Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR TEKNOLOGI BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM JAGUNG HIBRIDA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
SEMESTER II TEKNOLOGI BENIH 2

ANDRIANA EKA SUCI (03.06.18.0038)


AULIA FIKRIATIN NAJAH (03.06.18.0040)
ERNA WIDIASTUTI (03.06.18.0046)
MOH. AMRULLAH (03.06.18.0056)
SONY INDRA PURNAMA (03.06.18.0068)
SYELFA SALSHABILA A. (03.06.18.0069)
WIDIASTUTI ADILISTYANI (03.06.18.0070)

DOSEN PENGAMPU : IR. KOESWINI TRI ARIANI, MS


SUHARNO, SP., MP
PITRI RATNA ASIH, M. SI

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
2019
1
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan laporan
praktikum yang kami buat ini.

Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
penanaman jagung hibrida bagi program studi Teknologi Benih.

Praktikum ini merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja sama yang baik
dengan perusahaan benih jagung hibrida, yaitu Sygentha. Dan kami berharap praktikum ini
akan memberi banyak manfaat bagi kami para mahasiswa maupun bagi pembaca.

Di kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang
telah memberi dukungan dan bimbingannya pada kami. Ucapan terima kasih ini kami tujukan
kepada :

1. Ir. Koeswini Ariani, MS, selaku dosen mata kuliah


2. Suharno, SP, MP, selaku dosen mata kuliah
3. Pitri Ratna Asih, M. Si, selaku dosen mata kuliah
4. Para karyawan serta staf yang telah membantu kami
5. Teman-teman program studi Teknologi Benih yang ikut mendukung kegiatan
praktikum.

Susunan laporan praktikum ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun yang sifatnya
membangun bagi kami, dengan senang hati akan kami terima.

Yogyakarta, 30 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 4
B. TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................. 5
C. MANFAAT PRAKTIKUM ......................................................................... 5
BAB II PELAKSANAAN
A. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 7
B. TEMPAT DAN WAKTU ............................................................................ 7
C. METODE ..................................................................................................... 8
D. SASARAN ................................................................................................... 8
E. LANGKAH KERJA .................................................................................... 8

BAB III HASIL KEGIATAN .............................................................................. 13

BAB IV PERMASALAHAN

A. TANAMAN JAGUNG TERSERANG BULAI ......................................... 15


B. TANAH RATA .......................................................................................... 16
C. KETIDAKSERAGAM TANAMAN ......................................................... 17
D. KETERSEDIAAN AIR ............................................................................. 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 18
B. SARAN ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

LAMPIRAN .......................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanaman jagung merupakan sumber pangan penting setelah padi. Selain
sebagai sumber pangan juga sebagai bahan baku pakan ternak, pemanis pengganti
gula tebu, bahan baku pembuat biofuel, bahan baku pembuat plastik dan lain-
lain. Propinsi penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah Jawa Timur, Jawa
Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Di Indonesia
terdapat dua jenis varietas jagung yang berkembang di tingkat petani. Varietas
tersebut adalah jagung komposit (bersari bebas) dan hibrida. Jagung bersari bebas
yaitu hasil perkawinan silang tunggal atau perkawinan tunggal penghasil varietas
yang memiliki hasil tertinggi. Sedangkan jagung hibrida merupakan perkawinan
antara dua atau lebih induk yang mempunyai keunggulan, yang merupakan generasi
pertama hasil persilangan antara tetua (induk) berupa galur murni, galur harapan atau
bersari bebas.

Secara umum, jagung hibrida memberikan peluang hasil lebih tinggi


dibandingkan jagung komposit. Namun jagung hibrida hasil produksi berikutnya
tidak dapat ditanam lagi sebagai sumber benih. Sedangkan jagung komposit produksi
berikutnya dapat digunakan lagi sebagai sumber benih.
Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan
oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh
masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan
jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak
dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga
belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di
suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di
masyarakat.

Data luas lahan tanaman jagung pada laporan tahunan Direktorat


Jenderal Tanaman Pangan TA 2010 adalah sebesar 4,351.579 hektar. Dimana luasan
tersebut merupakan 71.06% adalah diisi oleh tanaman jagung dengan Varietas
Produksi Tinggi (VPT). Varietas jagung berproduksi tinggi atau yang mempunyai
berat pipilan kering perhektar lebih dari 7 ton seperti yang dihasilkan oleh
varietas seperti P21, P27, DK77, DK85, DK888, NK33 dan NK6326 menjadikan
peluang tersendiri bagi produsen benih jagung Hibrida untuk bisa memaksimalkan
bisnis serta produktivitasnya dilahan tersebut.

4
Dijelaskan Sihombing (2015), bahwa persaingan pasar diantara perusahaan-
perusahaan penyedia benih jagung hibrida saat ini semakin ketat. Hal ini dikarenakan
periode musim tanam yang singkat terutama dimusim hujan menjadikan perusahaan
penyedia benih jagung hibrida berlomba-lomba melakukan kegiatan promosi untuk
memperkenalkan benih jagung unggulannya. Ada beberapa perusahaan
multinasional seperti Dupont dengan merek Pioneer, Monsanto dengan merek
Dekalb, Syngenta dengan merek NK, Charoen Pokphand dengan merek Bisi serta
masih banyak lagi perusahaan-perusahaan nasional penyedia benih jagung hibrida
lainnya yang saling mengisi pasar jagung hibrida di Indonesia.

Banyaknya produk yang tersedia dipasar memicu meningkatnya tingkat


persaingan sedemikian rupa yang telah menyebabkan inovasi dalam strategi
persaingan juga mengalami peningkatan. Persaingan ini menjadikan setiap
perusahaan perlu menerapkan suatu strategi tersendiri yang kreatif dan berbeda untuk
memenangkan pasar yang ada. Pada umumnya sebelum melakukan penanaman
benih para petani mempersiapkan lahan mereka dengan dibajak ataupun disemprot
untuk memastikan bahwa benih yang akan ditanam dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pembajakan atau penyemprotan biasa dilakukan kurang lebih satu
minggu sebelum penanaman, penyemprotan yang baik biasanya dilakukan dengan
menggunakan racun rumput (herbisida) berbahan aktif glyphosat. Glyphosat dapat
mengendalikan gulma ditanaman jagung dan meningkatkan pertumbuhan serta
produksi tanaman jagung hibrida dilahan budidaya (Simanjuntak, 2014).

C. TUJUAN
Tujuan dari praktikum budidaya jagung hibrida adalah agar mahasiswa
mampu mempraktekan cara menaman jagung dengan baik, mengetahui hasil
pengamatan , menambah pengetahuan dan keterampilan budidaya jagung hibrida.

B. MANFAAT
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di
Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi.
Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3
setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai
makanan pokok.

Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman


jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
a) Batang dan daun muda: pakan ternak
b) Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
5
c) Batang dan daun kering: kayu bakar
d) Batang jagung: lanjaran (turus)
e) Batang jagung: pulp (bahan kertas)
f) Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng

g) Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,
bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri
bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.

6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. ALAT DAN BAHAN

 Bahan

1) Jagung hibrida

2) Pupuk kompos

3) Pupuk KCl

4) Pupuk Urea

5) Pupuk Phonska

6) Air

7) Herbisida

 Alat-alat

1) TR2 bajak singkal

2) TR2 bajak rotari

3) Cangkul

4) Meteran

5) Tali

6) Tugal

7) Ember dan gayung

8) Sabit

B. TEMPAT DAN WAKTU

Tempat : Kebun Celeban


Waktu :

 Mengukur lahan : 2 April 2019

 Mengolah lahan : 9 April 2019

7
 Menanam jagung : 3 Mei 2019

 Menanam jagung jantan : 7 Mei 2019

 Menyiang dan pemupukan I : 14 Mei 2019

 Membumbun dan menyiram : 21 Mei 2019

 Pemupukan II : 28 Mei 2019

 Pemupukan III : 11 Juni 2019

 Detasseling : 29 Juni 2019

C. METODE

Praktik lapangan dengan cara kelompok yang beranggotakan 7 orang yang menangani
5 larik tanaman jagung perkelompoknya.

D. SASARAN

Mahasiswa Program Studi Teknologi Benih 1 dan 2 berjumlah 69 mahasiswa dan 2


Dosen Pembimbing.

E. LANGKAH KERJA

1. Persiapan dan pengolahan lahan

 Tujuan : menyiapkan lahan yang siap tanam

a) Mengukur lahan yang akan digunakan dengan meteran.

- Menyiapkan meteran.
- Tarik meteran untuk mengukur panjang dan lebar lahan.
- Catat panjang dan lebar lahan kemudian hitung luas lahannya.

b) Membersihkan gulma dengan sabit dan cangkul.

- Menyiapkan sabit dan cangkul.


- Mencangkul gulma secara tipis-tipis kemudian pisahkan tanah dengan
gulmanya.
- Pangkas tumbuhan yang ada ditengah-tengah lahan.

8
c) Membajak lahan

- Menyiapkan traktor roda 2 bajak singkal.


- Pastikan mesin tidak rusak dan bahan bakar tersedia.
- Pasang singkal pada traktor kemudian diatur pemasangannya.
- Gunakan traktor bajak singkal untuk memecah tanah atau membalikan tanah
sehingga sisa-sisa gulma bisa ikut terbalik.

d) Merotari lahan

- Menyiapkan traktor roda 2 rotari.


- Pastikan mesin tidak rusak dan bahan bakar tersedia.
- Gunakan rotari mengelilingi lahan untuk menghaluskan bongkahan tanah
hasil bajak singkal.

e) Membuat aliran air

- Menyiapkan cangkul.
- Mencangkul sepanjang pinggiran lahan sehingga membentuk saluran.
- Pastikan aliran tersebut rata dan air bisa mengalir.

f) Pupuk dasar

- Menyiapkan pupuk kompos.


- Sebar pupuk ke lahan yang telah diolah secara merata

2. Penanaman

 Tujuan : mengetahui cara budidaya jagung hibrida

a) Membuat jarak tanam

- Menyiapkan tali rafia atau tali tambang dan ajir sebagai patokan
- Ukur tali 65 cm x 18 cm, kemudian beri tanda dengan tali rafiah yang
berbeda warnanya.
- Beri patokan setiap ujung tali dan pasang pada lahan.
- Pastikan tali tersebut lurus.

b) Penanaman I

- Menyiapkan tali yang sudah diberi tanda jarak tanam, tugal dan benih jagung
betina varietas TD-BETINA dan benih jagung jantan varietas TD-JANTAN.
- Tugal tanah menyesuaikan tali yang telah dipasang.
- Tanam benih dengan cara 3 larik benih betina dan 1 larik benih jantan.
- Tutup benih yang sudah ditanam dengan pupuk kompos.
- Kemudian menyiramnya.

9
c) Penanaman II

- Penanaman yang kedua adalah benih jantan yang ditanam H+3 dari
penanaman I.
- Menyiapkan tali, benih jantan dan tugal.
- Tugal tanah mengikuti tanda pada tali.
- Penanaman benih jantan ke dua dilakukan disebelah larikan benih jantan
yang ditanam sebelumnya.
- Isi lubang dengan benih jantan.
- Tutup lubang dengan kompos kemudian disiram.

3. Menyiang gulma

 Tujuan : membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan dalam


memperoleh unsur hara dengan tanaman jagung.

a) Kegiatan menyiang dilakukan apabila jagung sudah mulai tumbuh kurang


lebih tujuh hari setelah tanam.

b) Menyiapkan alat yang akan digunakan seperti sabit, cangkul, dan gratul.

c) Membersihkan gulma dengan alat tersebut secara hati-hati agar tidak


mengenai tanaman.

d) Mengumpulkan gulma kemudian dibuang pada tempatnya.

4. Pemupukan I

 Tujuan : memberi nutrisi pada tanaman jagung ketika berumur 7 hari setelah
tanam.

a) Menimbang pupuk yang akan digunakan yaitu 35 kg phonska dan 15 kg urea


dan dicampur hingga rata.

b) Tugal tanah dengan jarak 2 tanaman kemudian baru diberi pupuk


menggunakan sendok obat sebanyak 3/4 sendok.

c) Tutup pupuk dengan tanah.

d) Ketika pemupukan dilakukan penyiangan gulma sekaligus dapat


menggunakan cangkul maupun sabit sehingga tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman jagung nantinya.

e) Tanaman yang telah dipupuk kemudian disiram agar tidak panas.

10
5. Menyiram tanaman jagung

 Tujuan : menjaga kelembaban tanah sehingga tidak mengalami kekeringan.

a) Menyiapkan ember dan yang akan digunakan untuk menyiram.

b) Mengambil air di sumber terdekat baik di saluran air maupun air di saung.

c) Siramlah tanaman secukupnya dan merata, terutama tanaman yang berada


ditengah karena jauh dari aliran air.

6. Pembumbunan

 Tujuan : menggemburkan tanah dan menopang akar tanaman jagung agar tetap
kokoh.

a) Menyiapkan alat yang akan digunakan yaitu sabit dan cangkul.

b) Mencangkul tanah sisi kanan dan kiri larikan tanaman jagung, kemudian
arahkan tanah ke tanaman jagung hingga menjadi gundukan.

c) Membumbun juga dapat dilakukan dengan menggunakan sabit, yaitu


mengeruk tanah sisi tanaman dan buat gundukan pada bagian bawah tanaman
jagung.

d) Dalam kegiatan membumbun dapat juga melakukan sanitasi gulma.

7. Pemupukan II

 Tujuan : memberikan nutrisi terhadap tanaman pada saat umur 22 hari setelah
tanam.

a) Pemupukan II dilakukan pada 22 hari setelah tanam.

b) Pupuk yang disiapkan yaitu 35 kg phonska, 15 kg urea, dan 5 kg KCl.

c) Pupuk yang sudah siap kemudian dicampur menjadi satu dan dibagi rata.

d) Tugal sisi tanaman jagung per dua tanaman kemudian masukan pupuk dan
tutup dengan tanah.

e) Selesai memupuk tanaman kemudian menyiram agar tanaman tidak terlalu


panas karena pupuk.

11
8. Pemupukan III

 Tujuan : memberikan nutrisi tanaman pada 45 hari setelah tanam.

a) Pemupukan III dilakukan 40 hari setelah tanam.

b) Pupuk yang disiapkan yaitu 50 kg urea dan 5 kg KCl.

c) Setiap baris tanaman mendapat 1 kg urea dan 100 gram KCl.

d) Setiap dua tanaman jagung diberi satu sendok obat pupuk.

e) Pemupukan dilakukan dengan cara tugal yang kemudian ditutup dengan tanah.

f) Setelah selesai pemupukan, lakukan penyiraman pada tanaman.

9. Penyulaman
 Tujuan : menseragamkan tanaman yang tidak tumbuh seragam
a) Mengamati tanaman jantan yang tumbuh kerdil.
b) Menyiapkan cangkul untuk mengambil tanaman jantan.
c) Cabut tanaman jantan yang tumbuh kerdil
d) Memindahkan tanaman jantan yang tidak kerdil untuk menyulam atau
menggantikan tanaman yang kerdil dengn dengan mencangkul sekeliling
tanaman agar tidak putus akarnya.
e) Tanan tanaman jantan yang bagus ke bekas tanaman jantan yang kerdil
tersebut.

10. Detasseling
 Tujuan : untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri
 Detasseling adalah pembuangan bunga jantan pada tanaman induk betina,
dilakukan sebelum malai bunga bunga jantan keluar (saat masih terbungkus
daun bendera).
a) Menyiapkan alat seperti sabit.
b) Perhatikan tanaman betina, apabila pada tanaman betina sudah muncul bunga
jantan maka dilakukan pemangkasan bung jantan pada tanaman betina.

11. Roguing
 Roguing adalah kegiatan mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang
menyimpang (off type)
 Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik
suatu varietas. Roguing terhadap tanaman tipe simpang dilakukan beberapa
kali pada tahapan pertumbuhan, saat berbunga,saat panen atau seleksi tongkol

12
BAB III

HASIL KEGIATAN
Dari langkah-langkah praktikum mendapatkan beberpa hasil dari kegiatan
praktikum menanam jagung hibrida.

1) Mengukur lahan
Panjang : 37,8 m
Lebar : 27,5 m
Luas : 1.039,5 m2

2) Pola tanam
Jarak tanam : 65 x 65 cm antar barisan
Jarak tanam : 18 x 18 cm dalam barisan
Pola tanam : 3 larik betina dan 1 larik jantan + 1 larik jantan ke 2

3) Pemupukan
Pemupukan I (7 hst) : 35 kg phonska dan 15 kg urea
Pemupukan II (22 hst) : 35 kg phonska, 15 kg urea, 5 kg KCL
Pemupukan III (40 hst) : 50 kg urea dan 5 kg KCL

13
4) Pengamatan
Dalam satu kelompok yang terdiri dari 7 anggota memiliki tanggung jawab
terhadap lima larik tanaman jagung. Setiap larik tanaman jagung diambil
sample satu tanaman jagung untuk dilakukan pengamatan, sehingga terdapat 5
sample tanaman jagung yang diamati.
Dari 5 sampel jagung yang di pilih diperoleh data sebagai berikut :

No Tinggi Tanaman Sampai Jumlah Daun


Batang

1. 67 cm 13

2. 65 cm 11

3. 66 cm 10

4. 122 cm 15

5. 82 cm 10

No Tinggi Tanaman Sampai Jumlah Daun


Daun

1. 147 cm 13

2. 114 cm 11

3. 166 cm 10

4. 200 cm 15

5. 200 cm 10

 Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh rata-rata tinggi tanaman yaitu :


67+65+66+122+82 402
ẋ= = = 80,4 cm
5 5

jadi, rata-rata tinggi tanaman sampai batang adalah 80,4 cm

 Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh rata-rata :


147+114+166+200+200 827
ẋ= = = 165,4 cm
5 5

jadi, rata-rata tinggi tanaman sampai ujung daun yaitu 165,4 cm


 Jumlah Tanaman : 194 tanaman x 5 larik = 970 tanaman

14
BAB IV
PERMASALAHAN

A. TANAMAN JAGUNG TERSERANG BULAI


Tanaman jagung yang terkena bulai biasanya memiliki gejala yaitu adanya
warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun
sehat. Pada daun permukaan atas dan bawah terdapat warna putih seperti tepung dan
ini sangat jelas pada pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan
terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun
menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang
berlebihan.

Penyebab penyakit bulai ada 3 jenis spesies yaitu Peronosclerospora maydis,


P. phillipinensis dan P. sorghi. Proses infeksi cendawan Peronosclerospora spp.
dimulai dari konidia jatuh dan tumbuh di permukaan daun jagung serta berkembang
membentuk appressoria lalu masuk ke dalam jaringan tanaman muda melalui stomata,
selanjutnya terjadi lesion local dan berkembang sampai ke titik tumbuh, menyebabkan
infeksi sistemik sehingga terbentuk gejala bulai.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit bulai di lapangan:

1. Penggunaan varietas tahan seperti jagung hibrida varietas Bima-1, Bima-3, 1. Bima-
9, Bima-14 dan Bima-15 serta jagung komposit varietas Lagaligo dan Lamuru.

2. Periode bebas tanaman jagung hal ini dikhususkan kepada daerah-daerah endemik
bulai di mana jagung ditanam tidak serempak, sehingga terjadi variasi umur yang
menyebabkan keberadaan bulai di lapangan selalu ada, sehingga menjadi sumber
inokulum untuk pertanaman jagung berikutnya.

3. Sanitasi lingkungan pertanaman jagung sangat perlu dilakukan oleh karena berbagai
jenis rumput-rumputan dapat menjadi inang bulai sehingga menjadi sumber
inokulum pertanaman berikutnya.

4. Rotasi tanaman dengan tujuan untuk memutus ketersediaan inokulum bulai dengan
menanam tanaman dari bukan sereal.
5. Eradikasi tanaman yang terserang bulai.

6. Penggunaan fungisida (b.a. Metalaksil) sebagai perlakuan benih (seed treatment)


untuk mencegah terjadinya infeksi bulai lebih awal dengan dosis 2,5 -5,0 g/kg benih.

15
B. TANAH TIDAK RATA
Keadaan tanah menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika
digunakan untuk suatu penggunaan lahan. Lahan yang memiliki keadaan tanah yang
tidak merata dan tidak rapi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung yang
akan ditanam. Terlebih lahan tersebut memiliki keadaan tanah yang sudah lama tidak
pernah dipakai. Maka dari itu sebelum dilaksanakaan penanaman sebaiknya lahan harus
diolah, diratakan dan dirapikan terlebih dahulu. Perbaikan lahan adalah aktivitas yang
dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan
keuntungan dalam meningkatkan produksi pertanian. Perbaikan lahan mutlak
dilakukan agar kualitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi generasi yang
akan datang.
Perbaikan lahan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. Pembajakan singkal
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal.
Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk
menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka
pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan
kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak.

2. Pembajakan rotary
Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkahan-
bongkahan yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan
pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan
menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh.
Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun
tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah
kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun
pendangiranFungsi dari bajak rotary yaitu untuk memecah tanah. Biasanya dipakai
setelah tanah telah di balik dengan menggunakan bajak singkal.

3. Perataan tanah
Setelah pembajakan, maka dilakukan perataan lahan. Untuk meratakan lahan
dapat dilakukan dengan cara menggaru tanah. Alat yang digunakan dalm kegiatan
ini yaitu garu. Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan
untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk
pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas
tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih
menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah.

16
C. KETIDAKSERAGAMAN TANAMAN
a) Penanaman benih jagung terlalu dalam, semakin dalam lubang tanam semakin lama
pemunculan kecambah ke atas permukaan tanah. Benih jagung ditanam pada
kedalaman 5-8 cm.
b) Perkecambahan yang tidak seragam hal ini disebabkan oleh kelembaban yang tidak
seimbang. Bila kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 4-5 hari
setelah tanam. Pada kondisi lingkungan yang lembab, pemunculan berlangsung 4-5
hari setelah tanam, namun pada kondisi yang dingin atau kering, pemunculan
tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau lebih.
c) Tidak adanya penyulaman benih. Tujuan penyulaman adalah agar tanaman tumbuh
seragam,baik umur maupun sosoknya. Karena itu, penyulaman tidak dianjurkan
dilakukan setelah tanaman berumur diatas 25 hari. Alasannya, umur tersebut sistem
perakaran sudah tumbuh dengan kuat sehingga benih sulaman tidak akan mampu
bersaing memperebutkan unsur hara.Akibatnya,benih sulaman akan tumbuh lambat
atau mati.

D. KETERSEDIAAN AIR
Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk melakukan pertumbuhan
yang maksimal. Terutama pada fase pertumbuhan vegetatif sampai masa pengisian biji
dalam tongkol. Selama benih belum tumbuh, peranan air cukup besar dalam membantu
proses perkecambahan benih. Air sangat diperlukan terutama saat penanaman (45-55
hst) dan pengisian biji (60-80 hst). Drainase yang baik penting untuk pertumbuhan
jagung yang optimal.
Kekurangan air pada lahan jagung Syngenta menyebabkan jagung menjadi layu
dan kurang segar. Hal ini ditandai oleh perubahaan warna daun pada tanaman jagung
yang ditanam. Penyebab kekurangan pada lahan jagung Syngenta yaitu dikarenakan
letak lahan jagung yang jauh dari sumber air, dan juga dikarenakan karena jagung
ditanam pada musim kemarau panjang.
Kekurangan air pada lahan jagung dapat disiasati dengan cara :
1. membuat saluran air keliling
2. sistem pompanisasi yaitu suatu cara pengairaan dengan menggunakan pompa air,
dimana air akan dipompa dari sumber air yang ada dan dialirkan menuju lahan yang
memerlukan air.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. SK Mentan Nomor: 243/Kpts/OT.160/12/2014) melanjutkan program tersebut
dengan program upaya khusus peningkatan produksi jagung melalui Gerakan
Peningkatan Pengelolaan Tanaman Terpadu jagung (GP-PTT jagung) serta
Perluasan Areal Tanam dengan Peningkatan Indeks Pertanaman jagung (PAT-
PIP).
2. Tanaman jagung merupakan sumber pangan penting setelah padi, sebagai bahan
baku pakan ternak, pemanis pengganti gula tebu, bahan baku pembuat biofuel,
bahan baku pembuat plastik dan lain-lain.
3. Syngenta dengan merek Nk merupakan salah satu perusahaan nasional penyedia
benih jagung hibrida yang mengisi pasar jagung hibrida di Indonesia.
4. Dalam budidaya jagung terdapat langkah kerja dari persiapan lahan hingga panen
yang harus dilakukan sehingga dapat menghasilkan jagung yang maksimal.
5. Adanya bulai, keadaan tanah tidak merata, ketidakseragaman, dan kurangnya
ketersediaan air merupakan permasalahan yang dihadapi pada saat budidaya
jagung.
6. Dari permasalahan yang ada dapat dicari pemecahan masalah seperti menggunakan
benih tahan hama hingga perbaikan saluran drainase.

B. SARAN
1. Menyediakan prosedur budidaya jagung dan waktu pelaksanaan yang tetap
sehingga kegiatan dapat langsung dilaksanakan.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup memadai.
3. Waktu pelaksanaan kegiatan yang tepat sehingga dapat mengefisienkan waktu
yang ada.
4. Pengabsenan dilakukan dua kali sehingga terlihat siapa yang melaksanakan
kegiatan dengan yang tidak.
5. Pemberian pengarahan yang jelas agar mahasiswa paham dan tidak bingung dalam
melaksanakan kegiatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Litbang Pertania. Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung dan Teknik Pengendaliannya.
pangan.litbang.pertanian.co.id
Harry, Ahmad. 2018. Budidaya Jagung Hibrida. academia.edu
Nurmayanti, Indah dkk. Fungsi Mesin Traktor dan Alat Tradisional Pengolah Tanah.
Universitas Muhammadiyah Gresik. Universitas Merdeka Surabaya
Budidaya Jagung.PPT
PPT Jagung Hibrida

19
LAMPIRAN

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai