Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu kegiatan pokokbagi manusia, karena dapat

menyediakan pangan yang merupakan kebutuhan pokok. Subsektor perkebunan

merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar di Indonesia dan

menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga pengangguran dapat

berkurang. Salah satu subsektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam

perekonomian Indonesia adalah subsektor perkebunan.

Kopi adalah salah satu komoditas tanaman perkebunan yang terkenal di

Indonesia. Perkebunan kopi dapat ditemukan di Indonesia bagian barat dan

tengah. Tanaman kopi sangat cocok tumbuh di daerah beriklim tropis seperti

Indonesia. Indonesia saat ini menjadi negara nomor dua yang terbanyak

mengekspor kopi (BPS, 2016). Indonesia memiliki total produksi kopi sebesar

8291 ton (BPS, 2016). 1.233.294 ha lahan diusahakan untuk digunakan sebagai

lahan budidaya tanaman kopi pada tahun 2016. Sebagian besar kopi di Indonesia

tumbuh di sistem pertanian tumpang sari dengan tanaman lainnya. Mayoritas

pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis Robusta. Kopi robusta merupakan

jenis kopi yang paling sering dibudidayakan di Indonesia.Kopi robustadapat

ditanam di ketinggian 400 hingga 800 mdpl dengan suhu 21 hingga 24°c yang

cocok dengan kondisi Kecamatan Gemawang.


2

Perkebunan kopi di Kecamatan Gemawang merupakan sumber

penghasilan yang dimiliki oleh penduduk, sehingga penduduk di Kecamatan

Gemawang pada umumnya bekerja sebagai petani kopi robusta. Budidaya

tanaman kopi robusta memiliki berbagai macam kegiatan yang berupa pengolahan

lahan, perawatan tanaman, panen, dan pasca panen. Pekerjaan sebagai petani kopi

tidak mengikat petani untuk bekerja sepanjang hari, sehingga petani menentukan

sendiri kapan memulai dan mengakhiri pekerjaannya untuk budidaya tanaman

kopi di kebun. Pada umumnya, petani di Kecamatan Gemawang menggunakan

tenaga kerja keluarga untuk melakukan pekerjaan yang ringan seperti kegiatan

pembuatan rorak, perawatan tanaman, dan pasca panen. Petani di Kecamatan

Gemawang menggunakan tenaga kerja dari luar untuk kegiatan yang lebih berat

dan memakan waktu banyak seperti kegiatan pasca panen agar lebih efektif.

Pekerjaan sebagai petani kopi tidak dilakukan pada setiap waktu karena kegiatan

budidaya kopi hanya dilakukan setiap 3 bulan sekali, sehingga waktu luang yang

dimiliki petani kopi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya seperti

mencari pekerjaan sampingan agar mendapatkan pendapatan hingga musim panen

tiba, atau mengikuti pendidikan nonformal seperti penyuluhan untuk

meningkatkan efektivitas dan produktivitas.

Mayoritas penghasil kopi di Indonesia (96,19%) adalah petani skala kecil.

Sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) yakni

sebesar 1,99% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 1,82%

(Pusdatin, 2017).Petani dalam sektor pertanian adalah sesuatu yang umum

dikalangan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Petani dan keluarganya


3

adalah sumber daya manusia utama dalam pembangunan disektor pertanian.

Kegiatan usahatani yang dilakukan petani dipengaruhi oleh curahan waktu kerja.

Tenaga kerja pria umumnya dapat mengerjakan semua pekerjaan usahatani

terutama jenis pekerjaan yang membutuhkan kemampuan otot yang tidak mampu

dilaksanakan oleh wanita misalnya pengolahan tanah (Berliani, 2017). Tenaga

kerja wanita juga berperan penting dalam budidaya tanaman kopi, yaitu dengan

melakukan kegiatan yang lebih ringan namun membutuhkan ketelitian dan

keuletan yang lebih seperti pemupukan dan pemangkasan (Sormin, 2016).

Curahan waktu kerja petani banyak tergantung pada faktor sosialdan

keadaan keluarganya. Faktor sosial yang berpengaruh pada curahan waktu kerja

petani adalah umur, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan lain (Fauziyah et al., 2017). Oleh karena itu penelitian

ini dilakukan untuk mengetahuialokasi curahan waktu kerja petani kopi robusta di

lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan wawasan untuk petani kopi robusta untuk mencurahkan waktu

kerjanya secara efektif.

2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini untuk:

1. Menganalisis faktor-faktor sosial petani kopi robusta di Kecamatan

Gemawang.
2. Menganalisis alokasi curahan waktu kerja yang dilakukan petani kopi

robusta selama satu kali musim panen kopi robusta di Kecamatan

Gemawang, Kabupaten Temanggung.


4

3. Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial seperti umur, jumlah

tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, tingkat pendidikan, dan

pekerjaan lain terhadap curahan waktu kerja petani kopi robusta di

Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menjadi bahan referensi dalam proses pembelajaran ilmu terkait faktor-

faktor sosial terhadap curahan waktu kerja petani kopi robusta.

2. Memberikan wawasan tentang curahan waktu kerja terhadap petani kopi

robusta.

3. Memberikan pengetahuan kepada peneliti dalam aplikasi secara nyata ilmu

perkuliahan dan menambah pengetahuan melalui pengalaman di lapangan.

3 Hipotesis

 Diduga secara serempak faktor-faktor sosial (tingkat umur, jumlah

tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, tingkat pendidikan,

danpekerjaan lain) berpengaruh terhadap curahan waktu kerja petani kopi

robusta.

 Diduga secara parsial faktor-faktor sosial (tingkat umur, jumlah

tanggungan keluarga, pengalaman bekerja, tingkat pendidikan, dan

pekerjaan lain) berpengaruh terhadap curahan waktu kerja petani kopi

robusta.

Anda mungkin juga menyukai