Disusun Oleh :
SUKOHARJO
2018
i
PENGESAHAI'I USULAN PKM GAGASAN TERTULIS
Sukoharjo,23-l-2019
Mcnyetujui
Ketua Pelaksana Kegiatan,
Ketua Prograr-rr Studi ,
4wt
(Dra. Tri Wiharfi, M.Si.) (DwiHaryanti)
NrPlhTrK. 1 9641 2041 989A3:X 23 NIM. 1751600018
il-l
/'d[j
(AINUR KOMARIAH S.T, M.Sc.)
101998051 144 NIDh{. 0002118001
ii
DAFTAR ISI
iii
1
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gizi buruk di Indonesia dari tahun ke tahun semakin tinggi. Berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun
2016, status gizi pada balita 0-59 bulan di Indonesia, menunjukkan persentase gizi
buruk sebesar 3,4%, gizi kurang sebesar 14,4% dan gizi lebih sebesar 1,5%. Gizi buruk
dan gizi kurang yang tertinggi pada usia tersebut yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur
(28,2%). Dari hasil penelitian tersebut, faktor seperti akses transportasi yang sangat sulit
(infrastruktur) dan budaya makan menjadi faktor penyebab gizi buruk. Selain itu, pola
makan dan ketersediaan pangan juga menjadi faktor penyebab gizi buruk. (Alwi, 2018)
Secara umum terdapat tiga status gizi yang mungkin terjadi dalam masyarakat
yaitu gizi seimbang, gizi kurang dan gizi buruk. Bila jumlah asupan zat gizi sesuai
dengan kebutuhan disebut sebagai gizi seimbang (gizi baik). Gizi kurang terjadi bila
asupan zat gizi rendah, sedangkan bila asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan
disebut gizi buruk. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 menunjukan prevalensi
balita kurang gizi (balita yang mempunyai berat badan kurang) secara nasional adalah
sebesar 17,9%, dan 4,9% diantaranya mengalami gizi buruk. (RISKESDAS, 2010)
Jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa dengan per sebesar kapita US$
3.004,9 atau Rp 27 juta menunjukkan bangsa Indonesia merupakan negara yang
potensial untuk bergabung dengan negara-negara maju di masa yang akan datang (BPS,
2011). Meskipun demikian, potensi tersebut dapat berkurang apabila ancaman
kerawanan pangan dan gizi buruk masih terbilang tinggi. Anak yang sering terkena
infeksi dan mengidap gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang
mempengaruhi tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktivitas di masa dewasa.
Kondisi faktual yang terjadi sesuai gambaran data yang ditampilkan
memperlihatkan bahwa ancaman kerawanan pangan dan gizi buruk harus ditanggapi
secara serius oleh semua pihak. Pemerintah beserta seluruh masyarakat Indonesia harus
memiliki tanggung jawab dan komitmen bersama untuk mencegah dan menanggulangi
ancaman tersebut. Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan
gizi buruk telah disusun oleh pemerintah dengan fokus terhadap beberapa bentuk
kegiatan. Kegiatan yang terdapat dalam RAN antara lain revitalisasi posyandu,
revitalisasi puskesmas, intervensi gizi dan kesehatan, promosi keluarga sadar gizi,
pemberdayaan keluarga, advokasi dan pendampingan serta revitalisasi Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) (DEPKES RI, 2005). Terkait dengan hal
tersebut, penyediaan pangan murah dan berkualitas juga menjadi salah satu fokus yang
tidak boleh terlupakan. Hingga saat ini, pertanian dalam arti luas menjadi tulang
punggung program penanggulangan ancaman kerawanan pangan dan gizi buruk. Hasil
pertanian yang dimaanfaatkan untuk gizi buruk diantaranya adalah beras, gandum,
kedelai dan lain lain.
2
Tujuan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:
1. memberikan alternatif dalam menurunkan resiko gizi buruk
2. Meningkatkan nilai guna produk
3.menjadikan sorgum untuk dikonsumsi seblak
3
Manfaat
Bagi masyarakat diharapkan PKM GT ini dapat menyajikan data mengenai biji
sorgum dan segala aspeknya sebagai bukti yang mendukung gagasan diatas. Karya tulis
ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pemanfaatan biji sorgum menjadi
bahan baku minuman alternatif pengganti susu hewani. Upaya pemaksimalan biji
sorgum dari sesuatu yang biasa menjadi bentuk baru yang memiliki nilai guna yang
lebih tinggi. Peningkatan manfaat biji sorgum dengan dukungan masyarakat melalui
pembuatan biji sorgum menjadi susu baik dalam bentuk cair maupun bubuk.
Luaran
1. Artikel ilmiah tentang pembuatan susu dari biji sorgum
2. Berkurangnya gizi buruk di NTT
2. GAGASAN
a. Kondisi Kekinian
Kasus gizi buruk di Indonesia masih menjadi perhatian utama pemerintah.
Indonesia menempati posisi kelima di dunia dalam hal gizi buruk atau 3,8% dari total
87 juta jumlah anak nasional. Tingginya masalah anak penderita gizi buruk
dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung.
Faktor langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan
yang dikonsumsi dan menderita penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak langsung
gizi buruk yaitu ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang
kurang memadai dan pendidikan yang rendah. 3 Faktor konsumsi makanan
merupakan penyebab langsung dari kejadian gizi buruk pada balita. Hal ini
disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi
zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih
dan aman sehingga akan berakibat secara langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita. Faktor penyakit infeksi berkaitan dengan tingginya kejadian
penyakit menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor
kemiskinan sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana faktor ini erat
kaitannya terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak terhadap
pemenuhan zat gizi.
4
Chart Title
8,00%
7,00%
6,00%
5,00%
4,00%
3,00%
2,00%
1,00%
0,00%
berasal dari daerah lokal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat susu sorgum
sebagai salah satu solusi untuk menangani gizi buruk di NTT.
seperti sarana tata niaga agrobisnis dan pelatihan serta mempertahankan lahan
produktif.
Pemerintah: Membuat
regulasi dan program
pembutaan susu cair dan
susu sorgum
Memformulasikan susu
sorgum
Pendampingan Pendistribusian
3. KESIMPULAN
Gizi buruk di Indonesia dari tahun ke tahun semakin tinggi. Berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun
2016, status gizi pada balita 0-59 bulan di Indonesia, menunjukkan persentase gizi
buruk sebesar 3,4%, gizi kurang sebesar 14,4% dan gizi lebih sebesar 1,5%. Gizi buruk
dan gizi kurang yang tertinggi pada usia tersebut yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur
(28,2%). Dari hasil penelitian tersebut, faktor seperti akses transportasi yang sangat sulit
(infrastruktur) dan budaya makan menjadi faktor penyebab gizi buruk. Selain itu, pola
makan dan ketersediaan pangan juga menjadi faktor penyebab gizi buruk (Alwi, 2018).
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi gizi buruk di NTT
dengan pembuatan susu sorgum baik dalam bentuk cair maupun bubuk yaitu :
1. Pemerintah membuat regulasi dan program pembutaan susu cair dan susu Sorgum
2. Dinas Kesehatan berperan untuk melaksanakan program penanganan penyakit anti
gizi buruk dengan memformulasikan susu sorgum, dalam memformulasikan susu
sorgum dilakukan dua hal, yaitu:
a) Pelatihan pembuatan susu sorgum cair pada penduduk dengan melakukan
pendampingan.
b) Pembuatan susu sorgum bubuk kemudian didistribusikan ke daerah-daerah
terpencil, dalam melakukan pembuatan susu sorgum bubuk ini dilakukan
bekerjasama dengan CSR industry pengolahan susu.
Dengan terlaksana gagasan ini secara berkelanjutan, masalah gizi buruk di NTT dapat
berkurang.
8
4. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Tantowi. 2018. “Angka Gizi Buruk di Indonesia Masih Tinggi, Inilah
Penyebabnya”. http://www.tribunnews.com/regional/2018/01/25/angka-gizi-
buruk-di-indonesia-masih-tinggi-inilah-penyebabnya diakses pada 18-8-2018.
BPS. 2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010. Berita Resmi Statistik Badan Pusat
Statistik No. 12/02/Th. XIV. Diakses pada 23-01-2019
DEPKES RI. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk 2005-2009. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diakses
pada 23-01-2019
Oktavia, Silvera. 2017. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Buruk
Pada Balita Di Kota Semarang Tahun 2017”.
https://media.neliti.com/media/publications/163271-ID-faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan-st.pdf : diakses pada 18-8-2018.
Purnama, Desi. 2018. “Gizi Buruk di Berbagai Wilayah Indonesia” https://tirto.id/gizi-
buruk-di-berbagai-wilayah-indonesia-cDLi. Diakses pada 22-8-2018.
RISKESDAS. 2010. “Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar”
https://akademikciamik2010.files.wordpress.com/2013/02/riskesdas-2010.pdf
Diakses pada 22-8-2018.
Triyanto, 2016. “Perbandingan Kandungan Gizi Antara Sorgum dan Beras”
https://kabartani.com/perbandingan-kandungan-gizi-antara-sorgum-dan-
beras.html
Yuli, 2014. “Manfaat Sorgum Bagi Kesehatan”
https://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-sorgum-bagi-
kesehatan.html. Diakses pada 21-01-2019
Lampiran 1.
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dwi Haryanti
) Jenis Kelamin Perempuan
J- Program Snrdi Pendidikan Biologi
4 NiM 1751600018
5 Tempat dan Tanggal Lahir Karanganyar, 05 Februari 1998
6 E-mail Dh eharyantidwi@yahoo. com
7 Nomor Telepon/FlP 081548401389
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungiawabkan secara huktum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM Kewirausahaan
Sukoharjo, 24 Agustus 201 8
Dwi Haryanti
10
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungiawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari temyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM Kewirausahaan.
MayaDiani
11
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggrngjawabkan socara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijurnpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Dernikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM Kewirausahaan.
ad+'
,\rnel ia .\yu Kusumarr inglyas
12
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi UNDIP Semarang UGM Yogyakarta
Jurusan/Prodi Teknik Industri Teknik Industri
Tahun masuk- 1998 - 2003 2009 - 2013
Lulus
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Pengembangan Model Penentuan DRPM Ristek 2016
Harga Produk Dengan Dikti
Memperhitungkan Nilai Kualitas
dan Merek Berdasarkan Persepsi
Konsumen
2. Analisis Pengaruh Beban Kerja Univet Bantara 2017
terhadap Fisiologis dan Sukoharjo
Musculoskeletal Kuli
Gendong Pasar Legi
Surakarta
13
Ainur
14
Dengan ini menyatakan bahw-a usulan PKM GAGASAN TERTULIS sa.va dengan judul:
"'SI SOMI : Potensi Sorgum illilk Sebagai Upaya Pemenuhan Nutrisi Penderita Gizi
Buruk di NTT' yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 ini bersifat original dan trelum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilarnana di
kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernvataan ini,maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterirna ke kas negara.
Kernahasiswaan,
lwi lIarydnl!
1998051 144
sfffi*l]/