TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sistematika
Tumbuhan yang tercantum kedalam famili ataupun ordo poaceae ini merupakan tipe
tumbuhan yang mempunyai begitu banyak khasiat antara lain memiliki sumber karbohidrat.
Diantara khasiat dari tumbuhan ini ialah dalam bidang kesehatan contohnya bisa melawan
kanker, ada sumber protein, menghindari terbentuknya amenia, melindungi imun imunitas
badan serta sumber kalium. Dalam ilmu pengglongan tanaman, jagung mempunyai nama
ilmiah Zea mays saccharata. Peran tumbuhan jagung bisa diklasifikasikan selaku berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Genus : Zea
(agrotek.id, 2019)
2.1.2 Morfologi
a) Sistem perakaran
Jagung manis mempunyai pangkal sabut dengan 3 berbagai pangkal, ialah pangkal
seminal, pangkal adventif, serta pangkal kait ataupun penyangga. Pangkal seminal
merupakan pangkal yang tumbuh dari radikula serta embrio. Perkembangan pangkal
perkembangan pangkal seminal hendak menyudahi pada fase V3. Pangkal adventif yakni
pangkal yang semula tumbuh dari novel diujung mesokotil, setelah itu set pangkal
adventif tumbuh dari masing- masing novel secara berentetan serta terus keatas antara 7-
10 novel, seluruhnya dibawah permukaan tanah. Pangkal adventif tumbuh jadi serabut
pangkal tebal. Pangkal seminal cuma sedikit berfungsi dalam siklus hidup jagung.
Pangkal adventif berfungsi dalam pengambilan air serta hara. Bobot total pangkal jagung
terdiri atas 52% pangkal adventif seminal serta 48% pangkal nodal. Pangkal kait ataupun
penyangga merupakan pangkal adventif yang timbul pada 2 ataupun 3 novel diatas
permukaan tanah. Guna dari pangkal penyangga merupakan melindungi supaya tumbuhan
senantiasa tegak serta menanggulangi rebah batang. Pangkal ini pula menolong
b) Batang
Tumbuhan jagung mempunyai struktur batang cukup tegak, gampang nampak serta
beruas. Ruas terbungkus oleh pelepah daun yang timbul dari buku daun. Tumbuhan
jagung mempunyai batang yang tidak memiliki banyak lignin. Batang jadi bagian
morfologi yang berperan buat menopang badan tumbuhan jagung. Terdapat 3 bagian yang
terdapat pada batang, ialah bagian epidermis ataupun bagian kulit daun luar, bagian
c) Daun
Daun pada tanaman jagung merupakan daun ideal dengan bentuk memanjang. Daun
tanaman jagung ini berwarna hijau muda saat masih muda, hijau redup saat tanaman tua,
dan kuning saat tanaman tua. Selanjutnya, ada ligule antara pelepah daun dan ujung
tombak daun. Tanaman jagung memiliki daun yang kerangka daunnya relatif terhadap
tulang induk tanaman jagung. Lapisan luar daun pada tanaman jagung ada yang shaggy
dan ada juga yang berliku-liku. Daun tanaman jagung memiliki stomata atau mulut daun
sebagai bobot bebas yang merupakan kualitas gilingan dari famili atau permintaan
Poaceae. Setiap stomata pada tumbuhan daun dikelilingi oleh sel epidermis sebagai kipas.
Desain ini memainkan peran besar dalam melakukan respons untuk bereaksi terhadap
d) Bunga
Bunga yang dimiliki oleh tanaman jagung terdiri dari bunga jantan dan bunga betina,
yang masing-masing bercabang atau bercabang dalam satu tanaman atau berumah satu.
Setiap bunga pada tanaman jagung memiliki desain tertentu dari bunga yang tercatat
dalam famili atau permintaan Poaceae yang dituturkan oleh kuntum. Pada tanaman
jagung, lovebird glumae atau ilalang memblok 2 kuntum. Bunga jantan dapat terbentuk
pada titik tertinggi tanaman jagung, yaitu sebagai karangan bunga atau perbungaan. Pada
tanaman jagung yang mekar terdapat debu yang berwarna kuning dengan keharuman
Tongkol yang bertempat dengan tanaman jagung tercipta dari novel dan berada di antara
batang daun dan kulit daun tanaman jagung. Pada umumnya, satu tanaman jagung hanya
dapat menghasilkan satu tongkol yang berguna, meskipun tanaman jagung memiliki
beberapa bunga betina. Bunga jantan membuahi 2 sampai 5 hari lebih cepat dari bunga
betina. Tongkol jagung yang terletak di bagian atas biasanya dibuat terlebih dahulu dan
lebih besar dari yang terletak di bagian bawah. Setiap tongkol terdiri dari 10-16 kolom
2.2.1 Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh subur di daerah multi lingkungan atau subtropis/tropis.
Jagung dapat diisi di daerah dari lingkup 0 5 derajat utara hingga 0 derajat ruang lingkup
selatan. Curah hujan yang baik untuk tumbuhan ini adalah 85.200mm/bulan, dengan tingkat
curah hujan yang disesuaikan di seluruh. Kondisi ini sangat diidentikkan dengan fase
pembungaan dan pengisian bagian jagung yang membutuhkan air yang cukup. Untuk hasil
terbaik, menanam jagung sebaiknya dilakukan menjelang awal musim berangin atau
menjelang akhir musim kemarau. Perkembangan tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh
kecukupan sinar matahari. Dalam kasus jagung disembunyikan oleh panen yang berbeda, itu
akan membatasi pengembangan dan menurunkan hasil. Suhu yang dibutuhkan tanaman
jagung adalah 21 hingga 3 derajat Celcius, namun untuk perkembangan sempurna berkisar
antara 23 dan 27 derajat Celcius. Suhu yang layak sekitar 30 derajat Celcius diperlukan untuk
perkecambahan biji jagung. Di musim kemarau, panen jagung lebih baik, sejauh penuaan dan
2.2.2 Tanah
Kotoran yang digunakan selama pembentukan benih jagung sangat sederhana, karena
tanaman jagung dapat mengisi semua kondisi tanah, dari tanah pinggiran hingga tanah yang
bermanfaat. Untuk memperluas hasil jagung, sangat ideal untuk menanam di tanah yang kaya
humus, bebas dan berkapur. Cara menyiram tanaman jagung yang paling umum harus selalu
standar, tetapi tidak terlalu berlebihan. Pada jagung, tanaman membutuhkan satu ton air
dalam kondisi perkecambahan dan pengaturan potongan. Sifat korosif tanah (pH tanah) 5,5-
7,5 dibutuhkan oleh tanaman jagung. Hal ini ditandai dengan tersedianya suplemen yang
cukup selama perkembangan tanaman jagung. Selain itu, tanah yang diharapkan untuk
mengembangkan jagung adalah tanah berpasir, tanah grumosol, tanah latosol dan tanah
andosol.(agrotek.id, n.d.).
2.2.3 Ketinggian
Butuh dicermati kalau ketersediaan air yang lumayan dalam pembudidayaan tumbuhan
jagung, buat memaksimalkan hasil penciptaan jagung bisa ditanam dengan ketinggian hingga
600 mdpl. Tingkatan kedalaman air tanah terletak antara 50- 200 centimeter, apabila tanah
mempunyai isi garam, diusahakan tidak lebih dari 7%. Sebab isi garam yang lumayan besar
bisa membatasi perkembangan tumbuhan jagung. Buat tingkatan kemiringan lahan yang
diperlukan selaku tempat budidaya tumbuhan jagung ialah optimal 8% guna menhindari erosi
dilakukan di Indonesia. Kemalangan hasil karena hama dan penyakit jagung di negara-negara
non-industri dinilai sekitar 30% setiap tahun. Kemalangan hasil sebagian besar disebabkan
oleh bor pelepah, cacing kalung khusus dan cacing pita. Hasil eksplorasi Harnoto dan
Sukarna menunjukkan bahwa perbedaan hasil antara petak yang diberi pestisida dan petak
kontrol adalah 17-52%. juga memiliki kontrol yang sangat berbeda. Ukuran perbedaan ini
sering bergantung pada banyak elemen, termasuk jenis dan strategi penggunaan pestisida,
jenis dan tingkat serangan iritasi, dan usia tanaman pada saat serangan.(Baco & Tandiabang,
1998).
Ulat grayak ialah hama yang polifag. Hama tersebut antara lain melanda tumbuhan
padi, jagung, sorgum, serta kacang- kacangan. Daun tumbuhan bisa dimakan habis hingga
cuma tersisa tulang daunnya. Terdapat sebagian genus Mythimna yang bisa memakan
tumbuhan jagung antara lain . Separata, M. Loreyi, serta dari genus Spodoptera antara lain S.
Exempta, S. Litura. Distribusi ulat grayak diawali dari eropa selatan, Afrika, India, Tiongkok,
Indonesia, Australia, Negeri pasifik hingga Amerika. Ulat ini ditemukan sampai
ketinggian1800 mdpl. Peledakan populasi ulat grayak bisa seketika timbul serta pula kilat
lenyap. Bersamaan ledakan populasi cuma berlangsung sepanjang satu generasi, diiringi oleh
telah berubah menjadi hama tanaman jagung (Zea mays) di Indonesia. Crawly menyeramkan
ini berasal dari Amerika dan telah menyebar ke berbagai negara. Pada pertengahan tahun
2019, serangga ini ditemukan pada tanaman jagung di kabupaten Sumatera (Kementerian
Pertanian 2019). Gangguan ini menyerang tanda perkembangan tanaman, yang dapat
yang sangat tinggi. Tukik akan masuk ke dalam pohon dan memakannya secara efektif,
sehingga jika populasinya sedikit akan sulit dibedakan. Imago-nya adalah pilot yang solid
dan memiliki kekuatan terbang yang luar biasa (FAO and CABI, 2019).
Indonesia yang menyerang tanaman jagung. Parasit baru ini dikenal sebagai kutu taktis
(Spodoptera frugiperda J. E. Smith) atau siluman menyeramkan. Ulat grayak adalah kupu-
kupu lokal di hutan yang baru saja ditemukan pada tanaman jagung di Amerika Serikat,
Argentina, dan Afrika. Pada tahun 2018, FAW memasuki kawasan Asia tengah di wilayah
India, Myanmar dan Thailand. Pada Maret 2019, tanaman jagung gerah dengan tingkat
penyakit tinggi di Kabupaten Pasaman Barat (Sumatera Barat) tercatat telah menyebar ke
sebagian besar wilayah Indonesia. Seperti gangguan lain yang menyerang jagung di
Indonesia, keberadaan ulat grayak atau Spodoptera ridgiperda dapat menjadi bahaya nyata
bagi peternak Indonesia.Hama militer ini menjadi perhatian khusus karena dapat merusak
tanaman jagung dalam jangka pendek, yang berarti bahwa data dari pengamatan langsung
perkebunan atau sistem penghitungan jagung dan pencegahan dan Pengendalian parasit ini
menggoda sejak dini. Hama jagung ini menyebar ke Indonesia dan dapat dengan cepat
beradaptasi dengan baik. Selain itu juga secara langsung menghambat budidaya jagung. Ini
karena parasit tentara diharapkan memiliki kepribadian biologis yang unik. Tidak hanya itu,
penyebaran parasit ini sangat mudah didukung oleh volume perdagangan barang antar negara
yang sangat tinggi. Tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit jagung
(Widyatmoko, 2019).
Jagung serta hama ulat ialah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pemicu penyusutan
produksi utama yang kerap ditemui dilapangan merupakan terdapatnya hama Ulat. Ulat
Grayak ialah sebagian permasalahan hama yang melanda tumbuhan jagung. Ulat ini tidak
berbulu serta biasa diucap oleh petani selaku ulat tentara sebab melanda dengan populasi
besar. Siklus hidup ulat grayak bisa berlangsung dari 32– 46 hari. Fase Telur sepanjang 2- 3
hari dengan jumlah telur bisa menggapai 1. 046 telur. Fase larva sepanjang 14- 19 hari. Fase
pupa sepanjang 9- 12 hari serta Fase Imago sepanjang 7- 12 hari. Ulat ini mempunyai energi
migrasi besar di mana imago sanggup terbang 100 kilometer/ malam serta 500 kilometer saat
sebelum meletakkan telurnya. Dengan dorongan angin, larva sanggup menginvasi tumbuhan
budidaya di sebelahnya. Ulat grayak biasanya melanda pada malam hari, sebaliknya pada
siang hari ulat ini bersembunyi di dasar tumbuhan, mulsa ataupun dalam tanah. Indikasi
tumbuhan terkena ulat grayak merupakan daun rusak terkoyak, berlubang tidak beraturan,
ada kotoran semacam serbuk gergaji serta pada serbuan berat daun jadi gundul (Faridha,
2019)
pestisida mengandung zat pengikat yang berfungsi yang memiliki tingkat toksisitas.
Pemanfaatannya layak ketika tahap pengobatan diterapkan pada premis objektif. Jika
porsinya terlalu besar, bisa jadi sistem yang memberatkan akan menular karena mengganggu
tujuan tubuh (pick). Bagaimanapun, efek insidentalnya sangat luar biasa. Makhluk hidup lain
yang terpapar pestisida juga akan menendang ember bahaya. Meskipun makhluk hidup yang
dekat dengan tumbuhan berperan penting dalam menjaga sistem biologis. Musuh normal
akan menendang ember, tanah dan air bisa dirugikan. Bahan-bahan yang dinamis dapat
menempel pada tanaman dan dalam skenario yang paling pesimis, sangat merugikan
peternak. Jika porsinya tidak sesuai dengan proposal, hampir pasti, alternatifnya tidak akan
berhasil. Cukup minum untuk beberapa waktu, lalu, pada saat itu, pulihkan lagi. Dampak dari
pick “respons” respon “dengan oposisi dan restorasi”. Kita harus secara konsisten membidik
peternak karena peternak hanya menggunakan pestisida seperti yang ditunjukkan oleh
Cara kerja atau efisiensi adalah kemampuan pestisida untuk menonaktifkan parasit
atau target penyakit berdasarkan pintu masuk material toksik pada tubuh parasit atau target
penyakit, dan tergantung pada sifat produk kimia ini. Berdasarkan metode masuk dalam bodi
pencernaan terkait lambung jika ditelan oleh binatang melata yang menyeramkan
2. Racun kontak adalah pestisida berbahaya yang dapat membunuh atau mengganggu
stabil lainnya (fumigano) dan mengeluarkan serangga menyeramkan ketika dihirup oleh
4. Racun saraf adalah pestisida yang diganggu oleh sistem sensorik tubuh objektif.
5. Racun protoplasma adalah zat toksik yang bekerja dengan cara merusak protein di dalam
6. Racun dasar adalah bahan pestisida yang terjadi di dalam kerangka kerja dan diserap di
seluruh bagian kerangka, sehingga bila dihisap, terbakar, terbakar atau berbahaya sejauh
tubuh objektif. Pestisida jenis tertentu hanya masuk ke dalam jaringan tanaman