Di susun oleh:
FATHUR RIZA(4202007028)
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Industri ini. Penulisan Laporan
Praktik lapangan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh
dose pengampu mata kuliah. Penulis menyadari bahwa, tanpa bimbingan dari beberapa pihak,
laporan ini tidak dapat disusun. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rini Fertiansari,SP.,M.Sc selaku dose pengampu mata kuliah Teknologi serealia dan
biji-bijian.
2. Nurul mi’raj S,Tr.T selaku narasumber yang membantu memberikan materi dan
pejelasan tentang jenis-jenis kopi dan prosesn pengolahan kopi di LIBER.CO Politeknik
Negeri Sambas
3. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan
Praktik lapangan ini
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Praktik lapangan ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Kopi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Kopi Jenis-jenis kopi yang dikenal sebagai tanaman kopi dapat ditemukan tumbuh dan
dibudidayakan di perkebunan, mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.400 meter
di atas permukaan laut. Habitat kopi adalah tanah yang sedikit asam, tetapi kaya humus,
suhu rendah, kelembapan yang tinggi, dan terkena sinar matahari yang cukup (Yuzammi
et al., 2010). Tanaman kopi memiliki dua tipe pertumbuhan cabang, yaitu tumbuh ke arah
cabang (ortotrop) dan ke arah horizontal (plagiotrop). Daun tanaman kopi berwarna hijau
mengkilap yang tumbuh berpasangan dengan berlawanan arah. Bentuk daun tanaman
kopi lonjong dengan tulang daun yang tegak. Tanaman kopi membutuhkan waktu selama
3 tahun dari saat perkecambahan sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan
buah kopi (Rahardjo, 2012).
1. Persiapan Lahan
Pembukaan kebun kopi membutuhkan persiapan lahan yang baik dan bibit kopi
yang unggul. Pembukaan kebun kopi dengan persiapan lahan dan bibit kopi yang kurang
baik mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi terganggu dan
menyebabkan penurunan kualitas kopi. Persiapan lahan kebun kopi dilakukan dengan cara
membersihkan lahan dari semak-semak, terutama jalus atau baris tanaman kopi. Persiapan
lahan meliputi kegiatan menyiapkan pohon penaung sementara dan penaung tetap serta
pembuatan lubang tanam untuk tanaman kopi (Rahardjo, 2017)
2. Pembuatan Benih
Untuk bibit yang digunakan berasal dari Sempadian dan Kartiasa.Untuk kopi yang berasal
dari sempadian memiliki rasa yang dominan ke pait dan asam,kulitnya tipis dan pada saat
di panen warna tidak terlalu merah masih ada warna kuning.Dan untuk tanah di sempadian
adalah tanah yang berpasir.Sedangkan untuk kopi yang berasal dari kartiasa memiliki rasa
yang lebih pait dan asam dan juga setelah di roasting ada aroma asap yang sangat
menyengat,untuk warna kopi matang berwarna full warna merah dsn juga tanah di daerah
Kartiasa adalah tanah gambut.
3. Pesemaian
Pesemaian biji dilakukan dengan menanam biji sedalam ± 0,5 cm, permukaan benih
yang rata menghadap ke bawah dangan jarak tanam benih 3 cm x 5 cm. Bibit yang disemai
memerlukan waktu persiapan yang lebih pendek daripada bibit sambungan. Benih yang
tertata di atas bedengan kemudian diatasnya ditaburi potongan jerami atau alang-alang
kering agar terlindungi dari sengatan matahi maupun curahan air siraman. Pemeliharaan
dilakukan dengan menyiram bedengan menggunakan gembor dan dijaga jangan sampai ada
genangan air dan membersihkan rumput yang tumbuh disekitar (Hadi, dkk., 2014).
4. Pembibitan
5. Penanaman
Penanaman tanaman naungan harus dilakukan paling lambat 1 tahun sebelum kopi
dipindah ke pertanaman,untuk jarak tanam yang diguanakn adalah 2×1,5 meter,dan setiap
lahan harus ada aliran drainase karena jika tanaman terendam ait akar akan
membusuk.Pemupukan dilakukan jika pada awal penanaman hanya dilakukan 2 bulan sekali
itupun hanya sedikit saja dan jika sudah besar pemupukan dilakukan setelah
pemanenan.Untuk umur kopi dari awal penanaman sampai panen salama 3,5 tahun dan
setahun sekali panen.
Kopi yang sering muncul dipasar Indonesia yaitu: kopi arabika, kopi liberika dan kopi robusta.
Dalam proses pembudidayaannya, 3 jenis kopi tersebut sangatlah berbeda yaitu:
a) Kopi arabika memiliki kafein sebesar 1 - 1,30%, sehingga arabika ini dibudidayakan di
dataran tinggi sekitar 1350 - 1850 dan memiliki iklim kering. (Aksi Agraris Kanisius, 2002).
b) Kopi Liberika memiliki kafein yang sama dengan kopi arabika, tapi cara pembudidayaannya
sangat berbeda cenderung di daerah dengan tingkat kelembapan tinggi dan panas, sehingga
kopi leberika memiliki kualitas yang lebih buruk dari segi buah dan rendemennya rendah.
(Najiyati dan Danarti, 1997).
c) Kopi Robusta memiliki kandungan kafein 2-3%, dibudidayakan di dataran rendah atau
pantai. (Aksi Agraris Kanisius, 2002)
a. Pemilihan kopi
Mutu dari kopi sangat berpengaruh oleh penanganannya selama panen dan pasca
panen. Kopi yang sudah tua adalah kopi dengan mutu yang bagus. Tapi kopi yang masih
berwarna merah yang sudah dipetik mutunya kurang bagus sehingga akan timbul aroma
dan rasa yang kurang, karena pemetikan belum cukup tua. Banyak pedagang nakal yang
mencari keuntungan dengan cara mencampurkan kopi muda dan tua akibatnya akan
menurunkan kualitas kopi. (Edvan, B, T. Rachmad Edison, R. dan Same, M. 2016.).
b. Pengupasan
c. Roasting
Proses roasting biji kopi merupakan suatu hal terpenting dalam pembentukan
citarasa dalam kopi. Selama roasting biji kopi akan mengalami reaksi kimiawi yang
sangat kompleks sehingga akan terbentuk citarasa karena terjadi perlakuan panas
pada kopi. Sehingga komponen kimia pada biji kopi 5 seperti polisakarida, gula, asam
amino dan asam klorogenat akan terjadi degradasi pembentukan 𝐶𝑂2, uap air dan
komponen volatil selama roasting. Untuk mesin roasting di liber.co setiap
penyangraian sebanyak 5 kg/jam,untuk waktu yang digunakan setiap penyangraian
adalah 20 menit dan suhu yang digunakan 180-200°C.
d. Penggilingan
Biji kopi yang sudah melalui proses roasting selanjutnya akan melalui proses
penggilingan atau biasanya disebut penghalusan. Penghalusan biji kopi dengan
metode tradisional akan memiliki tekstur kasar, tetapi penghalusan dengan metode
mesin akan memiliki tekstur yang sangat halus.Sehingga penyeduhan menggunakan
air panas akan mengelurkan citarasa dan senyawa penyegar yang akan mudah larut
dalam air seduhannya.Untuk penepungan di liber.co mengunakan grinder karena
tidak terlalu halus.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
5.2 Saran
sebaiknya ada pengolahan lain dari kopi dan untuk limbah kopi sebainya di manfaatkan