Anda di halaman 1dari 35

USULAN

KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

MAGANG MAHASISWA

Putu Asri Cipta Lestariani NIM. 1606511007


Shinta Rodame Situmorang NIM. 1606511017
I Kadek Gandhi NIM. 1606511020
Ni Kadek Sri Utari NIM. 1606511028
Zohriah NIM. 1606511031
I Gede Krisna Wardana NIM. 1606541102
I Putu Arya Wijaya NIM. 1606541103
I Gede Septian Eka Putra NIM. 1606541104
Tugma Jaya Manalu NIM. 1606541105
Ni Putu Ratih Sudiartini NIM 1606541011

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

JUDUL: MAGANG MAHASISWA DI

MAHASISWA:
1. Putu Asri Cipta Lestariani NIM. 1606511007 Agribisnis
2. Shinta Rodame Situmorang NIM. 1606511017 Agribisnis
3. I Kadek Gandhi NIM. 1606511020 Agribisnis
4. Ni Kadek Sri Utari NIM. 1606511028 Agribisnis
5. Zohriah NIM. 1606511031 Agribisnis
6. I Gede Krisna Wardana NIM. 1606541102 Agroekoteknologi
7. I Putu Arya Wijaya NIM. 1606541103 Agroekoteknologi
8. I Gede Septian Eka Putra NIM. 1606541104 Agroekoteknologi
9. Tugma Jaya Manalu NIM. 1606541105 Agroekoteknologi
10. Ni Putu Ratih Sudiartini NIM. 1606541011 Agroekoteknologi

PEMBIMBING I PEMBIMBING II PEMBIMBING III


1. Nama: 1. Nama: 1. Nama:
Dr.Ir. Ni Wayan Sri 2. NIP: 2. NIP:
Astiti, M.P. 3. Jurusan: 3. Jurusan:
2. NIP:
195905061987022001
3. Jurusan:
Agribisnis

INSTITUSI MITRA I
1. Nama Institusi Mitra: Subak Uma Bila
2. Alamat: Desa Jehem, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
3. Nomor telpon/facs: 081558475006
4. Jangka waktu: 14 hari

INSTITUSI MITRA II
1. Nama Institusi Mitra: Industri Pengolahan Kopi B36
2. Alamat: Desa Landih, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
3. Nomor telpon/facs: 082236164990
4. Jangka waktu: 14 hari

INSTITUSI MITRA III


1. Nama Institusi Mitra: Kelompok Tani Telaga
2. Alamat: Desa Kedisan, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
3. Nomor telpon/facs: 081337293591
4. Jangka waktu: 14 hari

Denpasar, 16 September 2019


Mengetahui Menyetujui,
Ketua Panitia BMM Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. I Wayan Diara, M.S.


NIP. 195912311986011004

Mengesahkan
Wakil Dekan I

Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP.


NIP. 196008201986031007
I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Magang atau disebut kerja praktek bagi mahasiswa di perusahaan dan di
perusahaan pemerintah maupun non pemerintah adalah sebuah proses
pembelajaran pada bidang keahlian dari mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Udayana yang wajib diikuti mahasiswa semester VII dengan bobot 6 Satuan
Kredit Semester (SKS).
Program magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Udayana ini bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan etika pergaulan khususnya pada lingkungan kerja nyata bagi
mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Menimbang
bahwa kegiatan magang merupakan pengenalan dan pembekalan dunia kerja bagi
mahasiswa maka kami wajib mengikuti kegiatan blok magang di tiga lokasi yakni
yang pertama di Subak Uma Bila, Desa Jehem, Kabupaten Bangli selama dua
minggu. Kedua di Industri Pengolahan Kopi B36 terletak di Desa Landih,
Kecamatan Bangli selama dua minggu. Ketiga di Kelompok Tani Telaga yang
berlokasi di Desa Kedisan, Kabupaten Bangli selama dua minggu. Kami
mahasiswa magang berharap mendapatkan pengalaman dan berbagi pengalaman
di tiga lokasi magang tersebut baik dari tanaman pangan, industri maupun
hortikultura.

I. Tujuan Magang
1. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2. Sebagai tempat untuk menglapikasikan dan membandingkan penerapan
teori yang diterima di waktu kuliah dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dan mengembangkan cara berpikir
logis, sistematis, dan praktis sehubungan dengan permasalahan yang
timbul dalam kehidupan nyata.
4. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi,
pemerintah, dan perusahaan.

I. Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pengalaman dan wawasan yang susuai dengan bidang
keahlian di dunia kerja.
2. Menjadi sarana pengaplikasian ilmu teori di proses perkuliahan dengan
realitas dilapangan.
3. Mendapatkan ilmu baru dari proses pengaplikasian kerja dilapangan.
4. Menjadi ajang pelatihan softskill untuk berinteraksi, berkomunikasi dan
bersoialisasi dengan rekan kerja dengan baik.
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Terciptanya hubungan kerja sama melalui penempatan mahasiswa yang
potensial untuk mendapatkan pengalaman di lokasi magang.
2. Terjadinya hubungan kerjasama melalui berbagi ilmu pengetahuan antara
perguruan tinggi dengan instansi magang.
3. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan Arsitektur
Pertamanan kepada instansi yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja
yang dihasilkan oleh program studi Arsitektur Pertamanan.
1.3.3 Bagi Instansi Terkait
1. Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi dengan
program studi Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian Universitas
Udayana.
Perusahaan dapat melihat mahasiswa sebagai SDM yang potensial bagi
persusahaan melalui aktivitas magang tersebut.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pangan


Pangan merupakan komoditas yang strategis, karena fungsinya
untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang sekaligus bagian dari
pemenuhan hak asasi dari setiap rakyat Indonesia (Riyadi, 2003). Hal ini
tertuang di dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1996 Tentang Pangan
yang menyatakan tujuan pangan, yaitu mencapai kecukupan pangan akan
menentukan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus ketahanan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pangan dilakukan guna
menjamin ketersediaan pangan setiap saat dalam jumlah yang cukup,
merata, aman, bermutu, bergizi, beragam, dan dapat dijangkau oleh daya
beli masyarakat.
Persoalan pangan di Indonesia sekarang ini dihadapkan pada
keterbatasan stok pangan dan ketergantungan terhadap satu jenis tanaman
pangan. Salah satu kendala bahwa percepatan luas lahan tanaman pangan
tertentu tidak selalu dapat mengimbangi percepatan pertumbuhan
penduduk. Ketergantungan terhadap impor akan menjadi permasalahan
tersendiri, karena akan berdampak pada produk pangan dengan harga yang
relatif kurang terjangkau. Sejak swasembada beras pada dekade 1980an,
ketergantungan terhadap tanaman pokok semakin tinggi, mengingat
pertumbuhan penduduk tidak mampu diimbangi dengan percepatan
produksi untuk satu jenis tanaman pangan. Permasalahan ketergantungan
pada jenis tanaman pangan pokok tertentu dan keterbatasan stok akan
berakibat tidak tercapainya pemenuhan pangan yang berarti pula akan
menjauhkan dari terpenuhinya gizi nasional.
2.1.1 Komoditi tanaman padi
Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan
yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia.
Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan
penduduk. Namun, laju permintaan tersebut ternyata belum dapat
diimbangi oleh laju peningkatan produksi sehingga Indonesia harus
mengimpor beras. Beras sebagai bahan makanan pokok sebagian besar
penduduk Indonesia mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan
stabilitas nasional. Oleh karena itu, perberasan selalu menjadi sorotan dan
pembicaraan yang menarik bagi berbagai kalangan. Sejalan dengan makin
meningkatnya kebutuhan akan beras sebagai konsekuensi logis dari
meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat pertambahan jumlah penduduk
dan kebutuhan industri, maka upaya - upaya untuk meningkatkan produksi
padi terus dilakukan. Pemenuhan konsumsi beras melalui penyediaan
dalam negeri akan menjadi tema sentral dalam pembangunan subsektor
tanaman pangan. Walaupun beras mungkin lebih murah bila diimpor,
pemenuhan kebutuhan beras dari produksi sendiri tetap penting untuk
mengurangi ketergantungan pada pasar dunia dan sebagai upaya
mempertahankan martabat bangsa di forum internasional (Departemen
Pertanian, 2004).

.1 Tanaman Industri
Kopi (Coffea sp.) merupakan tanaman yang berasal dari benua
Afrika yang tumbuh di kawasan hutan dengan jenis yang beragam. Jenis
kopi yang banyak diusahakan di Indonesia adalah kopi Robusta dan kopi
Arabika. Menurut (Rahardjo, 2012) tanaman kopi robusta
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea canephora
Tanaman ini tumbuh tegak dan bercabang. Tanaman kopi robusta
memiliki akar tunggang berwarna kuning muda. Namun, akar tunggang
tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bibit semai
atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit
semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit stek, cangkok, atau
okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit stek tidak memiliki akar
tunggang sehingga relatif mudah rebah (Latunra, 2011).
Meskipun merupakan tanaman tahunan, umumnya tanaman ini
memiliki sistem perakaran yang dangkal. Oleh sebab itu tanaman kopi
mudah mengalami kekeringan pada saat kemarau panjang jika daerah
perakaran tanaman tidak diberi mulsa. Panjang akar tunggang dapat
mencapai 45 - 50 cm dan terdapat 4 - 8 akar samping yang tumbuh ke
bawah sepanjang 2 - 3 m. Selain itu akar samping bercabang secara
merata dengan panjang cabar akar 1- 2 m (Latunra, 2011). Produktivitas
yang rendah tersebut disebabkan oleh rendahnya masukan pupuk,
kurangnya pemeliharaan tanaman, tidak adanya tanaman penaung, tuanya
umur tanaman, dan tingginya serangan hama Penggerek Buah Kopi
(PBKo) (Malau,2012).

..1 Budidaya Kopi


A. Pemilihan Lahan
Persyaratan tumbuh tanaman kopi jenis Arabika, Robusta, maupun
Liberika berbeda satu dengan yang lainnya terutama dalam hal ketinggian
tempat, jenis tanah, dan lama bulan kering. Adapun persyaratan tumbuh
lainnya relatif hampir sama.

.1 Persyaratan tumbuh tanaman kopi Arabika

.1 Iklim
1. Tinggi tempat 1.000 s/d. 2.000 m d.p.l.
2. Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
3. Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.

4. Suhu udara rata-rata 15-25 0C.


.1 Tanah

1. Kemiringan tanah kurang dari 30 %.


2. Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
3. Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur
tanah lapisan atas remah.
4. Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
5. Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
6. Nisbah C/N antara 10 – 12.
7. Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)>15 me/100 g
tanah.
8. Kejenuhan basa > 35 %.
9. pH tanah 5,5 – 6,5.
10. Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai
tinggi.
2. Persyaratan tumbuh tanaman kopi Robusta

a. Iklim

1. Tinggi tempat 100 s/d. 600 m d.p.l.


2. Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
3. Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan.

4. Suhu udara 21 – 24 0C.


b. Tanah

1. Kemiringan tanah kurang dari 30 %.


2. Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
3. Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah
lapisan atas remah.
4. Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
5. Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
6. Nisbah C/N antara 10 – 12.
7. Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah.
8. Kejenuhan basa > 35 %.
9. pH tanah 5,5 – 6,5.
10. Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi

Kesesuaian Lahan
Kelas kesesuaian lahan pada suatu wilayah ditentukan berdasarkan
kepada tipe penggunaan lahan, yaitu:

Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable)

Lahan dengan klasifikasi ini tidak mempunyai pembatas yang serius


untuk menerapkan pengelolaan yang dibutuhkan atau hanya mempunyai
pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap
produktivitas lahan serta tidak akan meningkatkan keperluan masukan yang
telah biasa diberikan.
Kelas S2 : Sesuai (Suitable)

Lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk


mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Faktor pembatas
yang ada akan mengurangi produktivitas lahan serta mengurangi tingkat
keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3 : Sesuai marginal (Marginally Suitable)

Lahan mempunyai pembatas-pembatas serius untuk mempertahankan


tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Tingkat masukan yang diperlukan
melebihi kebutuhan yang diperlukan oleh lahan yang mempunyai tingkat
kesesuaian S2, meskipun masih dalam batas-batas kebutuhan yang normal.
Kelas N : Tidak sesuai (Not Suitable)

Lahan dengan faktor pembatas yang permanen, sehingga mencegah


segala kemungkinan pengembangan lahan untuk penggunaan tertentu. Faktor
pembatas ini tidak dapat dikoreksi dengan tingkat masukan yang normal.

Persiapan Lahan

Pembukaan lahan

a. Pembongkaran pohon-pohon, tunggul beserta perakarannya.


b. Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma.

c. Pembukaan lahan tanpa pembakaran dan penggunaan herbisida secara


bijaksana.

d. Sebagian tanaman kayu-kayuan yang diameternya < 30 cm dapat ditinggalkan


sebagai penaung tetap dengan populasi 200-500 pohon/ha diusahakan dalam
arah Utara-Selatan. Jika memungkinkan tanaman kayu-kayuan yang
ditinggalkan sebagai penaung tetap memiliki nilai ekonomi tinggi.

e. Pembersihan lahan, kayu-kayu ditumpuk di satu tempat di pinggir kebun.

f. Gulma dapat dibersihkan secara manual maupun secara kimiawi menggunakan


herbisida sistemik maupun kontak tergantung jenis gulmanya secara bijaksana.

g. Pembuatan jalan-jalan produksi (jalan setapak) dan saluran drainase.

h. Pembuatan teras-teras pada lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 30%.

Pengendalian alang-alang

a. Cara Manual

1) Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan akan kering


dan mati tanpa merangsang pertumbuhan tunas dari rimpang serta dapat
berfungsi sebagai mulsa.

2) Perebahan dapat menggunakan papan, potongan kayu


atau drum.

3) Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk


usahatani kopi dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan di atas.

b. Cara Mekanis

1. Dilakukan dengan pengolahan tanah.


2. Penebasan dapat mengurangi persaingan alang-alang dengan tanaman
pokok tetapi hanya bersifat temporer dan harus sering diulangi minimum
sebulan sekali.
3. Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk
usahatani kopi dengan tahapan seperti telah diuraikan di atas.
c. Cara Kultur Teknis

1. Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-


jenis PTL yang sesuai meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica,
P. triloba, C. mucunoides, Mucuna sp. dan Stylosanthes guyanensis.
2. Semprot alang-alang dengan herbisida dengan model lorong,
lebar lorong 2 m dan jarak antar lorong 4 m.
3. Apabila alang-alang sudah kering, buat dua alur tanam sedalam
5 cm dan jarak antar alur 70 cm.
4. Gunakan PTL sesuai rekomendasi untuk daerah setempat,
kebutuhan benih 2 kg/ha.
5. Benih dicampur pupuk SP-36 sebanyak 24
kg/ha kemudian ditaburkan di dalam alur.
6. Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm.
7. Alang-alang akan mati setelah tertutup oleh tajuk PTL.
d. Pengendalian Secara Terpadu dengan Pengolahan Tanah
Minimum dan Penggunaan Herbisida

1. Alang-alang yang sedang tumbuh aktif disemprot dengan


herbisida sistemik.
2. Alang-alang yang sudah mati dan kering direbahkan.
3. Tanaman semusim tanam dengan cara tugal sebagai pre- cropping.
4. Bersamaan dengan itu lahan siap di tanami penaung dan tanaman kopi,
dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan di atas.
Jarak tanam dan lubang tanam

a. Mengajir dan menanam tanaman penaung sementara dan penaung tetap.

b. Pada lahan miring, penanaman mengikuti kontour/teras, sedangkan pada


lahan datar-berombak (lereng kurang dari 30%) barisan tanaman
mengikuti arah Utara-Selatan.

c. Ajir lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam.


d. Jarak tanam kopi Arabika tipe katai (misalnya: Kartika 1 dan Kartika 2)
2,0 m x 1,5 m, tipe agak katai (AS 1, AS 2K, Sigarar Utang) 2,5 m x 2,0
m, dan tipe jangkung (S 795, Gayo 1 dan Gayo 2) 2,5 m x 2,5 m atau 3,0
m x 2,0 m.

e. Jarak tanam kopi Robusta 2,5 m x 2,5 m atau 3,0 m x 2,0 m.

f. Jarak tanam kopi Liberika 3,0 m x 3,0 m atau 4,0 m x 2,5 m.

g. Pembuatan lubang tanam. Ukuran lubang tergantung tekstur tanah, makin


berat tanah ukuran lubang makin besar. Ukuran lubang yang baik yaitu 60
cm x 60 cm pada permukaan dan 40 cm x 40 cm pada bagian dasar
dengan kedalaman 60 cm.

h. Lubang sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum tanam.

i. Untuk tanah yang kurang subur dan kadar bahan organiknya rendah
ditambahkan pupuk hijau dan pupuk kandang.

j. Menutup lubang tanam sebaiknya 3 bulan sebelum tanam kopi. Menjaga


agar batu-batu, padas, dan sisa-sisa akar tidak masuk ke dalam lubang
tanam.

k. Selama persiapan lahan tersebut areal kosong dapat ditanami beberapa


jenis tanaman semusim sebagai pre-cropping, misalnya: keladi, ubi jalar,
jagung, kacang-kacangan.

Pengendalian Erosi

a. Erosi ditenggarai merupakan penyebab utama degradasi tanah di


perkebunan kopi di Indonesia, utamanya pada areal yang kemiringannya
cukup tinggi.

b. Pengaruh merusak air hujan terjadi pada periode persiapan lahan


dan periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

c. Setelah tanaman dewasa dan tajuk tanaman menutupi seluruh


permukaan tanah, maka pengaruh merusak air hujan menjadi berkurang.
d. Pada tanah yang kemiringannya cukup tinggi terjadi aliran
permukaan yang menyebabkan terjadinya erosi, sehingga perlu
diupayakan pencegahan terhadap erosi.

e. Jika lereng lapangan kurang dari 8 % tidak perlu teras, hanya perlu
rorak. Jika lereng lapangan lebih dari 8 % perlu dibuat teras bangku
kontinu/teras sabuk gunung dan rorak. Jika kemiringan lahan lebih dari 45
% sebaiknya tidak dipakai untuk budidaya tanaman kopi dan digunakan
untuk tanaman kayu-kayuan atau sebagai hutan cadangan/hutan lindung.
Dalam kondisi tertentu areal yang curam (lebih dari 45%) digunakan
untuk penanaman kopi, sehingga diperlukan teras individu.

f. Teras bangku dibuat dengan cara memotong lereng dan meratakan


tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu susunan berbentuk tangga.
Teras bangku tidak untuk tanah yang mudah longsor dan jeluknya (soil
depht) dangkal. Dalam pembuatan teras bangku perlu diperhatikan aspek-
aspek kesuburan tanah.

g. Teras individu yaitu perataan tanah di sekitar tanaman. Biasanya garis


tengahnya 1,0 - 1,5 m. Teras dikerjakan pada tanah-tanah yang sangat
miring (lebih dari 45 %).
g. Pembuatan teras sabuk gunung

a. Dibuat garis kontour dan ditandai dengan ajir.

b. Jarak antara kaki alat bantu pembuatan kontour disamakan dengan


jarak tanam.

c. Perataan tanah dimulai dari ajir terasan yang paling atas.

d. Mencangkul tanah 1 m di depan garis kontour (batas ajir) kemudian


di tarik ke belakang sebagai bokongan teras.

e. Tanah hasil galian selanjutnya diinjak supaya padat dan tidak mudah
terbawa air hujan.

g. Rorak
a. Rorak dibuat dalam rangka konservasi air dan kesuburan tanah.
Dibuat setelah benih ditanam di kebun, dan pada tanaman produktif
dibuat secara rutin setiap tahun. Ukuran rorak 120 cm x 40 cm x 40
cm.

b. Rorak dibuat dengan jarak 40 – 60 cm dari batang pokok, disesuaikan


dengan pertumbuhan tanaman.

c. Pada lahan miring, rorak dibuat memotong lereng atau searah dengan
terasan (sejajar garis kontur).

d. Ke dalam rorak diisikan bahan organik (seresah, hasil pangkasan


ranting kopi dan penaung, hasil penyiangan gulma, kompos, dan
pupuk kandang). Dalam kurun waktu satu tahun rorak biasanya sudah
penuh dengan sendirinya (rata dengan pemukaan tanah).

Penanaman Penaung
Syarat-syarat pohon penaung

a. Memiliki perakaran yang dalam.

b. Memiliki percabangan yang mudah diatur.

c. Ukuran daun relatif kecil tidak mudah rontok


dan memberikan cahaya yang menyebar (diffus).

d. Termasuk leguminosa dan berumur panjang.

e. Menghasilkan banyak bahan organik.

f. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.Tidak


menghasilkan senyawa yang bersifat alelopati.

g. Tidak menjadi inang hama dan penyakit kopi.

Penaung sementara

a. Melindungi tanah dari erosi.

b. Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan organik


asal tanaman penutup tanah sementara.
c. Menekan pertumbuhan gulma.

d. Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai


Moghania macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria sp.,
Tephrosia sp.
e. Moghania cocok untuk tinggi tempat kurang dari 700 m d.p.l.
f. Untuk daerah dengan ketinggian lebih dari 1.000 m d.p.l.
sebaiknya menggunakan Tephrosia sp. atau Crotalaria sp..
g. Untuk komplek-komplek serangan nematoda parasit disarankan
menggunakan Crotalaria sp.
h. Naungan sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak
2 – 4 m atau mengikuti kontur.
i. Ditanam minimal satu tahun sebelum penanaman kopi.
Penaung tetap

a. Penaung tetap mutlak diperlukan dalam sistem tanaman kopi


berkelanjutan.

b. Pertanaman kopi tanpa penaung tetap cenderung menyebabkan


percepatan degradasi lahan dan mengancam keberlanjutan budidaya
tanaman kopi pada lahan tersebut.

c. Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia lamtoro


(Leucaena sp.), Gliricidia, kelapa, dadap (Erythrina sp.), Kasuari
(Casuarina sp.) dan sengon (Paraserianthes falcataria).

d. Pada tempat-tempat tertentu di dataran tinggi dapat jeruk keprok


sebagai penaung tetap.

e. Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan atau okulasi,


ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara berangsur-
angsur dijarangkan menjadi 4 m x 5 m.

f. Kasuari (Casuarina sp.) banyak digunakan di Papua dan Papua


Barat untuk daerah tinggi di atas 1.500 m dpl.

Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam
1. Ukuran lubang tanam yaitu 60 cm x 60 cm x 40 cm, berbentuk
trapesium.

1. Lokasi pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah ditentukan


sesuai dengan jarak tanam.

1. Lubang tanam sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum penanaman.

1. Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian


lapisan atas ditempatkan di sebelah kiri dan tanah galian lapisan
bawah di sebelah kanan.

1. Tiga bulan sebelum tanam, lubang tanam ditutup 2/3 bagian


dengan tanah lapisan atas dicampur dengan bahan organik/pupuk
kandang/kompos.

1. Ajir di pasang kembali di tengah lubang tanam tersebut.

2 Pelaksanaan penanaman

a. Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria


intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya langsung.
b. Digunakan benih yang sudah siap salur, pertumbuhannya sehat
(kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki 6-8 pasang daun normal
dengan sepasang cabang primer.
c. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, hindari penanaman
pada waktu panas terik.
d. Sebelum penanaman lubang tanam dipadatkan, kemudian tanah
dicangkul sedalam + 30 cm.
e. Akar tunggang yang terlalu panjang dipotong, sedangkan untuk benih
dalam polibeg dilakukan dengan memotong bagian dasar polibeg + 2-3
cm dari bawah.
f. Benih ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan kemudian polibeg
yang telah disobek dengan parang/arit ditarik keluar.
g. Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak terjadi genangan
air.
h. Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman selama musim
hujan
Pemupukan

Manfaat pemupukan

a. Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap


perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan
terlalu lebat (over bearing).

b. Meningkatkan produksi dan mutu hasil.

c. Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.

Kebutuhan pupuk

a. Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia


pertumbuhan tanaman/umur dan varietas.

b. Secara umum pupuk yang dibutuhkan tanaman kopi ada 2


jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk an-organik.

c. Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis,


tepat dosis dan tepat cara pemberian.

d. Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos,


pupuk kandang atau limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.

e. Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun.

f. Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang


sangat nyata pada tanah yang kadar bahan organiknya rendah (<
3,5%).

g. Pupuk organik tidak mutlak diperlukan pada tanah yang


kadar bahan organiknya > 3,5%.

h. Dosis umum pupuk anorganik

i. Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada
akhir musim hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan
sebaiknya dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil resiko
hilangnya pupuk karena pelindian (tercuci air).

j. Jika digunakan pupuk tablet yang lambat tersedia (PMLT), pemupukan


dapat dilakukan sekali setahun.
k. Cara pemberian pupuk yaitu sebagai berikut : pupuk diletakkan secara
alur melingkar 75 cm dari batang pokok, dengan kedalaman 2-5 cm.
l. Beberapa jenis pupuk dapat dicampur, sedangkan beberapa jenis pupuk
lainnya tidak dapat dicampur.
.Pemangkasan

1. Pangkasan batang tunggal


Pemangkasan tanaman kopi Arabika maupun kopi Robusta di Indonesia
dapat menggunakan sistem batang tunggal maupun sistem batang ganda.
Namun saat ini di Indonesia hanya menerapkan sistem pemangkasan batang
tunggal, sehingga dalam pedoman ini hanya akan membahas pemangkasan
batang tunggal.

Keunggulan pangkasan batang tunggal


a. Tanaman tetap rendah sehingga mudah perawatannya.

b. Mempermudah masuknya cahaya (diffus) dan


memperlancar sirkulasi udara dalam tajuk.

c. Mempermudah pengendalian hama penyakit.

d. Mengurangi terjadinya fluktuasi produksi yang tajam


(biennial bearing) dan resiko terjadinya kematian tanaman disebabkan
pembuahan yang berlebihan (overbearing die- back).

e. Mengurangi dampak kekeringan.

2. Pangkasan bentuk

a. Batang tanaman TBM atau TM I yang mempunyai ketinggian + 1


m dipenggal dan tiga cabang primer dipotong/disunat pada ketinggian
80-100 cm sebagai unit tangan “Etape I” pemotongan/sunat cabang
dilakukan pada ruas ke 2-3 dan pasangan cabang primer yang disunat
dihilangkan.

b. Tunas yang tumbuh pada cabang primer yang telah disunat


dilakukan pemotongan/sunat ulang secara selektif (dipilih yang kokoh).

c. Semua wiwilan yang tumbuh pada batang dihilangkan agar


percabangan kuat.

d. Setelah batang dan dan cabang-cabang pada tangan “Etape


I” tumbuh kuat, satu wiwilan yang tumbuh di bagian atas dipelihara
sebagai “bayonet” dan 2-3 cabang plagiotrop terbawah dihilangkan,
kemudian dilakukan pembentukan calon tangan “Etape II” pada
ketinggian 120-140 cm dengan cara sama seperti pada proses
pembentukan tangan “Etape I” tetapi arahnya berbeda.

e. Setelah tangan “Etape II” terbentuk, dibuat tangan “Etape


III” pada ketinggian 160-180 cm. Perlakuannya seperti pembentukan
tangan-tangan ”Etape I” dan “Etape II”, sehingga terbentuk pangkasan
jika dilihat dari atas berbentuk seperti logo mobil merek Mercedes Benz
(“Merci”).

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)


Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis)
a. Gejala : tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun
menguning dan gugur. Pertumbuhan cabang-cabang primer
terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, buah
prematur dan banyak yang kosong. Bagian akar serabut membusuk,
berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya
mati.

b. Pada pembukaan tanaman baru dan sulaman sebaiknya


menggunakan bahan tanam tahan berupa batang bawah BP 308.

c. Pada tanaman yang terserang dilapang diaplikasi dengan


pupuk kandang 10 kg/pohon/6 bulan dan jamur Paecilomyces
lilacinus strain 251, sebanyak 20 g/pohon/6 bulan.
Penggerek Buah Kopi (PBKo) / Hypothenemus hampei
Salah satu hama penting tanaman kopi adalah Penggerek Buah Kopi
(Hypothenemus hampei) yang menyerang buah kopi mulai dari buah yang
masih hijau, matang susu sampai pasca panen. Dalam penerapan PHT,
pengamatan terhadap OPT dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan OPT harus dilakukan secara rutin (periodik) pada suatu areal
pertanaman dengan menggunakan metode tertentu untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT serta
faktorfaktor yang mempengaruhinya (Syahnen et.al., 2009). Adapun
berbagai macam pengendalian hama penggerek batang kopi antaralain:

a. Pengendalian secara kultur teknis

a. Memutus daur hidup PBKo, meliputi tindakan:

a. Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan


memetik semua buah masak yang terserang PBKo 15-30 hari
menjelang panen besar.

a. Lelesan, yaitu pemungutan semua buah kopi yang


jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak
terserang.

a. Racutan/rampasan, yaitu memetik seluruh buah


yang ada di pohon pada akhir panen.

a. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan

direndam dalam air panas suhu 60 oC selama + 5 menit.

a. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi


pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan PBKo.

b. Pengendalian secara biologi

Menggunakan parasitosid dan jamur patogen serangga (Beauveria


bassiana). Aplikasi B. bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg
biakan padat atau 100 g spora murni per hektar selama tiga kali
aplikasi per musim panen.
c. Penggunaan tanaman yang masak serentak

1. Arabika : Varietas dan USDA 762.

2. Robusta : Kombinasi klon BP 42, BP 288 dan BP 234 (dataran


rendah).

Kombinasi klon BP 42, BP 358 dan BP 409 (dataran tinggi).

d. Penggunaan perangkap (Trap)

Memasang alat perangkap dengan senyawa penarik (misalnya:


Hypotan) yang ditaruh di dalam alat perangkap (trap). Trap biasa
dipasang dengan kepadatan 24 per hektar selama mínimum dua
tahun dan setelah musim panen berakhir.
Penyakit karat daun pada kopi Arabika / Hemileia vastatrix
a. Pengendalian secara hayati, menanam varietas kopi Arabika
yang tahan atau toleran, misalnya lini S 795 , USDA 762 dan
Andungsari 2K.

b. Pengendalian secara kultur teknik, dengan memperkuat


kebugaran tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan
dan pemberian naungan yang cukup.

Panen
Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah kopi
yang sehat, bernas dan petik merah.

Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah telah
merah.

Buah kopi masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta
mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis.
Sebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya
tidak manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal,
sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung
berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara
alami akibat proses respirasi.
Secara teknis, panen buah masak (buah merah) memberikan beberapa
keuntungan dibandingkan panen buah kopi muda antara lain:

a. Mudah diproses karena kulitnya mudah terkelupas.

b. Rendeman hasil (perbandingan berat biji kopi beras perberat buah


segar) lebih tinggi.

c. Biji kopi lebih bernas sehingga ukuran biji lebih besar karena telah
mencapai kematangan fisiologi optimum.

d. Waktu pengeringan lebih cepat.

e. Mutu fisik biji dan citarasanya lebih baik.

Pemanenan buah yang belum masak (buah warna hijau atau kuning) dan buah
lewat masak (buah warna hitam) atau buah tidak sehat akan menyebabkan
mutu fisik kopi biji menurun dan citarasanya kurang enak.

Buah yang telah dipanen harus segera diolah, penundaan waktu pengolahan
akan menyebabkan penurunan mutu secara nyata.

Penanganan Pascapanen

Ada dua cara pengolahan buah kopi, yaitu pengolahan cara kering dan
pengolahan cara basah, perbedaan kedua cara pengolahan tersebut terletak
pada adanya penggunaan air yang diperlukan untuk kulit buah maupun
pencucian. Pengolahan cara kering ada dua macam, yaitu tanpa pemecahan
buah dan dengan pemecahan buah. Demikian juga pada pengolahan basah
dibedakan dua macam, yaitu pengolahan basah giling kering dan pengolahan
basah giling basah. Disarankan buah masak yang telah dipanen diolah secara
basah agar mutunya lebih baik.

2.3 Tanaman Hortikultura


Hortikultura berasal dari bahasa latin, yaitu hortus (kebun) dan colere
(menumbuhkan). Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang mempelajari
pembudidayaan kebun. Hortikultura merupakan cabang pertanian yang
berurusan dengan budidaya intensif tanaman yang di ajukan untuk bahan
pangan manusia obat-obatan dan pemenuhan kepuasan (Zulkarnain, 2009).
Hortikultura adalah gabungan ilmu, seni, dan teknologi dalam mengelola
tanaman sayuran, buah, ornamen, bumbu-bumbu dan tanaman obat obatan.
Hortikultura merupakan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, dan
berbagai tanaman hias, hortikultura saat ini menjadi komoditas yang
menguntungkan karena pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat maka
pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Peningkatan konsumsi
hortikultura disebabkan karena struktur konsumsi bahan pangan cenderung
bergeser pada bahan non pangan. Konsumsi masyarakat sekarang ini memiliki
kecenderungan menghindari bahan pangan dengan kolestrol tinggi seperti
produk pangan asal ternak.
Hortikultura juga berperan sebagai sumber gizi masyarakat, penyedia
lapangan pekerjaan, dan penunjang kegiatan agrowisata dan agroindustri. Hal
ini menunjukkan bahwa pengembangan hortikultura terkait dengan aspek yang
lebih luas yang meliputi tekno-ekonomi dengan sosio-budaya petani. Ditinjau
dari proses waktu produksi, musim tanam yang pendek memungkinkan
perputaran modal semakin cepat dan dapat meminimalkan ketidakpastian
karena faktor alam (Mubyarto, 1995).

2.3.1 Komoditi Bawang Merah


Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput,
berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga
seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi
lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang
merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata
karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di
cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk
bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang
merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah
dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang
agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari (Sunarjono, 2004).
Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran
rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk
pertumbuhan optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas
sayuran ini umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah
hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah
membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70%
penyinaran), suhu udara 25º-32ºC serta kelembaban nisbi yang rendah (Sutaya
et al, 1995).
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam
berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang
merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa
keuntungan (kelebihan) antara lain: keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha,
mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi
serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan
biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1
bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa (Rukmana,1994).
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara
mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan
dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan
pengambilan telur ulat bawang. Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar
tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup
tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali
dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran
(Prabowo, 2007).
BAB III
TATALAKSANA KEGIATAN
3.1 Keadaan Umum Kondisi Magang Bidang Pangan
Magang dilakukan di Subak Uma Bila yang berlokasi di Desa Jehem,
Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali. Lokasi magang berjarak ± 44 km
dari Kota Denpasar. Magang ini direncakanakan untuk jangka waktu 14 hari,
dimulai dari tanggal 23 September sampai 4 Oktober 2019.

Gambar 1. Peta Lokasi Magang


(Sumber: Google Maps)

3. Rencana Kegiatan
Subak Uma Bila merupakan salah satu Subak yang ada di Desa Jehem.
Subak Uma Bila untuk saat ini sedang membudidayakan / menanam tanaman
padi, Kegiatan yang nantinya dapat dilakukan di lokasi magang yaitu
pemeliharaan seperti pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pencabutan
rumput liar, dan membantu pendistribusian tanaman, selain itu juga membantu
proses pemanenan padi.

3. Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei,
dengan menggunakan teknik wawancara. Metode wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab dan dilakukan kepada kepada
pekaseh subak uma bila yaitu I Nengah Darsana untuk mendapatkan informasi
awal mengenai profil serta permasalahan yang terdapat di lokasi magang serta hal
apa saja yang bisa kami kerjakan.

Rencana aktivitas blok magang di Subak Uma Bila ini dilakukan selama

14 hari dari 23 September sampai 4 Oktober 2019, dengan rincian pada tabel

berikut:

No Kegiatan Bulan September Bulan November

Tanggal 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4

1 Pemeliharaan
Tanaman
(pemupukan,
pengendalian OPT,
dan pencabutan
gulma)
2 Perbaikan Irigasi
Subak Uma Bila

3 Perbaikan Lanjutan
Irigasi, dan
pemeliharahan
tanaman lanjutan
4 Pemeliharaan
Tanaman
3. Keadaan Umum Lokasi Magang Bidang Industri
Industri Pengolahan Kopi B36 terletak di Desa Landih, Kecamatan
Bangli, Kabupaten Bangli. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pegotan dan
Kayubihi. Sebelah timur dan utara berbatasan dengan Kecamatan Kintamani.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tembuku. Jarak kebun dengan
kota kabupaten berjarak sekitar 17 km. Terletak pada ketinggian 500-1000
meter diatas permukaan laut. Kegiatan ini direncanakan dalam waktu 14 hari
dimulai dari tanggal 7 – 20 Oktober 2019.

3. Rencana Kegiatan

Industri Pengolahan Kopi B36 ini bergerak dibidang budidaya


tanaman kopi dan pengolahan buah kopi. Kegiatan yang dapat dilakukan
dilokasi magang ini yaitu pemberantasan hama dan penyakit, pembersihan
gulma, pemangkasan, pemupukan tanaman, pemanenan, pendistribusian biji
kopi, dan pengolahan pasca panen.
3.2.2 Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan ini meliputi metode
pengumpulanm dan survei.

..3 Pengumpulan Data


Berdasarkan cara pengumpulannya terdapat dua jenis data yaitu data
primer dan sekunder.
2. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan
mengupukan data secara langsung dari sumbernya dalam hal ini
langsung kepada pengusaha Industri Pengolahan Kopi B36.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan data tidak langsung dari sumbernya.

..4 Survey Lapang


Salah satu metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah survey
lapang. Tujuannya adalah untuk verifikasi data primer dan sekunder sesuai
dengan kondisi aktualnya.
..5 Rencana Aktivitas
Rencana aktivitas blok magang ini dilakukan dari tahap orientasi
sampai akhir kegiatan selama kurang lebih satu bulan dari tanggal 10
September sampai 6 Oktober 2019, dengan rincian pada tabel berikut :
No Kegiatan Bulan Oktober Bulan
November
7 8 9 10 11 14 15 16 17 18

1 Pemberantasan hama
& penyakit

2 Pembersihan gulma

3 Pemangkasan

4 Pemupukan

5 Pemanenan
6 Pengolahan
pascapanen

3.3 Keadaan Umum Kondisi Magang Bidang Hortikultura


Magang dilakukan di Kelompok Tani Telaga yang berlokasi di Desa
Kedisan, Kabupaten Bangli, Bali. Lokasi magang berjarak ± 61,9 km dari Kota
Denpasar. Magang ini direncakanakan untuk jangka waktu 14 hari, dimulai dari
tanggal 21 Oktober sampai 1 November 2019.

Gambar 1. Peta Lokasi Magang


(Sumber: Google Maps)

..1 Rencana Kegiatan


Kelompok Tani Telaga merupakan salah satu Kelompok Tani yang ada di
Desa Kedisan. Kelompok Tani Telaga ini membudidayakan Bawang Merah,
Kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi magang yaitu pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pencabutan rumput
liar, dan membantu pendistribusian tanaman.

..2 Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei,
dengan menggunakan teknik wawancara. Metode wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab dan dilakukan kepada kepada
Ketua Kelompok Telaga yaitu Ibu Broto untuk mendapatkan informasi awal
mengenai profil serta permasalahan yang terdapat di lokasi magang serta hal apa
saja yang bisa kami kerjakan.

..3 Rencana Aktivitas

Rencana aktivitas blok magang di Kelompok Tani Telaga ini dilakukan

selama 14 hari dari 21 Oktober sampai 1 November 2019, dengan rincian pada

tabel berikut:

No Kegiatan Bulan Oktober Bulan


November
21 22 23 24 25 28 29 30 31 1

1 Menanam Bibit
Bawang

2 Perawatan Tanaman
yang sudah berusia 2
minggu berupa
pencambutan gulma,
penyiraman dan
pemupukan
3 Panen bawang yang
sudah berusia 3
bulan serta packing
4 Perawatan Tanaman
yang sudah berusia 1
bulan berupa
pencambutan gulma,
penyiraman dan
pemupukan
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni, N., dan A. Hidayat. 2005. Budidaya bawang merah.
http://litbang_deptan.go.id. Diakses pada tanggal 23 November 2008.
Sito, Jake, S.P. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah.
https://lsmorganik.files.wordpress.com/2016/09/petunjuk-teknis-budidaya-
bawang-merah.pdf. Diakses pada tanggal 16 September 2019.
Ma'rufah, Dewi. 2010. Budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih. Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
https://marufah.blog.uns.ac.id/files/2010/05/budidaya-bawang-merah.pdf.
Diakses pada tanggal 16 September 2019.
Latunra, A. I. 2011. Pemetaan Potensi Kopi Arabika Tipika (Coffea Arabica
L.var typical) Melalui Kajian Fenotipik dan Analisis DNA Molekuler
SSRs dalam Upaya Konservasi Plasma Nutfah di Sulawesi Selatan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Hasanuddin. Disertasi.

Malau, S. 2012. Serangan Penggerek Buah Kopi dan Dampaknya di Samosir.


Laporan Hasil Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Sumatera Utara. Medan

Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan


Robusta. Penebar Swadaya, Depok.

Syahnen, A., Yenni, dan Ida, R.T.U.S. 2009. Rintisan Metode Pengamatan Hama
Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi
Propinsi Sumatera Utara. Laboratorium Lapangan Balai Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan. Medan

Peraturan Menteri Pertanian. 2014. Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik.
Jakarta

Sumarni, N., dan A. Hidayat. 2005. Budidaya bawang merah.


http://litbang_deptan.go.id. Diakses pada tanggal 23 November 2008.
Sito, Jake, S.P. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah.
https://lsmorganik.files.wordpress.com/2016/09/petunjuk-teknis-budidaya-
bawang-merah.pdf. Diakses pada tanggal 16 September 2019.
Ma'rufah, Dewi. 2010. Budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih. Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
https://marufah.blog.uns.ac.id/files/2010/05/budidaya-bawang-merah.pdf.
Diakses pada tanggal 16 September 2019.
LAMPIRAN

No Nama NIM Jurusan Alamat No. Telepon

1 2 3 4 5 6

1. I Kadek 1606511020 Agribisnis Gg. Nagasari 5 083119304683


Gandhi no 9, Denpasar
timur

2. Shinta 1606511017 Agribisnis Jl. Tukad Buaji 082168203392


Rodame gg. Lotus no.2
Situmorang

3. Ni Kadek 1606511028 Agribisnis Jl. Sedap 085792448585


Sri Utari Malam No. 59

4. Putu Asri 1606511007 Agribisnis Jl. Anggrek 1 081339658577


Cipta no 18
Lestariani Amlapura

5. Zohriah 1606511007 Agribisnis Jl. Tukad 081907555653


Melangit No.
42, Panjer

6. I Gede 1606541102 Agroekoteknologi Jl. Giri 085792427534


Krisna Kencana no. 2
Wardana Jimbaran

7. I Putu Arya 1606541103 AgroekoteknologiJl. Dr. Goris No. 087762615486


Wijaya 15

8. I Gede 1606541104 Agroekoteknologi Jl. Tukad


Septian Pancoran no. 081246629211
Eka Putra 10b, Panjer

9. Tugma 1606541105 Agroekoteknologi Jl. Dewata Gg. 0895413411800


Jaya IX, Sidakarya
Manalu

10. Ni Putu 1606541011 Agroekoteknologi Jl. Gunung 088219327619


Ratih Agung Gg.
Sudiartini Bumi Ayu L
No. 26

Anda mungkin juga menyukai