Nama Kelompok :
1 Achmad Aidil 22711001
2 Egi Safifi 22711011
3 M. Rendi Bachtiar 22711019
4 Rina Aryati Asmara 22711028
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................3
DAFTAR TABEL................................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................6
2.1 Jagung (Zea mays.L.)................................................................................................................6
2.2 Pupuk Kandang.........................................................................................................................8
2.3 Sekam Bakar..............................................................................................................................8
BAB III METODOLOGI....................................................................................................................9
3.1 Waktu dan tempat.....................................................................................................................9
3.2 Alat dan bahan...........................................................................................................................9
3.3 Langkah kerja:..........................................................................................................................9
3.4 Vriabel Pengamatan..................................................................................................................9
BAB IV RAB DAN JADWAL PELAKSAAAN..............................................................................10
4.1 RAB (Rancangan Anggaran Biaya).......................................................................................10
4.2 Jadwal Pengamatan.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tanaman Jagung...............................................................................................................6
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Anggaran Biaya................................................................................................10
Tabel 2 Jadwal Pengamatan.............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut data BPS pada tahun 2022, provinsi lampung dengan memanen 1443 095,58 (ton)
jagung dari luas lahan sebesar 223 859,75 (ha). Peningkatan produksi jagung manis dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan aplikasi pupuk kandang.pemupukan dapat
lebih baik di lakukan dengan mengaplikasikan pupuk kandang (Khan et al., 2021).
Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan
yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah
(Harja et al., 2023)
. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami
pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut
sebagai pukan.
Pupuk organik sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan
kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik akan mengembalikan bahan
organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Nasution et al., 2021) .
Pupuk organik itu sendiri bisa berasal dari pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk yang terbuat
dari sisa-sisa tumbuhan, humus dan lain-lain. Pupuk kandang ini bisa berasal dari kotoran ayam
dan kotoran kambing.
Sekam bakar merupakan limbah yang didapat dari hasil bekas gilingan padi dan kemudian
dimanfaatkan menjadi media tanam. Walaupun sekam padi sering dianggap sebagai limbah,
dengan pengelolaan yang tepat, ia bisa dimanfaatkan menjadi media tanam . Arang sekam atau
sekam bakar juga hasil pembakaran dari sekam padi. Penambahan arang dan abu sekam dapat
memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan kesuburan tanah (Andriana et al., 2013) .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan arang dan abu sekam pada
berbagai proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas dan porositas tanah liat, serta pertumbuhan
jagung.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk dapat mengetahui dosis efektif yang di butuhkan baik dari
pupuk kandang maupun sekam bakar.
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi tanaman jagung (Zea mays) mencakup berbagai bagian dan karakteristik fisik yang
dapat diidentifikasi. Berikut adalah beberapa morfologi penting yang umumnya ditemukan pada
tanaman jagung:
1. Batang (Stem)
Batang jagung biasanya berbentuk silindris dan tegak batang muda biasanya berwarna hijau,
tetapi bisa berubah menjadi berwarna kuning atau coklat saat tanaman matang. Batang jagung
memiliki nodus (titik di mana daun dan cabang tumbuh) dan ruas di antara nodus.
2. Daun (Leaves)
Daun-daun jagung biasanya besar dan lebar dengan venasi paralel. Daun-daunnya bisa
tumbuh panjang dan datar daun muda jagung berwarna hijau muda dan berambut halus
(trichomes).
3. Akar (Roots)
Tanaman jagung memiliki sistem akar yang dalam dan kuat akar serabut menjalar ke dalam
tanah, membantu menyerap air dan unsur hara.
4. Bulu Jagung (Ear)
Bulu jagung adalah struktur betina yang muncul di bagian daun yang disebut "telinga" yang
mengandung tongkol jagung. Bulu jagung berisi rambut-rambut yang merupakan benang sari
yang menangkap serbuk sari.
5. Bunga(Flower)
Bunga jagung terdiri dari bunga jantan ditassel dan bunga betina (di bulu jagung). Bunga
jantan menghasilkan serbuk sari, sementara bunga betina memiliki bakal biji yang perlu
dibuahi oleh serbuk sari untuk menghasilkan biji jagung.
6. Buah(fruit)
Buah jagung adalah tongkol yang berisi biji jagung yang terletak di sepanjang tangkai.Biji
jagung adalah hasil reproduksi tanaman dan dapat bervariasi dalam warna, ukuran, dan
tekstur tergantung pada jenis jagung.
Tanaman jagung juga harus memilki syarat tumbuh agar tanaman jagung dapat tumbuh dengam
subur tanpa adanya serangan dari hama dan juga penyakit dan dapat menghasilkan hasil panen
yang bagus.di bawah ini beberapa hal yang diperlukan dalam syarat tumbuh jagung:
1. Iklim:
Jagung umumnya tumbuh dengan baik dalam iklim subtropis hingga iklim hangat. Suhu ideal
untuk pertumbuhan jagung adalah antara 20°C hingga 30°C. Jagung biasanya tidak tumbuh
baik pada suhu di bawah 10°C.Jagung memerlukan banyak sinar matahari, sehingga lokasi
yang mendapat paparan sinar matahari penuh sangat diinginkan.
2. Tanah:
Jagung tumbuh terbaik di tanah yang subur dan kaya akan bahan organik. Tanah liat berpasir
dengan pH sekitar 6 hingga 7 adalah yang paling sesuai.Tanah harus memiliki kemampuan
drainase yang baik untuk menghindari genangan air, yang dapat merusak akar tanaman.
3. Air:
Tanaman jagung memerlukan cukup air selama periode pertumbuhan aktifnya, terutama
selama pembentukan tongkol.Irigasi yang baik atau curah hujan yang memadai sangat
penting, terutama selama musim kering.
4. Pemupukan:
Jagung adalah tanaman pemakan nitrogen yang cukup besar. Pemupukan dengan pupuk
nitrogen, fosfor, dan kalium yang seimbang diperlukan.Perlu juga memperhatikan pupuk
mikro, seperti besi dan magnesium, untuk menghindari defisiensi unsur hara.
5. Penyiangan dan Pembersihan:
Menjaga area sekitar tanaman jagung bebas dari gulma penting untuk menghindari kompetisi
untuk air, unsur hara, dan sinar matahari.Gulma juga dapat menjadi tempat bersemayam hama
dan penyakit.
6. Rotasi Tanaman:
Praktik rotasi tanaman adalah penting untuk menghindari penumpukan penyakit atau hama
yang menyerang jagung.
7. Pemeliharaan:
Jagung dapat tumbuh tinggi, jadi tanaman mungkin perlu ditopang agar tidak roboh saat angin
kencang.Penyiraman harus dilakukan secara konsisten dan cukup selama periode
pertumbuhan aktif.
8. Perlindungan dari Hama dan Penyakit:
Jagung rentan terhadap berbagai hama dan penyakit, seperti ulat grayak, kutu daun, penyakit
bulai, dan lainnya. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan yang tepat diperlukan.
9. Varietas Jagung yang Sesuai:
Pilih varietas jagung yang sesuai dengan iklim dan kondisi tumbuh di wilayah Anda.
10. Waktu Penanaman:
Jagung biasanya ditanam pada awal musim semi atau musim gugur, tergantung pada lokasi
geografis dan musim tanam yang sesuai.
2.2 Pupuk Kandang
Dari judul yang kami buat bahwasannya penggunaan pupuk kandang dan sekam tidak luput
dari yang nama nya kekurangan dan kelebihan. Di bawah ini merupakan kekurangan dan kelebihan
dari penggunaan pupuk kandang dan sekam bakar:
Keuntungan nya:
1. Peningkatan hasil panen:
Pemberian pupuk kandang dan sekam bakar yang tepat dapat meningkatkan hasil panen
tanaman jagung. Nutrisi yang diberikan oleh pupuk ini mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sehingga menghasilkan tongkol jagung yang lebih besar dan
berkualitas.
2. Diversifikasi nutrisi tanaman:
Pupuk kandang dan sekam bakar tidak hanya memberikan nutrisi makro (N, P, K) tetapi juga
mengandung unsur hara mikro dan bahan organik penting lainnya yang mendukung
pertumbuhan tanaman yang seimbang.
3. Peningkatan kandungan organik:
Pupuk kandang dan sekam bakar juga mengandung bahan organik, yang dapat meningkatkan
kandungan materi organik dalam tanah. Ini membantu meningkatkan struktur tanah, retensi
air, dan ketersediaan unsur hara.
Kerugian nya
1. Risiko Kontaminasi Patogen:
Pupuk kandang yang tidak terolah dengan baik dapat mengandung patogen atau penyakit
tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang terkontaminasi ini dapat menyebabkan
penyebaran penyakit ke tanaman jagung.
2. Bau dan Lingkungan Hidup:
Penggunaan pupuk kandang dapat menghasilkan bau yang tidak sedap yang dapat
mengganggu lingkungan sekitarnya. Selain itu, jika pupuk kandang terlalu berlebihan
digunakan, dapat mencemari air tanah dan sungai dengan nutrien berlebih, yang dapat
merusak ekosistem air.
3. Pencemaran Lingkungan:
Jika pupuk kandang digunakan secara berlebihan atau tidak dikelola dengan baik, dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan melalui peningkatan aliran nutrisi ke sumber air, yang
dapat mengakibatkan masalah ekologis seperti eutrofikasi (peningkatan nutrisi berlebih).
Andriana, H. K., Izzati, M., & Saptiningsih, E. (2013). Pengaruh penambahan arang dan abu sekam dengan
proporsi yang berbeda terhadap permeabilitas dan porositas tanah liat serta pertumbuhan kacang
hijau (Vigna radiata L). Jurnal Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 21(1), 1–9.
Garnida, Y. (2018). PENGARUH SUHU PENGERINGAN DAN JENIS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK TEH
HERBAL RAMBUT JAGUNG (Corn Silk Tea). Pasundan Food Technology Journal, 5(1), 63.
https://doi.org/10.23969/pftj.v5i1.811
Harja, Y., Yusnaini, S., Prasetyo, D., & Lumbanraja, J. (2023). Pengaruh Pemberian Biochar dan Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Populasi Dan Biomassa Cacing Tanah Pada Pertanaman Jagung (Zea mays
L.). Journal of Tropical Upland Resources, 05(01), 15–30.
Katili, A. S., Lamondo, D., & Kasim, V. N. A. (2023). Inovasi Produk Olahan Jagung dan Kerang Darah Untuk
Atasi Stunting. Abdimas, 27(1), 83–87.
Khan, M. B. M., Arifin, A. Z., & Zulfarosda, R. (2021). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.). AGROSCRIPT: Journal
of Applied Agricultural Sciences, 3(2), 113–120. https://doi.org/10.36423/agroscript.v3i2.832
Nasution, F. A., Purba, R., & Situemang, R. (2021). PENGARUH PEMBERIAN BOKASI Azolla micropylla
DANPUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT
(Capsicum frutescens L) (Daucus carotaL.). Jurnal Rhizobia, 3(1), 27–34.
https://doi.org/10.36985/rhizobia.v10i1.462