Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS

DOSEN PENGAMPU: MAKRUF WICAKSONO SST,MP

DISUSUN OLEH

WULAN SARI ANGGRAINI

01.01.22.536

TAN 1B

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN PEMBANGUNAN

TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmatnya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul
“BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS” yang merupakan salah satu tugas dari mata
kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan membimbing saya.


2. Makruf Wicaksono selaku dosen pembimbing mata kuliah sistem pertanian
berkelanjutan.
3. Teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaika laporan tanaman .

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun yang dapat membantu demi lengkapnya laporan ini. Penulis juga berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan ,17 desember 2022

Wulan sari anggraini

01.01.22536
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………….. i

Kata Pengantar ……………………………………………… ii

Daftar Isi…………………………………………………………… iii

Bab I pendahuluan………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………… 1


1.2. Tujuan……………………………………………………….. 2
1.3. Manfaat……………………………………………………… 3
Bab II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………… 4

2.1. jagung manis ……………………………………………. 4

2.2. karakteristik umum jagung manis…………………………... 5

2.3. syarat tumbuh jagung manis ……………………………. 5

2.4. pupuk kandang .....……………………………………… 6

BAB III Hasil dan Pembahasan…………………………………... 7

3.1. waktu dan tempat pelaksanaan……………………………. 7

3.2. alat dan bahan ……….……………………………………... 7

3.3. metode pengolahan …………….…………………………. 8

BAB IV Penutup (Kesimpulan dan Saran)………………………. 13

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 13

4.2. Saran …………………………………………………………… 13

Daftar Pustaka……………………………………………………….14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi. Manfaat
tanaman jagung bagi kehidupan manusia dan ternak antara lain karena jagung mengandung
senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan vitamin. Fungsi zat gizi yang terkandung
didalamnya dapat memberi energi, membentuk jaringan, pengatur fungsi, dan reaksi biokimia di
dalam tubuh. Semua bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan (Panikkai dkk., 2017). Batang
dan daun jagung yang masih muda sangat bermanfaat untuk pakan ternak dan pupuk hijau.
Klobot (kulit jagung) dan tongkol jagung dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Rambut jagung dapat digunakan sebagai obat kencing manis dan
obat darah tinggi. Namun di sisi lain, pemenuhan kebutuhan jagung nasional sampai saat ini
masih bergantung impor (Kementan, 2015).

utama pemerintah di bidang pangan adalah tercapainya swasembada pangan mulai


tahun 2017 untuk tiga komoditas pangan utama, yaitu padi, jagung dan kedelai. Hal ini
mengindikasikan bahwa jagung merupakan salah satu komoditas yang sangat penting, mengingat
selain menjadi makanan pokok bagi beberapa penduduk di wilayah Indonesia, jagung juga
merupakan bahan pakan utama peternakan unggas dan menjadi bahan baku industri olahan.
Sebelum tahun 1970, jagung lokal dimanfaatkan sebagai makanan pokok manusia. Namun
sejalan dengan berkembangnya industri pakan, dan meluasnya preferensi konsumsi makanan
pokok kepada beras, maka permintaan jagung untuk makanan pokok mengalami penurunan
(Balitbang Pertanian, 2015). Produksi jagung di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 17 juta ton
dan diprediksi pada tahun 2017 mencapai 19 juta ton lebih (Kementan, 2015). Menurut Badan
Pusat Statisik (2017),

Produksi jagung di Indonesia telah memenuhi jumlah permintaan pasar walaupun untuk
memenuhinya dibantu dengan adanya import dari luar negeri, oleh sebab itu Indonesia harus bisa
menghasilkan jagung dalam memenuhi kebutuhannya untuk tidak import tetapi dengan cara
melihat kombinasi dua jarak tanam yaitu konvensional dan jajar legowo.
Proses budidaya jagung dengan sistem tanam legowo merupakan suatu teknologi inovasi
yang dapat mengatasi permasalahan peningkatan produksi jagung di Indonesia. Jajar legowo
dirancang untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui peningkatan populasi tanaman dan
pemanfaatan efek tanaman tepi. Sistem ini sangat berbeda dengan sistem jajar legowo pada padi
sistem ini dirancang untuk peningkatan penyerapan sinar matahari untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan memudahkan perawatan. Menurut Arief dkk. (2015) adanya sistem jajar
legowo akan meningkatkan penerimaan cahaya dan CO2 ke dalam pertanaman maka akan
meningkat pula metabolisme tanaman, sehingga produksi tanaman lebih optimal. Jagung yang
ditanam dengan sistem tanam baris kembar memiliki potensi akses lebih besar untuk penyerapan
air, penerimaan cahaya matahari, penyerapan unsur hara dan meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi kondisi stres pada tanaman jagung (Monsanto, 2013). Pengaturan jarak tanam harus
diimbangi dengan adanya pengendalian gulma di lahan jagung, karena gulma merupakan pesaing
bagi tanaman yang dibudidayakan. Pengendalian gulma harus dilakukan pada saat yang tepat dan
cara yang sesuai. Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki tanaman budidaya karena
akan bersaing dalam merebutkan unsur hara (Gomes dkk., 2014).

Sistem tanam jajar legowo merupakan pola tanam antara dua baris tanam ataupun lebih
yang diberi satu baris kosong. Penanaman dengan jarak konvensional adalah penanaman sistem
satu baris dengan jarak tanam yang sudah biasa diterapkan. Menurut Stalcup (2008) penanaman
sistem dua baris rapat diselingi dengan jarak tanam yang lebih longgar antar dua baris rapat
tersebut dapat memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan penanaman sistem tanam satu
baris. Menurut Gardner dkk. (1996 dalam Erawati 2016), pengaturan kerapatan tanaman
bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat
memanfaatkan lingkungan secara optimal. Berdasarkan hal tersebut perlu dikaji pengaruh
penerapan jarak tanam legowo dan konvensional ditinjau dari respon pertumbuhan dan hasil
panen muda beberapa jagung.

1.2 TUJUAN

 Sebagai laporan budidaya tanaman jagung manis mata kuliah sistem pertanian
berkelanjutan
 Menerapkan kaidah-kaidah sistem pertanian berkelanjutan
 Mengetahui dan memahami secara langsung cara budidaya tanaman jagung manis

1.3 MANFAAT

Adapun manfaat dri pelaksanaan budidaya tanaman jagung ini yaitu:


 Memperoleh keterampilan dalam membudidayakan tanaman jagung manis
 Mengetahui permasalahan yang ada dan cara penanganan yang tepat dalam
membudidayakan tanaman jagung manis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 JAGUNG MANIS

Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga (famili)
rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies Zea mays Saccharata. Jagung manis memiliki ciri-
ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut.
Produk utama jagung manis adalah buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan
kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian
utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Koswara , 2009).

Tanaman jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari setelah tanam
atau pada saat masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi
pati sehingga biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar pati
lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh gen sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat
pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung
menjadi 4 – 8 kali lebih manis dibandingkan dengan tanaman jagung biasa, kadar gula yang tinggi
menyebabkan biji menjadi berkeriput (Rifianto, 2010).

Jagung manis termasuk dalam keluarga rumput–rumputan, tanaman jagung manis dalam sistematika
(Taksonomi) tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaeae

Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L. (Rukmana, 2010).

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim. Akar tanaman jagung dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung sangat banyak. Sementara pada
tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas. Batang tanaman jagung bulat silindris,
tidak berlubang, dan beruas – ruas (berbuku – buku) sebanyak 8 – 20 ruas. Jumlah ruas tersebut
bergantung pada varietas yang ditanam dan umur tanaman. Tanaman jagung tingginya sangat bervariasi,
tergantung pada jenis varietas yang ditanam dan kesuburan tanah. Struktur daun tanaman jangung terdiri
atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Jumlah daun setiap tanaman jagung bervariasi antara 8 –
48 helai, namun pada umumnya berkisar antara 18 - 12 helai tergantung pada varietas dan umur tanaman
daun jagung berbentuk pita atau garis dengan letak tulang daun di tengah- tengah daun sejajar dengan
daun, berbulu halus, serta warnanya bervariasi (Rukmana, 2010). Daun tanaman jagung keluar dari buku
– buku batang. Daun terdiri dari tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun dan helai daun. Kelopak daun
umumnya membungkus batang (Purwono dan Hartono, 2006).

Pada saat jagung berkecambah, akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel,
kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping. Akar adventatif merupakan bentukan akar
lain yang tumbuh dari pangkal batang di atas permukaan tanah kemudian menembus dan masuk kedalam
tanah ( Suprapto dan Marzuki, 2005).

2.2 KARATERISTIK UMUM JAGUNG MANIS

Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt L.) termasuk famili graminae sub famili panacoidae.
Jagung manis termasuk tanaman monokotiledonus. Berdasarkan tipe pembungaannya jagung manis
termasuk tanaman monoecius yang memiliki bunga yang terpisah pada satu tanaman. Berdasarkan tipe
penyerbukannya, jagung manis termasuk tanaman yang menyerbuk silang. Jagung manis sulit dibedakan
dengan jagung biasa. Perbedaannya terletak pada warna bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan
pada jagung manis berwarna putih, sedangkan jagung biasa berwarna kemerahan. Jagung manis siap
dipanen ketika tanaman berumur antara 60-70 hari (Admaja, 2006).

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan
jarak tanam. Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan
Jumiati, 2003). 7 Idham (2004) menyatakan bahwa berimbangnya antara pertumbuhan vegetatif dan
generatif pada awal fase generatif dapat memperbaiki organ reproduktif secara keseluruhan.
2.3 SYARAT TUMBUH JAGUNG MANIS

Syarat tumbuh bagi tanaman jagung manis yakni cahaya matahari cukup atau tidak ternaungi,
suhu optimum 24 – 30˚C, curah hujan merata sepanjang umur tanaman antara 100 – 200 mm perbulan,
ketinggian tempat optimal hingga 300 mdpl (Emedinta, 2004). Pertumbuhan jagung manis optimal pada
tanah lempung berdebu dan derajat kemasaman 5,0 – 7,0 serta bebas dari genangan air. Jagung
merupakan tanaman C4 yang memiliki daya adaptasi pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan seperti
intensitas radiasi surya tinggi, suhu siang dan malam yang tinggi, curah hujan rendah serta kesuburan
tanah yang rendah.

2.4 PUPUK KANDANG

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam
tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-
bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah
bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya
serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman.
Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar 8
tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat
(Hasibuan, 2006).

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine)
hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas. Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung
unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara
makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro
seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar
berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari kotoran cair (Santoso, 2002).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 11 november – 6 desember 2022 dari awal pemilihan
lahan hingga pembumbunan tanaman jagung manis. Dan tempat pelaksanaanya di lakukan di
area lahan polbangtan medan tepatnya di tefa sebelah hidroponik.

3.2 ALAT DAN BAHAN

ALAT

 Cangkul
 Kayu
BAHAN
 Benih tanaman jagung manis
 Pupuk kandang
3.3 METODE PENGOLAHAN
 PEMILIHAN LAHAN DAN PEMBUATAN BEDENGAN

(gambar 1) (gambar 2)

Pada tanggal 11 november 2022 saya melakukan pemilihan lahan dengan panjang lahan
4 meter per orang seperti gambar 1 diatas. Setelah itu saya melakukan pembuatan drainase
dengan lebar bedengan 1 meter sedangkan lebar drainase 20 cm,fungsi bedengan itu sendiri
adalah u ntuk menjaga kelembaban tanah menjadi stabil

 MERATAKAN BEDENGAN

(gambar 3)
Pada tangal 15 november 2022 saya melanjutkan kegiatan saya dengan melakukan
perataan pada atas bedengan. Yang bertujuan untuk supaya tanah tersebut tidak menggumpal
dan agar bedengan sama rata seperti pada gambar di atas

 PENANAMAN

(gambar 4) (gambar 5)

Pada tanggal 17 november 2022 saya melakukan penanaman dengan membuat lubang
tanam terlebih dahulu menggunakan kayu atau biasa disebut dengan tugal yang bertujuan
agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan tidak cepat menyentuh tanah yang keras seperti
gambar 4 diatas dengan jarak tanam 50x20 cm,dari jarak tanam tersebut terdapatlah 19
lubang tanam dengan panjang bedengan 4 meter.
Selanjutnya saya melakukan penanaman tanaman jagung dengan memasukkan 2 benih
kedalam 1 lubang bertujuan agar jika benih satu tidak tumbuh maka ada penyisipan di benih
satu nya lagi

 SANITASI LAHAN
(gambar 6)

Sanitasi lahan saya lakukan pada tanggal 25 november 2022 pada saat tanaman jagung
tumbuh di usia 8 hari setelah tanam. Sanitasi ini bertujuan supaya dapat mengurangi atau
mencegah kerusakan tanaman berikutnya serta dapat mengurangi hama dan penyakit pada
tanaman jagung

 PENYULAMAN

(gambar 7)
Saya melakukan penyulaman pada tanggal 28 november 2022 diakukan agar terdapat
keseragaman pada tanaman ,dikarenakan adanya tanaman jagung yang tidak tumbuh akibat
curah hujan yang berlebihan sehingga membuat tanaman menjadi mati

 PEMBUMBUNAN

(gambar 8)
Pebumbunan ini saya lakukan pada tanggal 29 november setelah penyulaman dilakukan
agar memperkokoh sosok tanaman, pembumbunan ini lebih efisien lagi jika dilakukan
dengan penyiangan atau sanitasi
Sampai dengan selasa tanggal 06 desember 2022 perkembangan tanaman jagung kurang
lebih sekitar 30 cm.
BAB VI
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari hasil laporan ini dapat kita lihat bahwa perkembangan jagung yang kurang efisien
Dan juga perlu dilakukan pemupukan pada tanaman jagung manis

4.2 SARAN
Demikian laporan ini saya buat karna ini masih banyak kekurangan. Mohon kepada
pembaca supaya bisa memberi masukan atau keritik yang membangaun kepada penulis supaya
penulis bisa mengetahui kesalahan dan dapat memperbaiki kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA

 https://eprints.umm.ac.id/41593/2/BAB%201.pdf
 http://eprints.umm.ac.id/35028/3/jiptummpp-gdl-arifimbarm-48565-3-bab2pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai