DOSEN PENGAMPU :
1. Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, M.P
2. Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P.
DISUSUN OLEH :
Kelompok I
2. Bahan
Benih Jagung
Lahan
Air
Pupuk Dasar (Pupuk Kandang)
Pupuk Organik Cair (POC)
3.3 Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dan tanah digemburkan. Lalu membuat bedengan dengan tinggi
bedengan 30 cm dan luas parit 50 cm.
2. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar.
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Dalam satu bedengan diberikan 1 karung pupuk
kandang dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.
3. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum
ini perlakuan jarak tanam sama. Penanaman dilakukan dengan cara tunggal
dengan kedalaman lobang tanam 5 cm dengan jumlah 1 benih/lubang tanam.
Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Pupuk Organik Cair, Pada
praktikum ini perlakuan pemupukan untuk pupuk ini bervariasi dengan percobaan
ke-1 tanpa pupuk, 2 dngn dosis 10ml poc/liter air, 3 dngn dosis 20ml poc/liter air,
4 dngn dosis 30m poc/liter air, Pemupukan pertama dilakukan pada saat
penanaman benih.
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini
menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa
kurang air perlu dilakukan penyiraman.Akan tetapi penyiraman biasanya
dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll.
Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.
6. Panen
Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat
kecoklatan pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering,
keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan
dengan cara mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.
3.4 Parameter Pelaksanaan
Pada praktikum ini di lakukan pengamatan dengan cara menghitung
dan mengukur :
1. Tinggi tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman
mulai berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya
dengan interval 1 minggu sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran
tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris dan meteran,
pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur dari titik tumbuh
(pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.
2. Jumlah daun
Pada pengamatan jumlah daun ini dilakukan pada saat tanaman
berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya
dilakukan 1 minggu sekali sampai berbunga. Jumlah daun di hitung
mulai daun bagian bawah sampai pada daun bagian atas.
3. Umur berbunga
Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah
tanam hingga munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah
umur munculnya bunga jantan (pollen) dan umur munculnya bunga
betina (stigma) .
4. Umur panen
Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam
sampai pada saat panen.
5. Panjang tongkol/tanaman
Pada pengamatan panjang tongkol/tanaman ini dilakukan dengan
cara mengukur panjang tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman
menggunakan penggaris.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, Y. 2015. Respon tanaman jagung manis (Zea mays saccharata) terhadap
kombinasi pupuk anorganik dan pupuk Bio-slurry padat. [Skripsi].
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar lampung. 7-11 hal.
Rinaldi, dkk. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Yang
Ditumpangsarikan Dengan Kedelai (Glycine Max L.). Fakultas Pertanian
Jurusan Agroteknologi Universitas Taman siswa, Padang. 2009.