Anda di halaman 1dari 3

Definisi Coffee

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai
sumber devisa negara. Beberapa daerah yang dijadikan sentra produsen dan budidaya kopi di
Indonesia, salah satunya adalah tanah toraja. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber
devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta
jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012). Pada umumnya, kopi dimanfaatkan sebagai
produk olahan berupa minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman
kopi.

Kopi dikenal dengan minuman yang memiliki kandungan kafein yang berkadar tinggi
(Muhibatul, 2014). Kafein adalah senyawa alkaloid metilxantine (basa purin) yang berwujud
kristal berwarna putih dan bersifat psikoaktif. Kafein pada kopi diketahui memiliki manfaat
apabila dikonsumsi oleh manusia dan juga memiliki dampak buruk bagi tubuh jika dikonsumsi
pada saat kondisi tubuh tertentu serta dalam kadar jumlah kafein yang cukup tinggi. Konsumsi
kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood.
Kafein juga membantu kinerja fisik dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kontraksi otot (Ennis, 2014). Konsumsi kafein berlebih dapat menyebabkan warna gigi berubah,
bau mulut, meningkatkan stress dan tekanan darah jika banyak mengonsumsi di pagi hari,
insomnia, serangan jantung, stroke, kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan dan
bahkan penuaan dini (Farida dkk., 2013).

Coffe Arabika

Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai karena rasanya
dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di ketinggian 1000 sampai 2100
meter dibawah permukaan laut. Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian di atas 800
meter. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis kopi ini sangat rentan terhadap penyakit
HV. Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 16 sampai 20 derajat celcius. Untuk
mendapatkan hasil panen yang baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar tiga bulan
per tahun. Apabila telah matang, buah arabika berwarna merah terang. Buah yang telah matang
mudah sekali rontok, jika dibiarkan buah tersebut akan menyerap bau-bauan yang ada di tanah
sehingga mutunya turun. Arabika sebaiknya dipanen sebelum buah rontok ke tanah. Para petani
kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah. Meski memerlukan biaya dan
waktu lebih lama, tetapi mutu biji kopi yang dihasilkan jauh lebih baik.

Kopi arabika merupakan salah satu jenis kopi yang banyak di budidayakan di Provinsi
Sulawesi Selatan. Kopi arabika termasuk dalam tanaman buah yang memiliki waktu panen dan
tingkat kematangan tertentu. Kopi arabika biasanya berwarna hijau saat muda, agak kekuningan
sampai kemerahan saat setengah tua dan merah terang sampai merah gelap saat sudah tua
(Abdullah et al., 2010). Tingkat kematangan buah kopi arabika mempengaruhi kandungan
senyawa kimia dalam biji kopi, terutama kafein. Kadar kafein dalam biji kopi berbeda tergantung
pada tingkat kematangan saat buah kopi dipanen.

Kopi Arabika Kintamani

Selain terkenal dengan keindahan alamnya, ternyata Bali juga terkenal dengan kopi
kintamaninya. Mempunyai cita rasa yang sangat unik dibandingkan dengan jenis produk kopi
yang lainnya. Kopi Bali Kintamani ini telah memiliki keunggulan kompetitif tersendiri dan telah
banyak diminati oleh penggemar kopi dari berbagai dunia.

Jenis kopi Bali Kintamani ini berasal dari kawasan dengan ketinggian berada di atas 900
dpl. Yang menarik adalah agroekosistem jenis kopi Kintamani Bali ini sangat cocok untuk
pertumbuhan kopi Arabika dengan sistem pertaniannya yang dikenal homogen, terutama di
kawasan Kintamani.  Ciri khas perkebunan kopi di Bali adalah Pohon kopi ditanam beriringan
dengan pohon-pohon yang lain (biasanya sayur dan jeruk.). Pohon tersebut dikombinasikan
dengan tanaman lain dan berada di bawah pohon penaung, lalu dikelola secara bersamaan dan
diberi pupuk organik.

Kopi bali menggunakan wet/washed proccess untuk melepaskan daging buah dari biji,
berbeda dengan kebanyakan proses di Indonesia yang menggunakan dry process. Hasil panennya
juga berbeda karena menghasilkan ukuran green bean yang lebih besar dari arabika yang ditanam
di daerah lain.

 
Karakter rasa kopi bali kintamani yang unik adalah rasa asam segar seperti buah jeruk
(citrusy) tanpa meninggalkan aftertaste di mulut. Body-nya medium dan aroma yang dihasilkan
sangat kuat dan manis. Tidak ada rasa rempah (spice) seperti pada kebanyakan kopi di Indonesia.
Kopi ini sangat cocok bagi Anda yang tidak menyukai rasa yang pahit.

Anda mungkin juga menyukai