Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

“Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran terhadap


Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata)”

DOSEN PENGAMPU :
1. Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, M.P
2. Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P.

DISUSUN OLEH :
Kelompok I

Angga Hidayat D1A022004


Susi Christina D1A022005
Sakia Urmilla Putri D1A022006
Karlos Simbolon D1A022013
Helmy Anwar D1A022014
Rasita Afiqah D1A022030

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman Jagung (Zea mays L. Saccharata) merupakan salah satu jenis
tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini
merupakan salah satu tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama, jagung menjadi sumber pangan di beberapa
daerah. Seperti di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai
bahan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung ditanam sebagai pakan
ternak, yaitu tongkol dan daunnya sebagai hijauan, bijinya dapat dibuat menjadi
minyak atau dibuat menjadi tepung jagung atau maizena, tepung biji dan tepung
tongkolnya dapat menjadi bahan baku industri (Prahasta, 2009).
Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar ke-2 setelah
padi dalam subsektor tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) terus meningkat, sekalipun pada saat krisis ekonomi.
kondisi demikian mengindikasikan besarnya peranan jagung dalam memacu
pertumbuhan subsektor pangan dan perekonomian (Akil dan Dahlan, 2008).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung
manis. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat
ditempuh dengan pemberian pupuk. Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu
pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Salah satu pupuk yang dapat di gunakan yaitu pupuk organik cair. Pupuk
organik cair merupakan salah satu yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik
cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar
yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu,
Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat
antara lain dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara (Yusuf,
2010).
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis
yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian
melalui tanah (Dartius, 2001).
Pemberian pupuk dengan dosis yang tinggi menyebabkan kandungan
unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu juga dengan
semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman,
maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis
yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada
tanaman (Samekto, 2006).
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap tanaman jagung manis yang dibudidayakan dengan
perlakuan pengaturan dosis pemupukan dengan menggunakan pupuk organik cair.

1.2 Kegunaan dan Tujuan Praktikum


1. Untuk kerangka acuan dalam melaksanakan proyek dan untuk memenuhi
persyaratan dalam menempuh mata kuliah Ekologi Tanaman pada Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
2. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh berbagai takaran pupuk organik
cair (POC) limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis
(Zea mays L. Saccharata).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Jagung Manis


Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan
spesies Zea mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung
sebagai berikut::
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Kelas :Monocotyledoneae
Subkelas :Commelinidae
Ordo : Graminac
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays saccharata L.
(USDA, 2017).
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah
akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar
seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula
berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian setelah takar adventif
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,
semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut
akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Perkembangan akar jagung
(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik
dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan
indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran
aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar
(Rinaldi, 2009).
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi
tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu
kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).
Batang tanaman jagung silindris dan tidak berlubang seperti halnya batang
tanaman padi. Batang tanaman jagung yang masih muda (hijau) rasanya manis
karena cukup banyak mengandung zat gula. Rata-rata panjang (tinggi) tanaman
jagung antara satu sampai tiga meter di atas permukaan tanah (Warisno, 1998).
Daun jagung mulai terbuka sesudah koleoptil muncul di atas permukaan
tanah. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun
umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka
sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis
mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang
(temperate). Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah
daun menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun
bervariasi antara 30-150 cm dan lebar daun 4-15 cm dengan ibu tulang daun yang
sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-kadang berombak (Wakman, et
al., 2007).
Jagung merupakan tanaman berumah satu monoecious dimana letak bunga
jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman
C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan
hasil. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain daun
mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi
rendah dan efisien dalam penggunaan air (Rinaldi, 2009).
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.
Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada
bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang
terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang
jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp
menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah (Warisno, 1998).
Menurut Rinaldi (2009), biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
1. Pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari
organisme pengganggu dan kehilangan air;
2. Endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang
mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya;
3. Embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar
radikal, scutelum, dan koleoptil

2.2 Syarat Tumbuh


Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 0-1.300 m dari permukaan laut dan dapat hidup baik di daerah panas
maupun dingin. Selama pertumbuhannya, tanaman jagung harus mendapatkan
sinar matahari yang cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Selain
itu, Iklim diakhir bulan kering akan berpengaruh oleh kemampuan tanah menahan
air sehingga air tersedia untuk kebutuhan tanaman dan evaporasi. Umumnya tanah
di lahan kering berupa Ultisol atau Oksisol memiliki kemampuan menahan air
rendah, sehingga cekaman kekeringan juga menjadi kendala. Pengkajian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pertumbuhan tanaman jagung
untuk terhindar dari serangan penyakit (Purwono, 2005).
Untuk pertumbuhan optimalnya jagung menghendaki penyinaran matahari
yang penuh. Di tempat-tempat yang teduh pertumbuhan jagung akan merana dan
tidak mampu membentuk buah. Di Indonesia suhu semacam ini terdapat di daerah
dengan ketinggian antara 0 - 600 m dpl dan curah hujan optimal yang dihendaki
antara 85 - 100 mm per bulan merata sepanjang pertumbuhan tanaman (Wakman
dan Burhanuddin, 2007).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Jagung
dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan pengolahan
yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung
dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga
aerase dan ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik.
Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung berkisar
antara 5,6 – 7,5 (Rinaldi, 2009).
Jumlah radiasi surya yang diterima tanaman selama fase pertumbuhan
merupakan faktor yang penting untuk penentuan jumlah biji. Intensitas cahaya
merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman jagung oleh sebab itu
tanaman jagung harus mendapatkan cahaya matahari langsung. Bila kekurangan
cahaya batangnya akan kurus, lemah, dan tongkol kecil serta hasil yang
didapatkan rendah (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

2.3 Literatur Tentang Perlakuan


Pupuk merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih unsur hara
bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Tidak lengkapnya unsur hara
dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman dan produktivitasnya.
Ketidaklengkapan salah satu atau beberapa zat hara tanaman dapat diperbaiki
dengan cara menambahkan pupuk tertentu pada tanahnya (Pratama, 2015).
Kebutuhan pupuk setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pupuk yang diberikan
biasanya didasarkan pada kebutuhan tanaman dan ketersediaan unsur hara di
dalam tanah. Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat tergantung oleh kesuburan
tanah dan diberikan secara bertahap. Tanaman jagung manis membutuhkan unsur
N lebih banyak yaitu 150-300 kg N/ha dibandingkan dengan tanaman jagung
biasa yang hanya membutuhkan unsur N sebanyak 70 kg N/ha. Menurut
Martajaya dkk. (2010), anjuran dosis pupuk untuk tanaman jagung manis yaitu
300 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP-36, dan 50 kg/ha KCl. Pupuk tersebut diaplikasikan
dengan cara ditugal sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari batang tanaman dan
ditutup dengan tanah (Fachrista dan Isuukindarsyah, 2012).
Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam
Pupuk dibagi ke dalam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung
secara alami . Pupuk organik cair merupakan pupuk yang tersusun dari bahan
organik yang pada umumnya mengandung nitrogen dan unsur lain yang berasal
dari tumbuhan dan hewan yang disiramkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai
sumber hara.
Limbah sayuran merupakan kumpulan dari berbagai macam sayuran
setelah disortir karena tidak layak dijual. limbah sayuran mengandung senyawa
dan berbagai bakteri pengurai. Senyawa dan bakteri tersebut dapat meningkatkan
kesuburan tanah dengan cara menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanah. Bahan tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair (POC) dengan
mencampurkan berbagai komponen bahan-bahan tertentu. Limbah sayuran
mengandung unsur-unsur yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
pupuk organik cair (POC). Bahan tersebut mempunyai kandungan air yang tinggi,
karhohidrat, protein, dan lemak dan juga mengandung serat, fosfor, besi, kalium,
kalsium, vitamin A, vitamin C, dan Vitamin K. Semua unsur tersebut mempunyai
fungsi yang bisa membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan
tanaman. Sehingga sangat bagus dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk
organik cair (POC). Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan
nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat memanfaatkan limbah
pasar tersebut adalah dengan cara mengelolanya menjadi pupuk organik cair
(POC) karena pupuk organik cair dianggap lebih cepat meresap kedalam tanah
dan dengan cepat dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman serta tidak merusak
tanah dan tanaman.
Pupuk ini berupa bahan organik yang disiramkan pada media tanam untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman untuk membantu
pertumbuhan sehingga mampu bereproduksi dan tumbuh dengan baik. Pupuk
organik cair (POC) limbah sayuran merupakan hasil pembusukan dari sayur-
sayuran yang melibatkan aktivitas mikroorganisme. Pupuk ini berupa bahan-
bahan organik yang disiramkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan
unsur hara yang diperlukan tanaman untuk membantu pertumbuhan tanaman
sehingga mampu bereproduksi dan tumbuh dengan baik.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.2. Waktu dan Tempat


Praktikum ini akan dilaksanakan pada Hari Kamis pada pukul 15.00 WIB
di Lahan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2. Alat dan Bahan


1. Alat
 Cangkul
 Tali rafia
 Meteran/mistar
 Gembor
 Parang
 Ember
 Gayung

2. Bahan
 Benih Jagung
 Lahan
 Air
 Pupuk Dasar (Pupuk Kandang)
 Pupuk Organik Cair (POC)

3.3 Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dan tanah digemburkan. Lalu membuat bedengan dengan tinggi
bedengan 30 cm dan luas parit 50 cm.
2. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar.
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Dalam satu bedengan diberikan 1 karung pupuk
kandang dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.
3. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum
ini perlakuan jarak tanam sama. Penanaman dilakukan dengan cara tunggal
dengan kedalaman lobang tanam 5 cm dengan jumlah 1 benih/lubang tanam.
Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Pupuk Organik Cair, Pada
praktikum ini perlakuan pemupukan untuk pupuk ini bervariasi dengan percobaan
ke-1 tanpa pupuk, 2 dngn dosis 10ml poc/liter air, 3 dngn dosis 20ml poc/liter air,
4 dngn dosis 30m poc/liter air, Pemupukan pertama dilakukan pada saat
penanaman benih.
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini
menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa
kurang air perlu dilakukan penyiraman.Akan tetapi penyiraman biasanya
dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll.
Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.
6. Panen
Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat
kecoklatan pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering,
keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan
dengan cara mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.
3.4 Parameter Pelaksanaan
Pada praktikum ini di lakukan pengamatan dengan cara menghitung
dan mengukur :
1. Tinggi tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman
mulai berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya
dengan interval 1 minggu sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran
tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris dan meteran,
pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur dari titik tumbuh
(pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.
2. Jumlah daun
Pada pengamatan jumlah daun ini dilakukan pada saat tanaman
berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya
dilakukan 1 minggu sekali sampai berbunga. Jumlah daun di hitung
mulai daun bagian bawah sampai pada daun bagian atas.
3. Umur berbunga
Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah
tanam hingga munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah
umur munculnya bunga jantan (pollen) dan umur munculnya bunga
betina (stigma) .
4. Umur panen
Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam
sampai pada saat panen.
5. Panjang tongkol/tanaman
Pada pengamatan panjang tongkol/tanaman ini dilakukan dengan
cara mengukur panjang tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman
menggunakan penggaris.
DAFTAR PUSTAKA

Akil, M. dan H. A. Dahlan. 2009. Budidaya Jagung dan Deseminasi Teknologi.


Balai Penelitian Tanaman Serelia,Maros.

Fachrista, A., dan Isuukindarsyah. 2012. Jagung.


http://babel.litbang.pertanian.go.id.

Prahasta, A. 2009. Budidaya-Usaha-Pengolahan-Agrobisnis-Jagung. Pustaka


Grafik. Bandung. Diakses di http://scholar.unand.ac.id Budidaya-Usaha-
Pengolahan-Agrobisnis-Jagung./3930/4.pdf,

Pratama, Y. 2015. Respon tanaman jagung manis (Zea mays saccharata) terhadap
kombinasi pupuk anorganik dan pupuk Bio-slurry padat. [Skripsi].
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar lampung. 7-11 hal.

Purwono, Rudi. Bertanaman jagung unggul. Penebar Swadaya. Jakarta, 2005.

Rinaldi, dkk. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Yang
Ditumpangsarikan Dengan Kedelai (Glycine Max L.). Fakultas Pertanian
Jurusan Agroteknologi Universitas Taman siswa, Padang. 2009.

Wakman, W dan Burhanuddin. 2007. Pengelolaan Penyakit Prapanen Jagung.


Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Jakarta. 81 hal.

Anda mungkin juga menyukai