksi ukuran
18 x 150 mm.
2. Ditambahkan 0,3 ml FeCl3 0,1 M lalu kocok
3. Ditambahkan 0,3 ml K3Fe(CN)6 0,008 M dan diamkan selama 10 menit.
4. Absorbansi sampel dibaca pada λ=720 nm. Nilai absorbansi blangko=0,625.
E. Kadar Kafein
Kafein merupakan alkaloid utama yang terdapat pada teh. Adanya kafein inilah maka
teh digolongkan dalam bahan penyegar karena kafein memberikan efek merangsang pada
jaringan tubuh manusia maupun hewan. Jadi kafein merupakan komponen penting pada produk
teh.
Kafein dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya sangat pahit. Kafein
bersifat basa mono-acid yang lemah dan dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam,
kafein akan bereaksi membentuk garam yang tidak stabil. Sedangkan reaksi kafein dengan basa
akan membentuk garam yang stabil. Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk
kafeidin.
Cara Balley-Andrew untuk menganalisis kadar kafein pada teh dapat dilakukan dengan:
1. Terlebih dahulu menimbang contoh bahan yang telah digiling halus dan lolos saringan 30 Mesh
sebanyak 5 gram.
2. Lalu contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 5 gram MgO dan air suling
sebanyak 200 ml.
3. Kemudian di didihkan perlahan selama 2 jam dengan ditutup pendingin balik.
4.Setelah dingin diencerkan dengan air suling dalam labu takar sampai volumenya 500
ml,kemudian disaring.
5. Selanjutnya filtrat diambil sebanyak 300 ml kemudian masukkan ke dalam labu godok.
6. Lalu ditambahkan 10 ml H2SO4(1:9), kemudian di didihkan sampai volume cairan tinggal
kurang lebih 100 ml.
7. Kemudian cairan dimasukkan ke dalam corong pemisah. Selanjutnya, labu godok dibilas
dengan sedikit H2S04 (1:99) dan dikocok berkali-kali dengan khloroform berturut-turut
menggunakan 25 ml, 20 ml, 15 ml, 15 ml, 10 ml,10 ml,dan 10 ml.
8. Selanjutnya cairan bilasan dimasukkan ke dalam corong pemisah, lalu ditambahkan 5 ml KOH
1 % kemudian dikocok dan dibiarkan beberapa lama sampai cairan terpisah jelas. Cairan bagian
bawah yang merupakan larutan kafein dalam khloroform dikeluarkan dan ditampung dalam
erlenmeyer.
9. Kemudian di tambahkan lagi 10 ml khloroform ke dalam corong pemisah, lalu dikocok dan
dibiarkan sampai cairan terpisah jelas.
10.Selanjutnya cairan bagian bawah dikeluarkan dan ditampung dalam erlenmeyer yang sama.
Larutan dalam erlenmeyer diuapkan residunya, selanjutnya dikeringkan dalam oven bersuhu
1000 C sampai diperoleh berat konstan yang merupakan berat kafein kasar (4).
2.4. Jenis-jenis Teh
2.4.1. Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis), yaitu dibuat dengan
cara menginaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara
pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat dicegah. Pemanasan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara kering (pemanggangan/sangrai) dan
pemanasan basah dengan uap panas (steam).
Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan flavor yang lebih kuat
dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap panas,
adalah warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang. Di Cina, untuk membuat teh hijau
dilakukan pemberian uap panas pada daun teh, sedangkan di Jepang daun tehnya disangrai.
Pada kedua metode tersebut, daun teh sama-sama menjadi layu, tetapi karena daun teh ini
segera dipanaskan setelah pemetikan, maka hasil tehnya tetap berwarna hijau.
Berikut ini beberapa pengolahan daun teh yang biasa dilakukan diantaranya adalah
sebagai berikut:
b) Mutu I
Ketampakan dengan bentuk besar, kurang besar, atau kecil menurut jenisnya dan
persentase daun lebih banyak, warna teh kehitaman dan rata, air seduhan berwarna merah
kekuning-kuningan, aroma harum dan rasa kuat, ampas seduhan berwarna merah tembaga,
kekuningan dan kehijauan dengan aroma harum 169.
c) Mutu II
Ketampakan dengan bentuk besar, kurang besar, kecil menurut jenis dengan persentase
daun lebih sedikit, warna teh kemerah-merahan dan kurang rata, air seduhan berwarna kurang
merah, aroma kurang harum, rasa kurang kuat, dan ampas kehitaman serta aromanya kurang
harum (Spillane (1992:75))
3. COKLAT
3.1. Pengertian Coklat
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan tanaman yang digunakan sebagai
penyedap makanan juga sebagai sumber lemak nabati. Kakao ini juga digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan minuman, campuran gula-gula atau jenis makanan lainnya.[15] Berdasarkan
bentuk buahnya dibedakan atas jenis kriolo (criollo) yang bentuknya agak memanjang dan
jenis Forastero dibedakan berdasarkan pada warnanya dimana kriolo tidak berwarna
sedangkan Forastero berwarna ungu muda. Pada umumnya mutu coklat Forastero lebih rendah
daripada coklat Kriolo.
Lemak 30 – 35
Karbohidrat 18
Protein 18
Tanin 8 – 10
Mineral 3–4
Pigmen 2–4
Asam – asam 0,5 – 1
Air Sisanya
Menurut Wood (1975), kakao dibagi tiga kelompok besar, yaitu criollo, forastero, dan
trinitario; sebagian sifat criollo telah disebutkan di atas. Sifat lainnya adalah pertumbuhannya
kurang kuat, daya hasil lebih rendah daripada forastero, relatif gampang terserang hama dan
penyakit permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol-benjol dan alur-alurnya jelas. Kulit ini
tebal tetapi lunak sehingga mudah dipecah. Kadar lemak biji lebih rendah daripada forastero
tetapi ukuran bijinya besar, bulat, dan memberikan citarasa khas yang baik(17) .
Dalam tata niaga kakao criollo termasuk kelompok kakao mulia (fine flavoured),
sementara itu kakao forastero termasuk kelompok kakao lindak (bulk), kelompok kakao
trinitario merupakan hibrida criollo dengan farastero. Sifat morfologi dan fisiologinya sangat
beragam demikian juga daya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga, kelompok trinitario dapat
masuk ke dalam kakao mulia dan lindak, tergantung pada mutu bijinya(17) .
Gambar 12. Buah dan Biji Kakao
Secara rasa compound chocolate cenderung semi-sweet atau sweet karena banyak
pemahaman kalo cokelat pahit itu bukanlah cokelat, namun secara penanganan lebih mudah.
Compound chocolate lebih banyak digunakan untuk cokelat dekorasi dan terkadang juga untuk
buat ganache, praline dan lain-lain. Karena pertimbangan harga yang jauh lebih murah dari
couverture.
Coklat Tawar
Cokelat jenis ini baik digunakan untuk kue, cake, dan aneka makanan ringan lainnya.
Persentase massa kakao bervariasi, antara 30-70 persen. Semakin tinggi konsentrasi massa
kakao, semakin baik flavor-nya.
Coklat Susu
Jenis cokelat yang satu ini merupakan campuran gula, kakao, cokelat cair, susu, dan vanila.
Cokelat jenis ini paling banyak dikonsumsi. Massa kakaonya cukup rendah, hanya 20 persen
dan rasanya lebih manis dibandingkan cokelat tawar. Cokelat satu ini pasti disukai anak-anak
karena bisa langsung disantap dengan rasa yang manis. Kandungan susunya membuat rasa
menjadi lebih lembut. Jika Anda hendak membuat kue, cokelat jenis ini bukanlah pilihan yang
baik. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit, cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan.
Coklat Putih
Cokelat yang umumnya berwarna putih ini tidak mengandung massa kakao yang tinggi.
Selain dikonsumsi langsung, cokelat putih kerap digunakan untuk dekorasi. Cokelat ini terbuat
dari lemak cokelat, gula, dan vanili yang tidak mengandung cokelat padat. Karena mudah
hangus, ada baiknya dimasak secara hati-hati.(19)
Coklat Cair
Cokelat cair merupakan produk minuman yang mengandung massa kakao dan
mengandung kadar gula tinggi. Kadar gulanya, disebut-sebut sebagai biang keladi
meningkatnya berat badan.
Coklat Baker’s
Sama halnya dengan coklat compound, jenis coklat inipun mudah digunakan. Di
dalamnya terdapat lemak nabati, susu, gula, letchitin, dan vanilla. Cocok digunakan untuk
penutup dan melapisi kue juga dapat digunakan untuk hiasan dan coklat cetak. Coklat ini sangat
mudah di peroleh dipasar dengan variasi milk coklat baker’s, dark coklat baker’s dan white
coklat baker’s.(18)
Perbedaan yang sangat mendasar diantara ketiga variasi coklat tersebut adalah :
Milk coklat, atau coklat susu merupakan campuran kakao dengan susu dan ditambah gula. Coklat
jenis ini juga sangat digemari karena rasanya yang nikmat
Dark coklat, atau cokelat hitam rasanya lebih pekat, warnanya lebih gelap, dan lebih banyak
kandungan komponen kimia yang berkhasiat bagi kesehatan. Dark chocolate merupakan
cokelat murni tanpa kandungan susu. Cokelat ini mengandung 15% cokelat cair, bubuk cokelat,
dan minyak cokelat.
White coklat, atau coklat putih bukanlah cokelat karena sama sekali tidak mengandung cocoa.
White chocolate terbuat dari gula, minyak cokelat, susu, lesitin, dan vanilli. Jika di dalamnya
tidak ditambahkan minyak cokelat, maka campuran itu dinamakan coating.Cokelat putih
banyak digunakan sebagai pelapis cake dan sebagai hiasan.
Selain coklat diatas, masih banyak lagi hasil olahan coklat lainnya, seperti :
1) Coklat chips, adalah butir-butir cokelat kecil. Umumnya dijual dalam bentuk bulat, bentuk
"tetesan air mata" yang dasarnya rata. Ukurannya pun beragam, dari yang besar sampai kecil,
namun biasanya dijumpai yang berdiameter 1 cm. Cokelat chip dapat ditambahkan di kue
kering, panekuk, waffle, puding, muffin, crêpes, pai, cokelat panas, dan berbagai macam kue
basah. Cokelat chip dapat pula dijumpai di produk makanan lain seperti granola, es krim, dan
trail mix.(18)
2) Cocoa powder, atau Coklat bubuk terbuat dari bungkil/ampas biji coklat yang telah dipisahkan
lemak coklatnya. Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus sehingga terbentuk tepung coklat.
Coklat bubuk ada 2 jenis, yang pertama melalui proses natural dan yang kedua melalui proses
dutch. Cocoa natural sedikit asam, sedangkan cocoa dutch warnanya lebih gelap dan coklatnya
lebih lembut. Cocoa proses dutch lebih disukai untuk membuat coklat panas karena aromanya
lebih lembut. Kebanyakan coklat bubuk yang dijual dipasaran adalah jenis cocoa natural.
Coklat bubuk natural dibuat dari bubur coklat atau balok coklat pahit, dengan menghilangkan
sebagian besar lemaknya hingga tinggal 18-23%. Coklat jenis ini berbentuk tepung,
mengandung sedikit lemak, dan rasanya pahit. Banyak sekali yang menggunakan coklat bubuk
jenis ini sebagai bahan campuran untuk membuat kue.(18)
Ada dua jenis coklat bubuk, pertama coklat bubuk yang melalui proses natural dan yang
kedua melalui proses dutch. Coklat bubuk yang melalui proses natural berasa sedikit asam,
sedangkan coklat dutch warnanya lebih gelap dan coklatnya lebih lembut coklat bubuk dutch
lebih disukai untuk membuat coklat panas karena aromanya lebih lembut. Coklat panas adalah
minuman panas yang dibuat dari coklat atau kakao bubuk dan gula, dengan air atau susu hangat.
Kebanyakan coklat bubuk yang dijual dipasaran adalah jenis coklat natural. Coklat bubuk
natural dibuat dari bubur coklat dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya hingga
mencapai 18-23%. Coklat natural berbentuk tepung, mengandung sedikit lemak, dan rasanya
pahit. Banyak sekali yang menggunakan coklat bubuk jenis ini sebagai bahan campuran untuk
membuat kue.[20]
3) Coklat meyses, adalah butiran-butiran cokelat yang digunakan sebagai teman makan roti,
penghias dan penambah rasa pada cake, kue terang bulan, donat dan es krim. Di Belanda,
meyses disebut hagelslag dan variasinya disebut muisjes. Meyses sebagai teman makan roti
hanya dinikmati di Indonesia dan Belanda. Konon orang Indonesia yang mengenal hagelslag
dari orang Belanda. Kebetulan cokelat butir banyak digemari gadis-gadis kecil Belanda
(muisjes) sehingga teman makan roti ini ikut-ikutan disebut meyses. Pengucapan "meisje"
untuk cokelat butir menghasilkan beberapa variasi ejaan: meises, mises atau meisyes. Ada juga
kemungkinan meyses berasal dari kata muisjes karena bentuknya memang mirip.(18)
Fermentasi dalam keranjang dilakukan didalam keranjang bambu atau rotan yang telah dilapisi
daun pisang dengan kapasitas lebih dari 20 kg. Permukaan biji ditutup daun pisang atau karung.
Pengadukan dilakukan setelah 2 hari fermentasi. Caranya dipindahkan ke keranjang lain atau
ditempat yang sama kemudian ditutup kembali. Lama fermentasi tidak boleh lebih dari 7 hari.
3.5.4. Perendaman dan Pencucian
Tujuan perendaman dan pencucian adalah menghentikan proses fermentasi dan
memperbaiki kenampakan biji. Sebelum pencucian dilakukan perendaman ± 3 jam untuk
meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan menarik dan warna coklat cerah.
Pencucian dapat dilakukan secara manual (dengan tangan) atau menggunakan mesin pencuci.
Pencucian yang terlalu bersih sehingga selaput lendirnya hilang sama sekali, selain
menyebabkan kehilangan berat juga membuat kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkelupas.
Umunya biji kakao yang dicuci adalah jenis edel sedangkan jenis bulk tergantung pada
permintaan pasar.(21)
Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulp yang melekat pada biji. Biji
direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dan penampilan menarik. Kadar
kulit biji yang dikehendaki maksimum 12%, yang melebihi 12 % akan dikenai potongan
harga.(17)
Saat ini telah dihasilkan mesin cuci kakao berkapasitas 2 ton biji segar/jam. Pencucian dimulai
pukul 03.00 dan diakhiri pukul 10.00 sehingga kapasitas per hari adalah 14 ton.
Mutu kakao mempunyai beberapa pengertian , yakni dalam pengertian sempit meliputi
cita rasa (flavour ) dan upaya mempertahankannya. Sementara dalam pengertian luas meliputi
beberapa aspek yang menentukan nilai dan acceptibility dari suatu partai biji kakao. Mutu biji
kakao merupakan hal yang sangat penting dalam produksi kakao dan olahannya(23) .
Persyaratan mutu
Tabel 6. SNI kakao (sumber : BSN (2010). Standar Nasional Indonesia Biji Kakao. SNI
2323:2008. Badan Standardisasi Nasional.)
Satuan dalam persen
Jenis mutu Persyaratan
Kakao Kakao Kadar Kadar Kadar biji Kadar Kadar biji
mulia Lindak biji biji slaty berserangga kotoran berkecambah
(fine (Bulk berjmur (biji/biji ) (biji/biji ) waste (biji/biji)
Cocoa) Cocoa) (biji/biji) (biji/biji)
I-F I-B Maks. 2 Maks.3 Maks.1 Maks. 1.5 Maks. 2
II-F II-B Maks.4 Maks.8 Maks.2 Maks. 2.0 Maks. 3
III-F III-B Maks. 4 Maks.20 Maks.2 Maks. 3.0 Maks. 3
Berdasarkan ukuran biji dalam takaran 100 gram, biji kakao digolongkan dalam 5 kategori
yaitu:
1. AA: Maksimum 85 biji kakao dalam pe rseratus gram
2. A : 86-100 biji kakao dalam per seratus gram
3. B : 101-110 biji kakao dalam per seratus gram
4. C : 111-120 biji kakao dalam per seratus gram
5. S : lebih dari 120 biji kakao dalam per seratus gram
Persyaratan mutu yang dilihat dalam penentuan kualitas kakao meliputi:
Serangga hidup yang terdapat dalam sampel
Kadar air maksimum 7,5
Biji yang berbau asap atau bau asing lainnya
Kadar benda asing
b. Jumlah biji
Kriteria jumlah biji :
a) Bila jumlah biji 85 (golongan AA)
b) Bila jumlah biji 86-100 (golongan A)
c) Bila jumlah biji 101-110 (golongan B)
d) Bila jumlah biji 111-120 (golongan C)
e) Bila jumlah biji >120 (golongan S )
DAFTAR PUSTAKA