Anda di halaman 1dari 19

PAPER

“AGRIBISNIS MULTI KOMODITI DAN EKOSISTEM”


“BUDIDAYA TANAMAN KOPI”

Kelompok 5:
Bayu Iswahyudi 05011281823066
Dewi Fatimah 05011181823185
Lili Nafi’ah 05011181823013
Mona Octharina 05011181823037
Puspa Juwita 05011281823061

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PENDAHULUAN
Pertanian adalah satu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat
sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan
dan perikanan. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi (1) proses
produksi, (2) petani atau pengusaha, (3) tanah tempat usaha, (4) usaha pertanian (farm
bussiness). Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti luas. Pertanian yang baik ialah
pertanian yang dapat memberikan produk yang jauh lebih baik daripada apabila tanaman, ternak
atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara alami (Soetriono, 2006).

Pertanian di Indonesia tidak hanya terdiri atas subsektor pertanian dan subsektor pangan,
tetapi juga subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan. Subsektor
perkebunan merupakan subsektor pertanian secara tradisional yang juga merupakan salah satu
penghasil devisa negara. Sebagian besar tanaman perkebunan tersebut merupakan usaha
perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar, baik milik pemerintah
maupun swasta, yang saat ini mulai mengalami peningkatan yang cukup berarti. Perkebunan
rakyat menguasai 81% dari luas areal perkebunan yang ada di Indonesia dan sudah mengalami
peningkatan produksi (Soetrisno, 2002).

Perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional,
terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara,
penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan
konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber
daya alam secara berkelanjutan. Fokus pembangunan perkebunan dimaksudkan untuk lebih
mempercepat pencapaian target/sasaran dalam meningkatkan peran pembangunan perkebunan,
khususnya dalam mendukung perolehan devisa, penyerapan tenaga kerja, pengembangan
wilayah, penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, serta penyediaan bahan bakar
nabati.

Pembangunan pertanian subsektor perkebunan memiliki arti penting terutama di negara


berkembang yang selalu berupaya untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara
lestari dan berkelanjutan. Selain itu subsektor perkebunan mempunyai peranan penting dalam
pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,
penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri, serta
optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Fokus pembangunan
perkebunan dimaksudkan untuk lebih mempercepat pencapaian target/sasaran dalam
meningkatkan peran pembangunan perkebunan, khususnya dalam mendukung perolehan devisa,
penyerapan tenaga kerja, pengembangan wilayah, penyediaan bahan baku untuk industri dalam
negeri serta penyediaan bahan bakar nabati (Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen
Pertanian, 2006).

Salah satu komoditas perkebunan yang turut menyumbang peranan yang berarti bagi
pembangunan pertanian di Indonesia adalah kopi. Kopi merupakan salah satu hasil komoditi.
perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting
sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan
dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran
komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga
daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Teknologi budi daya dan pengolahan
kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan
pemberian penaungan, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan,
serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan
kualitas dan cita rasa kopi.

PEMBAHASAN
1. Jenis-Jenis Tanaman Kopi Di Indonesia
Jenis-jenis Kopi di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kopi Arabika Gayo Aceh

Aceh merupakan salah satu penghasil biji kopi terbaik di Indonesia, yaitu Kopi Gayo.
Dinamakan Kopi Gayo, karena kopi ini ditanam di daerah dataran tinggi Gayo yang
mempunyai ketinggian 1200-1700 Mdpl.Kopi asal Aceh ini mempunyai tekstur yang encer
dan tidak terlalu pekat dengan rasa asam yang pas. Kopi ini sangat cocok dinikmati bagi
penggemar kopi yang tidak terlalu suka kopi dengan rasa yang asam. Kopi Gayo ini
disajikan dengan cara tradisional yang menarik. Jika kopi yang lain dibuat dengan cara
diseduh, kopi jenis ini justru direbus dalam panci hingga mendidih, lalu disajikan ke dalam
gelas yang telah diisi gula dan susu.

2. Kopi Arabika Kintamani

Sesuai dengan namanya, kopi Arabika Kintamani berasal dari daerah Bali. Kopi ini memiliki
cita rasa yang unik, yaitu rasa asam dan segar dari buah-buahan menjadi ciri khasnya. Kopi
Arabika Kintamani memiliki kekentalan yang sedang serta rasa yang ringan dan lembut.
Saat ini, negara Jepang, Arab dan Eropa menjadi tujuan utama ekspor kopi asal Bali ini.

3. Kopi Arabika Toraja

Kopi Toraja menjadi salah satu kopi yang telah dikenal masyarakat dunia. Negara Jepang
dan Amerika merupakan dua negara yang sudah menjadi pelanggan utama ekspor kopi
Toraja.Ciri khas dari kopi Toraja adalah rasa pahit yang dimilikinya hanya terasa saat kopi
diteguk dan akan hilang setelahnya tanpa meninggalkan bekas atau after taste effect. Kopi
yang tumbuh di daerah Sulawesi ini mempunyai rasa earthy, yaitu adanya sensasi rasa tanah
atau hutan serta rasa asam yang rendah.

4. Kopi Arabika Java Ijen Raung

Kopi Arabika Java Ijen Raung ini tidak lain merupakan kopi hasil produksi petani di daerah
Jawa Timur. Jenis Kopi ini mempunyai ciri khas yang unik yaitu terdapat cita rasa yang
sedikit pedas dengan aroma bunga hutan. Awalnya jenis kopi khas daerah Bondowoso ini
pertama kali diekspor pada tahun 2011 hanya satu container. Tetapi kian tahun, peminat
kopi dengan rasa sedikit pedas ini semakin meningkat. Bahkan pada tahun 2016, Indonesia
telah mengekspor sebanyak 43 kontainer yang setara dengan 800 ton lebih biji kopi.

5. Kopi Liberika Rangsang Meranti

Kopi Liberika Rangsang Meranti adalah jenis kopi yang berasal dari Kota Riau. Kopi ini
sangat popular di Malaysia dan Singapura. Bahkan dua negara ini menjadi pelanggan utama
ekspor jenis kopi ini. Berdasarkan data Dinas Perindustrian Pemerintah Riau, kopi ini telah
mengantongi sertifikat Indikator Grafis (GI). Kopi Liberika Rangsang Meranti dinyatakan
sebagai salah satu hasil pertanian terbaik oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Nasional RI.

6. Kopi Arabika Flores Bajawa

Jenis kopi asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini mempunyai ciri khas kekentalan yang
cukup pekat dengan tingkat keasaman yang rendah. Bahkan jenis kopi ini mempunyai rasa
dominan coklat dan vanila dengan memberikan after taste effect seperti kacang-kacangan.
Jenis kopi ini sudah diekspor ke negara Amerika.

7. Kopi Robusta Temanggung

Jenis kopi Robusta asal daerah Temanggung ini mempunyai ciri khas yang berbeda dari
yang lain. Jenis kopi ini mempunyai aroma tembakau dengan dominasi rasa yang pahit. Rasa
pahit itulah yang menjadikan jenis kopi robusta ini banyak digemari. Bahkan saat ini
Indonesia telah mengekspornya ke beberapa negara seperti Amerika Latin, negara-negara
kawasan Timur Tengah dan Eropa.

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi


a. Iklim
Iklim yang Cocok untuk Tanaman Kopi Arabika
- Garis lintang 6‐9 0 LU sampai 24o LS.
- Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m dpl.
- Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
- Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1‐3 bulan.
- Suhu udara rata‐rata 17‐21o C.
Persyaratan iklim Kopi Robusta:
- Garis lintang 200 LS sampai 200 LU.
- Tinggi tempat 300 s/d 1.500 m dpl.
- Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
- Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1‐3 bulan.
- Suhu udara rata‐rata 21‐24o
b. Angin
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebih‐lebih dimusim
kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan.
Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon
pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.
c. Tanah
Tanah yang baik bagi penanaman kopi adalah tanah yang memiliki top soil atau
kandungan organic yang tebal. Biasanya tanah seperti ini terdapat di dataran tinggi. Rata-
rata tingkat keasaman (pH) tanah yang dianjurkan adalah sebesar 5-7. Jika tanah terlalu
asam, dapat ditambahkan pupuk Ca(PO)2 atau Ca(PO3)2, untuk meningkatkan keasaman
bisa ditambahkan urea.
d. Curah Hujan
Curah hujan mempengaruhi pembentukan bunga hingga menjadi buah. Untuk jenis
arabika dianjurkan curah hujan yang masih ditolerir sekitar 1.000-1.500mm/tahun,
sementara robusta maksimal 2000mm/tahun. Sebaiknya melihat data curah hujan selama
lima tahun terakhir, pasalnya untuk daerah dengan ketinggian diatas 1000 m memiliki
musim kering yang pendek, padahal kopi membutuhkan musim kering yang agak panjang
supaya produksinya optimal. Suhu lingkungan untuk kopi arabika berkisar antara 16-
22°C.Ketinggian tempat Arabika tumbuh optimal pada ketinggian 1.000-2.100 meter dpl.
Semakin tinggi tempat, maka rasa atau karakter kopi akan semakin baik. Kopi jenis robusta
dapat tumbuh optimal pada ketinggian sekitar 1.200 meter dpal.

3. Teknik Budidaya Tanaman Kopi


1. Pemilihan jenis dan varietas
Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang banyak
dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika dan excelsa. Masing-
masing jenis tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Memilih jenis tanaman untuk
budidaya kopi, harus disesuaikan dengan tempat atau lokasi lahan. Lokasi lahan yang
terletak di ketinggian lebih dari 800 meter dpl cocok untuk ditanami arabika. Sedangkan dari
ketinggian 400-800 meter bisa ditanami robusta. Budidaya kopi didataran rendah bisa
mempertimbangkan jenis liberika atau excelsa. Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang
patut dipertimbangkan adalah harga jual produk akhir. Kopi arabika cenderung dihargai
lebih tinggi dari jenis lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas yang paling tinggi,
rendemennya juga tinggi.
2. Penyiapan bibit budidaya kopi
Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah mencari bibit
yang unggul, menyiapkan lahan dan pohon peneduh. Informasi mengenai bibit unggul untuk
budidaya kopi bisa ditanyakan ke Puslit Kopi dan Kakao atau toko bibit terpercaya.
Sementara itu, pohon peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum budidaya
kopi dilaksanakan.
Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah varietas.
Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2. Sedangkan untuk
budidaya kopi robusta sumber tanaman yang digunakan dalah klon. Contohnya klon BP 42
atau BP 358. Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan
vegetatif. Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi arabika,
sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan setek.
Masingmasing metode perbanyakan bibit mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-
sendiri. Lebih detailnya silahkan baca artikel terdahulu tentang perbanyakan bibit kopi
dengan biji dan perbanyakan bibit kopi dengan setek.
3. Penyiapan lahan dan pohon peneduh
Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung dari
jenisnya. Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang kaya bahan organik. Untuk
menambah kesuburan berikan pupuk organik dan penyubur tanah di sekitar area tanaman.
Arabika akan tumbuh baik pada keasaman tanah 5-6,5 pH, sedangkan robusta pada tingkat
keasaman 4,5-6,5 pH.
Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya kopi adalah menanam pohon
peneduh. Guna pohon peneduh untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang
masuk.Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghendaki intensitas cahaya mataheri
tidak penuh. Jenis pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi adalah
dadap, lamtoro dan sengon. Pilih pohon pelindung yang tidak membutuhkan banyak
perawatan dan daunnya bisa menjadi sumber pupuk hijau. Pohon pelindung jenis sengon
harus ditanam 4 tahun sebelum budidaya kopi. Sedangkan jenis lamtoro bisa lebih cepat,
sekitar 2 tahun sebelumnya. Tindakan yang diperlukan untuk merawat pohon pelindung
adalah pemangkasan daun dan penjarangan.
4. Penanaman bibit kopi
Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya adalah
memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak tanam budidaya kopi
yang dianjurkan adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan 2,5×2,5 meter untuk arabika.
Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang
dan semakin rendah semakin rapat jarak tanamnya.
Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, pembuatan lubang ini dilakukan 3-6
bulan sebelum penanaman.Saat penggali lubang tanam pisahkan tanah galian bagian atas
dan tanah galian bagian bawah.Biarkan lubang tanam tersebut terbuka.Dua bulan sebelum
penanaman campurkan 200 gram belerang dan 200 gram kapur dengan tanah galian bagian
bawah.Kemudian masukkan kedalam lubang tanam.Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam
campurkan 20 kg pupuk kompos dengan tanah galian atas, kemudian masukkan ke lubang
tanam.
Kini bibit kopi siap ditanam dalam lubang tanam. Sebelumnya papas daun yang terdapat
pada bibit hingga tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi penguapan. Keluarkan bibit kopi dari
polybag, kemudian gali sedikit lubang tanam yang telah dipersiapkan. Kedalaman galian
menyesuaikan dengan panjang akar. Bagi bibit yang memiliki akar tunjang usahakan agar
akar tanaman tegak lurus.Tutup lubang tanam agar tanaman berdiri kokoh, bila diperlukan
beri ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh.
5. Perawatan budidaya kopi
Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah penyulaman,
pemupukan pemangkasan dan penyiangan. Berikut penjelasannya:
a. Peyulaman
Setelah bibit ditanam di areal kebun, periksa pertumbuhan bibit tersebut setidaknya
seminggu dua kali. Setelah bibit berumur 1-6 bulan periksa sedikitnya satu bulan
sekali.Selama periode pemeriksaan tersebut, bila ada kematian pada pohon kopi segera
lakukan penyulaman. Penyulaman dilakukan dengan bibit yang sama. Lakukan perawatan
yang lebih instensif agar tanaman penyulam bisa menyamai pertumbuhan pohon lainnya.
b. Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan.
Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan dari
pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos.
Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.
Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman.
Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. Bisa juga dicampurkan pupuk
buatan kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 pemberian pupuk
dicampur dengan setengah kilogram kapur. Pemerian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bisa ditanami dengan tanaman penutup
tanah. Tanaman yang biasa dijadikan penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya
bunguk (Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup tanah
berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber
pupuk organik.
c. Pemangkasan pohon
Terdapat dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan berbatang tunggal
dan pemangkasan berbatang ganda. Pemangkasan berbatang tunggal lebih cocok untuk jenis
tanaman kopi yang mempunyai banyak cabang sekunder semisal arabika. Pemangkasan
ganda lebih banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang menanam robusta.
Pemangkasan ini lebih sesuai pada perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan dalam budidaya kopi dibagi menjadi tiga macam
yaitu:
 Pemengkasan pembentukan, bertujuan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk,
tinggi tanaman dan tipe percabangan.
 Pemangkasan produksi, bertujuan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau
cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang yang
produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang terkena
penyakit atau hama.
 Pemangkasan peremajaan, dilakukan pada tanaman yang telah mengalami penurunan
produksi, hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk yang sudah tak beraturan.
Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
d. Penyiangan gulma
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih muda.Lakukan
penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon
kopi.Apabila tanaman sudah cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk
tanaman kopi bisa memanfaatkan tanaman penutup tanah.Penyiangan gulma pada tanaman
dewasa dilakukan apabila diperlukan saja.
6. Hama dan penyakit
Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan
produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama dan
penyakit yang umum menyerang tanam kopi adalah sebagai berikut:
 Hama penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda maupun tua. Akibat serangan buah
akan berguguran atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian bisa
hama ini adalah dengan meningkatkan sanitasi kebun, pemapasan pohon naungan,
pemanenan buah yang terserang, dan penyemprotan kimia.
 Penyakit karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa
dilihat dari permukaan daun yang mengalami bercak kuning, semakin lama menjadi kuning
tua. Bisa dihindari dengan menanam kopi arabika diatas ketinggian 1000 meter dpl.
Pengendalian lainnya bisa dilakukan dengan penyemprotan kimia, memilih varietas unggul,
dan kultur teknis.
 Penyakit serangan nematoda. Banyak ditemui di sentra-sentra perkebunan kopi robusta.
Serangan ini bisa menurunkan produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini bisa
dilakukan dengan menyambung tanaman dengan batang bawah yang tahan nematoda. Untuk
lebih detail mengenai hama dan penyakit pada tanaman kopi silahkan baca artikel
pengendalian hama dan penyakit kopi.
7. Panen dan pasca panen
Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun
untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu
banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun.

5. Saluran Pemasaran Kopi


Saluran pemasaran kopi dari petani ke konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga
pemasaran, yaitu petani, pedagang pengumpul, koperasi, pedagang besar, dan pedagang
pengecer (Gambar 1). saluran pemasaran merupakan bagian dari keseluruhan jaringan
penghantar nilai pelanggan dari kegiatan pembelian, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan
dari petani kopi ke konsumen akhir. semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran dari produsen hingga konsumen akhir, maka memengaruhi panjang pendeknya
saluran pemasaran suatu barang. Berikut ini adalah contoh saluran Pemasaran kopi

Saluran pertama

Petani Pengumpul Pedagang Pengecer 1 Konsumen


besar akhir

Saluran kedua

Petani Koperasi Pengecer Konsumen


akhir

Saluran ketiga

Petani Koperasi Konsumen


akhir

6. Macam Macam Olahan Kopi


1. Espresso
Olahan kopi yang pertama adalah espresso kopi ini merupakan dasar dari semua olahan
kopi lainnya. Espresso merupakan kopi hitam yang sangat pekat dan memiliki aroma yang sangat
kuat. Espresso sendiri mempunyai buih-buih berwarna cokelat muda di pinggir gelas yang
disebut crema. Espresso disajikan murni hanya kopi dan air tidak ditambah pemanis.
2. Americano

Americano adalahkopi espresso yang ditambahkan lebih banyak air panas, tentu ukuran
isinya pun akan menjadi lebih banyak dibandingkan espresso. Karena sudah ditambah air panas,
maka tekstur dari kopi ini tidak terlalu kental dan tidak terlalu pekat. Biasanya americano lebih
digemari jika ditambah dengan es batu dan pemanis seperti gula.
3. Cappucino

Cappucino terbuat dari espresso yang dicampur dengan susu dan busa atau foam.
4. Latte

Sebenarnya latte dengan cappucino memiliki persamaan karena terbuat dari espresso
yang ditambah dengan susu dan foam. Yang membedakan 2 kopi ini adalah perbandingan antara
kopi dan susu. Latte memiliki perbandingan susu yang lebih banyak daripada kopi yaitu:Latte
juga memiliki banyak varian rasa antara lain hazelnut, vanila, caramel, almond.
5. Kopi Telur
Selain di Indonesia, minuman kopi telur sangat terkenal di Skandinavia dan Vietnam.
Minuman ini dianggap sumber stamina bagus di pagi hari. Membuatnya pun gampang, campur
sebutir telur mentah, kopi (sesuai selera), gula (sesuai selera). Tambahkan air matang, kemudian
rebus hingga matang.

6. Kopi Joss Jogja

Ciri khasnya, setelah diseduh kopi akan ditambah satu atau dua potong arang yang
membara. Harus yang merah membara, karena jika tidak, maka rasanya akan lain. Karena dibuat
dengan melibatkan arang, para turis barat yang menjadi pelanggannya menyebut kopi Jos
sebagai charcoal coffee (kopi arang).
7. Kopi Kopyok Gresik

Gresik juga memiliki sajian kopi yang asyik, namanya Kopi Kopyok. Kopi ini dibuat dari
biji kopi jawa pilihan yang ditumbuk kasar. Jika akan dihidangkan, kopi akan ditaruh ke dalam
gelas/ cangkir bersama gula. Selanjutnya kopi akan dituangi dengan air mendidih yang diambil
dari air spesial (dari sumber mata air dalam yang telah melalui tiga tahap perebusan).Kopi tidak
lantas dihidangkan, namun ditunggu sebentar hingga butiran-butiran kopi yang ringan
menyembul ke permukaannya.
8. Kopi Ijo Tulung agung

9. Kopi Talua

Tanah Minang, Sumatera Barat, yang kaya kuliner juga memiliki satu racikan kopi yang
khas, kopi Talua. Anda bisa mengatakan bahwa kopi Talua adalah kopi susu gaya Minang,
karena elemen utama dari kopi ini adalah kuning telur dan susu.Jika Anda memesannya, maka
pembuatnya akan memecah telur, memasukkan kuning telurnya ke gelas yang telah berisi susu
kental manis. Kemudian ditambah dengan 1 sendok teh bubuk kayu manis dan dikocok hingga
mengembang, campuran tersebut kemudian dituangi seduhan kopi panas. Kopi panas ini akan
mematangkan telor dan menimbulkan busa lembut pada permukaan kopi. Amiskah? Tidak sama
sekali, sajian kopi ini justru sedap dan nikmat.
10. Kopi Kawa

Kopi Kawa banyak dijual di kedai pinggir jalan di daerah Tanah Datar. Yang menarik,
kopi Kawa tidak dibuat dari biji kopi, namun dari daunnya.Daun kopi dikumpulkan, dikeringkan,
lalu disangrai selama 12 jam hingga menjadi semacam serbuk. Nah, daun-daun kering inilah
yang kemudian diseduh menjadi minuman Kawa (disebut secara lokal sebagai Kawa Daun atau
Aia Kawa). Kopi Kawa umumnya dihidangkan di dalam batok kelapa yang diketam halus. Rasa
kopi Kawa cenderung lebih ringan dan terasa seperti paduan dari rasa teh dan kopi.
11. Kopi Manggar

Kopi Manggar adalah minuman kopi khas kota Manggar, Belitung. Walau tidak memiliki
kekhasan dalam pembuatannya, kopi Manggar telah menjadi ikon yang sangat digemari turis,
terutama sejak novel Laskar Pelangi kelahiran Belitung Andrea Hirata menjadi hits.Kopi
Manggar terbuat dari kopi Robusta, memiliki cita rasa yang agak masam dan dianggap ciri khas
kopi Manggar. Salah satu kedai penyedia kopi Manggar yang tersohor adalah warung kopi Atet
yang telah berdiri sejak 1949.
12. Kopi Mentega

Kopi mentega adalah minuman kopi yang dicampur mentega. Kopinya harus dari kopi
hitam yang berkualitas
13. Kopi Keju
Kopi keju merupakan minuman khas wilayah Skandinavia,
terutama wilayah Swedia. Penduduknya suka mencelupkan keju
Leipajuusto (keju dari susu rusa atau kambing) ke dalam kopi.
14. Nasi Goreng Kopi

Nasi goreng kopi merupakan kombinasi antara gurihnya nasi


goreng dengan sensasi aroma dan rasa kopi.
15. Mie Campur Sianida

mi sianida ini ditambah kopi. Bukan ditaburkan saat


penyajiannya, namun ditambahkan pada tahap awal proses
pembuatannya. Elemen kopi ini kemudian memberi warna kehitaman
pada mi.
16. Burger Kopi

Burger kopi adalah hasil kreasi dari Amy Erickson untuk memperingati hari Kopi
Sedunia pada 1 Oktober 2015. Amy mencampurkan bubuk kopi instan pada bahan patty burger-
nya. Hasilnya adalah burger Espresso. Disebutkan bahwa kopi telah meningkatkan cita rasa
keseluruhan burger secara luar biasa.

17. Donat Kopi

Donat kopi atau Donutccino adalah paduan antara donat dan kopi. sebuah kafe di New
York, Gossip caffee, adalah pelopor pembuat Donutccino. Sajian ini berupa paduan antara kopi
dingin dengan berbagai topping permen, saus coklat, whipped cream,
dan aneka donat mini pilihan.

18. Tiramisu

Tiramisu umumnya dibuat dari rendaman kue yang dibalut dengan keju mascarpone dan
larutan kopi. Selanjutnya biskuit disusun sesuai selera dan disaput dengan krim kocok, sebelum
disimpan di kulkas hingga mengeras. Pada saat dihidangkan, biasanya akan ditaburi bubuk
cokelat. Rasanya sedap dan memiliki aroma kopi yang kuat menggugah selera.
PENUTUP

Kesimpulan

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi. perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam
proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia. Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan
tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaungan,
pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi
pasca panen.
DAFTAR PUSTAKA

Hulupi, R. 2002. Budidaya Kopi Arabika (Pedoman teknis). Pusat PenelitianKopi dan
Kakao Indonesia.Jember.18 hal

Pratiwi,A.M.,et al.2019. Saluran Pemasaran Kopi Robusta (Coffea Robusta) Di Agroforestri


Pekon Air Kubang, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus.Jurnal Belantara.
Vol. 2, No. 2:76-83.

Wiryadiputra, S., Saidi, S. Sukamto, E. Sulistyawati dan Y.J. Junianto. 1998. Pengenalan dan
Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kopi.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,
Jember.24 hal.

Wiryadiputra, S., Y.J. Junianto, E. Sulistyowati, Saidi, R. Hulupi, M.C. Mahfud dan L.
Rosmahani. 2002. Analisis status penelitian danpengembangan PHT pada pertanaman
kopi dalam Risalah Simposium Nasional Penelitian PHT Perkebunan Rakyat. Bogor. Hal:
129-146

Anda mungkin juga menyukai