Anda di halaman 1dari 17

Tugas

USAHA TANI SEMANGKA

Disusun oleh:

Muhira
21130025

Dosen pembimbing:

DR. Ir. M. NASIR ISMAIL, M. Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ABULYATAMA

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, hidayah, dankarunianya
kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah Dasar Fisiologi Ternak mengenai
“Usaha Tani Semangka.” Makalah ini disusun dengan sebenar-benarnya sehingga
menjadi karya tulis yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Adapun kami selaku
pelaksana tugas ini mengucapkan terima kasih kepadapihak-pihak yang telah terlibat
dalam pembuatannya baik Bapak DR. Ir. M. NASIR ISMAIL, M. Si serta rekan
sekalian. Karena mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapunkami harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang


membacanya.Kami sadari didalam pembuatannya masih terdapat kekurangan, kami
mohonmaaf atas segala kekurangan itu dan mohon kritik serta saran yang membangun
bagikami selaku penyusun makalah ini.

Aceh Besar, 27 Juni 2022

MUHIRA

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A . Latar Belakang ...............................................................................................1
B . Rumusan Masalah...........................................................................................3
C . Tujuan Penulisan ............................................................................................3
D . Mamfaat..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A . Pengertian Semangka.....................................................................................4
a . Klasifikasi Semangka...............................................................................4
b . Manfaat Buah Semangka..........................................................................4
c . Manfaat dan Kandungan Gizi Kulit/Pulp Buah Semangka .....................4
d . Morfologi Semangka................................................................................5
e . Syarat Tumbuh Semangka........................................................................6
B . Pedoman Budidaya.......................................................................................7
a . Pembibita..................................................................................................7
b . Teknik Penanaman...................................................................................9
c . Penyakit...................................................................................................10
d . Cara Panen...............................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................13
A . Kesimpulan ................................................................................................13
B . Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agragris yang kebanyakan masyarakatnya


berprofesi sebagai petani. Pembangunan sektor pertanian sangat perlu untuk
ditingkatkan karena dipandang penting bagi pembangunan nasional. Wilayah
Indonesia terletak di garis katulistiwa sehingga cocok sebagai daerah pertanian
dan mempunyai potensi sumber daya alam yang besar termasuk buah-buahan
yang lebih dari 25% jenis buah-buahan tropis yang ada di dunia, hal ini akan
mendorong majunya sektor pertanian khususnya pada hortikultura.

Semangka (Citrullus vulgaris Schard) atau dalam bahasa Inggris disebut


watermelon kerabat dekat dengan buah melon (Cucumis melon L.) termasuk
dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Tanaman ini berasal dari Afrika
Tropik. Buah semangka banyak digemari orang terutama karena rasanya manis,
daging buah berwarna merah atau kuning, serta banyak mengandung air.
Tingginya minat konsumen dengan buah semangka membuat kebutuhan
semangka terkadang tidak terpenuhi di pasaran (Wihardjo, 2002).

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris), sehingga dibudidayakan secara


luas oleh masyarakat. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani dan
pengusaha tanaman semangka dan dapat meningkatkan perbaikan tata
perekonomian Indonesia khususnya dibidang pertanian. Buah semangka memiliki
daging yang tebal, sebagian besar adalah air. Namun demikian buah ini tetap
mempunyai kandungan gizi yang cukup. Dalam 100 gram buah semangka
terdapat sekitar 28 gram kalori, 0,5 gram protein, 0,2 gram lemak, 0,05 thiamin,
0,3 mg abu, 7 mg kalsium, 0,2 mg besi, dan 12 mg fosfor (Agromedia, 2007).

Semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Perkembangan produksi


tanaman semangka di Indonesia tahun 2009 mencapai474.327 ton. Namun pada
tahun 2010 produksi semangka hanya mencapai 348.631 Jurnal Online
Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.3 : 967 - 974 , Juni 2014968

4
ton. Banyak varietas unggul yang dikembangkan oleh petani di Indonesia, tetapi
umumnya benih semangka masih diimpor dari luar negeri, seperti Jepang, Taiwan
dan Eropa. Semangka utamanya dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus
segera dipasarkan setelah dipanen. Selain itu, tanaman ini memerlukan input
tinggi dalam teknik budidayanya. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah
yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang,
serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca/iklim, serta teknis budidaya
petani (Diyansyah, 2013).

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil tanaman semangka yaitu dengan
teknik budidaya yang tepat yaitu salah satunya dengan cara melakukan
pemupukan yang sesuai untuk tanaman semangka sehingga dapat memaksimalkan
produksi. Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman, sehingga dapat memberikan hasil yang tinggi (Raja, 2012).
Diantara berbagai hara tanaman,nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K)
merupakan unsur hara makro yang sama makro yang sangat penting bagi tanaman
tetapi jumlahnya sedikit dalam tanah dan sebagian besar terdapat dalam bentuk
yang tidak tersedia bagi tanaman (Lingga dan Marsono, 2008).

Oleh karena itu perlu di cari sumber pupuk organik yang potensial dalam
menyediakan unsur hara N, P dan K. Salah satu sumber pupuk organik yang
potensial dalam menyediakan unsur hara N, P dan K adalah pupuk Trichokompos,
pupuk Trichokompos ialah sejenis pupuk organik yang beraal dari kotoran hewan
dan memiliki kandungan hara yang tinggi terutama unsur hara nitrogen
( Musnawar (2004)

Pada tanaman semangka Unsur N merupakan unsur hara utama bagi


pertumbuhan dan umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif
tanaman yakni batang, daun dan akar. Tersedianya unsur hara P dan K maka
pembentukkan karbohidrat akan berjalan dengan baik dan memperkuat jaringan
tanaman translokasi pati ke batang akan semakin lancar, sehingga dapat
mempengaruhi pertambahan diameter batang, sedangkan yang diberikan pupuk

5
kandang ayam saja unsur hara yang dihasilkan belum mampu memenuhi
kebutuhan tanaman dan pemberian kompos dengan bioaktivator Trichoderma sp
dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk menunjang pertumbuhan dan produksi
tanaman. Mikroorganisme sangat diperlukan dalam proses pengomposan karena
dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik sehingga dapat diserap
oleh tanaman serta kesuburan tanah dapat terjaga (Murbandono, 2005).

Berdasarkan hal inilah yang melatarbelakangi untuk saya melakukan


penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk trichokompos terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman semangka (Citrullus vulgaris).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Apakahpengaruhpemberianpupuktrichokompos terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman semangka (Citrullus vulgaris) ?2.Apa jenis pupuk trichokompos yang
terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka (Citrullus vulgaris) ?

C. Tujuan
1.Mengetahui pengaruh pemberian pupuk
2.trichokompos terhadap pertumbuhan hasil
3.tanamansemangka (Citrullus vulgaris).Untuk menentukan jenis pupuk
trichokompos yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka
(Citrullus vulgaris).

D. Manfaat
1.Dapat menambah pengetahuan kepada
pembaca tentang pemanfaatan pupuk organik
kotoran hewan sebagai pupuk trichokompos.
2.Dapat mengetahui dengan perlakuan yang
terbaik pada pemberian pupuk trichokompos
terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman
semangka(Citrullus vulgar)

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Semangka
1. Klasifikasi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris) adalah tanaman yang berasal dari
Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak
mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan
dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan
memiliki sekitar 750 jenis.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan
memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka
biji dan semangka non biji.
2. Manfaat Buah Semangka

Buah semangka adalah salah satu buah yang bebas lemak karena kadar gula
yang terkandung dalam buah semangka juga terbatas namun memiliki air yang
berlimpah. Kandungan air dan zat kalium yang terkandung dalam buah semangka
serta antioksidan dan vitamin C, provitamin A.Buah semangka mengandung zat
sitrullin dan karotenoid yangmemiliki kandungan likopen yang berfungsi sebagai
antioksidan sebagai penangkal radikal bebas.

3. Manfaat dan Kandungan Gizi Kulit/Pulp Buah Semangka

Kulit/pulp buah semangka juga kaya akan vitamin, mineral, enzim, dan
klorofil. Vitamin - vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka meliputi
vitamin A, vitamin B2 , vitamin B6, vitamin E, dan vitamin C. Kandungan
vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak pada kulit buah semangka
dapat digunakan untuk perawatan kesehatan maupun kecantikan

7
Gambar II.1. Buah Semangka 9

Klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut :


Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris

4. Morfologi Semangka
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim, tumbuh merambat
hingga mencapai panjang 3-5 meter.17 Batangnya lunak, bersegi, berambut dan
panjangnya mencapai 1,5-5 meter. Daun semangka berseling, bertangkai, helaian
daunnya lebar dan berbulu, menjari, dengan ujungnya runcing. Panjang daun
sekitar 3-25 cm dengan lebar 1,5-5 cm. Bagian tepi daun bergelombang dan
pemukaan bawahnya berambut rapat pada tulangnya.

Bunga tanaman semangka muncul pada ketiak tangkai daun, berwarna


kuning cerah. Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan
(staminate), bunga betina (pistillate), dan bunga sempurna (hermaphrodite). Pada
umumnya semangka memiliki bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi

8
Semangka memiliki bentuk yang beragam dengan panjang 20-40 cm, diameter
15-20 cm, dengan berat mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Menurut bentuknya
buahnya dibedakan menjadi tiga yaitu bulat, oval dan lonjong bahkan sekarang
ada yang berbentuk kotak.

Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging dan licin. Daging
kulit semangka ini disebut dengan albedo. Warna albedo semangka putih. Bagian
kulit semangka memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kulit semangka kaya akan zat sitrulin.

Warna kulit buah bermacam-macam, seperti hijau tua, kuning agak putih,
atau hijau muda bergaris putih. Daging buahnya renyah, mengandung banyak air
dan cerah.ïa manis dan sebagian besar berwarna merah, walaupun ada yang
berwarna jingga dan kuning. Bentuk biji pipih memanjang berwarna hitam, putih,
kuning atau cokelat kemerahan bahkan ada semangka tanpa biji (Seedeless).

5. Syarat Tumbuh Semangka


Setiap tanaman memerlukan kondisi optimu3m lingkungan sekitar untuk
memperoleh hasil yang optimum. Kondisi optimum pada hakekatnya tidak pernah
100% tercapai. Lingkungan dalam arti yang luas setiap detik, hari, bulan dan
tahun dipengaruhi oleh faktor-faktor alami yang saling mempengaruhi dan
mengisi. Faktor-faktor tersebut adalah: iklim dibentuk oleh matahari, curah hujan,
angin dan suhu udara, tanah, ketinggian tempat di atas permukaan air laut, tinggi
rendahnya permukaan air tanah, pengairan. Menurut Rukmana (2004) syarat
tumbuh tanaman semangka adalah sebagai berikut:

a. Iklim
Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman semangka adalah 100 sampai
300 meter di atas permukaan laut. Namun demikian pada ketinggian kurang dari
100 meter atau ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut pun masih
dapat ditanam semangka. Apabila suhu udara di sekitar tanaman senantiasa tinggi
dan kering, maka air diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Kebutuhan air ini

9
mutlak, terutama pada masa awal pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang
dibutuhkannya hanya 40 sampai 50 mm per bulan. Bila hujan terlalu lebat dan
lahan sampai tergenang, pertumbuhan tanaman dapat terganggu.

b. Tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami semangka adalah tanah yang sarang
(porous) hingga mudah membuang kelebihan air. Tetapi tanah yang terlalu mudah
membuang air kurang baik pula untuk ditanami semangka, karena tanah demikian
akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering hingga menambahkan
tenaga untuk melakukan kegiatan penyiraman. Sebaliknya, tanah yang terlalu
padat ataupun menyerap dan menyimpan air sama sekali tidak cocok untuk
ditanami tanaman semangka, karena sistem perakaran semangka tidak tahan
terhadap genangan air dan mudah busuk kemudian tanaman akan mati.

B. Pedoman Budidaya
1. Pembibitan
a) Persyaratan Benih

Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import,


terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat
keras dan jenis Haploid (berbiji).

b) Penyiapan Benih

Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah dipilih
disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa
direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut
berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran
kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis
Haploid dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah
membelah pada waktu berkecambah.

10
c) Teknik Penyemaian Benih

Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu


:
a) Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk
mempermudahdalam proses pertumbuhannya;
b) Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1
literair hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik,
Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur) seperti:
Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida
(Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan
sampai air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan.

d) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar


matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik
transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka
dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk
memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3
hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah
matang dan siap ditanami benih tersebut.

e) Pemindahan Bibit

Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan


kantongkantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong
ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan
sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 bagian
tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah
matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai,
dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

11
2. Teknik Penanaman
a) Penentuan Pola Tanaman

Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam


monokultur.

b) Pembuatan Lubang Tanaman

Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian berumur


14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup
besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm.

Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit


dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara
lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup
dengan plastik mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran
1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan
yang diberi lobang.

c) Cara Penanaman

Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya


tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾
tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit
ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit menggunakan
kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman
selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri
dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh
peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate,
dithane M-45, Daconiel).

12
Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
b) Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang
sudahdisiapkan
c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air
agarmedia bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa
tersisa.

3. Penyakit

1) Layu Fusarium

Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang


terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat
dan subur, lambat laun akan. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan
pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal
baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat; (2)
secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.

2) Bercak daun

Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya
menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai
halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti
pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida yang
terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan
dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp
dosis 1-1,5 gram/liter.

13
3) Antraknosa

Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak


coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila
menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan
semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti
pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida Velimex 80
WP dosis 2-2,5 gram/liter air.

4) Busuk semai

Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna
coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di
dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis
1-2 cc/liter air.

5) Busuk buah

Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan


aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya
kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan,
pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

6) Karat daun

Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun
tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk,
tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama
seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga
tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman
sehat.

4. Cara panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat
cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan

14
kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para
pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.

5. Pasca Panen
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik
mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu
buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang
tepat, karena akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah,
dengan kadar air yang sempurna.

Gambar 1. Buah semangka Gambar 2. Bunga semangka

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perlakuan sistem olah tanah berpengaruh nyata terhadap produksi


tanaman,Semangka meliputi jumlah bunga, jumlah buah, diameter buah dan berat
buah.
2. Perlakuan sitem olah tanah maksimum memberikan pengaruh produksi
terbaik Terhadap produksi tanaman semangka.

B. Saran

Untuk mendapatkan pertumbuhabn dan hasil yang optimal pada tanaman


Semangka , henfaknya memperhatikan system pengolahan tanah yang baik sesuai
Dengan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pengolahan tanah minimum dan
Maksimum.Sistem pengolahan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman semangka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2007. Budidaya Semangka. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.Ariani,

E. 2009. Uji Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dan Berbagi Jenis Mulsa Terhadap

Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L).

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru.

SAGU. 8(1) : 5-9.Ashari, S., 1995.Hortikultura aspek budidaya.Universitas

Indonesia Press. JakartaBadan Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah – Buahan di

Indonesia. Badan Pusat Statistik Direktorat Jenderal Hortikultura. Diunduh dari

http://deptan.go.id pada tanggal 27 Januari 2014.Baherta. 2009. Respon Bibit

Kopi Arabika Pada Beberapa Takaran Pupuk Kandang Kotoran Ayam. Jurnal

Ilmiah Tambua, 8 (1) :467-472. Elisman, R. 2001.

Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan

bibit kopi Arabika(Coffee Arabika Var. Kartika 1). Skripsi. Fakultas Pertanian

Universitas Taman Siswa. Padang Sariet al.,2006).Fadilah, K. N. 2012. Penapisan

Fitokimia Kulit Semangka dan Pemanfaatan sebagai Minuman Kesehatan. Stikes.

Tasikmalaya.Final. 1996. Agribisnis Semangka Non Biji.

PenebarSwadaya. Jakarta. Gordon, A. 2007.How to grow watermelon.

Dikutip dari: www.geocities.com/green_cacle/watermelon.html. [10 Februari

2014]Hanafiah, KA. 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.Hartati, S.S, dan F.C. Indriani. 1999.

17

Anda mungkin juga menyukai